Cagar Alam Pananjung
Cagar Alam Pananjung
Disebut Goa Miring, karena kalau masuk kedalamnya harus memiringkan badan
sejauh 30 meter dan bila tidak, maka tidak akan bisa masuk. Kemudian, disebut
Goa Sumur Mudal, karena didalamnya terdapat sumber air yang terus-menerus
menetes dan ketika ditampung dengan enber atau tempat lainnya akan mudal,
airnya tumpah karena penuh. Di Pantai Pangadaran, setiap pengunjung dapat
melakukan antara lain berenang, berperahu pesiar, memancing, keliling dengan
sepeda, para sailing, jetski, dan lain-lain. Selain gua, rupanya kawasan ini juga
menyimpan sisa puing-puing peninggalan kerajaan Pananjung, Galuh, yaitu dinamai
Batu Kalde.
Jenis pohon yang penyebarannya paling tinggi di cagar alam Pananjung
Pangandaran adalah Andong, kemudian jenis lain yang cukup dominan adalah
Laban. Sedangkan jenis pohon yang penyebarannya sangat minim di lokasi tersebut
antara lain yaitu: Walikukun, Kelepu, Teureup, Menteng, Beringin, Walen, Jamura, Ki
Huut, Renghas, dan Pulus. Selain pohon tersebut, terdapat beberapa jenis pohon
introduksi di cagar alam ini seperti Salam, Jati, dan Huni yang tumbuh secara alami.
Keberadaan pohon jati di lokasi, diperkirakan karena terjadi ekspansi pohon jati dari
Taman Wisata Alam Pangandaran (TWAP) menuju cagar alam Pananjung
Pangandaran dan apabila dilihat sejarah cagar alam ini, sekitar kurang lebih 70
tahun lalu di dalam kawasan ini terdapat pemukiman penduduk, sehingga ada
kemungkinan bahwa pohon jati sengaja ditanam oleh penduduk yang tinggal di
kawasan tersebut.
Pohon-pohon di hutan sekunder tua di dalam kawasan TWA Pangandaran memiliki
ketinggian rata-rata antara 25 35 m, dengan jenis-jenis yang dominan diantaranya
Laban (Vitex pubescens). Ki segel (Dillenia excelsa) dan marong (Cratoxylon
formosum), juga terdapat beberapa jenis pohon peninggalan hutan primer seperti
Pohpohan (Buchania arborescens), Kondang (Ficus variegata), dan Benda
(Disoxyllum caulostachyllum). Pohon-pohon tersebut umumnya ditandai oleh
tumbuhnya jenis tumbuhan liana dan epifit.
Hutan pantai hanya terdapat di bagian timur dan barat kawasan. Ditumbuhi pohon
formasi Barringtonia, seperti Butun (Barringtonia aseatica), Ketapang (Terminalia
catappa), Nyamplung (Callophyllum inophyllum) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus).
Dengan berbagai ragam floranya, kawasan taman wisata alam Pangandaran
merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar. Jenis satwa liar
yang dapat dijumpai pada kawasan ini antara lain : Tando ( Monyet ekor panjang
(Macaca
fascicularis),
lutung
(Presbytis cristata), kalong (Pteropus campyrus), Banteng (Bos sondaicus), Rusa
(Cervus timorensis), kancil (Tragulus javanica), dan landak (Hystrix javanica).
Sedangkan jenis-jenis burung yang dapat dijumpai antara lain burung Canghegar
(gallus varius), Tlungtumpuk (Magalaema javensis), Cipeuw (Aegitina tiphia), Larwo
(Copsychus malaharicus) dan jogjog (Pycnonotus plumosus).
Jenis Amphibi yang dapat ditemui diantaranya adalah Katak pohon (Rhacopnorus
leucomistak), Katak buduk (Bufo melanostictus), dan Bancet (Rana limnocharis).
Sedangkan jenis Reptilia yang dapat ditemui diantaranya adalah Biawak
(Dracopolon sp), tokek (Gecko gecko) dan beberapa jenis ular, antara lain Ular
pucuk (Dryopsis prasinus).