ginjal, kristal
tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak
ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi
saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism
dan kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam
kalsium dalam urine ( wong de jong. 1996 )
C PATOFISIOLOGI
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira
tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan
konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan
organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk
pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin
oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat
(long. 1996 : 323)
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian
dijadikan dalam beberapa teori ;
Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung
terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya
agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristalkristal sehingga menjadi batu.
Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya
kelarutan,
sehingga
diperlukan
zat
penghambat
pengendapat.
Phospat
Infeksi
Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi
asistemik yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
Kencing panas dan nyeri
Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
E PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin
a
Biakan urin
Hb turun
b Leukositosis
c
Urium krestinin
Infeksi
Dalam
aliran
urin
yang
statis
merupakan
tempat
yang
baik
untuk
Intervensi :
kaji nyeri dengan PQRST
jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melapor jika nyeri dan
perubahannnya
ajarkan teksnik relaksasi dan distraksi
beri kompres hangat pada daerah nyeri
kolaborasi analgetik
Ganguan istirahat dan tidur bd nyeri
Tujuan : istirahat tidur terpenuhi
KH
Intervensi :
Beri lingkungan yang tenang untuk pasien
Atur prosedur agar tidak mengganggu waktu istirahat pasien
Intervensi :
Pertahankan aseptic dalam tindakan
Monitor TTV
Periksa laboratorium tanda-tanda infeksi
Kolaborasi pemberian analgetik
Perubahan eliminasi urin bd irirtasi ginjal, obstruksi, inflamasi
Tujuan : berkemih dengan normal
KH
Intervensi :
Awasi intake dan output cairan dan karakteristik urin
Kaji pola berkemih pasien
Dorong pemasukan cairan agar meningkat
Keji keluhan kandung kemih
Kolaborasi pemeriksaan laboratorium
Kurang perawatan diri.bd pemasangan alat pada tubuh
Tujuan : kebersihan terpenuhi
KH
Intervensi :
Kaji penyebab kkurang perawatan diri
Dorong pasien melakukan personal hygien
Dorong pasien menggunakan alat Bantu yang ada
Daftar pustaka
Sjamsuhidajat, R % Jong Wim De. (1998). Buku ajar bedah. Jakarta : EGC
Tambayong, jan. (2000). Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta EGC.
E.
Pathways
Nefrolitiasis
Tindakan
Pembedahan
Konservatif
Nefrolithotomi
Ruang
Pemulihan
Anestesi
Luka terbuka
luka sayatan
Aspirasi
Peristaltik
Organisme
Usus me
dientre
Inflamasi
Tidak adekuat
informasi
Kelemahan
fisik
Sel rusak
Akumulasi
Skret
Penurunan
nafsu makan
Resiko infeksi
Kurangnya
pengetahuan
Mediator
Bradikinin
Cerotamin
Edema
Stimulasi
reseptor
Tak efektifnya
jalan nafas
Gangguan
nutrisi
Compresi
Nyeri
Nyeri
Cemas
kurang perawatan
diri
Oleh :
CI KLINIK
CI AKADEMIK