TINJAUAN PUSTAKA
Asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan, atau
gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran
ingatan respons/konsep lain, yang sebelumnya berkaitan.
e) Gangguan Pertimbangan
Pertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untuk
membandingkan menilai beberapa penilaian dalam suatu kerangka kerja
dengan memberikan nilai nili untuk memtuskan maksud dan tujuan dari
suatu aktifitas.
f) Gangguan Pikiran
Pikiran umum adalah melakukanhubungan antara berbagai bagian dan
pengetahuan seseorang.
g) Gangguan Kesadaran
Kesadaran adalah kemampuaan seseorang untuk mengadakan hubungan
dengan lingkungan, serta dirinya melihat melalui pancaindra dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.
h) Gangguan kemauan
Kemauaan adalah suatu proses dimana keinginan-keinginan,
dipertimbangkan terlebih dahulu yang kemudian diputuskan untuk
dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
i) Gangguan Emosi dan Afek
Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh
pada aktivitas tubuh serta menghasilan sensasi organic dan kinetis. Afek
adalah kehidupan perasaan atau nada perasaan emosional seseorang, baik
yang menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, biasa
berlangsung lama dan jarang disertai komponen fisiologis.
j) Gangguan Psikomotor
Psikomotor adalah gerakan tubuh yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa.
4. Jenis Gangguan Jiwa
Beikut ini adalah beberapa jenis masalah gangguan jiwa yang sering kita
temukan di Masyarakat :
a. Skizofrenia
Kelainan jiwa ini terutama menunjukan penggunaan dalam fungsi
kognitif (pikiran) berupa disorganisasi. Jadi, gangguanya ialah
mengenai pembentukan arus setra isi dalam pikiran. Skizofrenia
ditemukan 7 per 1.000 orang dewasa dan terbanyak usia 15-35
tahun. Pada skizofrenia tidak ditemukan banyak kasus baru karna
skizofrenia lebih disebabkan oleh Faktor internal.
b. Depresi
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan
(afektif atau mood), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan,
tidak bergairah, perasaan tidak berguna, putus asa dan sebagainya.
Depresi merupakan masalah gangguan jiwa yang banyak ditemukan
pada saat masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Data WHO
menunjukan bahwa 5-10% dari populasi masyarakat menderita
depresi yang memerlukan pengobataan psikiatri dan psikososial.
c. Cemas
Gejala kecemasan baik akut maupun kronis, mrupakan komponen
utama bagi semua gangguan psikiatri. Sebagian dari komponen
kecemasan itu menjelma dalam bentuk gangguan panic, Fobia,
obsesi kompulsi, dan sebagainya. Angka kejadian cemas dikaitkan
dengan kesulitan ekonomi estimasinya berkisar antara 10-15%.
5. Penyebab gangguan jiwa
C. Konsep Skizofrenia
1. Definisi
Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak dapat
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang
aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat didefinisikan sebagai penyakit
tersendiri, melainkan diduga sebagai suatu sindrom atau proses penyakit
yang mencakup banyak jenis dengan berbagai gejala (Videbeck, 2008 dalam
Purnamasari, 2013).
Skizofrenia suatu keadaan yang ditandai dengan terbelahnya hubungan
normal antara persepsi, mood, perilaku, pikiran, serta kontak dengan
kenyataan (Katona.,dkk 2012).
2. Faktor Penyebab Skizofrenia
Hingga saat ini belum ditemukan penyebab (etiologi) yang pasti
mengapa seseorang menderita skizofrenia, padahal lain tidak. Ternyata
dari penelitian-penelitian sebelumnya tidak ditemukan factor tunggal
penyebab skizofrenia . Penyebab skizofrenia menurut penelitian mutakhir
antara lain :
1. Faktor genetic
2. Virus
3. Auto antibody
4. Malnutrisi (Yosep.,2010)
Sedangkan menurut Arif., 2006 etiologi skizofrenia yaitu :
1. Factor factor genetik (keturunan)
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gen yang diwarisi seseorang,
sangat kuat mempenagruhi resiko seseorang mangalami skizofrenia. Studi
pada kelaurga telah menunjukkan bahwa semakain dekat realsi seseorang
Flight of ideas
Asosiasi longgar
Ambivalensi
maupun peristiwa.
: cenderung berbicara sangat sedikit.
: Tidak adanya ekspresi wajah yang menunjukkan
Afek tumpul
Anhedonia
Katatonia
Suatu delusi (waham) adalah suatu keyakinan yang salah yang tidak
dapat dijelaskan oleh latar belakang budaya pasien ataupun pendidikan;
pasien tidak dapat diyakinkan oleh orang lain bahwa keyakinan salah,
meskipun banyak bukti yang dapat di ajukan untuk membantah keyakinan
pasien tesebut. Ada berapa jenis delusi, yaitu:
a. Grandeur (waham kebesaran)
Pasien yakin bahwa mereka adalah seseorang yang sangat luar
biasa, misalnya seorang artis terkenal, atau seorang nabi atau
bahkan merasa diri Tuhan
b. Gulit (waham rasa bersalah)
Pasien merasa bahwa merak telah melakukan dosa yang sangat
besar.
c. Ill health (waham penyakit)
Pasien yakin bahwa meraka mengalami penyakit yang sangat
serius
d. Jealousy (waham cemburu)
Pasien yakin bahwa pasangan mereka telah berlaku tidak setia.
e. Passivity (waham pasif)
Pasien yakin bahwa mereka dikendalikan atau dimanipulasi oleh
berbagai kekuatan dari luar, misalnya oleh suatu pacaran sinyal
radio mahluk Mars.
f. Persecution (waham kejar)
Pasien merasa mereka di kejar kejar oleh pihak pihak tertentu yang
ingin mencelakainya
g. Poverty (waham kemiskinan)
Pasien takut mereka mengalmi kebangkrutan, di mana pada
kenyataannya tidak demikian
h. Reference (waham rujukan)
lain seperti jangka waktu, konsekuensi dari gangguan tersebut dan tidak
boleh tumpang tindih dengan gangguan lain yang mirip. Beikut
merupakan kriteria diagnostic skizofrenia menurut Diagnostic and
Statistical Manual of mental Disorders-IV text Revision (DSM-IV TR)
6. Epidemiologi
Kejadian skizofrenia adalah antara 15 sampai 30 kasus baru per
100.000 populasi per tahun. Prevalensi titik kurang dari 1%. Terdapat risiko
seumur hidupp terjadinya skizofrenia sekitar 1% pada populasi umum.
Usia awitan biasanya antara 15 -45 tahun, dengan usia awitan rerata
lebih dini pada laki-laki daripada perempuan. Rasio jenis kelami sama, yaitu,
skizofrenia terjadi sama seringnya pada laki-laki dan perempuan.
Insidensinskizofrenia lebih tinggi pada mereka yang tidak menikah. Orang
tua pasien dengan skizofrenia mempunyai distribusi kelas social yang lebih
normal tetapi pasien sendiri dapat terjun kegolongan social lebih rendah.
7. Proses terjadinya Skizofrenia
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap sambungan sel
menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan
sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut
neurotransmitters yang membawa pesen dari ujung sambungan sel yang satu
ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang Skizofrenia,
terdapat kesalahan atau kerusakam pada sistem komunikasi tersebut.
D. Pengetahuan (Knowledge)
1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2012).
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat
tang berbeda-beda , Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan,
yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu memiliki arti sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah
tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang
air besar,penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aides
Agepti, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu objek tersebut, tidak sekedar dapat
menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya orang yang
memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya
sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup, dan menguras), tetapi
harus dapat menjelaskan mengapa harus dapat menjelaskan mengapa
harus menutup , menguras, dan sebagainya, tempat-tempat penampungan
air tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi, diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahuai tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah
paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan
program kesehatan ditempat ia bekerja atau di mana saja, orang yang telah
paham metodologi penelitian, ia akan dengan mudah membuat proposal
penelitian dimana saja, dan seterusnya.
d. Analisis (analysis)
analisis diartikan suatu kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,
3. Tingkatan Sikap
Tingkatan sikap berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :
a. Menerima (reciving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek atau menerima stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya sikap seseorang terhadap periksa
hamil (ante natal care), dapat diketahui atau diukur dari kehadiran ibu
untuk mendearkan penyuluhan tentang ante natal care di lingkunganya.
b. Menanggapi (responding)
negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert,
pernyataan-pernyataan yang diajukan , baik pernyataan positif maupun
pernyataan negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak
punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sekala Likert merupakan
skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu. Ada dua bentuk
sekala Likert yaitu pernyataan positif yang diberi skor: 5, 4, 3, 2, dan 1,
sementara pernyataan negative deberi skor: 1, 2, 3, 4, dan 5 (Budiman dan
Riyanto, 2014).
Memuat kategori pengukuran sikap seseorang yang didasarkan pada nilai
persentase yaitu sebagai berikut: (Hidayat, 2011)
a. 0-25% : Sangat tidak setuju (sangat tidak baik)
b. 26-50% : Tidak setuju (tidak baik)
c. 51-75% : Setuju (baik)
d. 76-100% : Sangat setuju (sangat baik).
F. Konsep Keluarga
1. Definisi
Menurut Friedman (1998), keluarga merupakan suatu system
social.Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari
imdividu-individu yang memiliki hubungan erat satu sama lain, saling
tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
2. Struktur keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaiman keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang ada di
Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam , diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusan melalui jalur ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagii pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
3. Fungsi keluarga
Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, yakni :
a. Fungsi afektif (The Affective Function)
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga.Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui
keluarga yang bahagia. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga
untuk fungsi afektif antara lain:
1) Memelihara saling asuh (mutual nurturance).
2) Keseimbangan saling menghargai.
3) Pertalian dan identifikasi.
b. Fungsi sosialisasi (The Socialization Function).
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami
individu yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkunngan social (Gegas, 1979 dan Friedman, 1998).
c. Fungsi reproduksi (The Reproductive Funtion).
b. koordinator (Coordinator)
menurut AHA, praktik keperawatan komunitas merupakan praktik
keperawatan yang umum, menyeluruh, dan berlanjut. Keperawatan
berkelanjutan dapat dilaksanakan jika direncanakan dan dikoordinasikan
dengan baik. Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang
bekerja dengan keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit memerlukan
perawatan lanjutan dirumah, maka diperlukan koordinasi lanjutan asuhan
keperawatan di rumah.
c. Pelaksanaan perawatan dan pengawas perawatan langsung
Informasi tersebut dapat kita peroleh dari etiket atau brosur pada kemasan
obat yang ada di dalam kemasan obat merupakan hal penting untuk menjamin
keberhasilan pengobatan ( Wijoyo,2011).
Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Nama Obat : Menunjukan nama zat aktif yang berkhasiat untuk
mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit.
b. Komposisi : Menunjukan macam-macam komponen zat aktif yang
terdapat dalam bentuk sediaan obat tersebut.
c. Indikasi : Menunjukan kegunaan obat untuk menyembuhkan suatu
penyakit tertentu.
d. Informasi cara kerja obat : Menunjukan khasiat masing-masing zat aktif
yang ada dalam kompesisi.
e. Aturan pakai : Menunjukan dosis, frekuensi, dan masa pemberian obat.
f. Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas) : Memuat informasi
penting yang harus diperhatikan selama penggunaan obat.
g. Perhatian : Memuat hal-hal penting yang menyebabkan penggunaan
menjadi waspada selama menggunakan obat.
h. Nama produsen : Menunjukan pabrik obat yang memproduksi obat
dengan bentuk sediaan tersebut.
i. Nomor batch/lot : Menunjukan nomor kode produksi obat tersebut.
Nomor batch ini berbda-beda penomorannya antar pabrik obat.
j. Nomor registrasi : Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda izin
edaran abash yang diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan oabt.
k. Tanggal kadaluwarsa : Menunjukan suatu waktu obat sudah tidak boleh
digunakan/dikonsumsi lagi.
2. Perhatian penting dalam obat
a. Kemasan wadah
Kemasan haruslah tersegel dengan baik, tidak rusak,tidak berlubang, dan
tanggal kadaluwarsa jelas terbaca.
Setiap pasien mendapay terapi obat dari dokter maka pada saat
pemakaian obat perlu dijelaskan informasi tentang obat. Hal ini diperlukan
untuk mengurangi ketidak patuhan obat yang merupakan salah satu
penyebab kekambuhan pasien (keliat, 2011)
Isi pendidikan kesehatan meliputi :
a. Jenis atau macam obat
Pasien dan keluarga dijelaskan tentang jenis obat yang dipakai ya
itu nama obat disertai guna dan manfaatnya. Termasuk jelaskan
warna obat yang bisa di temukan.
b. Dosis
Jelaskan dosis obat, dapat dikaitkan dengan warna dan besar
kecilnya obat disertai ukuran 1 mg, 10 mg, dan seterusnya.
c. Waktu pemakaian obat
Pemakaian obat sering disebut 1 kali per sehari, 2 kali per sehari,
atau 3 kali per sehari. Sering pula ditambahakan dengan minum
obat setelah makan. Pemahaman pasien dan kelaurga dapat
berbeda-beda, oleh karena itu, informasi perawat harus jelas.
Misal, makan obat 3 kali per hari setelah makan pada pukul 7 pagi,
1 siang, dan 7 malam.
d. Akibat berhenti obat
Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga tentang akibat
penghentian obat tanpa konsultasi, yaiu terjadi kekambuhan karena
pada tubuh pasien tidak cukup zat yang dapat mengontrol perilaku,
pikiran, atau perasaan. Dosis obat atau memberhentikan obat
hanya boleh dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter, jika
dosis di kurangi atau di berhentikan sendiri, maka kemungkinan
kambuh akan tinggi
e. Nama pasien
Perlu pula dijelaskan pada pasien dan keluarga pasien agar meraka
mengecek nama pasien pada botol obat atau kantong obat sesuai
dengan nama pasien.
H. Kepatuhan Pasien
Kepatuahn (Compliance), juga dikenal sebagai ketaatan (adherence)
adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang
mengobatinya. Contoh dari kepatuhan adalah mematuhi perjanjian, mematuhi
dan menyelesaikannya program pengobatan, menggunakan medikasi secara
tepat dan pasien juga mengikuti anjuran perubahan prilaku atau diet. Perilaku
kepatuahan tergantung pada situasi klinis tertentu, sifat penyakit dan program
pengobatan (Kaplan & Sadock, 2010).
Kepatuhan dalam pengobatan (medication compliance) adalah
mengkonsumsi obat-obatan yang resepkan dokter pada waktu dan dosis yang
tepat dan pengobatan hanya akan efektif apabila anda mematuhi peraturan
dalam penggunaan obat (Maharani, 2007).
Menurut Siregar (2006), yang dimaksud dengan kepatuhan dalam
pengobatan adlah mengkonsumsi obat-obatan yang di resepkan pada waktu
dan dosis yang tepat. Kepatuhan dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan
perilaku seorang individu dengan nasihat medis atau kesehatan , pasien yang
berpengetahuan tentang obatnya menunjukaan ketaatan yang meningkat
terhadap regimen obat yang ditulis sehingga menghasilkan hasil terapi yang
meningkat.
1. Jenis ketidakpatuhan
Pengobatan akan efektif apabila memenuhi aturan dalam pengobatan,
Menurut Siregar (2006) adapun beberapa jenis ketidakpatuhan yang
terjadi adalah disebabkan oleh sebagai berikut :