Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan larutan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar.

Pembeda
Jumlah fase
Distribusi
partikel
Ukuran
partikel
Penyaringan

Kestabilan
Contoh

Larutan Sejati Sistem Koloid


1
2
Homogen
Heterogen

Suspensi Kasar
3
Heterogen

< 107 cm

> 105 cm

107 105 cm

TidakdapatDis Tidak dapat


Dapat disaring
aring
disaring, kecuali
dengan penyaring
ultra
Stabil,
Stabil, tidak
Tidak stabil,
tidakMemisah memisah
Memisah
Larutan gula Tepung dalam air Campuran pasir
Larutan gula Susu
dalam air

Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi


sebagai berikut :
Fase Terdispersi
Gas

Pendispersi
Gas

Gas

Cair

Gas

Padat

Cair

Gas

Cair

Cair

Cair

Padat

Padat

Gas

Padat
Padat

Cair
Padat

Nama koloid
Contoh
Bukan koloid, karena gas bercampur
secara homogen
Busa
Buih, sabun,
ombak, krim
kocok
Busa padat
Batu apung,
kasur busa
Aerosol cair
Obat semprot,
kabut, hair spray
di udara
Emulsi
Air santan, air
susu, mayones
Gel
Mentega, agaragar
Aerosol padat
Debu, gas
knalpot, asap
Sol
Cat, tinta
Sol Padat
Tanah, kaca,
lumpur

Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid,
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga
langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam
ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara
terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan
zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid
tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat
adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap
kuman penyebab diare.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan
listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang
muatannya berlawanan.

Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi
jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob


Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk
selubung di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan
koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara
dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke
dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar
koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai
emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
- Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling
koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
- Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat
yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi Contoh:
sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian Koloid

Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu


kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan
dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu
selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati
molekul koloid.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk
proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang
tersebut harus menjalani cuci darah dengan mesin dialisator di rumah
sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
Pembuatan Sistem Koloid
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara
penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan
larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan. Contoh: AgNO3 + NaCl
> AgCl(s) + NaNO3
b. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat
dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air. Contoh: AlCl3 +H2O >
Al(OH)3(s) + HCl
c. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas. Reaksi: AuCl3 + HCOH > Au + HCl + HCOOH
d. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam
laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu. Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S > 6 H2O
+ As2S3
e. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol
96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2. Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan
memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid,
pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
a. Cara Mekanik

Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat,


dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium
pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan
membentuk koloid dengan kotoran air. Membuat sol belerang dengan
menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid,
kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
b. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan
menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah. Contoh:
sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3. sol NiS dengan menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air. endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.
c. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan
mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air,
sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di
dalam air.
d. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)

Anda mungkin juga menyukai