Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari
luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran
terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan
biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium
agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan
mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan (Dwijoseputro, 1998).
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan
demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur
murni saja.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalamp raktikum ini adalah bagaimana
mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
1.3 Tujuan
Praktikum

ini

bertujuan

mikroorganisme pada medium steril

untuk

mempelajari

teknik

inokulasi

biakan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemindahan biakan
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik
aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu
menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk
pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu
pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel (Lay, 1998).
Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan aktivitas
metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan permukaan karena
pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga
memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring
atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni
sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme (Lay,
1998).
2.2 Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar
semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar
menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan
serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca

(encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan
agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil
1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga
boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri
kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala
api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).

2.3 Teknik Inokulasi


Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
2.3.1 Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara
garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh
menjadi koloni (Winarni, 1997).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang
berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006)
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :
a. Goresan T

b. Goresan kuadran

c. Goresan Radian

d. Goresan Sinambung

2.3.2 Metode tebar


Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu
disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah (Winarni, 1997).

2.3.3 Metode tuang


Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
2.3.4 Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni,
1997).

2.4 Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri


Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri adalah :
1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti
benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam
suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang
berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak
(Rohimat, 2002).
2.5 Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
1.Mixed culture: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme

2. Plate culture: media padat dalam petridish

3. Slant culture : media padat dalam tabung reaksi

4. Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan cara
penusukan.

5. Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.


6. Shake culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.
(Dwijoseputro, 1998).
2.6 Cara menyelidiki Piaraan Murni
Dalam keadaan sebenarnya ( di alam bebas ) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang
hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan
bersama-sama bakteri saproba. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal beberapa
cara, yaitu :
1. Dengan pengenceran
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran inii kemudian diambil sampel 1 ml
untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk
disebarkan pada suatu koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita
hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu
koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni. Kalau kita
belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang
pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Waluyo, 2005).

Gambar 1. Teknik Pengenceran

2. Dengan Penuangan
Robert koch ( 1943-905 ) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil
sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian
disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian
diperoleh hanyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang
beberapa jam kemudian nampaklah koloni koloni yang masing masing dapat dianggap
murni. Denagn mengulang pekerjaan seperti di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan
murni yang lebih terjamin (Waluyo, 2005).
3. Dengan Penggesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya
sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat rumbuh. Jika ujung kawat
inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah disentuhkan suatu
koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa waktu kemudian
(kurang lebih 12 jam) akan nampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan
medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil,
maka akan diperoleh suatu piaraan murni (Waluyo, 2005).
4. Dengan Mengucilkan Satu Sel ( Single Cell Isolation )
Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak,
dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan tangan suatu
mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca
penutup. Pekerjaan ini dilakuan di bawah obyektif mikroskop. Jika tampak suatu tetesan
hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet, tetesan tersebut
dipindahkan ke medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berkembang biak
dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Meode ini sangat memerlukan
kesabaran, lagipula mikromanipulator sangat mahal (Waluyo, 2005).
5. Dengan Inokulasi Hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat
tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang
disangka menderita tbc. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka
bakteri bakteri

aprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita

peroleh semata mata hasil tbc saja. Piaraan pneumococcus murni dapat diperoleh dengan
jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati
akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai.
Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit ( intracutaneous ), dapat di bawah kulit
( subcutaneous), dapat di dalam otot ( intramuscular), dapat di rongga tubuh atau lain-lain
tempat lagi (Waluyo, 2005).
2.7 Teknik Aseptik
Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kita
harus mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme ada
dimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara dan
permukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya setelah
preparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh.
Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai penanganan
berikutnya mediun kultur harus tetap steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak
juga harus tetap terjaga kesterilannya (Cappuccino, 1983).
Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasi
dan media kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilan
dalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendamping
mikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu kontak
dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas mikroorganisme didalamnya.
Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar.
Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus lihai
dengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api. Dalam
pertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,
dimana pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal
(Cappuccino, 1983).

Gambar 2. Teknik Aseptik


2.8 Escherichia coli
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E.
coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan
manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli
merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare
lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat
dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi
patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).
Klasifikasi
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escheriachia
Spesies : E. coli
Escherichia coli biasanya hidup di dalam intestinum pada manusia ataupun hewan,
memiliki gram negative, dan fakultatif anaerob. Merupakan makhluk prokariot. Pada

kondisi tertentu bisa menjadi pathogen atau dapat menyebabkan penyakit. Dan bakteri ini
juga dapat menyebabkan keracunan makanan, dan yang paling sering adalah dapat
menyebabkan diare serta beberapa penyakit yang sejenis (Anonim, 2008).
Escherichia coli memproduksi racun yang berbahaya di lapisan intestinum. Bila
terjadi desakan pada intestinum maka akan menghasilkan racun tersebut untuk
menkontaminasi daging dan susu. Escherichia coli merupakan mikroorganisme normal
yang berasal dari kotoran hewan atau manusia baik dalam kondisi sehat maupun sakit.
Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja. Morfologi sel bakteri Escherechia
coli berupa batang pendek (0,5-1,0 X 1,0-3,0 m), serta motil (sel-selnya peritrikus, yaitu
flagela secara merata tersebar diseluruh permukaan sel) dan ada juga yang non motil. Ciriciri biokimiawinya adalah banyak sekali terjadi perubahan pada substrat. Keterangan ini
memberikan cara-cara dasar untuk membedakannya dengan yang lain. Habitatnya pada
lingkungan aquatik, tanah, makanan, air seni dan tinja (Pelczar, 1986).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang dipergukan dalam percobaan ini adalah jarum ose, tabung reaksi, lampu
spiritus, penangas air, cawan Petri, dan inkubator.
3.1.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan daalm praktikum ini yaitu kapas lemak dan media agar
yanng telah disterilkan.
3.2 Cara kerja
3.2.1 Metode Gores (Streak Plate Method) pada Media Agar Miring
Tabung Reaksi
- Ditulis nama spesies mikroorganisme, tanggal serta nama praktikan ditulis
pada tabung reaksi.
- Biakan induk dalam tabung reaksi dan media agar miring yang telah
disterilkan diletakkan pada telapak tangan kiri.
- Dipanaskan jarum ose pada nyala api lampu spiritus hingga membara.
- Dibuka sumbat kapas pada biakan induk dengan jari manis dan kelingking.
- Disumbat kapas pada biakan induk ditutup.
- Disumbat kapas media agar miring yang akan diinokulasi mikroorganisme
dibuka dengan cara yang sama dengan langkah 4. Kemudian ujung jarum
ose yang sudah mengandung mikroorganisme digeserkan dengan hati-hati
di atas permukaan agar, dimulai dari dasar tabung secara zig-zag menuju
ke bagian atas tabung.
- Disumbat kapas ditutup secepatnya pada media yang telah diinokulasi.
dipanaskan

ujung

jarum

ose

kembali

sampai

membara

untuk

memusnahkan mikroorganisme yang masih menempel.


- Disimpan biakan yang baru diinokulasi dalam inkubator. Diamati,
digambar dan diberi keterangan pertumbuhan koloni bakteri.

Hasil

3.2.2 Metode Gores (Streak Plate Method) pada Media Agar Datar
Tabung Reaksi
- Ditulis nama spesies mikroorganisme, tanggal serta nama praktikan pada
cawan petri.
- Biakan induk dalam tabung reaksi diletakkan pada telapak tangan kiri.
- Dipanaskan jarum ose pada nyala api lampu spiritus hingga membara.
- Dibuka sumbat kapas pada biakan induk dengan jari manis dan kelingking.
- Disumbat kapas pada biakan induk ditutup.
- Dipanaskan pinggiran cawan petri untuk proses sterilisasi cawan petri
- Dibuka sedikit tutup cawan petri dengan tetap melakukannya di dekat api
bunsen.
- Digeserkan ujung jarum ose yang sudah mengandung mikroorganisme
dengan hati-hati di atas permukaan agar, dimulai dari atas permukaan
secara zig-zag menuju ke bagian bawah (goresan T dan kuadran).
-

Ditutup secepatnya pada media cawan petri yang telah diinokulasi.


dipanaskan

ujung

jarum

ose

kembali

sampai

membara

untuk

memusnahkan mikroorganisme yang masih menempel.


- Disimpan biakan yang baru diinokulasi dalam inkubator. Diamati,
digambar dan diberi keterangan pertumbuhan koloni bakteri.

Hasil

3.2.3

Metode taburan (Pour Plate Method)

Medium Biakan
-

Dicairkan medium bakteri di atas penagas air dan didinginkan sampai


suhu 50C.

Dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptic dan dibiarkan sampai


padat.

Diencerkan susupensi bahan yang mengandung mikroorganisme seencer


mungkin dan diteteskan secara aseptic.

- Diratakan dengan digoyang seperti angka delapan.


- Ditutup cawan petri dan diberi label, kemudian diinkubasi dalam keadaan
terbalik dalam incubator selama 24-48 jam masa inkubasi
Hasil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Inokulasi dengan Metode Gores (Medium Agar Datar)
No. Perlakuan
1.

Disiapkan media biakan induk dari

Pengamatan
-

Diberikan pada 2 sampel medium,

jenis mikroorganisme :

menggunakan goresan kuadran dan

Bakteri : Escherichia coli

goresan T
-

Pada medium biakan induk, koloni


bakteri tampak berwarna putih

2.

Medium NA pada tabung reaksi yang

telah disterilkan, dipanaskan di atas


kompor listrik selama 10-15 menit

Medium

berwarna

bening

kekuningan
-

Pemanasan

bertujuan

untuk

mencairkan media sehingga dapat


dituangkan untuk media agar datar
pada cawan petri

3.

Disediakan dua buah cawan petri dan

berfungsi untuk mensterilisasi cawan

sekeliling pinggirnya dipanaskan dekat

petri

dari

kontaminan

api bunsen

mikroorganisme yang lain

4.

Dituangkan Medium NA panas ke

dalam cawan petri steril

berfungsi

sebagai

tempat

menggoreskan bakteri dan tempat


pertumbuhan koloni bakteri

5.

Didiamkan selama beberapa menit

cawan petri yang telah diberi medium

berfungsi agar medium NA menjadi


padat seperti agar

NA panas

6.

Di

panaskan

jarum

ose

hingga

membara

berfungsi untuk mensterilisasi jarum


sehingga tidak ada mikroorganisme
lain yang menempel disana.

7.

Dibuka sumbat kapas tabung reaksi


yang

berisi

isolat

biakan

induk,

kemudian dipanaskan bibir tabung

berfungsi untuk mensterilisasi tabung


dan biakan dari mikroorganisme lain

8.

Dimasukkan jarum ose bulat pada pengambilan

inokulum

dengan

medium biakan induk jarum ose untuk menggoreskan ujung bulat pada jarum ke
inokulasi bakteri

media biakan induk,

memungkinkan

bakteri dapat terambil banyak

9.

Dipanaskan mulut tabung reaksi yang

berisi isolat biakan induk, kemudian

berfungsi untuk mensterilisasi tabung


dan biakan dari mikroorganisme lain

segera ditutup dengan sumbat kapas


10.

Setiap perlakuan di usahakan dilakukan

secara aseptis (di dekat api bunsen)

berfungsi agar saat inokulasi, bahan


serta alat gelas yang digunakan tetap
steril

11.

Digoreskan inokulum di permukaan

Media agar untuk bakteri digunakan

media agar di dalam cawan petri yang

media NA (Nutrien Agar), fungsi

telah disediakan menggunakan metode

penggunaan medium NA karena

gores mulai dari sisi samping secara

komposisinya

merata. Metode gores yang dipakai

ekstrak daging sapi didalamnya yang

meode T dan kuadran

mengandung protein, karbohidrat,

yang

terdiri

dari

vitamin, dan sedikit lemak, juga


terdapat adanya faktor pertumbuhan
yang

tidak

mampu

disintesis

mikroorganisme
-

Agar koloni yang terbentuk tersebar


merata, tampak jelas dan tidak
bertumpukan

12.

13.

Ditutup cawan petri dan dipanaskan

berfungsi untuk mensterilisasi cawan

kembali sekeliling cawan petri dan

petri

diisolasi dengan selotip bening

mikroorganisme lain

Inokulum cawan petri diinkubasi di


inkubator pada suhu 370C

dan

biakan

dari

sebagai tempat penyimpanan steril


cawan petri dengan menyeting suhu
optimum bakteri untuk tumbuh

14.

Disimpan inokulum ke dalam inkubator

Posisi

dengan posisi terbalik, diamati dan

menghindari uap air hasil metabolisme

difoto bentuk koloni yang terbentuk

bakteri akan menetes dari tutup cawan

setelah diinkubasi selama 2 x 24 jam

ke permukaan media. Hal ini akan

dan 4 x 24 jam

menghasilkan suatu masa pertumbuhan


yang

cawan

petri

menganak

menghancurkan
secara

terbalik

sungai

dan

pembentukan

koloni

individu.

menghindari

hal

untuk

Sehingga
ini,

maka

untuk
ketika

diinkubasi, bagian bawah cawan petri


diletakkan di atas atau terbalik

15.

Setelah diinkubasi selama 2x 24 jam


a. Sampel 1:

tidak terbentuk koloni bakteri karena


tidak nampak goresan putih menyebar

b. Sample 2:

tidak terbentuk koloni bakteri karena


tidak nampak goresan putih menyebar

16.

Setelah diinkubasi selama 4x 24 jam


-

a. Sampel 1:

belum terbentuk koloni bakteri


dengan jumlah lebih banyak karena
belum

terdapat

goresan

yang

nampak jelas

b. Sampel 2:
-

belum terbentuk koloni bakteri


dengan jumlah lebih banyak karena
belum

terdapat

goresan

yang

nampak jelas

4.1.2 Inokulasi dengan Metode Gores (Medium Agar Miring)


No. Perlakuan
1.

Disiapkan media biakan induk dari

Pengamatan
-

Masing-masing biakan induk berada di

jenis mikroorganisme :

tabung reaksi yang berisi media agar

Bakteri : Escherichia coli

miring yang berwarna kuning


-

Pada medium biakan induk koloni


bakteri tampak berwarna putih

Diberikan pada 3 sampel media

2.

Disediakan tiga buah tabung reaksi

steril berisi medium agar padat

Medium

agar

miring

berwarna

kekuningan
-

berfungsi

sebagai

tempat

menggoreskan bakteri maupun jamur


dan

tempat

pertumbuhan

koloni

bakteri maupun jamur

3.

Di

panaskan

jarum

ose

hingga

membara

berfungsi untuk mensterilisasi jarum


sebelum

digunakan

dari

mikroorganisme lain

4.

Dibuka sumbat kapas tabung reaksi


yang

berisi

isolat

biakan

induk,

berfungsi untuk mensterilisasi tabung


dan biakan dari mikroorganisme lain

kemudian dipanaskan bibir tabung

5.

Dimasukkan jarum ose bulat pada


medium biakan induk untuk inokulasi
bakteri

pengambilan

inokulum

dengan

menggoreskan ujung bulat pada jarum


ke

media

biakan

induk,

memungkinkan bakteri dapat terambil


banyak

6.

Dipanaskan mulut tabung reaksi yang

berisi isolat biakan induk, kemudian

berfungsi untuk mensterilisasi tabung


dan biakan dari mikroorganisme lain

segera ditutup dengan sumbat kapas


7.

Setiap perlakuan di usahakan dilakuan

secara aseptis (di dekat api bunsen)

berfungsi agar saat inokulasi, bahan


serta alat gelas yang digunakan tetap
steril

5.

Digoreskan inokulum di permukaan

Media agar untuk bakteri digunakan

media agar di dalam tabung reksi yang

media NA (Nutrien Agar), fungsi

telah disediakan menggunakan metode

penggunaan

gores mulai dari sisi samping arah zig

komposisinya yang terdiri dari ekstrak

zag secara merata

daging

medium

sapi

mengandung

di

NA

karena

dalamnya

protein,

yang

karbohidrat,

vitamin, dan sedikit lemak, juga


terdapat adanya faktor pertumbuhan
yang

tidak

mampu

disintesis

mikroorganisme
-

Digunakan arah zig zag agar


memungkinkan koloni yang terbentuk
tersebar merata, tampak jelas dan tidak
bertumpukan

6.

7.

Dipanas di sekeliling mulut tabung

berfungsi untuk mensterilisasi tabung

dan segera ditutup dengan sumbat

reaksi dan biakan dari mikroorganisme

kapas

lain
dalam

- sebagai tempat penyimpanan steril

inkubator pada suhu 370C , diamati

cawan petri dengan menyeting suhu

dan

optimun bakteri untuk tumbuh

Disimpan
difoto

inokulum
bentuk

ke
koloni

yang

terbentuk setelah diinkubasi selama 2x


24 jam dan 4 x 24 jam

8.

Setelah diinkubasi selama 1x 24 jam


a. Sampel 1:

Terbentuk

koloni

bakteri

dengan

jumlah yang tidak dapat dihitung,


terdapat goresan putih menyebar yang
nampak jelas.

b. Sampel 2:
-

Koloni terbentuk dengan goresan putih


zig-zag agak menyebar

c. Sampel 3:
-

Koloni terbentuk dengan goresan putih


zig-zag agak menyebar

9.

Setelah diinkubasi selama 4x 24 jam


a. Sampel 1:

- Terbentuk koloni bakteri dengan jumlah


lebih

banyak

dihitung,

dan

sebagian

dapat

terdapat

goresan

putih

menyebar yang nampak jelas

b. Sampel 2:
-

Koloni terbentuk dengan goresan putih


zig-zag agak menyebar

c. Sampel 3:
-

Koloni terbentuk dengan goresan putih


zig-zag agak menyebar

4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan inokulasi bakteri Escherichia coli pada medium agar
datar dan medium agar miring.
4.2.1. Inokulasi dengan Metode Gores (Medium Agar Datar)
Pada penggunaan metode gores dengan medium agar datar, mula mula disiapkan
media biakan induk dari jenis mikroorganisme bakteri Escherichia coli.
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama
bakteri gram negatif. E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa
digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk
dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam
penanganannya.
Biakan induk berada di tabung reaksi yang berisi media agar miring berwarna
kuning. Pada medium biakan induk, koloni bakteri tampak berwarna putih. Disediakan
sebuah cawan petri steril berisi medium agar padat (medium agar yang sebelumnya telah
dipanaskan, dituagkan pada cawan petri steril, kemudian didiamkan untuk proes
pendingina). Medium agar datar ini berwarna kekuningan, berfungsi sebagai tempat
menggoreskan bakteri dan tempat pertumbuhan koloni bakteri. Selanjutnya dipanaskan
jarum ose hingga membara, berfungsi untuk mensterilisasi jarum sebelum digunakan dari
mikroorganisme lain. Sumbat kapas tabung reaksi yang berisi isolat biakan induk dibuka,
kemudian dipanaskan bibir tabung, berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari
mikroorganisme lain. Kemudian dimasukkan jarum ose pada medium biakan induk dimana
yang digunakan adalah jarum ose bentuk bulat, pengambilan inokulum dengan
menggoreskan ujung bulat pada jarum ke media biakan induk, memungkinkan bakteri

dapat terambil banyak. Dipanaskan mulut tabung reaksi yang berisi isolat biakan induk,
berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme udara lain. Setelah
itu tabung reaksi segera ditutup dengan sumbat kapas. Digunakan sumbat kapas disini
karena sifatnya yang dapat menyerap uap air, yang terjadi ketika masa inkubasi. Setiap
perlakuan diusahakan dilakukan secara aseptis (di dekat api bunsen) berfungsi agar saat
inokulasi, tidak ada mikroorganisme kontam. Sebelum inokulasi juga terlebih dahulu harus
diusahakan agar semua alat-alat yang digunakan dan medium benar-benar steril. Hal ini
untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.

Gambar 3. Metode Inokulasi pada Cawan Petri


Selanjutnya digoreskan inokulum di permukaan media agar di dalam cawan petri
yang telah disediakan dengan menggunakan metode gores mulai dari sisi samping secara
merata.
Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar), fungsi penggunaan
medium NA karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi didalamnya yang
mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat adanya faktor
pertumbuhan yang tidak mampu disintesis mikroorganisme. Ditutup cawan petri, dipanas
di sekeliling cawan petri dan diisolasi dengan selotip bening. Perlakuan ini berfungsi
untuk mensterilisasi cawan petri dari mikroorganisme lain. Disimpan inokulum ke dalam
inkubator dengan posisi terbalik, diamati dan difoto bentuk koloni yang terbentuk setelah
diinkubasi selama 2x 24 jam dan 4 x 24 jam. Posisi cawan petri diletakkan terbalik karena
selama inkubasi terbentuk air yang mengembun di dalam cawan petri. Air akan menetes
dari tutup cawan ke permukaan. Hal ini akan menghasilkan suatu masa pertumbuhan yang
menganak sungai dan menghancurkan pembentukan koloni secara individu. Untuk
menghindari hal ini, maka ketika diinkubasi, bagian bawah cawan petri diletakkan di atas
atau terbalik .

Penggoresan inokulum pada media agar dilakukan untuk dua sampel. Sampel
pertama menggunakan goresan kuadran dan sampel ke 2 goresan T.
Goresan Kuadran

Goresan T

Gambar 4. Metode Gores pada Cawan Petri


Dari hasil pengamatan 2 x 24 jam dapat dilihat tidak terbentuknya koloni bakteri
dengan tidak adanya goresan putih meyebar zig-zag pada permukaan medium NA, dengan
kata lain bakteri belum tumbuh pada jangka waktu ini.
Setelah diinkubasi selama 4x 24 jam koloni Escherichia coli masih juga belum
terbentuk, belum terlihat adanya streak putih zig-zag menyebar.
Berikut gambar perbandingan antara koloni bakteri Escherichia coli yang terbentuk
dari sumber referensi dibandingkan dengan hasil pengamatan :

-Terbentuk koloni (Anonim, 2008) -Hasil pengamatan 96 jam (tidak terbentuk koloni)

Dari hasil pengamatan, pada kedua perlakuan dengan waktu yang berbeda, tidak
ditemukan koloni yang terbentuk. Tidak terbentuk koloni bakteri bisa disebabkan adanya
bahan kontaminan yang masuk saat inokulasi, penggunaan jarum ose belum benar benar
steril / belum tersterilisasi secara keseluruhan.
Metode gores yang dilakukan pada percobaan ini dengan menggunakan cawan petri.
Cawan petri ini berfungsi berfungsi sebagai tempat madium agar datar untuk penanaman
mikroorganisme dan tempat isolasi. Keuntungan penggunaan cawan petri adalah untuk
memperoleh biakan dengan jumlah yang banyak dan lebih mudah untuk melihat morfologi
biakan.
Medium yang digunakan adalah Nutrient Agar yang sebelumnya dipanaskan agar
bisa membentuk medium. Agar lalu didinginkan dalam tabung reaksi hingga memadat dan
berwarna kuning muda sehinnga membentuk agar tegak. Medium agar tegak adalah
medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakkan tegak pada waktu pendinginan.
Keuntungan dari media agar tegak ini adalah luas permukaan besar sehingga memudahkan
untuk identifikasi sedangkan kerugiannya adalah peluang kontaminasi yang besar karena
luas permukaan yang lebar.
4.2.2. Inokulasi dengan Metode Gores (Medium Agar Miring)
Untuk penggunaan metode gores dengan medium agar miring, mula-mula disiapkan
media biakan induk dari jenis mikroorganisme bakteri Escherichia coli. Biakan induk
berada di tabung reaksi yang berisi media agar miring yang berwarna kuning. Pada
medium biakan induk, koloni tampak berupa sebaran/suspensi putih pada permukaan atas
media. Disediakan tiga buah tabung reaksi steril berisi medium agar padat. Medium agar
miring berwarna kekuningan berfungsi sebagai tempat menggoreskan jamur dan tempat
pertumbuhan koloni jamur. Jarum ose dipanaskan hingga membara berfungsi untuk
mensterilisasi jarum sebelum digunakan dari mikroorganisme lain. Sumbat kapas tabung
reaksi yang berisi isolat biakan induk dibuka, kemudian bibir tabung dipanaskan berfungsi
untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme lain.
Setelah itu, jarum ose dimasukkan pada medium biakan induk. Jarum ose bentuk
bulat untuk inokulasi bakteri. Pengambilan inokulum dengan menggoreskan ujung bulat
jarum ke media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Mulut
tabung reaksi yang berisi isolat biakan induk dipanaskan kembali, berfungsi untuk
mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme lain. Kemudian segera ditutup

dengan sumbat kapas Sumbat kapas lemak bertujuan agar keadaan mikroorganisme di
dalam tabung reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk, maka dapat
terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat mempengaruhi mikroorganisme yang akan
dibiakkan.

Gambar 5. Teknik Inokulasi pada Media Miring


Setiap perlakuan diusahakan dilakukan secara aseptis (di dekat api bunsen)
berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar miring di dalam tabung reksi yang telah disediakan
menggunakan metode gores mulai dari sisi samping arah zig-zag. Arah zig-zag digunakan
supaya memungkinkan koloni yang terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak
bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk. Dipanas di sekeliling mulut tabung dan
segera ditutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan
biakan dari mikroorganisme lain. Inokulum disimpan ke dalam inkubator agar medium
dapat tumbuh pada wadah yang steril dengan menyeting suhu 370C sebagai suhu optimun
bakteri untuk tumbuh, kemudian diamati dan difoto bentuk koloni yang terbentuk setelah
diinkubasi selama 2x 24 jam dan 4 x 24 jam. Berikut gambar perbandingan antara koloni
bakteri Escherichia coli yang terbentuk dari sumber lain dengan hasil pengamatan

-Terbentuk koloni (Anonim, 2008)

-Hasil pengamatan 96 jam (terbentuk koloni)

Dari hasil pengamatan dapat dilihat mulai terbentuknya satu koloni bakteri dan
terdapat goresan yang nampak samar. Pada suatu percobaan pada umumnya bentuk koloni
yang terbentuk di medium agar miring adalah berwarna putih (dilihat dari tiga sampel yang
diamati).
Medium yang digunakan adalah larutan Nutrient Agar yang sebelumnya
dipanaskan agar bisa membentuk medium miring yang didinginkan hingga memadat
dengan memiringkan tabung reaksi sehinnga membentuk agar miring dan berwarna kuning
muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang
diletakkan miring pada waktu pendinginan.
Keuntungan media agar miring ini yaitu luas permukaan yang kecil sehingga
peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni
(indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit mikroorganisme.
Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar) karena
komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi di dalamnya yang mengandung protein,
karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat adanya faktor pertumbuhan yang
tidak mampu disintesis mikroorganisme. Medium NA berfungsi untuk membiakkan
berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Medium NA dibuat atau disediakan
untuk medium bagi bakteri. Sedangkan medium NA yang instant merupakan media non
sintetik karena menggunakan bahan yang terdapat di alam biasanya tidak diketahui
kandungannya secara rinci. Struktur protein besar dan relatif insolubel yang mana hanya
sebagian kecil bakteri saja yang dapat langsung menggunakannnya, tetapi enzim yang
disebut pepton dapat mengurai protein menjadi rantai yang lebih kecil yang disebut pepton.
Bagian kecil dan solubel ini dapat dicerna oleh sebagian besar bakteri.

Medium ini

memiliki komposisi kimia tertentu antara lain OXOID CMD003 Nutrient Agar, typcal
formula (g/l) yaitu :Lab-lemco powder
fermentor), Pepton 5.0

1.0, Yeast extract 2.0

(yang berfungsi sebagai

(sebagai sumber protein), Sodium Chlorida 5.0 (sebagai sumber

unsure S dan sumber garam mineral), Agar 15.0 (sebagai pemadat), Akuades
1000 ml, Ekstrak daging sapi : 3 gr, NaCl : 8 gr.
Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril. Sehingga setelah melakukan serangkaian acara
praktikum ini dapat didefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium lama ke medium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan
dituntut sekali bekerja secara aseptik yaitu bebas dari pengaruh kontaminan

mikroorganisme pengganggu yang lain. Teknik aseptik dilakukan dengan penyediaan alatalat kerja yang steril dan bekerja di dekat api bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.
Pada waktu inokulasi, jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus
dipijarkan di atas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini
menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat
pemindahan. Setelah diinokulasi, biakan bakteri disimpan atau diinkubasi

dalam

lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Kumpulan dari sel-sel anakan akan tampak
dengan mata telanjang sebagai suatu kekeruhan dalam media cair atau populasi yang
terpisah yang disebut koloni pada media padat.
4.2.4 Esherichia coli
Escherichia coli adalah bakteri yang hidup dalam saluran usus manusia dan hewan
berdarah panas tetapi tidak pada ikan. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa
92,9 % Escherichia coli yang mencemari bahan makanan berasal dari tinja manusia.
Sehingga keberadaannya pada bahan makanan atau ikan segar menunjukkan adanya
ancaman kesehatan pada konsumen (manusia), sebab dapat diartikan bahwa bahan
makanan atau ikan telah tercemar oleh tinja manusia. Oleh karenanya maka, Escherichia
coli dipakai sebagai indikator cemaran yang berbahaya bagi manusia (Buckle, dkk. 1990).
Klasifikasi :
Superdomain:Phylogenetica
Filum:Proteobacteria
Kelas:GammaProteobacteria
Ordo:Enterobacteriales
Famili:Enterobacteriaceae
Genus:Escherichia
Spesies: E. coli

(Wikipedia, 2008)

Escherichia coli merupakan mikroorganisme normal yang berasal dari kotoran


hewan atau manusia baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Oleh karena itu, dikenal juga
dengan istilah koli tinja. Morfologi sel bakteri Escherechia coli berupa batang pendek (0,51,0 X 1,0-3,0 m), serta motil (sel-selnya peritrikus, yaitu flagela secara merata tersebar
diseluruh permukaan sel) dan ada juga yang non motil. Ciri-ciri biokimiawinya adalah
banyak sekali terjadi perubahan pada substrat. Keterangan ini memberikan cara-cara dasar
untuk membedakannya dengan yang lain. Habitatnya pada lingkungan aquatik, tanah,
makanan, air seni dan tinja (Pelczar, 1986).
Pada jurnal imiah analisa bakteri kloriform jenis E.coli pada air minum dilakukan
tes pelengkap menggunakan metode medium agar miring NA dengan jarum inokulasi
secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif
terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri
Escherichia coli. Berdasarkan media agar miring NA, dibuat pewarnaan Gram dimana
bakteri Escherichia coli menunjukkan Gram negatif berbentuk batang pendek. Untuk
membedakan bakteri golongan koli dari bakteri golongan coli fekal (berasal dari tinja
hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada suhu
370C (untuk golongan koli ) dan satu seri diinkubasi pada suhu 420C (untuk golongan koli
fekal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C, sedangkan
golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C (Widiyanti et al, 2004).

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan
bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan
perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian biakan bakteri. Teknik inokulasi
dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar (streak plate method) dan metode
gores pada agar miring (streak plate method). Proses inokulasi harus benar-benar aseptik
atau steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Pada hasil
pengamatan metode gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih menyebar yang
menandakan koloni bakteri E.coli biakan tumbuh. Sedangkan pada metode gores agar datar
tidak ditemukan garis zig-zag putih yang menandakan belum tumbuhnya koloni bakteri
E.coli dan hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor penentu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. www.google.com.images diakses pada tanggal 10 Nopember 2008 pukul


13.40 WIB
Anonim, 2008. www.wikipedia.com diakses pada tanggal 10 Nopember 2008 pukul 13.40
WIB
Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J. Stuttard.
1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4ed.. AIFST
(NSW Branch).Australia.
Cappuccino, J.G and N.Sherman. 1983. Microbiology: a Laboratory Manual. AdisonWesley Publishing company: California
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang.
Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta.
Rohimat, I. 2002. Teknik Inokulasi Mycorrhizae arbuscular pada Bibit Jambu Mente.
Buletin Teknik Pertanian Vol.7 Nomor 2. Hal : 80-83.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS :
Surabaya.
Widiyanti, Ni Luh Putu Manik, Ni Putu Ristianti. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform
Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

LAMPIRAN
Diskusi:
1. Mengapa pada saat dilakukan inokulasi bakteri pada media agar miring dimulai
dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung secara zig-zag?
2. Mengapa biakan yang baru diinokulasi harus disimpan dalam inkubator dalam suhu
tertentu?
Jawaban:
1. Supaya pertumbuhan bakteri tersebar pada seluruh bagian permukaan media dan
dilakukan secara zig-zag supaya pertumbuhan bakteri semakin banyak karena
penggoresan juga semakin banyak dan terjadi degradasi, pada akhir goresan akan
semakin jarang dan tampak bentukan koloninya.
2. Supaya biakan bakteri dapat tumbuh secara optimal sesuai dengan suhu yang
dibutuhkan. Karena tiap jenis bakteri membutuhkan suhu yang berbeda-beda dalam
pertumbuhannya, ada yang 1800C ada pula yang kurang dari 1000C.

Anda mungkin juga menyukai