Anda di halaman 1dari 7

Pengkajian Spesifik (Initial Assessment)

Primary Survey
Survei ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure) ini disebutsurvei
primer yang harus selesai dilakukan dalam 2 - 5 menit.Terapi dikerjakan serentak jika korban
mengalami ancaman jiwa akibat banyak sistimyang cedera.
A. Airway (Jalan Nafas)
Tidak masalah dengan jalan nafas pada pasien, terlihat pada tidak adanya sumbatan pada
jalan nafasnya.
B. Breathing (Pola Nafas)
Pasien mengalami sesak nafas dan nafas pasien juga pendek. Dan pada pasien sudah
diberikan penanganan dengan pemasangan masker oksigen untuk membantu pernafasan pasien
agar tetap teratur. Pasien juga telah diberikan tindakan pemasangan cervical collar karena pada
pemeriksaan diagnostik didapatkan data bahwa pasien mengalami cidera servikal pada daerah
servikalis ke-4 hingga ke-5 (C4-C5). Respiratory Rate pasien juga tinggi yaitu 29x/menit.
Untuk penanganannya diberikan oksigen untuk menstabilkan pernafasan pasien.
C. Circulation
Tidak terdapat perdarahan atau laserasi pada tubuh pasien. Namun, tekanan darah pasien
rendah yaitu 90/70 mmHg. Dan juga untuk denyut nadi pasien rendah yaitu 65x/menit. Untuk
penanganan pasien hipotensi ini dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.
D. Disability
Dilakukan pemeriksaan dengan cara AVPU.
Awake : pasien dalam keadaan sadar saat dibawa ke IGD
Verbal : pasien masih bicara dan bahkan sering bertanya tentang keadaannya.
Pain : pasien meringis karena merasakan nyeri hebat pada leher dan punggungnya.
Unresponsive : pasien dapat merespon tindakan yang diberikan.
E. Exposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cedera yang mungkin
ada. Karena pasien mengalami cedera leher atau tulang belakang, maka imobilisasi in-line harus
dikerjakan.

Secondary Survey

Secondary Survey dilakukan setelah Primary survey selesai,resusitasi dilakukan dan


ABC-nya dipastikan membaik. Head to toe examination,termasuk re-evaluasi pemeriksaan tanda
vital.Pemeriksaan neurologi lengkap,termasuk mencatat skor GCS bila belum dilakukan pada
survey primer
1. Anamnesis
Riwayat AMPLE
A : Alergi
M : Medikasi (obat yg diminum saat ini)
P : Past illness (penyakit penyerta)/pregnancy
L : Last Meal
E : Event/environment (lingkungan)
2. Mekanisme Perlukaan sangat menentukan keadaan pasien.
a) Trauma Tumpul ( Blunt trauma )
b) Trauma Tajam (Penetrating trauma )
c) Cedera karena suhu panas/dingin
d) Bahan berbahaya (Hazardous environment)
3. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Kepala
Dilakukan pemeriksaan pada kepala bagian belakang, tidak terdapat luka atau eksorasi pada
kulit kepala.
B. Pemeriksaan Leher
Terdapat cidera pada leher dan telah dilakukan pemasangan cervical collar untuk
immobilisasi leher pasein yang cidera.
C. Pemeriksaan Neurologis
Untuk neurologis, pasien ini memiliki GCS (Glasgow Coma Scale) 13.Dikarenakan pasien
masih dalam keadaan sadar dan tidak mengalami disorientasi.
D. Pemeriksaan Dada
Dilakukan pemeriksaan pada bagian dada, apakah terjadi trauma atau cidera pada rongga
dada.Pada pasien ini tidak terdapat cidera berat pada dadanya.
E. Pemeriksaan Abdomen
Tidak terdapat cidera pada abdomen.
F. Pemeriksaan Ekstremitas
Tidak terjadi cidera atau deformitas pada ekstremitas pasien.
G. Pemeriksaan Sinar-X
Dilakukan pemeriksaan sinar X pada leher dan punggung pasien.Terlihat hasilnya ada cidera
pada leher sehingga dipasangkan servical collar.Dan juga pada punggung pasien mengalami
cidera dan juga dipasangkan long back board.

H. Evaluasi fungsi neurologis


Untuk evaluasi berat dan luasnya cedera, jika pasien sadar tanyakan dengan jelas apa
yang dirasakan dan minta pasien untuk melakukan gerakan agar dapat dievaluasi
fungsimotorik dari ekstremitas atas dan bawah.
Respons motorik

Diafragma berfungsi normal C3, C4, C5


Mengangkat bahu C4
Fleksi siku (biceps) C5
Ekstensi pergelangan tangan C6
Ekstensi siku C7
Fleksi pergelangan tangan C7
Abduksi jari tangan C8
Membusungkan dada T1-T12
Fleksi panggul L2
Ekstensi lutut L3-L4
Fleksi dorsal pergelangan kaki L5-S 1
Fleksi plantar pergelangan kaki S1-S2

Respons sensorik

Paha anterior L2
Lutut anterior L3
Pergelangan kaki anterolateral L4
Jempol kaki dan jari kedua dorsal L5
Kaki lateral S1
Betis posterior S2
Perineum S2-S5

Jika fungsi motor dan sensor menunjukkan cedera total dari medula spinalis
makakemungkinan sembuh sangat kecil.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SPINAL INJURY
Tn. G, usia 28 tahun dibawa ke IGD RSUD Dr. Soetomo setelah mengalami kecelakaan
kerja. Tn. G jatuh dari ketinggian 10 m. Sebelum dibawa kerumah sakit Tn. G diberikan
pertolongan pertama dengan pemasangan servical collar dan diletakkan pada long spine board
.Selama perjalanan menuju rumah sakit Tn. G mengeluh tidak bisa menggerakkan tangan serta
tungkainya, Tn. G terlihat sulit bernapas, napas pendek, dan pasien meringis kesakitan . RR 29
x/menit, TD 135/90 mmHg, Nadi 120x/ menit, GCS: 2-4-1, skala nyeri 9. Dari hasil pemeriksaan

nadi lemah, tekanan darah menurun, kesadaran menurun, urine keluar menetes, kandung kemih
terisi penuh . Dari hasil CT Scan terjadi dislokasi C 4.
A. Pengkajian Umum
1. Identitas Pasien:
Nama
: Tn. G
Umur
: 28 tahun
Alamat
:2. Keluhan Utama : Nyeri (+), susah bernafas (+)
3. Riwayat penyakit sekarang : Tn. G dibawa ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan
kerja, jatuh dari ketinggian 10 m, selama perjalanan pasien mengeluh nyeri dan tidak bisa
menggerakkan tungkai dan tangannya.
4. Riwayat penyakit dahulu : tidak ada
5. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
B. Pengkajian Spesifik (Initial Assessment)
1. Primary Survey
a. Airway (Jalan Nafas)
Assessment :

Perhatikan patensi airway : Paten

Dengar suara napas: vesikuler

Management :

Inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, bila diduga terjadi fraktur
servikal maka lakukan jaw thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas

Immobilisasi stabilkan leher dalam posisi normal kalau ada pasang collar-neck
untuk mencegah parahnya fraktur servikal

Mempertahankan posisi normal vertebra (Spinal Alignment)

b. Breathing (Pola Nafas)


Assesment :

Periksa frekwensi napas : 29x/menit.

Perhatikan gerakan respirasi:asimetris dan dada tidak terlalu mengembang

Auskultasi dan dengarkan bunyi napas: bunyi nafas vesikuler

Management:

Lakukan bantuan ventilasi atau pasang ventilator

c. Circulation
Assesment :

Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi: 120x/menit.

Periksa tekanan darah: 135/90 mmHg.

Pemeriksaan pulse oxymetri

Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)

Periksa keluaran urine

Management :

Resusitasi cairan dengan memasang iv lines

Pasang kateter untuk mengetahui haluaran urine dan untuk mencegah refluks
urine karena kelumpuhan otot

d. Disability
Assessment :

Respon : Alert
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 2-4-1
Pupil : Isokor
Refleks Cahaya : Ada
Keluhan Lain : Nyeri

Management :

Lakukan monitoring kesadaran dan kerusakan syaraf pusat 4.

e. Exposure
Assessment :

Deformitas : Tidak
Contisio : Tidak
Abrasi : Tidak
Laserasi : Tidak
Edema : Tidak
Jejas : Terdapat jejas pada leher
Keluhan Lain : Nyeri

Management :
Lakukan management nyeri
2. Secondary Survey
Anamnesa
Riwayat AMPLE
A : Alergi
M : Medikasi (obat yg diminum saat ini)
P : Past illness (penyakit penyerta)/pregnancy
L : Last Meal
E : Event/environment (lingkungan)

: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Pasien
mengalami kecelakaan

kerja. Tn. G jatuh dari ketinggian 10 m


Pemeriksaan Fisik
B 1 (Sistem pernapasan) RR : 29 x/menit, napas pendek, kesulitan bernapas, dan terdapat
kelemahan otot pernafasan
B 2 (sistem kardiovaskuler): Takikardi ( N: 120x/menit), TD 135/90 mmHg
B 3 (sistem peersyarafan) : GCS 2-4-1
B 4 (sistem perkemihan) : palpasi kandung kemih penuh, urine keluar menetes
B 5 (sistem pencernaan) :-

B 6 (sistem muskuloskeletal): terdapat jejas dibagian leher, dan kelumpuhan pada


seluruh badan

Anda mungkin juga menyukai