Anda di halaman 1dari 5

Tanaman Mindi (Melia azedarach)

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Sapindales

Famili

: Meliaceae

Genus

: Melia

Spesies

: Melia azedarach
Sumber: www.flickr.com

___________________________________________________________________________
Nama Lokal
Di Indonesia, tanaman Mindi
dikenal dibeberapa daerah dengan nama
mindi, mindi kecil, renceh, gringging,
cakra-cikri. Di Inggris: Chinaberry, China
tree; di Vietnam: may rien; dan di Cina: ku
lian zi.
Deskripsi

Sumber:
hermitcrabstock.deviantart.com

Tinggi pohon mencapai 45 m,


tinggi bebas cabang 8 - 20 m, diameter
sampai 60 cm. Tajuk menyerupai payung,
percabangan
melebar,
kadang
menggugurkan daun. Batang silindris,
tegak, tidak berbanir; kulit batang

(papagan)
abu-abu
coklat,
beralur
membentuk garis-garis dan bersisik. Pada
pohon yang masih muda memiliki kulit
licin dan berlentisel; kayu gubal putih
pucat; kayu teras coklat kemerahan. Daun
majemuk ganda menyirip ganjil, anak daun
bundar telur atau lonjong, pinggir helai
daun bergirigi. Bunga majemuk malai,
pada ketiak daun, panjang malai 10-22 cm,
warna
kunguan,
berkelamin
dua
(biseksual) atau bunga jantan dan bunga
atau jorong, tidak membuka, ukuran 2-4
cm x 1-2 cm, kulit luar tipis, licin, berkulit
kering keriput kulit dalam keras, buah
muda hijau, buah masak kuning, dalam
satu buah umumnya terdapat 4-5 biji. Biji
kecil 3,5 x 1,6 mm, lonjong, licin, warna
coklat, biji kering warna hitam.
Ekologi
Melia
azedarach
merupakan
tumbuhan yang memiliki adaptasi tinggi
dan toleran dengan berbagai kondisi
lingkungan yang beragam. Jenis ini
tumbuh pada tempat-tempat dengan ratarata suhu maksimum dan minimum per
tahun, berturut-turut 39C dan 5C.

Umumnya tumbuhan ini tumbuh dari


ketinggian 01200 m dpl, dan di
pegunungan Himalaya tumbuh pada
ketinggian 1800(2200) m. Curah hujan
tahunan di habitat alaminya berkisar antara
6002000 mm. Di Afrika, jenis tumbuhan
ini ditanam sebagai pohon pelindung yang
toleran terhadap kekeringan. Melia
azedarach tersebar luas di daerah-daerah
kering di bagian selatan dan barat daya
Amerika Serikat, yang memiliki curah
hujan kurang dari 600 mm. Melia
azedarach dapat tumbuh pada tanah-tanah
berkadar garam, tanah dengan pH basa
kuat, tapi tidak terlalu asam. Jenis ini juga
tumbuh pada tanah-tanah miskin, tanah
marjinal, tanah miring, dan tanah berbatu
atau pada tebing curam berbatu.
Distribusi
Melia azedarach merupakan pohon
dengan distribusi luas, yang mencakup
wilayah tropis, subtropis dan iklim sedang,
dan diperkirakan berasal kawasan Asia
Selatan (India dan Burma). Spesies ini
ditemukan tumbuh liar di kaki bukit
Himalaya di India dan Pakistan pada
ketinggian 700-1000 m, tersebar luas di
Cina, hingga kawasan Malesia, kepulauan
Solomon serta Australia bagian utara dan
timur. Di Indonesia mindi banyak di tanam
di daerah Sumatera, Jawa, Nusa tenggara
dan Papua.
Manfaat
Di Asia Tenggara, Melia azedarach
umumnya ditanam sebagai penghasil kayu
bakar, sebagai pohon-pohon peneduh di
areal pertanian Kopi dan Abaca (Musa
textilis Ne) serta pohon-pohon di pinggir
jalan. Di Asia Selatan, jenis tumbuhan ini
dikenal karena ada khasiat obat yang

dikandung senyawanya, seperti berkhasiat


anti malaria dan obat penyakit kulit. Kulit
mindi dipakai sebagai penghasilobat untuk
mengeluarkan cacing usus. Kulit daun dan
akar mindi telah digunakan sebagai obat
rematik, demam, bengkak dan radang.
Suatu glycopeptide yang disebut meliacin
diisolasi dari daun dan akar mindi berperan
dalam
menghambat
perkembangan
beberapa DNA dan RNA dari beberapa
virus misalnya virus polio. Ekstrak daun
dengan air atau aklohol dapat mengontrol
berbagai jenis hama serangga dan
nematoda. Senyawa aktif yang dikandung
antara lain margosin (sangat beracun bagi
manusia), glikosida flavonoid dan aglikon.
Daun dan biji mindi telah dilaporkan dapat
digunakan sebagai pestisida nabati.
Ekstrak daun mindi dapat digunakan pula
sebagai bahan untuk mengendalikan hama
termasuk belalang. Cara pemanfaatan
tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat
dilakukan dengan : a). Biji mindi dikupas /
daun dimba ditumbuk lalu direndam dalam
air dengan konsentrasi 25 50 gram/l
selama 24 jam, b). Larutan yang dihasilkan
disaring agar didapatkan larutan yang siap
diaplikasikan. c). Aplikasi dilakukan
dengan cara penyemprotan. Kulit buah dan
kulit batang dapat digunakan sebagai
mulsa (dikeringkan). Daunnya jika
disimpan dalam buku dapat melindunginya
terhadap ngengat dan serangga lain. Kayu
Melia azedarach yang berwarna putih juga
digunakan sebagai bahan manufaktur,
perkakas, bahan bangunan yang baik
karena memiliki sifat anti rayap. Bersama
tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria)
dan
Mangium
(Acasia
mangium),
tumbuhan ini mampu memulihkan lahanlahan kritis atau bekas tambang.

DAFTAR PUSTAKA
PROSEA dan Yayasan Kehati. 2015. Detil data Melia azedarach Linn.
www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=588. Diakses tanggal 24 November 2015
Petani Hebat. 2015. Tanaman Mindi (Melia azedarach).
www.petanihebat.com/2014/08/tanaman-mindi-meliaazedarach.html. Diakses tanggal 24 November 2015

Nama : Diajeng Windyrabella A.G


NIM

: 15/382849/KT/08051

Anda mungkin juga menyukai