Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Homodialisa adalah pengobatan bagi orang yang
menurun fungsi ginjalnya.Hemodialisa
mengambil alih
fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara
mengalirkan melalui ginjal buatan.Hal yang melatar
belakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan
hemodialisa dapat di cegah para penderita penurunan
fungsi ginjal dengan lebih meningkatkan asupan cairan bagi
fungsi ginjal yang belum kronis.
Hemodialysis
adalah
pengeluaran
zat
sisa
metabolisme seperti ureum dan beracun lainnya.Dengan
mengalirkan darah lewat alat Dializer
yang berisi
membrane yang selektif-permeabel dimana melalui
membrane tersebur fungsi zat-zat yang tidak di kehendaki
terjadi.Hemodialisa di lakukan padakeadaan gagal ginjal
dan beberapa bentuk keracunan.
Banyak orang tak nyaman dan ragu-ragu pada saat
pertama dilakukan hemidialisa.Saat di lakukan hemodialisa
sebenarnya anda tidak akan merasakan apa-apa.Beberapa
orang akan merasakan lelah setelah dilakukan homodialisa
terutama bila beru beberapa kali hemodialisa..Setelah
beberapa kali hemodialisa makan cairan yang berlebih dan
racun dari tubuh anda akan berkurang,anda akan kembali
bertenaga.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Pengertian Hemodialisa
2. Askep pada Hemodialisa
3. Perawatan sebelum Hemodialisa
4. Perawatan saat Hemodialisa
1.3 Tujuan
1

STIKESFA NR

Secara umum untuk memahami bagaimana isi


makalah,secara spesifik pembaca memahami setiap hal
dalam identifikasi masalah.
BAB II
PERAWATAN PASIEN DENGAN HEMODIALISA

A. Pengertian
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh
akumulasi sampah buangan.Hemodialisis di gunakan bagi
pasien dengan tahap akhir gagal ginjak atau pasien
berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu
singkat ( DR.Nursalam M.Nurs,2006 ).
Hemodialysis
adalah
pengeluaran
zat
sisa
metabolism
seperti
ureum
dan
zat
beracun
lainnya,,dengan mengalirkan darah lewat alat dializet
yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana
melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak di
kehendaki terjadi.Hemodialysis di lakukan pada keadaan
gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan ( Christin
Brooker,2001 ).
Hemodialisis berasal dari kata Hemo yang berarti
darah
dan dyalisis yang berarti pemisahan atau
filtrasi,melalui
membrane
semi-permeabel.Jadi
hemodialisa adalah proses pemisahan atau filtrasi zat-zat
tertentu dari darah melalui membrane semi-permeabel
( Fery Erawati Burnama instalasi Dialysis RSUD Dr.Doris
Silvanus ).
Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah
dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam
sebuah
mesin
di
luar
tubuh
yang
disebut
Dialyzer.Prosedur ini memerukan jalan masuk ke aliran
darah.Untuk memenuhi kebutuhan ini,maka dibuat sebuah
hubungan buatan antara arteri dan vena (fistula
arteriovenosa)
melalui
pembendahan
(
www.medicastore.com ).
2

STIKESFA NR

B. Dasar-dasar Hemodialisa
Setiap 1 juta penduduk terdapat 25-50 orang
mengalami gagal ginjal terminal ( GGT/tahun ).
Bila tidak diobati :Meninggal dunia
Bila diobati dengan terapi pengganti (TP) : masih dapat
hidup bertahun-tahun.
Terapi Pengganti (TP) :
1. Hemodialisa
2. CAPD ( Continous Ambulatory Peritoneal dialysis )
3. Transplantasi ginjal
Hemodialisa merupakn salah satu bentuk terapi
padapasien dengan kegagalan fungsi ginjal,baik yang
syifatnya akut sampai pada stadium gagal ginjal
terminal,dengan bantuan mesin hemodialisa.Ada 3 unsur
penting yang saling terkait pada proses hemodialisa
yaitu : Sirkuit darah (Saluran eksktrakorporeal),ginjal
buatan (Dialyzer) dan sirkuit dialisat.
Prinsip pada hemodialysis,mesin memompa darah
dari tubuh pasien kedalam dialyzer, dan dari sisi lain
cairan dialisat dialirkan kedalam dialyzer.Di
dalam
dialyzer inilah proses dialysis terjadi.darah yang sudah
dialysis atau sudah di bersihkan di pompa kembali ke
dalam tubuh.Untuk kelancaran dan keberhasilan proses
hemodialysis dengan mesin hemodialysis dilakukan suatu
prosedur tentang tindakan hemodialysis.
C. Tujuan Hemodialisa
Tujuan hemodialysis adalah untuk mengeluarkan zat-zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan
air yang berlebihan.
D. Indikasi Hemodialisa
1. Indikasi Segera

STIKESFA NR

Koma,pericarditis atau Efusi pericardium,neoropati


perifer,hiperkalemi,hipertensi maligna,over hidrasi atau
edema paru,oliguria berat atau anuria.
2. Indikasi Dini
Gejala uremia
Mual,muntah,Perubahan
mental,penyakit
tulang,gangguan pertumbuhan dan perkembangan
seks dan perubahan kualitas hidup.
Lboratorium Abnormal
Asidosis,Azotemia ( Kreatinin 8-12 mg % ) dan
Blood urea Nitrogen (BUN):100-120 mg %,TKK :4
mg %.
3. Frekuensi Hemodialisa
Frekuensi
dialisa
bervariasi,tergantung
pada
banyaknya fungsi ginjal yang tersisa,tetapi sebagian
besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3
kali/minggu.
Program dialisa di katakana berhasil jika :
Penderita kembali menjalani hidup normal
Penderitakembali menjalani diet yang normal
Jumlah sel darah merah dapat di toleransi
Tekanan darah normal
Tidak dapat kerusakan saraf yang progresif
E. Peralatan Hemidialisa
1. Arterial Venouse Blood Line ( AVBL )
AVBL terdiri dari :
a) Arteri Blood Line ( ABL )
Adalah tubing /line plastic yan gmneghubungkan
darah dari tubing akses vaskuler tubuh pasien
menuju dialyzer,disebut inlet di tandai dengan
tanda merah
b)

Venouse Blood Line

STIKESFA NR

Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan


darah dari dialyser dengan tubing akses vascular
menuju tubing pasien disebut outlet di tandai
dengan warna biru.Priming volume AVBL antara
100-500 ml.Priming volume adalah cairan yang
diisikan perama kali pada AVBL dan kompartemen
dialyser.
Bagian-bagian dari AVBL
dan kompartemen
adalah
konektor,ujung
runcing,segmen
pump,tubing
arterialvenouse
pressure,tubing
udara,bubble trap,tubing infuse/tranfusi set,port
biru obat,port darah/merah hera heparin,tubing
heparin dan ujung tumpul.
2. Dializer /ginjal buatan ( artificial kidney )
Adalah suatu alat dimana proses dialysis terjadi atas 2
ruang /kompartemen,yaitu :
Kompartemen darah yaity ruangan yang berisi darah
Kompartemen dialisat yaitu ruang yang berisi
dialisat
Kedua kompartemen dipisahkan oleh membrane
semi-permiabel.
Diualizer mempunyai 4 lubang yaitu ujung untuk
keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar
masuk dialisat.
3. Air Water Treatment
Air dalam tindakan hemodialisa dipakai sebagai
pencampur dialisat peka (diasol).Air ini dapat berasal
dari berbagai sumber,seperti air PAM dan air
sumur,yang harus di murnikan dulu dengan cara Water
treatmentsehingga
memenuai
standart
AAMI
(Association For The Advancement Of Medical
Instrument).Jumlah air yang di butuhkan untuk satu
session hemodialysis seorang pasien adalah sekitar 120
Liter
4. Larutan Dialisat
5

STIKESFA NR

Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit


dalam komposisi tertentu.Dipasaran beredar dua
macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat
bicarbonate.Dialisa asetat menurut komposisinya dalah
beberapa
macam
yaitu
:Jenis
standart,free
potassium,low
calcium,
dan
lain-lain.Bentuk
Biocarbonate ada yang powder,sehingga sebelum di
pakai perlu di larutkan dalam air murni/air water
treatment sebanyak 9,5 liter da nada yang berbentuk
cair (siap pakai).
5. Mesin homodialisa
Ada bermacam-macam mesin hemodialysis sesuai
merekna.Tetapi
prinsipna
sama
yaitu
blood
pomp,system pengaturan larutan dialisat,,System
pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat
circuit
dan
sebagai
monitor
deteksi
adanya
kesalahan.Dan komponenen tambahan seperti heparin
pump,tombol bicarbonate,control ultrafiltrasi,program
ultrafiltrasi,kateter vena,blood volume monitor.
6. Perlengkapan Hemodialisis lainnya :
Jarum punksi,adalah jarum yang dipakai pada saat
melakukan punkksi akses vaskuler ,macammacamnya :
Singel Needle
Jarum yang dipakai hanya satu,tetapi mempunyai
dua cabang,yang satu untuk darah masuk dan
yang satu untuk darah keluar.Pungsi hanya di
lakukan sekali.
AV-Fistula
Jarum yang bentuknya seperti wing needle tetapi
ukurannya besar.jika menggunakan AV fistula
ini,dilakukan dua kali penusukan.
F. Komplikasi Hemodialisa
Komplikasi

Penyebab
Bakteri atau zat penyebab

Demam
6

STIKESFA NR

demam (pirogen) di dalam


darah .
Dialisat terlalu panas
Reaksi anafilaksis yang
berakibat
Fatal (anafilaksis)

Alergi terdapat zat di dalam


mesin
Tekanan darah rendah

Tekanan Darah rendah

Terlalu banyak cairan yang


dibuang

Gangguan Irama Jantung

Kadar kalium
lainnya
yang
dalam darah

Emboli Udara

Udara memasuki darah di


dalam mesin

Peredaran usus,otak,mata
atau perut

Penggunaan Heparin di
dalam
mesin
untuk
mencegah pembekuan

dan zat
abnormal

G. Proses Hemodialysis

STIKESFA NR

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

STIKESFA NR

A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat Penyakit
a) Riwayat
b) Riwayat
c) Riwayat
d) Riwayat
e) Riwayat
f) Riwayat

penyakit infeksi
penyakit Batu/obstruksi
pemakaian obat-obatan
penyakit endokrin
penyakit vaskuler
penyakit jantung

3. Data Interdialisis (Klien hemodialisa rutin)


Data Interdialisis meliputi :
a) Berat badan kering klien atau Dry Weight,yaitu :
Berat badan dimana klien merasa enak,tidak ada
udema ekstremitas,tidak merasa melayang dan tidak
merasa sesak ataupun berat,nafsu makan baik,tidak
anemis.
b) Berat badan interdialisis : Berat badan hemodialysis
sekarang-berat badan post hemodialysis yang lalu
(Kg).
c) Kapan terakhir hemodialysis
4. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Data subjektif : Lemah badan,cepat
lelah,melayang
Data objektif : Nampak sakit,pucat keabuabuan,kurus,kadang-kadang
disertai
edema
ektremitas,nafas terengah-engah.
b) Kepala
Retinopati
Konjungtiva anemis
Sclera icteric dan kadang-kadang disertaimata
merah (red eye syindrome)
Rambut ronok
Muka tampak sembab
Bau mulut amoniak
c) Leher
9

STIKESFA NR

Vena jugularis meningkat/tidak


Pembesaran kelenjar/tidak
d) Dada
Gerakan nafas kanan/kiri sembang/simetris
Rinckhi basa/kering
Edema paru
e) Abdomen
Ketegangan
Acites (perhatikan penambahan
pada kunjungan berikutnya).
Kram perut
Mual/muntah

lingkar

perut

f) Kulit
g) Ektremitas
Kelemahan gerak
Kram Gatal-gatal
Mudah sekali berdara(easy bruising)h bernafas
Kulit kering dan bersisik
Keringat dingin,lembab
Perubahan turgor kulit

Edema (ektremitas atas/bawah)


Ektremitas atas : Sudahkah operasi akses vaskuler
5. Pemeriksaan persistem
a) System kardiovaskuler
Data Subjektif : sesak nafas,sembab,batuk
dengan dahak/riak,berdahak/tidak
Data objektif : hipertensi,kardiomegali,Nampak
sembab dan susah bernafas.
b) System pernafasan
o Data subjektif : Merasa susah bernafas,mudah
terengah-engah saat beraktifitas.
o Data objektif : Edema
paru,dyspnea,ortopnea,kusmaul
10

STIKESFA NR

c) Sytem percernaan
o Data Subjektif : nafsu makan
menurun,mual/muntah,lidah hilang
rasa,cegukan,,diare(lender darah,encer) beberapa
kali sehari.
o Data objektif : cegukan,,melena/tidak
d) System neuromuskuler
o Data subjektif : Tungkai lemah,parestesi,kram
otot,daya konsentrasimenurun,insomnia dan
gelisah,nyeri/sakit kepala
o Data objektif : neuropati perifer,asteriksis,dan
mioklonus,Nampak menahan nyeri.
e) System genito-urinaria
o Data subjektif : Libido
menurun,noktori,oliguria/anuria,infertilitas (pada
wanita)
o Data objektif : Edema pada system genital
f) System psikososial
1) Integritas Ego
Stresor : financial,hubungan dan komunikasi
Merasa tidak mampu dan lemah
Deniel,cemas,takut,marah mudah tersinggung
Perubahan body image
Mekanisme koping klien dan keluarga terhadap
diagnosis,penyakit dan perawatannya,kadang
masih kurang.
2) Interaksi social
Deniel,menarik diri dari lingkungan
Perubahan fungsi peran dikeluarga dan
masyarakat.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Marilyin E.Denges 1999
adalah sebagai berikut :
11

STIKESFA NR

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


sehubungan
dengan
anoreksia,hilangnya
protein
selama dialysis,pembatasan diet.
2) Kurangnya mobilitas fisik sebungan dengan terapi
pembatasan,penurunan
kekuatan/tahanan,gangguan
persepsi/kognitif.
3) Kurang perawatan diri sehubungan dengan intoleransi
aktivitas.
4) Resiko tinggi terhadap konstipasi sehubungan dengan
penurunan masukan cairan,perubahan pola
diet,penurunan mortilitas usus
5) Perubahan proses pkir sehubungan dengan perubahan
fisiologis.
6) Ansietas
sehubungan
dengan
kerisis
situasional,ancaman kematian
7) Gangguan citra tubuh sehubungan dengan krisis
situasional penyakit kronis.
8) Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis, dan
kebutuhan pengobatan sehubungan dengan kurang
terpajam/mengingat,tidak mengenai sumber
informasi,keterbatasan kognitif.
C. Intervensi dan implementasi
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhun tubuh
sehubungan dengan anoreksia,hilangnya protein
selama dialysis,pembatasan diet.
Intervensi / implementasi
Kaji masuk dan halura pasien setiap hari
R : Mengidentifikasi kekurangan kalori setiap hari
Anjurkan pasien untuk mempertahankan masukan
makanan harian sesuai anjuran diet yang di
tentukan.
R : Membantu pasien menyadari kebutuhan
dietnya.
Ukur massa otot melalui lipat trisep atau tonus otot.
R : Mengkaji keadekuatan
nutrisi melalui
pengukuran perubahan deposit lemak yang
menentukan ada/tidaknya katabolisme jaringan
Perhatikan adanya mual/ muntah.
12

STIKESFA NR

R : Mengidentifikasi gejala yang menyertai


akumulasi toksin endogen,mempengaruhi pilihan
intervensi.
Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam
perencanaan menu.
R : Dapat meningkatkan pemasukan oral dan
meningkatkan perasaan.Contoh/tanggung jawab.
Berikan makan sedikit dan frekuensi sering.
R : Meningkatkan pemasukan nutrisi
Berikan perawatan mulut sering
R : Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral
dan rasa tak enak dimulut.
Kolaborasi,kebutuhan diet dengan ahli gizi.
R : Berguna untuk program diet individu untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.
Kolaborasi,pemberian multivitamin.
R : Menggantikan kehilangan vitamin karena
malnutrisi/anemia atau selama dialysis.
Kolaboraso,pengawasan kadar protein/albumin
serum
R : Merupan indikator kebutuhan protein
Kolaborasi,pemberian antiemetik.
R : Menurunkan stimulasi pada pusat muntah.
Kolaborasi,sarankan penggunaan selang nasogastric
jika diindikasikan .
R : Diperlukan jika terjadi muntah tetap atau bila
makan enteral diinginkan

2) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan terapi


pembatasan,penurunan
kekuatan/tahan,gangguan
persepsi/kongnitif.
Intervensi/Implementasi
Kaji keterbatasan aktivitas
R : Mempengaruhi intervensi
Ubah posisi secara sering bila tirah baring:dukung
bagian tubuh yang sakit/sendi dengan bantal.
R : Menurunkan ketidaknyamanan,mempertahankan
kekuatan
otot/mobilitas
sendi,meningkatkan
sirkulasi,dan mencegah kerusakan kulit.
13

STIKESFA NR

Pertahankan
kebersihan
dan
kekeringan
kulit,pertahankan linen kering dan bebas kerutan.
R : Mencegah iritasi kulit
Dorong nafas dalam dan batuk
R : Memobilisasi secret,memperbaiki ekspansi paru.
Berikan pengalihan dengan tepat pada kondisi
pasien (pengunjung,radio//TV,buku.
R : Menurunkan kebosanan,mmeningkatkan
relaksasi
Bantu dalam latihan rentang gerak aktif/pasif.
R : Mempertahan kelenturan sendi,mencegah
kontraktur,dan membantu dalam menurunkan
tegangan otot.
Buat dalam rencana program aktivitas dengan
masukan dari pasien.
R : Meningkatkan energi pasien dan mengontrol
perasaan sejahtera.
3) Kurang perawatan diri sehubungan dengan intoleransi
aktivitas.
Intervensi/Implementasi
Tentukan skala kemampuan pasien untuk
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri (skala
0-4).
0 = Mandiri penuh
1 = Memerlukan penggunaan alat
2 = Memerlukan bantuan orang lain untuk
pertolongan
,pengawasan,pengajaran
3 = Membutuhkan bantuan orang lain dan
peralatan/alat
bantu.
4 = Ketergantungan penuh/tidak dapat
berpartisipasi dalam
aktivitas.
R : Kondisi dasar akan menentukan tingkat
kekurang/kebutuhan.
Berikan bantuan aktivitas sesuai dengan yang
dibutuhkan.
R : Memenuhi kebutuhan dengan mendukung
partisipasi dan kemandirian pasien.
14

STIKESFA NR

Anjurkan
untuk
tehnik
menghemat
energi,melakukan aktifitas secara bertahap sesuai
toleransi.
R : Menghemat energi,menurunkan kelelahan, dan
meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan
tugas.
Jadwal kan aktivitas yang memungkinkan pasien
cukup waktu untuk menyelesaikan tugas pada
kemampuan optimal.
R :
Pendekatan yang tenang menurunkan
frustasi,meningkatkan
partisipasi,meningkatkan
harga diri.
4) Resiko tinggi terhadap konstipasi sehubungan dengan
penurunan
masukan
cairan,perubahan
pola
diet,menurunkan mortalitas usus.
Intervensi/Implementasi
Kaji
kemampuan
defekasi,frekuaensi
,warna,konsistensi dan flatus.
R
:
Menilai
seberapa
berat
gangguan
defekasi,memudahkan intervensi.
Observasi ada/tidak bising usus dan distensi
abdomen.
R :
Bising usus mungkin hopoaktif atau
heiperaktif,menandakan
adanya
gangguan
peristaltic usus,mempengaruhi intervensi.
Berikan kepada pada pasien tentang efek diet
(cairan dan serat).
R Cairan dan serat baik untuk pencernaan,feses
menjadi lunak dan mudah untuk defekasi.
Instruksikan pasien menghindari mengejan selama
defekasi.
R
:
Mengejan
banyak
mengeluarkan
energy,sehingga
dapat
mengakibatkan
kelelahan,pusing dan pingsan.
Konsultasikan/kolaborasi dokter pemberian :pelumas
feses,enema laksatif.
R : Membantu pasien dalam kemudahan elmiminasi
defekasi,feses lumbut,dan mudah di keluarkan.
15

STIKESFA NR

Kolaborasi ahli gizi untuk kebutuhan diet.


R
:
Pengaturan
makanan
yang
mencegah/mengurangi
keras/kering,memudahkan defekasi.

baik
feses

5) Perubahan proses piker sehubungan dengan prubahan


fisiologis.
Intervensi/Implementasi
Kaji perubahan prilaku/perubahan dalam tingkat
kesadaran (orientasi,waktu,tempat orang)
R : mengindikasikan tingkat toksisitas uremik,respon
terhadap terjadinya komplikasi dialysis
Berikan
penjelasan
sederhana
tentang
kondisi,orientasikan kembali dengan sering.
R : Memperbaiki orientasi realita.
Berikan lingkungan aman,bila perlu pasang pagar
tempat tidur.
R : mencegah trauma dan atau penglepasan aliran
dialysis/kateter tidak hati-hati.
Selidiki keluhan sakit kepala,sehubungan timbulnya
mual/muntah,kacau/agitasi,tremor/kejang.
R : Dapat menunjukan terjadinya sindrom
ketidakseimbangan yang dapat terjadi mendekati
selesainya/menyertai hemodialisa.
Awasi perubahan dalam pola bicara,terjadinya
dimensi,aktivitas mioklunos selama hemodialisa.
R : Kadang-kadang akumulasi alumunium dapat
menyebabkan demensia dialysis,berlanjut kematian
bila tidak diatasi.
Kolaborasi
pengawasan
BUN/kreatinin,glukosa
serum,ubah/ganti
konsentrasi
dialisat
atau
tambahan insulin sesuai indikasi.
R : Mengikuti kemajuan/perbaikan azotemia.
Kolaborasi,ambil kadar alumunium sesuai indikasi.
R : Peningkatan dapat memperingatkan ancaman
keerlibatkan serebral/demensia dialisis.
Kolaborasi,,berikan obat-obatan sesuai indikasi.
R : Bila terjadi sindrom disekuilibrium selama
dialisis,obat-obat
mungkin
diperlukan
untuk
16

STIKESFA NR

mengontrol kejang selama perubahan pada program


dialisis atau kesinambungan terapi.
6) Ansietas sehubungan dengan krisis
situasional,ancaman kematian.
Intervensi/Implemantasi
Kaji dan cacat kecemasan pasien setiap pergantian
shift.
R : Tingkat kecemasan (ringan,sedang,berat,panik)
mungkin mengalami perubahan setiap pergantian
shift sehingga mempengaruhi intervensi.
Kaji koping individu dalam menatasi ansietas
sebelumnya.
R : Mekanisme koping yang sama mungkin
ndiperlukan untuk mengatsi kecemasan saat ini.
Kaji kemampuan pasien dalam mengambil
keputusan.
R :Pasien dengan ansietas bersikap tampak raguragu,ini akan mempengaruhi intervensi.
Sediakan informasi factual mmenyangkut
diagnose,perawatan dan prognosis.
R : Meningkatkan pemahaman,menguragi
kecemasan.
Instruksikan pasien tentang penggunaan tekhnik
relaksasi.
R : Mengurangi ketegangan,meningkatkan perasaan
nyaman.
7) Gangguan cairan tuubuh sehubungan denga kerisis
situasional,penyakit kronis.
Intervensi/Implementasi
Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan
pengobatan, dan ansietas sehubungan dengan
situasi saat ini.
R : Mengidentifikasi luas masalah dan perlunya
intervensi.
Diskusikan arti kehilangan/perubahan pada pasien.

17

STIKESFA NR

R : beberapa pasien memandang situasi sebagai


tantangan,beberapa sulit menerinya.
Perhatikan
prilaku
menarik
diri
,tidak
efektifmenggunakan pengingkaran atau prilaku yang
mengindikasikan terlalu mempermasalahkan tubuh
dan fungsinya.
R : Indikator terjadinya kesulitan meneangani stres
terhadap apa yang terjadi.
Kaji
penggunaan
substansi
adiktif
(contoh:
Alkohol),pengerusakan diri/prilaku bunuh diri.
R : Menunjukan disfungsi koping dan upaya untuk
menangani masalah dalam tindakan tidak efektif.
Tentukan tahap berduka.Perhatikan tanda depresi
berat/lama.
R : Indikasi tahap yang sedang pasien alami
memberikan pedoman untuk mengenal dan
menerima prilaku dengan cepat.Depresilama
menunjukan perlunya intervensi lanjut.
Akui kenormalan perasaan.
R : Pengenalan perasaan tersebut diharapkan
membantu pasien untuk menerima dan mengatasi
secara efektif.
Dorong pasienn untuk menyatakan konflik kerja dan
prbadi yang mungkin timbul dan dengar dengan
aktif.
R : Membantu pasien mengidentifikasi dan solusi
masalah.
8) Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan
kebutuhan pengobatan sehubungan dengan
terpajan/mengingat,tidak mengingat sumber
informasi,keterbatasan kognitif.
Intervensi/Im[lementasi
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan kelurga tentang
kondisi,prognosis dan pengobatan saat ini.L
R : Mengidentifikasi seberapa jauh pengalaman dan
pengetahuan pasien dan keluarga tentang
penyakitnya.
18

STIKESFA NR

Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga


tentang keadaan saat ini.
R
:
Mengurangi
kecemasan,meningkatkan
pengetahuan dan menghasilkan penerimaan dan
kerja sama yang baik dalam proses terapi.
Anjurkan pasien dan keluargauntuk memperhatikan
anjuran dietnya.
R : Diet yang tepat dan benar membantu dalam
proses penyembuhan.
Dorong dan berikesempatan pasien untuk bertanya.
R : Meningkatkan proses belajar,meningkatkan
pengambilan kesimpulan, dan menurunkan ansietas
sehubungan ketidak tahuan.
Minta pasien dan keluarga untuk mengulangi
kembali tentang materi yang sudah diberikan.
R : Mengetahu seberapa jauh pemahaman pasien
dan keluarga serta menilai keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan.
D. Evaluasi.
1) Menunjukan berat badan stabil atau meningkat dengan
nilai laboratorium normal.
2) Mempertahan mobolitas atau funsi optimal yang dapat
di lakukan.
3) Berpartisipasi pada aktivitas sehar-hari dalam tingkat
kemampuan diri/keterbatasan penyakit.
4) Mempertahankan pola funsi usus normal
5) Mengenal perubahan dalam berpikir/prilaku dan
menunjukan prilaku untuk mencegah/meminimalkan
perubahan.
6) Menanyakan
persaan
cemas
berkurang/terkontrol,menunjukan
keterampilan
pemecahan masalah dan penggunaan sumber secara
efektif,tampak rileks/dapat tidur istirahat secara tepat.
7) Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk
persepsi negative pada diri sendiri,menanyakan
penerimaan terhadap situasi diri,menunjukan adaptasi
terhadap perubahan/kejadian yang telah terjadi.

19

STIKESFA NR

8) Menanyakan pemahaman tentang kondisi,prognosis,


dan pengobatan : Melakukan tindakan secara benar dan
dapat menjelaskan alasan tindakan.

BAB III
A. KESIMPULAN
Hemodialisa adalah prosedur dimana darah dikeluarkan
dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin
diluar tubuh yang disebut dialByzer.Prosedur ini
memerlukan jalan masuk ke aliran darah.Untuk
memenuhu kebutuhan ini,maka dibuat suatu hubungan
buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa)
melalui pembedahan.
20

STIKESFA NR

Bila pembahasan tentang cairan dan fungsi ginjal dapat


dipahami oleh perawatan,maka akan terdapat asuhan
keperawatan yang dapat di pertanggung jawabkan
keilmiahannya,sehinggaakan meningkatkan citra profesi
keperawatan.

B. SARAN
Diharapkan mahasiswa sebelum mengikuti perkuliahan
harus paham tentang anatomi dan fisiologi ginjl dan
mekanisme terjadi didalamnya,sehingga mahasiswa akan
lebih paham akan guna hemodialisa terhadap indikasinya.

Lampiran
DIALYZER

21

STIKESFA NR

22

STIKESFA NR

Contoh Mesin Hemodialisa

23

STIKESFA NR

Proses Hemodialisa/Mesin hemodialisa

24

STIKESFA NR

25

STIKESFA NR

Anda mungkin juga menyukai