Anda di halaman 1dari 18

Zoologi Chordata

KELAS OSTEICHTYES

Dosen Pembimbing:
Mujahidin Ahmad, M.Sc

Disusun oleh:
1. Aulia Nur Kumala D. (13620054)
2. Ismi Anni Aslikhah (13620055)
3. Dian Ekasari (13620057)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015

KELAS OSTEICHTHYES
A. CIRI-CIRI UMUM KELAS OSTEICHTHYES
Osteichthyes berasal dari bahasa yunani, Osteon = tulang, ichthyes = ikan.
Kurang lebih 29000 jenis 95% dari seluruh jenis ikan, 50% dari seluruh vertebrata. Fosil
Ostichthyes pertama diketahui muncul pada periode Silurian dan mengalami perkembangan
di periode Devonian Bawah dan Tengah, telah mempunyai ukuran, bentuk, warna dan
mekanisme penyesuaian terhadap lingkungannya. Pada ukuran, mereka meningkat dari
ikan-ikan di daerah tropis tertentu yang panjangnya hanya 1 inch sampai kepada Sturgeon di
rusia yang panjangnya 20 kaki atau lebih. Ikan-ikan ini sangat sedikit yang berbahaya
terhadap manusia, kecuali barricuda laut, ikan-ikan listrik dan piranha yang bengis yang
hidup di sungai-sungai di Amerika Selatan (Sumadji Sastrosuparno, 1978).
Karakter utama:
Rangka dari tulang sejati
Memiliki penutup insang (operculum)
Bisa bergerak memompa air, tak perlu berenang agar air masuk keinsang
Memiliki gelembung renang yaitu kantong udara yang dapat digunakan untuk
mengubah daya apung dan sebagai alat bantu dalam bernafas.
Kulit dengan kelenjar mukus dan sisik yang tertanam di dalam kulit; beberapa jenis
tanpa sisik; tapi tidak ada yang mempunyai tipe sisik placoid

Sirip berpasangan dengan tulang rawan atau tulang sejati


Mulut dengan banyak gigi (beberapa tidak bergigi); rahang selalu ada
Respirasi dengan insang didukung oleh lengkung tulang insang dan dilindungi oleh
operculum.
Sistem sirkulasi terdiri dari jantung beruang dua, sistem arteri dan vena dan empat
pasang lengkung aorta.

Otak sebagai pusat sistem syaraf dengan lobus olfactory dan cerebrum; lobus optic
berukuran besar
Kebanyakan spesies ovipar dan fertilisasi eksternal

B. KLASIFIKASI KELAS OSTEICHTHYES


Superkelas
Kelas
Subkelas
Superordo
Superordo
Ordo
Superordo
Ordo
Superordo
Ordo
Ordo
Superordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Ordo
Subkelas
superordo
superordo

PISCES
OSTEICHTHYES (ikan bertulang keras)
Actinopterygii
Paleonisci (paleoniscoids)
Polypteri (ikan bersisik ganoid)
Polypteriformes (bichirs)
Chondrostei (ikan ganoid bertulang rawan)
Acipenceriformes (sturgeon dan paddlefish)
Holostei (ikan ganoid bertulang keras)
Amiiformes (ikan bowfin)
Lepisosteiformes (ikan gars)
Teleostei (ikan bertulang keras tingkat tinggi)
Clufeiformes (ikan salmon dan sebangsanya)
Scopeliformes (ikan iniomous)
Saccopharyngiformes (belut gulper laut dalam)
Galaxiiformes (ikan galaxiid)
Esociformes (ikan pike)
Mormyriformes (ikan mormirid)
Cypriniformes (ikan cyprinus, karper)
Anguilliformes (belut)
Cyprinodontiformes (ikan cyprinodontid, minno)
Beloniformes (ikan terbang)
Gadiformes (codfishes dan hakes)
Macruriformes (deep-sea rattails)
Percopsiformes (troutperch dan pirateperch)
Beryciformes (ikan squirrel)
Perciformes (ikan perchlike)
Echeneiformes (ikan remora)
Zeiformes (ikan John Dorys dan sejenisnya)
Pleuronectiformes (ikan pipih)
Gasterosteiformes (ikan sticklebacks dan tubenose)
Syngnathiformes (ikan mulut pipa)
Ophiocephaliformes (ikan kepala ular)
Muligiformes (ikan barakuda, mullet dan silverside)
Phallostethiformes (ikan phallostethi)
Lophiiformes (ikan nona)
Tetraodontiformes(ikan trigger, puffer dan ocean sunfishes)
Sarcopterygii (fleshy-finned fishes)
Crossopterygii (lobe-finned fishes)
Dipnoi (ikan paru-paru)
(Sumber: Orr(1976) dalam Sukiya.2005)

C. CIRI-CIRI TIAP ORDO BESERTA CONTOHNYA


1. Subkelas Actinopterygii
a. Superordo Paleonisci (paleoniscoids)
Ciri-ciri : Ikan bersisik dengan tubuh seperti hiu;
ekor biasanya heterocercal; ada satu sirip dorsal,
ikan dalam superordo ini telah punah pada masa
Cretaceous.
b. Superordo Polypteri (ikan bersisik ganoid)
Ordo : Polypteriformes (bichirs)
Ciri-ciri : Ukuran sedang mencapai 1 m,
primitif,

memanjang,

sirip

caudal

simetris, sirip dorsal terbagi kedalam


sejumlah sirip terpisah; kantung udara
berfungsi

seperti

paru-paru

dan

terhubung ke sisi ventral dari perut.


Contoh: Polypterus ansorgii.
c. Superordo Chondrostei (ikan ganoid bertulang rawan)
Ordo : Acipenceriformes (sturgeon dan paddlefish)
Ciri-ciri : Ukuran sedang besarnya hingga
9m, primitif, ikan bersirip dengan tubuh
seperti hiu dan ekor heterocercal; mulut
subterminal;

banyak

tulang

rawan;

kantung udara perut di dalam dan muncul


dari sisi dorsal perut; ada katup spiral di
usus. Contoh: Acipenser transmontanus
d. Superordo Holostei (ikan ganoid bertulang keras)
Ciri-ciri : Ukuran sedang hingga besar (0,7 - 3 m), ikan bersirip pendek; ekor
heterocercal; sisik ganoid atau sikloid; kantung udara berfungsi sebagai tambahan organ
respirasi, terdapat sejumlah lipatan pada bagian dalam permukaan, dan tersambung ke
sisi dorsal dari perut, terdapat katup spiral di usus.
Ordo : Amiiformes (ikan bowfin)
Ciri-ciri : Holostean kecil dengan
rahang tidak menonjol keluar dan garis
melintang disekitar kepala; sirip dorsal

panjang dan berduri; kepala dilapisi dengan lempengan tulang; sisik sikloid; hanya ada
satu spesies yaitu Amia calva.

Ordo : Lepisosteiformes (ikan gars)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh sedang hingga besar dengan
moncong memanjang; sirip dorsal belakang pada
tempatnya; sisik ganoid berbentuk belah ketupat;
memiliki satu genus yaitu Lepigosteus.

e. Superordo Teleostei (ikan bertulang keras tingkat tinggi)

Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil hingga besar; sisik ganoid kurang sempurna pada
beberapa spesies, biasanya sikloid atau ktenoid; ekor biasanya homocercal.
Ordo : Clufeiformes (ikan salmon dan sebangsanya)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga cukup
besar (0,035 2,4 m); jaringan tulang masih
primitive dengan sirip lunak; gelembung
renang

biasanya

tersambung.

Contoh:

Oncorhynchus nerka (Choho salmon)

Ordo : Scopeliformes (ikan iniomous)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh relative kecil
(0,025 1 m); bersirip lunak, banyak
yang memiliki organ penghasil cahaya.
Contoh: Harpodon nehereus.

Ordo : Saccopharyngiformes (belut gulper laut dalam)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh memanjang hingga
mencapai 2 m; sirip pelvic, iga, sisik dan
gelembung

renang

tidak

ada;

memiliki

photophores ditubuhnya; memiliki dua atau


tiga family. Contoh: Pelican Eel.

Ordo : Galaxiiformes (ikan galaxiid)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil sampai 0,6 m; tidak
bersisik dengan bagian belakang memiliki sirip dorsal
dan sirip anal; memiliki satu family. Contoh: Ikan
Galaksi Rasbora

Ordo : Esociformes (ikan pike)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang (tidak
kurang dari 0,05 hingga 1,5m); gelembung renang
terhubung dengan usus; sisik sikloid.
Ordo : Mormyriformes (ikan mormirid)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang
mencapai 1,5 m; sering bermoncong memanjang;
memiliki

satu

atau

dua

family.

Contoh:

Gnathonemus petersii.
Ordo : Cypriniformes (ikan cyprinus, karper)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang;
gelembung renang biasanya terhubung dengan
usus;

sirip

pelvic biasanya dibalik

sirip

pektoral. Contoh: Cyprinus carpio(ikan mas).

Ordo : Anguilliformes (belut)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang
dapat mencapai 2 m; ikan bertubuh memanjang;
sirip dorsal dan sirip anal menyatu dengan sirip
ekor; sirip pelvic belum sempurna; sisik kecil
atau

belum

sempurna.

Contoh:

Anguilla

australis.
Ordo : Cyprinodontiformes (ikan cyprinodontid, minno)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh biasanya kurang dari 0,3 m;
memiliki satu sirip dorsal, kira-kira memiliki 7 famili.
Contoh: Ikan Gupi.

Ordo : Beloniformes (ikan terbang)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang dapat
mencapai 1,2 m; tubuh memanjang dengan garis
lateral yang sangat lemah pada tubuhnya; sisik
sikloid berukuran kecil hingga sedang; gelembung
renang tidak terhubung dengan usus; memiliki 4
famili. Contoh: Dactyloptena orientalis.
Ordo : Gadiformes (codfishes dan hakes)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga
besar (0,1 2 m); ikan memiliki sirip
pelvic depan hingga sirip pektoral; sisik
sikloid;

gelembung

renang

tidak

terhubung dengan usus pada dewasa;


memiliki 4 famili. Contoh: Atlantic cod
(Gadus morhua).

Ordo : Macruriformes (deep-sea rattails)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh sedang hingga 1m; berhubungan dekat dengan Gadiformes
tetapi dengan sirip caudal menyatu dengan
sirip dorsaldan sirip anal; sebuah duri ada
kalanya berhubungan dengan sirip dorsal
yang pertama; sisik sikloid atau ktenoid;
memiliki 1 famili. Contoh: Hymenogadus
gracilis.
Ordo : Percopsiformes (troutperch dan pirateperch)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil (0,075
0,15m); ikan dengan ciri-ciri
peralihan antara primitif; sirip pelvik
belakang sirip pektoral; sirip dorsal,
sirip pelvik dan sirip anal dengan
satu atau lebih duri mendahului ruas
sirip lunak; memiliki 1 famili dengan 3 spesies. Contoh: Aphredoderus sayanus.
Ordo : Beryciformes (ikan squirrel)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil (0,075 0,6m); masih berhubungan denga perciformes
tapi mempertahankan beberapa cirri primitif; sirip pelvik di bawah atau sedikit di

belakang sirip pektoral; sirip dorsal didahului


oleh serangkai duri; duri berada di sirip
pektoral; sisik ctenoid; memiliki 15 atau 16
famili. Contoh: Holocentrus ascensionis.

Ordo : Perciformes (ikan perchlike)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil hingga sangat
besar (0,01 5 m); sirip pelvik salah satunya berada
si bawah atau di depan sirip pektoral; biasanya
memiliki dua sirip dorsal; sisik biasanya ctenoid;
memiliki 20 subordo dan 125 famili. Contoh:
Hoplolatilus marcosi.

Ordo : Echeneiformes (ikan remora)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh sedang hingga 1 m; memiliki ruas pada sirip punggung bagian
depan yang termodifikasi membentuk sebuah seri pada sepasang lipatan melintang
disebuah cakram penghisap di kepala
bagian

atas;

tidak

memiliki

gelembung renang; memiliki 1 famili


dengan

spesies.

Contoh:

echeneidae sp.
Ordo : Zeiformes (ikan John Dorys dan sejenisnya)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh sedang hingga 1 m; memiliki
ruas duri pada sirip punggung; satu hingga 4 duri di
bagian dan sirip anus; memiliki 3 famili. Contoh:
Carpos aper.

Ordo : Pleuronectiformes (ikan pipih)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga besar (0,15 3
m); ikan berbentuk asimetri dengan tubuh mengecil
kesamping dan kedua mata pada sisi yang sama dari
kepala; satu sisi tubuh tidak berpigmen dan berguna
untuk berhenti di substrat; sirip punggung dan sirip

anus menyatu sepanjang panjang tubuh; biasanya tidak memiliki gelembung renang;
memiliki 2 subordo dan 5 famili. Contoh: Scophthalmus maximus.

Ordo : Gasterosteiformes (ikan sticklebacks dan tubenose)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil (0,04
0,15 m); ikan berduri dengan 3 -15 duri
bebas di depan ke sirip punggung; satu duri
besar di ujung depan dari sirip panggul lain.
Contoh: Gasterosteus aculeatu.

Ordo : Syngnathiformes (ikan mulut pipa)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil biasanya (0,030,7m); ikan
berbentuk memanjang, seperti pipa bermoncong; sirip punggung
depan nampak memiliki ruas berduri; gelembung renang tidak
terhubung dengan usus ketika dewasa memiliki 2 subordo dan 7
famili. Contoh Kuda Laut.

Ordo : Ophiocephaliformes (ikan kepala ular)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang(0,15 1 m); peciform seperti ikan dan
memiliki sirip panggul belakang dan sirip
dada; sirip tidak sepasang dengan duri tidak
sempurna; gelembung renang tidak terhubung
dengan usus pada dewasa; memiliki 1 famili.
Contoh: Channa sp.

Ordo : Muligiformes (ikan barakuda, mullet dan silverside)


Ciri-ciri

Ukuran

tubuh

kecil

hingga

sedang(0,13 2 m); ikan berduri dengan sirip


pelvik terletak dibagian belakang abdomen
punggung depan berduri dan terpisah dari
punggung belakang yang memiliki sirip lunak;
sirip pelvic tersusun dari lima ruas yang di
dahului oleh sebuah duri; memiliki 2 subordo
dan 3 famili. Contoh: Liza ramada.

Ordo : Phallostethiformes (ikan phallostethi)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil biasanya kurang
dari 0,04 m. ikan dengan sirip pelvik kurang
sempurna; terdapat dua sirip dorsal; gelembung
renang tidak terhubung dengan usus pada dewasa;
memiliki 1 famili. Contoh: Phallostethus cuulong.
Ordo : Lophiiformes (ikan nona)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang (0,05
1,3 m); memiliki sirip pektoral yang termodifikasi
untuk berjalan; sirip pelvik terletak di kerongkongan;
gelembung renang tidak terhubung dengan usus pada
dewasa; memiliki 2 subordo dan 5 famili. Contoh:
Melanocetus johnsonii.
Ordo : Tetraodontiformes (ikan trigger, puffer dan ocean sunfishes)
Ciri-ciri : Ukuran kecil hingga sangat besar mencapai
3,7 m; ikan memiliki mulut relative kecil dan insang
membuka; tubuh sering tertutup duri; memiliki 4
subordo dan 8 famili. Contoh: Mola mola

2. Subkelas Sarcopterygii (fleshy-finned fishes)


superordo : Crossopterygii (lobe-finned fishes)
Ciri-ciri : Ikan memiliki sebuah cuping
memanjang hingga bagian bawah sirip;
biasanya mempunyai dua sirip dorsal;
memiliki dua ordo yaitu Osteolepiformes
dan Coelacanthiformes.
Contoh: Latimeria menadoensis
superordo : Dipnoi (ikan paru-paru)
Ciri-ciri

Ikan

memiliki

sirip

memanjang bertipe archipterygeal; gigi


berbentuk dua lempeng; gelembung
renang tersambung ke sisi ventral perut
dan fungsional, setidaknya sebagai
organ respirasi; terbagi kedalam dua
ordo

yaitu

Ceratodontiformes,

meliputi

genus

Neoceratodus

Australia

dan

Lepidosirenoidei yang mencakup Lepidosiren di Amerika Selatan dan Protopterus di


Afrika. Contoh: Neoceratodus forsteri.

(Sumber: Orr. 1976. Vertebrate Biology)

D. ZOOGEOGRAFI
Persebaran anggota kelas Osteichtyes dapat dijumpai di belahan dunia, baik pada
daerah tropis maupun subtropis. Habitatnya berada pada air tawar baik yang menggenang
atau

mengalir,

air

laut

mulai

dari

zona

epipelagik(permukaan

laut-100m),

mesopelagik(100m-2000m), sampai batialpelagik(2000-4000m), dan air payau yaitu air


tawar yang bercampur air laut.

E. MORFOLOGI DAN ANATOMI


Morfologi
Ikan mas Chyprinus carpio menurut sejarah berasal dari daratan Cina dan Rusia. Ikan
ini mempunyai bentuk panjang dan agak memipih kesamping(Compressed). Mulut berada
di ujung tengah (terminal), dapat disembulkan, dan lunak(Elastis). Memuliki
kumis(Barbel)

pasang(empat

buah),

kadang-kadang

mempunyai

sungut

pasang(Rudimentir). Jari-jari sirip punggung (dorsal) yang kedua mengeras seperti gergaji.
Sedangkan letak antara kedua sirip, punggung dan perut bersebrangan. Sirip
dada(Pectoral) terletak di belakang tutup ingsang(Operculum) (Santoso, 2009).
Ikan Chyprinus carpio tergolong sisik besar bertype cyicloid. Usus Umumnya tidak
begitu panjang juka dibandingkan dengan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan asli. Ikan
mas tidak mempunyai lambung, juga tidak bergigi atau ompong, sehingga untuk mencerna
makan sebagai pengganti penggerusnya adalah dengan pharing pengeras(Santoso, 2009).
Anatomi
Saluran pencernaan ikan mas yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Di dalam rongga mulut ikan
terdapat gigi-gigi dan lidah. Ikan mas tidak memiliki kelenjar ludah, tetapi memiliki
kelenjar lendir yang berguna untuk membantu menelan makanan. Pada proses pencernaan,
makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan dan selanjutnya ke lambung. Dari
lambung, makanan masuk ke usus. Di usus bermuara cairan empedu yang membantu proses
pencernaan. Di usus halus, sari-sari makanan diserap dan selanjutnya diedarkan oleh darah
ke seluruh bagian tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikeluarkan melalui anus.
Organ respirasi pada ikan umumnya adalah insang (brachia) insang ikan mas

terdiri atas lima pasang holoranchia, lima pasang gill rakers. Dan lima pasang anti
brachialis.
a) Hemibranchia
Berwarna merah, berbentuk berbentuk seperti sisir, dan tersusun atas lamela-lamela
(gill rays) banyak mengandung pembuluh darah, dan dilapisi oleh membrane tipis yang
akan terekspor/terlarut di dalam air pada saat pertukaran gas.
b) Arcus brachialis
Berwarna putih, merupakan tempat menempel sepasang hemibranchia.
c) Gill rakers
Berwarna putih, keras, berbentuk seperti sisir yang mengarah ke dalam dan untuk
mencegah masuknya makanan ke insang ((branchia). Sistem peredaran darah ikan adalah
tunggal, berarti darah masuk ke jantung hanya sekali. Jantung hanya mengandung darah
yang miskin akan oksigen. Jantung (cor) berada di dalam rongga perikardinal, yaitu rongga
yang terletak pada bagian antriventral tubuh, dibagian posterior insang. Jantung terdiri atas
empat ruang, yaitu:
a

Sinus venosus
Merupakan ruang jantung pertama yang menerima darah. Berdinding tipis berwarna
merah tua, terletak di dasar rongga pericardia.

Atrium
Merupakan kantung segi tiga yang besar, terletak anterior dari sinus venosus dorsal
dar ventrikel, dindingnya tebal dari pada sinus venosus.

Ventrikal
Terletka setelah atrium dan sinus venosus dan mempunyai dinding yang tebal.

Bulbus artenosus
Merupakan tabung yang keluar dari ventrikel, dinding tebal dan berwarna putih,
memanjang sebagai aorta ventralis.

F. SISTEM ORGAN
Sisten organ yang terdapat pada spesies kelas Osteichthyes adalah sebagai berikut:
a. Sistem Otot
Fungsi utama sistem otot adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ tubuh.
Gerak otot pada ikan terutama untuk membuka dan menutup mulut, menggerakan mata,
membuka dan menutup insang, menggerakan sirip dan gerakan ke atas atau ke samping atau
melawan arus air. Gerakan tersebut hanya memerlukan sistem otot sederhana. Jenis otot
pada ikan adalah otot lurik, polos, jantung. Kerja sistem otot pada ikan dikontrol oleh

rangsang saraf. Beberapa spesies ikan memodifikasi urat daging menjadi organ listrik pada
250 spesies ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsi
modifikasi tersebut adalah untuk pertahanan diri (voltase listrik yang dihasilkan tinggi) dan
untuk mencari makan (voltase rendah) (Sukiya, 2005).
Tipe otot tubuh ikan masih menampakkan susunan segmen dengan septa. Jika tubuh
ikan di potong tegak lurus dengan punggung akan tampak bahwa otot-otot tersusun menurut
lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang melingkar ini tersusun dari arah kranial
berbentuk kerucut. Ikan bertulang rawan dan ikan bertulang sejati, otot aksial dipisahkan
oleh septum lateral (septum horizontal) menjadi otot epaksial di bagian dorsal dan otot
hipaksial di bagian ventral. Otot epaksial diinervasi oleh percabangan dorsal saraf spinal
sedangkan otot hipaksial diinervasi oleh
percabangan

ventral

saraf

spinal

(Sukiya,2005).

b. Sistem Respirasi
Sistem respirasi spesies kelas Osteichthyes dilakukan oleh insang yang terdapat
dalam empat pasang kantong insang yang terletak disebelah pharynx di bawah operculum.
Setiap kali mulut dibuka maka air dari luar akan masuk menuju faring kemudian keluar lagi
melewati celah insang. Lamella insang berupa lempengan tipis yang diselubungi epitel
pernafasan menutup jaringan vaskuler dan busur aorta, sehingga karbondioksida darah dapat
bertukar dengan oksigen terlarut di dalam air.
Tiap bilah insang terdiri atas lembaran ganda filamen. Tiap filamen tersusun atas
banyak plat transversal yang dibungkus oleh lapisan ephitelium yang banyak mengandung
pembuluh darah kapiler yang berada di antara afferent brancialis dan efferent branchialis
(lengkungan insang) dan pada perbatasannya terdapat sisir duri yang berfungsi menahan
makanan dan benda-benda keras lain lewat celah insang pada saat pernafasan berlangsung.
Waktu bernafas operculum menutup melekat pada dinding tubuh, archus branchialis
mengembang ke arah ventral. Air masuk melalui mulut, kemudian klep mulut menutup,
sedang archus branchialis berkontaksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka.
Selanjutnya air mengalir ke luar melalui filamen. Pada saat itulah darah mengambil oksigen
dan melepaskan karbondioksida. Gelembung udara atau gelembung renang (Vesica
pneumattica) berdinding tebal terdapat dalam rongga tubuh sebelah dorsal. Gelembung ini

mempunyai hubungan dengan pharynx melalui ductus pneumattica. Saluran ini hanya
terdapat pada beberapa ikan tertentu saja (Jasin, 1984).

c. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada
umumya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga mulut,
faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar
pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankeas.Saluran pencernaan pada ikan dimulai
dari rongga mulut (cavum oris).
Pada rongga mulut terdapat gigigigi kecil yang berbentuk kerucut
pada geraham bawah dan lidah
pada dasar mulut yang tidak dapat
digerakkan. Lidah ikan banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkan ludah (enzim). Dari
rongga mulut, makanan masuk ke
esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian makanan di
dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki
batas yang jelas dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus tersebut bermuara pada anus (Fujaya,
2004).

d. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada ikan berupa sistem sikulasi tunggal. Jantung ikan hanya terisi
darah yang tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung dipompa menuju ke insang untuk
diisi oksigen lalu diedarkan
ke seluruh tubuh. Jantung
hanya memiliki dua bilik
yaitu atrium dan ventrikel.
Darah sebelum masuk ke
dalam atrium terlebih dahulu
melewati sinus venosus, dari
atrium

darah

menuju

ventrikel (Sukiya, 2005).

e. Sistem Ekskretori
Sistem urogenital terdiri atas dua bagian yaitu sistem ekskresi dan sistem urogenital.
Sistem ekskresi ikan berfungsi untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan
garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolism protein. Sehingga berkembang
3 tipe ginjal yaitu pronefros, mesonefros dan metanefros. Air, garam dan sisa metabolisme
dalam aliran darah masuk ke dalam kapsula dan mengalir ke dalam tubulus ke duktus
arkinepridikus dan akhirnya ke luar tubuh. Sistem ini ada yang berubah karena variasi
kebutuhan hidup ikan. (Sukiya, 2005).

f. Sistem Saraf
Pada ikan terdapat dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf pusat dan
sistem saraf otonom. Kedua sistem saraf tersebut pada dasarnya tidak bisa bekerja secara
terpisah, tetapi saling melengkapi. Sistem saraf pusat berupa jaringan saraf yang menjalin
seluruh tubuh berakar dalam otak maupun sum-sum tulang belakang. Otak memiliki tiga
fungsi utama yaitu (1) menerima input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-

organ sensor, baik intenal maupun eksternal, (2)


menghasilkan

output

berupa

perintah

untuk

koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf


atau hormone dan (3) integrasi antara kedua aspek
fungsi otak. Sedangkan sistem saraf otonom berupa
susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan
parasimpatis. Saraf otonom mengontrol fungsi
vegetatif badan, antara lain: (1) mengatur kegiatan
jantung dan pembuluh darah, (2) mengatur kerja urat
daging licin, dan (3) mengatur kerja kelenjarkelenjar. Sifat kedua saraf tersebut dikenal sebagai
sifat yang berlawanan. Saraf simpatis aktif bila tubuh
memerlukan energi dan saraf parasimpatis aktif pada
tubuh organisme sedang istirahat.

g. Sistem Reproduksi
Pada ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Testis tersebut terletak
ventral dari ren. Pada ujung caudal mulai vas deferens yang bermuara ke dalam sinus
urogenitalis. Pada ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang.

Ovaria ini

mempunyai rongga yang mengarah ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduct yang
bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ovum dibungkus dengan suatu membrane tebal (zona
radiata). Zona ini dibentuk dari lapisan superficial protoplasma (Radiopoetro, 1996).

Umumnya ovarium vertebrata tidak langsung dihubungkan dengan oviduk, maka


secara teoritik telur masuk ke rongga tubuh dan berakhir pada ostium. Kenyataannya,
hubungan antara dua struktur tersebut tertutup dan sedikit ada perubahan untuk masuknya
telur ke rongga tubuh. Beberapa ikan tulang sejati prodihious yaitu sejumlah telur
diproduksi selama musim kawin yang pendek, ovariumnya berhubungan dengan oviduk

untuk mencegah telur lari ke dalam rongga tubuh. Juga pada beberapa Teleostei adalah
ovipar, tetapi ada beberapa yang mengerami telur di dalam tubuhnya. (Sukiya, 2005).

G. PERAN DALAM EKOSISTEM DAN KEHIDUPAN MANUSIA


Sebagai anggota dalam rantai makanan
Sebagai keindahan ekosistem laut
Sebagai sumber protein hewani
Minyak ikan sebagai sumber Vitamin A
Tulang ikan digunakan untuk bahan perekat
Limbah ikan tibuat tepung untuk pakan ternak dan pupuk
Sebagai peliharaan, ikan hias di akuraium

DAFTAR PUSTAKA

Fujaya, Yushinta. 1999. Fisioligi Ikan. Jakarta: Rhineka Cipta


Jasin, Maskoeri. 1984. Sitematika hewan invertebrata dan vertebrata. Surabaya : Sinar
wijaya
Orr, Robert T. 1976. Vertebrate Biology. Fourth edition. Tokyo: Toppan Company Limited.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Santoso, Budi. 2009. Petunujuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Yogyakarta: Kanisius.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : UM Press.
Sumadji Sastrosuparno. 1978. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: FKIE-IKIP Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai