Whitepaper Clinical Anak Idi
Whitepaper Clinical Anak Idi
konsepsi sampai akhir usia remaja serta mempunyai kemampuan untuk menyerap, mengembangkan dan
menyebarluaskan Ilmu Kesehatan Anak.
Dokter Spesialis Anak adalah dokter yang memiliki kualifikasi sebagai berikut :
1. Lulus pendidikan dokter yang diakui Pemerintah Indonesia
2. Lulus pendidikan Spesialisasi Anak dari pusat Pendidikan Spesialis Anak yang telah diakui di Indonesia
Dokter Spesialis Anak harus mempunyai kompetensi sbb :
1. Kompetensi akademik peringkat magister yang mampu menyerap, meneliti, mengembangkan dan
menyebarkan ilmu kesehatan anak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Kompetensi profesional peringkat dokter spesialis yang mampu memberikan pelayanan kesehatan
anak secara paripurna dalam tingkat spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan masyarakat.
Dokter Spesialis Paru & Pernafasan harus mempunyai pengetahuan teori pemahaman tentang teori, keterampilan
dan profesional :
1. Mampu menerapkan prinsip- prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah
kesehatan anak.
2. Mmpu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian dan menyusun prioritas masalah kesehatan
anak dengan cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Menguasai pengetahuan serta mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dalam memberikan
pelayanan kesehatan anak.
4. Mempunyai keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan
masalah kesehatan anak secara ilmiah dan dapat mengamalkannya kepada masyarakat secara
optimal.
5. Mampu menangani setiap kasus pediatric spesialistik dengan kemampuan profesionalisme yang tinggi
melalui pendekatan kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine).
6. Mampu melakukan pelayanan kesehatan anak melalui komunikasi interpersonal, sehingga anank
dapat tumbuh dan berkembang optimal secara fisik, mental dan sosial dengan upaya pencegahan,
pengobatan, peningkatan kesehatan dan rehabilitasi.
7. Mampu meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan pengembangan bidang Ilmu
Kesehatan Anak.
8. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis dan lapangan serta mempunyai
motivasi mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat akademik yang
lebih tinggi.
9. Mampu mengorganisasi pelayanan kesehatan anak sehingga menjadi pemuka dalam pengembangan
pelayanan kesehatan anak dengan profesionalisma tinggi.
10. Mampu berpartisipasi dalam kependidikan kesehatan umumnya, ilmu kesehatan anak khususnya.
11. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi, ataupun masalah
yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatan anak.
12. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem pelayanan
sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional dan berpegang teguh pada Etik Kedokteran Indonesia.
2
BAB II
STANDAR PELAYANAN
2.1. Standar Kompetensi
1. Alergi Imunologi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
Anafilaksis
Urtikaria
Edema angioneurotik
Dermatitis
Rinitis alergika
Sinusitis paranasalis
Asma bronkial dan batuk kronik
Konjungtivitis vernalis
Alergi obat
Alergi makanan
Sindrom Steven-Johnson
Nekrolisis epidermal toksik
Penyakit defisiensi imun
Penyakit auto imun
Artritis rheumatoid juvenilis
Lupus eritematosis sistemik
Purpura Henoch- Schonlein
Acquired Immune Deficiency Syndrome
Sengatan serangga
4. Endokrinologi
a. Pertumbuhan dan gangguan pertumbuhan
- Perawakan pendek
- Perawakan tinggi
b. Obesitas
- Obesitas hormonal
- Perbedaan obesitas hormonal dan obesitas nutrisional
c. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Diabetes insipidus
- SIADH
d. Gangguan kelenjar tiroid
- Hipotiroid
- Hipertiroid
- Struma
- Tumor
e. Diabetes mellitus
- Diabetes mellitus tipe 1
- Diabetes mellitus tipe 2
4
- Diabetik ketoasidosis
- Bayi dari ibu DM
- Neonatal diabetes
f. Hipoglikemia
- Hipoglikemia pada bayi
- Hipoglikemia pada anak
g. Hyperplasia adrenal congenital
h. Sindroma Cushing dan Penyakit Cushing
i. Testis dan gangguannya
j. Ambigus genitalia
- Disgenesis gonad
- Mikropenis
- Pseudohermaprodit
k. Kelenjar paratiroid dan gangguannya
- Hipoparatiroid
5. Gastro Hepatologi
Gastroenterologi :
a. Disfagia
b. Anoreksia
c. Muntah
- Refluks gastroesofagus
- Muntah menetap
- Muntah bedah
d. Diare
- Diare akut
- Sindrom diare kronik
- Malabsorbsi dan intoleransi kronik
- Terapi nutrisi enteral
- Alergi makanan
- Perawatan pasca bedah intestinal
e. Perdarahan saluran cerna
- Perdarahan saluran cerna sederhana
- Perdarahan saluran cerna yang sulit
f. Kembung
- Kembung non-bedah
- Kembung bedah
- Enterokolitis nekrotikans
g. Konstipasi
- Konstipasi akibat pengaruh makanan
- Konstipasi akibat kelainan bawaan
- Konstipasi akibat infeksi
- Konstipasi akibat obat
h. Sakit perut
- Sakit perut akut
5
- Karsinoma hepatoseluler
e. Kelainan hati akibt obat
- Parasetamol
- Sitostatika
- Tuberkulostatik
- Antikonvulsan
f. Penyakit hati metabolic
- Gangguan metabolisma karbohidrat
- Gangguan metabolisme protein
- Gangguan metabolisme lemak
- Gangguan metabolik lain
- Defisiensi alfa 1 antitripsin
- Penyakit Wilson
g. Sirosis hepatis dan hipertensi porta
- Sirosis ahti
- Hipertensi porta karena sirosis
- Hipertensi porta karena kelainan ekstrahepatik
- Asites refrakter karena sirosis hati
h. Gagal hati fulminant
i. Penyakit sistemik yang berpengaruh pada hati
- Gagal jantung kanan
- Septikemia
- Leukemia
- Tumor yang bermetastasis ke hati
- Tuberkulosis milier
- Malnutrisi berat
j. Transplantasi hati
6. Gigi dan mulut
a. Odontologi
- Pertumbuhan gigi normal
- Kelainan gigi karena gangguan pertumbuhan gigi
- Kelainan gigi pada penyakit sistemik
- Karies dentis
- Penyakit periodontal
b. Stomatologi
- Penyakit jaringan lunak mulut yang sering ditemukan
- Penyakit kelenjar saliva
- Penyakit pada rahang
- Kelainan pertumbuhan rahang
- Trauma mulut
7. Gizi dan metabolik
a. Latar belakang teori gizi klinik
7
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
8. Hematologi
a. Anemia
- Anemia defisiensi besi
- Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12
- Anemia hemolitik autoimun
- Anemia pasca perdarahan
- Anemia aplastic
b. Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
c. Defisiensi G6PD
d. Thalassemia
e. Hemoglobinopati lain
f. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
g. Amegakaryocytic Thrombocytopenic Purpura
h. Trombopatia
i. Hemofilia
j. Penyakit Von Willebrand
k. Defisiensi Vitamin K
l. Kelainan pembuluh darah
m. Leukemia
n. Tumor ganas padat
9. Kardiologi
a. Penyakit jantung bawaan :
- Defek septum atrium
- Defek septum ventrikel
- Duktus arteriosus persisten
- Stenosis pulmonal
- Hipoplasia jantung kiri
- Stenosis aorta
- Koarktasio aorta
- Tetralogi Fallot
- Atresia tricuspid
- Transposisi arteria besar
- Anomali drenase vena pulmonalis
8
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Enuresis
Inkontinensia urin
Kandung kemih neurogenic
11. Neurologi
Peninggian tekanan intracranial
Gangguan perkembangan umum
Kelemahan
Kejang
Malformasi congenital
Infeksi prenatal
Penyakit metabolic dan degenerative
Penyakit neurokutan
Penyakit neuromuskuler
Tumor susunan saraf
Trauma lahir pada neonates
Infeksi susunan saraf dan komplikasinya
Trauma kepala tulang belakang
Penyakit cerebrovaskuler
Ensefalopati
Gangguan perkembangan Khusus
Attention Deficit Disorder dan gangguan otonom
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
12. Oftalmologi
a.
b.
b.
- Hidrosefalus
- Mikrosefali
- Perdarahan otak
- Rontgen tulang
- Displasia
- Fraktur
- Kelainan congenital: CTEV, dan lain-lain
- Babygram ( foto seluruh tubuh dalam 1 film )
Radiologi dan pencitraan bayi dan anak
- Rontgen toraks
- Tuberkulosis paru
- Kelainan congenital
- Edema paru
- Efusi pleura
- Asma bronchial
- Pneumotoraks
- Pneumomediastinum
- Hernia diafragmatika
- Paralisis diafragma
- Aspirasi pneumonia
- Pneumatokel
- Bulla
- Bronkopneumonia
- Bronkiolotis
- Bronkiektasis
- USG dan CT Scan Thoraks
- Pleural efusi
- Empiema
- Paralisis diafragma
- Tumor
- Rontgen abdomen
- Morbus hirschsprung
- Ileus
- Peritonitis
- Perforasi
- Appendisitis kronik
- Intususepsi
- Pilorik hypertrophy stenosis
- Batu ginjal-ureter
- Massa tumor intra/retroperitoneal
Hati dan sistem bilier
Cairan bebas intraperitoneal
- USG dan CT scan abdomen
- Pilorus stenosis hypertrophy (hanya USG)
- Massa tumor retro/intraperitoneal
13
- Intususepsi
- Appendisitis kronik
- Batu ginjal-saluran kemih; empedu
- Kelainan congenital
- Genitalia interna
- Testis-kriptokismus
Rontgen kepala
- TORCH
- Trauma kapitis
- Tumor
- Displasia
- Kelainan congenital
- Infeksi
USG dan CT Scan Kepala
- Hidrocephalus
- Mikrocephalus
- Tumor
- Fraktur
Rontgen Tulang
- Displasia
- Fraktur
- Tumor/keganasan
- Bone survey (pada penyakit tertentu)
- Bone age (umur tulang)
- Metabolisme:
Osteoporosis
Osteopenia
Rickets, dan lain-lain
- Thalasemia
- Kelainan congenital
b.
Infeksi parasit
- Helminthiasis
- Ankilostomiasis
- Askariasis
- Oksiuriasis
- Trikuriasis
- Taeniasis solium
- Taeniasis saginata
- Malaria
- Amubiasis
- Giardiasis
- Toksoplasmosis
Infeksi Jamur
14
c.
e.
- Candidiasis
- Histoplasmosis
Infeksi bakteri
- Difteri
- Disentri basil
- Pertusis
- Tetanus
- Demam tifoid
- Salmonelosis
- Infeksi Streptokokkus grup A
- Infeksi Stafilokokkus
- Sepsis
- Leptospirosis
d. Infeksi virus
- Campak
- Dengue
- Poliomielitis
- Rubella
- Mumps
- Varicella-zooster
- Epstein Barr virus
- Rabies
- Chikungunya
- Influenza
- HIV
- Japanese B ensefalitis
- Sitomegalovirus
Lain-lain
- Infeksi nosokomial
- Sengatan/gigitan ular
- Sengatan/gigitan serangga
17. Perinatologi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
19. Respirolo
gi
- Teratoma mediastinum
- Higroma kistik
- Kelainan diafragma dan dinding dada
- Hernia diafragmatika
- Paralysis diafragma
- Eventrasio diafragma
- Asphyxiating Thorasic Distrophy
- Osteogenesis imperfecta
- Penyakit membrane hialin
- Sindroma aspirasi
- Pneumomediastinum dan pneumotoraks
- Perdarahan paru
- Edema paru
Asma
- Serangan asma
- Early asthmatic response
- Late asthmatic response
- Dual asthmatic response
- Non specific bronchial responsiveness
- Exercise induced asthma
- Status asmatikus
- Asma episodic jarang
- Asma episodic sering
- Asma kronik dan persisten
Batuk Kronik dan Berulang (BKB)
- BKB e.c bronchial hypereactivity
- BKB e.c bukan bronchial hyperactivity
- Fibrosis kistik
- Bronkiektasis
- Abses paru
- Refluks gastro esophagus
- Benda asing di saluran nafas
Infeksi saluran nafas
- Infeksi saluran nafas akut
- Infeksi saluran nafas akut bagian atas
- Rhinitis
- Rinofaringitis
- Tonsillitis
- Tonsilofaringitis
- Rinotonsilofaringitis
- Sinusitis
- Otitits media akuta
- Epiglotitis
- Sindrom croup (laryngitis, trakeitis, laringotracheobronkhitis)
- Infeksi saluran nafas kronik
- Bronkiektasis
17
f.
- Pneumonia kronik
Tuberkulosis
- Tuberkulosis paru
- Tuberkulosis ekstra paru
Kelainan/penyakit lain
- Aspirasi hidrokarbon
- Asbestosis, bibinosis, pneumoconiosis
- Akibat keganasan pada saluran nafas
- Akibat kelainan/penyakit organ lain pada saluran nafas
Near drowning
2.2. Standar
Program Pendidikan Berkelanjutan; Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) yang
disusun oleh IDAI :
1.
2.
3.
4.
Mengikuti acara ilmiah dan CPD yang diselenggarakan oleh IDAI atau Perhimpunan Profesi lain
Mampu menganalisis makalah ilmiah
Mampu melakukan penelitian ilmiah
Mampu membuat tulisan ilmiah
18
1. Memahami dan mampu menerapkan etika, disiplin dan hukum secara umum dalam kegiatan
seharihari.
2. Memahami kaitan Sumpah Dokter, Kode Etik Kedokteran Indonesia, UU Kesehatan, UU Praktik
Kedokteran dan Peraturan Kementerian Kesehatan, KUHP, Informed Consent, dll
3. Beretika saat melakukan kegiatan anamnesis, kerjasama interpersonal, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dengan alat bantu diagnostik, konseling, terapi, memelihara rahasia jabatan, catatan
medik dan memelihara kesehatan sendiri.
4. Mampu melakukan kemitraan kolaborasi dengan pasien atau keluarganya, disiplin lain dan
sesama spesialis Anak.
BAB III
KEWENANGAN KLINIS
Kategori Kewenangan Klinis :
DIMINTAKAN
V
DISETUJUI
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
5.
6.
7.
8.
V
V
V
V
V
9.
10.
V
V
11.
V
V
V
V
12.
V
V
V
13.
V
V
V
V
14.
V
V
V
i. Pada keganasan
j. Food adverse reactions
Asuhan medis genetika klinis
a. Anamnesis (pedigree)
b. Pemeriksaan fisis (dysmorphology)
c. Pemeriksaan penunjang : cytogenetic, molecular
genetic, biochemical genetic
d. Genetic diagnosis
e. Genetic treatment
f. Genetic counseling
Asuhan medis anak sakit gawat
a. Resusitasi dan transportasi anak sakit gawat
b. Dukungan nutrisi anak sakit gawat
Penerapan farmakologi klinis di bidang pediatric
a. Farmakokinetik
b. faktor yang mengubah respon
c. efek samping dan interaksi obat
d. analisis manfaat, risiko dan ekonomi dalam
penggunaan
Penerapan radiologi dan pencitraan di bidang pediatri
a. Radiology : kepala, abdomen, ekstremitas, jaringan
lunak
b. Radiology toraks
c. Ultrasonografi : kepala, toraks, abdomen
d. Ekokardiografi
e. CT-scan : kepala, toraks, abdomen, ekstremitas,
jaringan lunak
f. MRI : kepala, toraks, abdomen, ekstremitas, jaringan
lunak
Tatalaksana spesialistik gawat darurat susunan saraf pusat
(SSP)
a. Kejang
b. penurunan kesdaran
c. paresis/ paralisis
d. peningkatan tekanan intracranial/ edema serebri
e. trauma kepala dan medulla spinalis
f. perdarahan intracranial
g. hipoksik iskemik ensefalopati
Tatalaksana spesialistik gawat darurat respirasi
a. Sesak napas
b. Status asmatikus
c. Gagal napas
d. Sumbatan ( obstruksi ) jalan napas
- laringitis akut
- epiglotitis
21
V
V
15.
16.
V
V
V
V
V
17.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
18.
19.
20.
21.
22.
V
V
V
V
23.
24.
V
V
25.
- trakeitis bakterialis
- abses retrofaringeal
- abses parafaringeal
- benda asing
e. pneumotoraks
f. pneumomediastinum
g. edema paru
h. haemoptisis
Tatalaksana spesialistik gawat darurat kardiovaskuler
a. Syok
b. cyanotic spell
c. SVT/ aritmia
d. Gagall jantung
e. Krisis tamponade
f. Efusi pericardium
Tatalaksana spesialistik gawat darurat metabolik-gastro-renalendokrin-alergi
a. Gangguan cairan elektrolit, asam- basa
b. Inborn error of metabolism
c. Diabetik ketoa sidosis
d. Renal tubular acidosis
e. Hipoglikemia dan hiperglikemia
f. Gagal ginjal
g. Sindrom uremik-hemolitik
h. Sindrom lisis tumor
i. Perdarahan saluran cerna
j. Pancreatitis
k. gagal hati fulminan
l. short gut syndrome
m. syok anafilaksis
Tatalaksana spesialistik gawat darurat infeksi-hematologi
a. SIRS, sepsis & MOF
b. Koagulasi intravaskuler diseminata
Tatalaksana spesialistik gawat darurat keracunan (poisoning)
Tatalaksana spesialistik gawat darurat hampir tenggelam
Tatalaksana spesialistik gawat darurat trauma non SSP
Tatalaksana spesialistik gawat darurat luka bakar
Tatalaksana spesialistik gawat darurat hipotermi dan
hipertermi
Tatalaksana spesialistik asfiksia neonatorum
Tatalaksana spesialistik hiperbilirubinemia pada neonatus
a. G6PD
b. Inkompatibilitas ABO/ rhesus
c. Kern ikterus
Tatalaksana spesialistik prematuritas dan Intra Uterine Growth
22
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
26.
V
V
V
V
27.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
29.
28.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Retardation
a. Retinopathy of prematurity
b. Apnu prematuritas
c. Penyakit membran hialin
d. PVL
e. IVH/ PVH
f. Perawatan metode kangguru (Kanggaro Mother Care)
Tatalaksana spesialistik trauma lahir
a. Trauma jaringan lunak
b. Trauma susunan saraf ekstra/ intracranial
c. Trauma jaringan tulang
d. Trauma organ intra abdomen
Tatalaksana spesialistik kelainan gastrointestinal neonatus
a. Necrotizing enterocolitis
b. Meconium plugs
Tatalaksana spesialistik perdarahan pada neonatus (+ vitamin
K deficiency bleeding)
Tatalaksana spesialistik kejang dan jittery pada neonatus
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Hipokalsemia
c. Hipomagnesemia
d. Hiperamonemia
e. other metabolic disorders
Tatalaksana spesialistik syok pada neonatus
Tatalaksana spesialistik sepsis neonatorum
Tatalaksana spesialistik anemia pada neonatus
Tatalaksana spesialistik kelainan respirasi pada neonatus
a. Meconium aspiration syndrome
b. Pneumotorak/ pneumomediastinum
c. PPHN
d. TRDN
e. Pneumonia
Tatalaksana spesialistik termoregulasi pada neonatus
Tatalaksana spesialistik infeksi TORCH pada neonatus
Tatalaksana spesialistik cacat lahir
a. Agenesis paru, aplasia paru, hipoplasia paru
b. Kista paru
c. Emfisema kongenital lobaris
d. Eventrasio diafragmatika
e. Hernia diafragmatika
f. Displasia bronkopulmonal
g. Laringotrakeomalasia
h. undescended testes (kriptorkismus)
i. uropati congenital
j. malformasi kongenital SSP
23
V
V
37.
V
V
38.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
k. hiperplasia timus
l. cleft lip, cleft palate
m. atresia esofagus, fistel trakeoesofagus
n. hypertrophic pyloric stenosis
o. duodenal atrasia
p. Hirschsprungs disease
q. Atresia ani
r. Hidrokel
s. Omfalokel
t. Gastroskisis
u. hernia ( inguinalis, skrotalis, labialis, umbilikalis)
v. pektus eksavatus
w. hemangioma
x. CTEV
y. Spina bifida
z. Hidrosefalus
aa. Phocomelia
ab. kembar siam
ac. kelainan jantung bawaan
Tatalaksana spesialistik ensefalitis
a. Japanese ensefalitis
b. Herpes simpleks ensefalitis
tatalaksana spesialistik meningitis
a. meningitis bakterialis neonatus, bayi & anak
b. meningitis virus
c. meningitis oleh mikroorganisme lain
Tatalaksana spesialistik abses otak
Tata laksana spesialistik ventrikulitis
Tata laksana spesialistik empiema subdural
Tata laksana spesialistik tetanus
a. Tetanus neonatorum
b. Tetanus anak
Tata laksana spesialistik poliomyelitis
Tata laksana spesialistik rabies
Tata laksana spesialistik infeksi respiratorik akut
a. Selesma (common cold)
b. Rinotonsilofaringitis
c. otitis media akut
Tata laksana spesialistik difteri
Tata laksana spesialistik bronchitis kronis
Tata laksana spesialistik rinosinobronkitis
Tata laksana spesialistik bronkiolitis
Tata laksana spesialistik pneumonia
Tata laksana spesialistik pneumonia atipik
Tata laksana spesialistik efusi pleura
24
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
78.
79.
80.
81.
82.
83.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
b. Alergi makanan
101. Tata laksana spesialistik penyakit defisiensi imun
102. Tata laksana spesialistik artritis reumatoid juvenilis.
103. Tata laksana spesialistik lupus eritematosus sistemik
104. Tata laksana spesialistik purpura Henoch-Schonlein
105. Tata laksana spesialistik sindrom Steven Johnson
106. Tata laksana spesialistik nekrolisis epidermal toksik
107. Tata laksana spesialistik asma
a. Tatalaksana jangka panjang asma dan BKB
b. Serangan asma
108. Tata laksana spesialistik gigitan/ sengatan (serangga,
ular, hewan lain)
109. Tata laksana spesialistik demam reumatik
110. Tata laksana spesialistik penyakit jantung rematik
111.Tata laksana spesialistik gangguan tiroid
112. Tata laksana spesialistik hipotiroid kongenital
113. Tata laksana spesialistik hiperplasia adrenal kongenital
114. Tata laksana spesialistik diabetes melitus
115. Tata laksana spesialistik disorders of sexual development
116. Tata laksana spesialistik diare
a. Diare akut
b. Diare kronik
c. Diare persisten
117. Tata laksana spesialistik gangguan motilitas saluran cerna
a. Muntah
b. refluks gastroesofagus
c. konstipasi
d. nyeri parut
e. kembung
118. Tata laksana spesialistik kelainan hepatobilier
a. Hepatitis akut
b. Hepatitis kronis
c. Kolestasis
d. sirosis hepatis
119. Tata laksana spesialistik anemia
a. Anemia nutrisi
b. Hemoglobin abnormal (thalassemia)
c. Anemia hemolitik autoimun
d. Anemia pada infeksi kronik
e. Anemia aplastik
120. Tata laksana spesialistik kelainan trombosit
a. Idiopathyc thrombocytopenic purpura
b. Trombositosis
c. Trombopati
121. Tata laksana spesialistik gangguan pembekuan
27
122.
123.
124.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
125.
126.
127.
128.
129.
130.
V
V
131.
132.
133.
V
V
V
V
V
V
134.
135.
136.
137.
138.
V
V
V
V
139.
140.
141.
a. Herediter (hemofilia)
b. Acquired (didapat)
Tata laksana spesialistik leukemia
a. Leukemia limfoblastik akut
b. Leukemia mielositik akut
Tata laksana spesialistik tumor padat
a. Neuroblastoma
b. Wilms tumor
c. Rabdomyosarcoma
d. limfoma malignum (Hodgkin disease)
e. tumor hati
f. teratoma
g. osteosarcoma
h. limfangioma
i. orbital tumor (retinoblastoma)
j. tumor susunan saraf
Tata laksana spesialistik penyakit jantung bawaan
a. Sianotik
b. non sianotik
Tata laksana spesialistik hematuria
Tata laksana spesialistik proteinuria
Tata laksana spesialistik enuresis
Tata laksana spesialistik inkontinensia urin
Tata laksana spesialistik glomerulonefritis
a. Glomerulonefritis akut
b. Glomerulonefritis kronik
Tata laksana spesialistik kelainan ginjal akibat penyakit
sistemik
Tata laksana spesialistik sindrom nefrotik
Tata laksana spesialistik hipertensi
Tata laksana spesialistik uropati obstruktif
a. Uropati kongenital
b. Batu saluran kemih
c. Intoksikasi jengkol
Tata laksana spesialistik tubulopati
Tata laksana spesialistik nefritis intersisialis
Tata laksana spesialistik floppy infant
Tata laksana spesialistik gangguan gerak di luar kemauan
Tata laksana spesialistik epilepsi pada neonatus, bayi,
dan anak
Tata laksana spesialistik kejang demam
Tata laksana spesialistik keadaan yang menyerupai
epilepsi
Tata laksana spesialistik penyakit metabolik dan
degeneratif
28
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
DIMINTAKAN
V
V
V
V
V
154.
155.
156.
157.
DISETUJUI
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Catatan :
- Memerlukan tanda bukti sertifikat untuk yang ditandai *)
- Memerlukan pendidikan sub-spesialisasi **)
Nama & Jabatan
Tanggal
Tanda-tangan
Dibuat oleh
Ketua KSM Anak
Disetujui oleh
Ketua Komite Medis
31