Asuhan Keperawatan Anak Pada An S Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang Di Ruang Melati Rsud Ungaran
Asuhan Keperawatan Anak Pada An S Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang Di Ruang Melati Rsud Ungaran
Di Susun Oleh :
Kholifatul Marfuah
Damos Suganda
Erna Fitriati
Icha Boy Rantau
Moh Zidni
Heru Chandra
Dhimas Feri Herdianto
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), karena
berkat dan rahmat beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE DEHIDRASI SEDANG
ini
Semarang,
Juli 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai
organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian.
Dengan demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang
diare, dampak negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan
komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit,
sebenarnya
masih
ada
diagnosa
keperawatan
yang
mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan pada kasus diare,
sehingga
tindakan
rehidrasi
pasien,
keperawatan
dan
ternyata
lebih
banyak
banyak
diarahkan
sekali
yang
pada
harus
BAB II
TINJAUN TEORI
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat
(Mansjoer, Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari ( WHO,
1980.
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen
(Whaley & Wongs,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare
yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan
Mayers,1995 ).
Tingkat dehidrasi gastroenteritis :
1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tandatanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis.
B. Etiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
C. Tanda dan gejala
- Diare
- Muntah.
- Demam.
Nyeri abdomen
Membran mukosa mulut dan bibir kering
Fontanel cekung
Kehilangan berat badan
Tidak nafsu makan
Badan terasa lemah
D. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik
dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan
hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan tinja
- Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup, bila memungkinkan.
- Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama
dilakukan pada klien diare kronik.
F. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum, yaitu :
- Cairan peroral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut
diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60
Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin
yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan
-
dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
a. Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg BB / oral
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg BB / hari.
c. Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan berat badan 3 10 kg
- 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set
-
1 ml = 20 tetes ).
16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau
minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes
/ kg BB / menit.
Untuk anak lebih dari 2 5 tahun dengan berat badan 10 15 kg.
- 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set
-
3. Obat obatan
- Obat anti sekresi
- Obat anti spasmolitik.
- Obat antibiotik.
G. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
H. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan
fisik, adalah :
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
- Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
-
Pemeriksaan
psikologis
keadaan
umum
tampak
lemah,
kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
-
I. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
J. Intervensi Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital.
- Observasi tanda-tanda dehidrasi.
- Ukur input dan output cairan (balan cairan).
- Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang
-
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah
tidak ada.
Intervensi :
- Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
- Timbang berat badan klien.
- Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
- Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi).
- Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
- Ganti popok anak jika basah.
- Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun non alkohol.
- Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
- Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungi sesuai indikasi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Pada An.S dengan DADS di Ruang Melati
RSUD UNGARAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama
TTL
Usia
Nama Ayah/ibu
Alamat
Pekerjaan Ayah
Pendidikan
Suku bangsa
Agama
2. Penanggung awab
Nama
Usia
Alamat
Agama
Hubungan dg pasien
: An. S
: 17 September 2012
: 10 bln
: Tn. B dan Ny. R
: Jatirejo, kawengen Ungaran
: Swasta
: SLTA
: Indonesia
: Islam
: Tn. B
: 31 thn
: Jatirejo, kawengen Ungaran
: Islam
: Ayah
B. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan An.S diare
C. Riwayat Keluarga dan Kelahiran
1. Prenatal
An.S merupakan anak ke-2, selama hamil ibu pasien melakukan pemeriksaan rutin
ke bidan kurang lebih 6x. Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah sakit. Obat
yang diminum ibu selama hamil yaitu tablet penambah darah dari bidan.
2. Intranatal
An.S lahir ditolong oleh dukun, lahir dengan spontan, langsung menangis, lahir
dengan cukup bulan ( 9 bulan 5 hari), setelah itu dibawa ke bidan dan kemudian
ditimbang Berat dan tinggi badannya yaitu dengan hasil BB 3,4 kg dan TB 48 cm.
3. Postnatal
An.S di asuh sendiri oleh kedua orang tuanya dan diberi ASI sejak lahir sampai
sekarang. Sejak usia 6 bulan An.S diberi susu formula dan bubur tim.
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
10
An.S datang ke rumah sakit dengan keluhan diare sebanyak 8 kali, konsistensi
cair, berlendir, tidak ada darah, muntah. Ibu juga mengatakan khawatir dan cemas
dengan kondisi anaknya yang lemas.
E. Riwayat Masa lalu
1. Penyakit masa kecil
2. Tindakan operasi
3. Kecelakaan
4. Alergi
5. Imunisasi
H. Riwayat Sosial
Yang mengasuh kedua anaknya adalah kedua orang tuanya, hubungan anggota
keluarga baik, hubungan dengan teman bermain juga baik.
I. Kebutuhan Dasar
1. Makanan yang disukai
Sebelum sakit
Selama sakit
2. Pola makan
Sebelum sakit
Selama sakit
: bubur tim
: bubur tim
: An.S makan 3x sehari dengan 1 porsi bubur tim, habis
: An.S makan 3x sehari dengan 1 porsi bubur tim tidak
Habis
3. Pola tidur
Sebelum sakit
: An.S tidur selama 10-12 jam sehari
Selama sakit
: An.S tidur selama 9-10 jam sehari
4. Tidur siang
Sebelum sakit
: An.S tidur siang selama 2-3 jam sehari
Selama sakit
: An.S tidur siang selama 2-3 jam sehari
5. Mandi
Sebelum dan selama sakit, An.S mandi 2x sehari pagi dan sore dengan dibantu
orang tua.
6. Aktifitas bermain
Keperawatan Anak RSUD Ungaran
11
Sebelum dan selama sakit An.S selalu aktif bermain dengan kakak dan keluarga.
J. Keadaan Kesehatan Saat Ini
1. Diagnosa medis
: DADS
2. Tindakan operasi
: An.S tidak dilakukan tindakan operasi
3. Status nutrisi
: kurang baik, An.S makan 3x sehari dengan porsi bubur
tim tidak habis
4. Obat-obatan
a. Infus
: RL 12 tpm
b. Oral
: L - bio 2x1 sachet
Z - kid 1x1 tab
Paracetamol sirup cth
c. Parenteral
: colsancotin 150 cc/8 jam inj
5. Hasil pemeriksaan laboratorium
Tanggal 16 juli 2012
Parameter
Grand %
HGB
HCT
MCV
MCH
RDW-SD
PLT
K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. TTV
4. BB/TB
5. Lingkar kepala
6. Lingkar lengan
7. Mata
8. Hidung
9. Telinga
10. Dada & paru
11. Jantung
12. Abdomen
Hasil
47,1 %
9,6 u/Dl
24,3 %
70,7 fl
23,3 pg
311,0 fl
311 x 103 /ul
: baik
: CM
: N : 100x/mnt. S : 36,5 C. RR : 24x/mnt.
: 6,8 kg dan 70 cm
::: bersih, tidak anemis pada konjungtiva
: bersih, tidak ada lesi.
: bersih, tidak ada serumen.
:
I
: simetris.
Pa
: traktil femitus
Pe
: sonor.
Aus : vesikuler
:
I
: ictus cordis tidak tampak.
Pa
: ictus cordis teraba di IC ke-5.
Pe
: pekak.
Aus : tidak ada suara tambahan.
:
I
: perut datar.
Aus : BU meningkat
Pa
: hepar tidak teraba.
12
Nilai normal
50,0 70,0
12,0 16,0
35,0 45, 0
100 130
27,0 34,0
35,0 56,0
100 300
13. Ekstremitas
14. Genetalia
15. Kulit
Pe
: timpani
: An.S tidak mengalami kelemahan otot.
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5.
: bersih, tidak ada kelainan.
: turgor kulit menurun, warna kulit coklat.
No Data fokus
1. Ds : ibu klien mengatakan
An.S diare sebanyak 8 kali,
Etiologi
Kekurangan cairan
problem
Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
1955 cc : -510 cc
Ds : ibu klien mengatakan An
S lemah, makan tidak habis
Do : An S tampak lemah,
kurang dari
kebutuhan tubuh
kecemasan
13
2.
keseimbangan cairan
tindakan keperawatan
dan elektrolit
tindakan keperwatan
berhubungan dengan
tidak adekuatnya
kebutuhan nutrisi
tercukupi, dengan
kekurangan cairan da
elektrolit
2.Timbang BB setiap hari
berhubungan dengan
keseimbangan cairan dan
3.Anjurkan keluarga untuk
kehilangan cairan
elektrolit dapat
memberi minm banyak
sekunder terhadap
dipertahankan kembali,
pada klien
diare
dengan kriteria hasil:
4.Kolaborasi dengan dokter
- Turgor kulit membaik
dalam pemberian cairan
- Mata tidak cekung
- Konsistensi BAB lembek
parenteral dan oral
Perubahan nutrisi
Setelah dilakukan
1.Disksikan dan jelaskan
tentang pembatasan diet
makanan berserat tinggi
2.Ciptaan lingkungan yang
bersih, jauh dari bau
Kecemasan
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan keperwatan
ketidaktahuan ibu
informasi tentang
diare
14
tentang pengetahuan
diare dan perawatannya
5.Jelaskan tentang proses
penyakit anaknya,
penyebab dan akibat
terhdap pemenuhan
nutrisi sehari - hari
15
Hari/tgl/jam Implementsi
Minggu
1.memantau tanda dan gejala
08 - 07 kekurangan cairan dan
2012
elektrolit
2.menimbang BB : 6.8 kg
08.30
3.menganjurkan keluarga untuk
memberi minum banyak
pada klien
4.mengkolaborasi dalam
pemberian cairan parenteral
dan oral
evaluasi
S : ibu mengatakan
paraf
Hari/tgl/jam Implementasi
Senin
1.mendiskusikan dan
09 07
menjelaskan tentang
2012
pembatasan diet makanan
evaluasi
S : ibu pasien
09.15
berserat tinggi
2.menciptaan lingkungan yang
bersih, jauh dari bau yang tak
sedap
3.memberikan jam istirahat yang
cukup
4.memonitor intake dan output
dalam 24 jam
5.mengkolaborasi dengan tim
gizi dalam diet TKTP rendah
serat dan vit. A
16
mengatakan jika
anaknya sudah mau
tertasi
P :lanjutkan intervensi
- beri pembatasan diet
-
makanan
beri jam istirahat
yang cukup
paraf
Hari/tgl/jam implementasi
Selasa
1.mendorong ibu klien untuk
10 07
membicarakan kecemasan
2012
2.menjelaskan bahwa kecemasan
09.30
evaluasi
S : ibu klien
mengatakan sudah tidak
cemas lagi
O : ibu klien tampak
tidak bingung dan tidak
cemas lagi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
- dorong ibu klien
membicarakan
dan perawatannya
5.menjelaskan tentang proses
tentang
kecemasan adalah
kecemasannya
jelaskan bahwa
masalah umum
ciptakan lingkungan
yang bersih
17
paraf
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,
virus dan parasit yang patogen.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. S adalah :
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan sekunder terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake dan output.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan ibu tentang kondisi dan informasi
tentang diare.
Penatalaksanaan pada An. S adalah :
a. Infus
:
b. Oral
:
c. Parenteral
RL 12 tpm
L - bio 2x1 sachet
Z - kid 1x1 tab
Paracetamol sirup cth
colsancotin 150 cc/8 jam inj
B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu mengelola pasien An. S dengan diare dengan
benar, sesuai dengan tinjaun teori yang telah dijabarkan di awal makalah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Donna L Wong. 2001. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Soegeng Soegijanto. 2002. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan.
Jakarta : Salemba Medika
Joss, Vanda dan Roose, Stephan. 1997. Penyajian Kasus pada Pediatri. Alih bahasa Agnes
Kartini. Jakarta : Hipokrates
19