Anda di halaman 1dari 10

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. A.

PENGERTIAN

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari unsur dan zat-zat yang terlarut di dalamnya yang
diperlukan untuk kesehatan sel. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel yang
bermuatan listrik yang disebut ion. Cairan tubuh sebagian berada diluar sel (ekstraseluler) dan
sebagian lagi di dalam sel (intra seluler).
1. Cairan Intra Seluler
Merupakan 40 % dari berat badan total pria rata-rata (28 liter). Cairan masing-masing sel
mengandung campuran tersendiri, tapi konsentrasi zatnya cukup mirip antara sel satu dengan sel
lain dengan alas an ini cairan intra seluler dari seluruh sel yang berbeda dianggap sebagai satu
kompariemen cairan yang besar.
1. Cairan Ekstra Seluler
Seluruh cairan diluar sel disebut cairan ekstra seluler, terdiri dari cairan intersial dan plasma.
Cairan ekstra seluler merupakan 20 % dari berat badan atau sekitar 4liter pada orang dewasa
normal. Cairan intersial merupakan dari cairan ekstra seluler, dan plasma (intravaskuler)
dari cairan ekstr seluler (3 liter).
Cairan ekstra seluler secara konstan terus brcampur, sehingga plasma dan cairan intertisial
mempunyau komposisi yang sama.
Asupan cairan harian, ada 2 sumber utama, yaitu :
1. Berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan yang normalnya menambah
cairan tubuh sekitar 200 ml / hari.
2. Berasal dari sintesis dalam tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat menambah sekitar
200 ml / hari.
Elektrolit dalam tubuh adalah substansi yang membawa muatan positif (kation) atau muatan
negative (anion).
Fungsi dari elektrolit bermuatan positif (kation) dan negative (anion) adalah untuk mentronsmisi
implus saraf keotot dan kontraksi otot-otot.
Fungsi dari elektrolit bermuatan positif (kation) yang sangat penting :
a. Kalium

Suatu kation yang penting 20 x lebih banyak terdapat di sel

Penting untuk trasmisi dn konduksi implus-implus saraf dan untuk kontraksi rangka,
jantung dan otot polos

Penting untuk trasmisi dn konduksi implus-implus saraf dan untuk kontraksi rangka,
jantung dan otot polos

Diperlukan untuk kerja enzim dalam mengubah karbohidrat menjadi energi, dan asam
amino menjadi protein.

Meningkatkan penyimpanan glikogen (energi) dalam sel-sel hati

Mengatur osmolaritas (konsentrasi solut) dari cairan seluler

b. Natrium

Berperan penting dalam osmosis

c. Kalsium

Membantu aktivitas saraf dan otot normal

Meningktkan kontraksi otot jantung (miokordium)

Mempertahankan permeabilitas seluler normal dn membantu pembekuan darah dengaan


mengubah protrombin menjadi trombin

Pembentukan tulang dan gigi

d. Magnesium

Berguna untuk kerja enzim

1. B.

Etiologi
1. Gangguan penyerapan pada usus, mutah-muntah, dan berk-berak encer.
2. Luka bakar yang luas
3. Tidak mau / tidak bisa makan, masuknya makanan dan minuman yang tidak
adekuat
4. Suhu tubuh yang meningkat

5. Keringat yang berlebihan


6. Pendarahan
7. Gangguan pada ginjal dan hati serta jantung
8. Obat-obatan (pemakaian deuretis dan pembedahan)
Penyebab-penyebab di atas mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada :

Kemampuan osmoliasi / osmalitas

Komposisi cairan dan elektrolit

Volume

Sebagai manifestasi dari perubahan-perubahan tersebut adalah :

Osmalitas

HgPo osmalitas menyebabkan hyponalyremia

HgPer osmalitas menyebabkan hyponalyremia

Cairan dan Elektrolit

Hypo kalsemia

- Hyper kalsemia

Hypo kalemia

- Hyper kalemia

Hypo magnesia

- Hyper magnesia

Hypo natremia

- Hyper natremia

Volume

Kekurangan volume cairan CES (Hypovolemia)

Kelebihan volume cairn CES (Hypervalemia)

C.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala umum defisit cairan dan elektrolit, adalah :

Turgor jelek (kembali lebih dari 5 detik)

Kulit dan selaput lendir jelek

Berat badan menurun

Output urine menurun akibat produksi urine menurun

Rasa lemah serta lemas

Gemetar dan pucat

Taclicardi dan dyspnca

Eritrosit dan Hb serta Hematrokit meningkat

Ubun-ubun cekung

Pada keadaan yang lebih buruk terjadi shok hypavole

Tanda dan gejala yang khas pada keadaan defisit cairan dan elektrolit adalah :

Turgor jelek (kembali lebih dari 5 detik)

Kulit dan selaput lender jelek.

Berat badan menurun

Output urine menurun akibat produksi urine menurun

Rasa lemah serta lemas

Gemetar dan pucat

Tachicardi dan dysprea

Eritrosit dan hemoglobin serta hermatokrit meningkat

Ubun-ubun cekung

Pada keadaan yang lebih buruk terjadi shok hypouole.

Tanda dan gejala yang khas pada keadaan defisit cairan dan elektrolit adalah:

Kalium

Hypokolemia :

Mual, muntah, aritmia, kembung dan otot yang lembek dan kendor.

Hyperkolemia : Mual, kejang perut, oligerta, takikardi dan akhirnya bradikardi lemas dan

Natrium
o Hyponatremia

: Kejang, mual dan muntah.

Hypernatremia
: Kulit terasa panas temperature tubuh dan tekanan
darah meningkat,lidah kering dan kasar.

o Kalsium

Hypokalsemia
: Rasacemas, iritabilitas dan tetani (kedutan sekitar
mulut, kesemutan dan boal pada jari-jari spasme kompo peda, kontraksi
spasmudik spasme laring dan kejang.

Hyperkalsemia
: otot-otot yang kendor, nyeri sekitar daerah yang
bertuang dan terjadinya batu ginjal dengan komposisi kalsium.
MEKANISME TUBUH MANUSIA TERHADAP
KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT

Keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh akan bergantung pada intake dalam output yang
memadai, sehingga output perlu diimbangi dengan intake.
Intake dan output yang normal pada orang dewasa

Intake

Melalui

Out put

Jumlah
Pemasukan

Keluar Lewat

Jumlah
Pengeluaran

- Air dalam
- 1.000 ml- 300 - Kulit- Paru-paru- - 500 ml- 350 mlmakanan- Air dari ml- 1.200 ml
Facees
150 ml
oksidasi- Air minum
- 2.500 ml
- Ginjal
- 1.500 ml
- Total
2.500 ml

Mekanisme internal yang bisa mengatur keseimbangan intake dan output dalam tubuh manusia
adalah :
1. Sodium dan air

3. Calsium dan phosporus

2. Kalium

4. Status asam basa

1. Sodium dan air


Rasa haus
Pengendalian utama pemasukan cairan secara nyata adalah rasa haus. Hypotalamus adalah pusat
yang mengatur rasa haus. Implus dari hypothalamus adalah merangsang cortex cerebral
kemudian ditafsirkan sebagai rasa haus. Cairan tubuh yang hytertonik tinggi osmataritas,
biasanya tinggi sodiumakan merangsang perasaan haus pada hypothalamus. Pengatur utama dari
osmalaritas ekstracelluler adalah sodium dan pengaturan utama osmalaritas intracellular adalah
kalium.
Ginjal
Pengendalian utama dari out put adalah ginjal. Ginjal mempunyai peranan penting dalam
mengatur volume dan osmalaritas cairan tubuh. Keseimbangan air dan sodium banyak
tergantung pada :
1. Kecepatan glomeroli untuk menyaring
2. Antidluresis Alomon (AOH)
3. Sistem Aldosteron Renin Anglontensin
1. E.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
: hemoglobin, hematokrit, elektrolit,serum, berat jenis urine, osmolaritas
urine, analisa gas darah (GOA)BE (Basexcess) dan bikarbonat (HCO3).
1. F.

PENATALAKSANAAN
1. Perawatan

Pada keadaan defisit cairan dan elektrolit

Kaji status kulit, turgor serta selaput lendir

Obsesi mual, muntah dan adanya diare

Catat frekuensi konsistensi diare

Observasi intake dan out put cairan secara akurat

Catat penurunan berat badan setiap hari

Obsesi pemberian cairan untuk untuk mempertahankan hidrasi

Minimalisasi pendarahan bila ada

Monitor elektrolit khususnya kalium dan kemungkinan gangguan keseimbangan asam


basa

Catat kelainan otot

Obsesi keluaran keringat yang berlebihan

Obsesi tanda-tanda vital setiap 4 jam.

Pada saat kelebihan cairan dan elektrolit

Kaji status cairan, obsesi intake dan out put

Jelaskan pada pasien bahwa pentingnya pembatasan cairan

Obsesi kulit,turgor dan selaput lender

Ukur / timbangan berat badan setiap hari pada waktu, alat dan pakaian yang sama

Catat perubahan TD, RR, N setiap perubahan posisi dan aktivitas.

Obsesi tanda-tanda vital setiap 3 jam

Obsesi urine, kadar elektrolit dan suara jantung paru

Obsesi adanya etema parifer

Obsesi adanya gejala lemah, lelah dan anoreksia.

1. Medis
Pada keadaan defisit cairan dan elektrolit
-

Pemberian kalium tambahan

Pemberian cairan paranteral

Pemberian antibiotik

Pada keadaan kelebihan cairan dan elektrolit


-

Pemberian seuretik

- Pemberian oksigen

Pemeriksaan elektrolit

- Pengaturan dret rendah garam

1. Kalium
Apabila kalium meninggalkan sel, sodium dan hydrogen dalam sel dalam cairan ekstracelluler
akan masuk ke dalam sel dengan cairan intracellular menjadi lebih asam dan cairan ekstraseluler
menjadi basa kalium keluar dari sel apabila :
1. Kegiatan fisik yang melelahkan
2. Metabolisme sel terganggu
3. Kematian dari sel.
Pada kondisi-kondisi tertentu akan terjadi hypo dan hyperkalemia dengan gejala seperti yang
telah diuraikan di atas. Dengan munculnya tanda dan gejala tersebut diperlukan tindakan
penambahan / pengurangan kalsium.
1. Kalsium dan phosporus
Sebagian besar (90%) dari kalsium dan phosporus terdapat pada tulang dan gigi dan hanya
sebagian kecil (1%) yang terdapat dalam darah. Apabila jumlah kalsium dalam darah meningkat,
jumlah phosporus menurun, demikian sebaliknya. Hubungan timbale balik sangat penting untuk
tetap dipertahankan, karena peningkatan yang bersamaanakan mengakibatkan endapan kadar
kalsium dalam cairan tubuh tergantung 3 hal : 1. Parathormon,
2. Vitamin D, 3. Calcitonin
1. Status asam basa
Ion-ion hydrogen adalah vital dalam mempertahankan kesehatan dan kehidupan. Cairan
intraceluler dan cairan ekstraceluler mengandung hydrogen. Hydrogen memerlukan asam atau
basanya suatu larutan, makin meningkatnya hydrogen dalam suatu larutan, makin asam pula
larutan tersebut. Hydrogen beredar dalam 2 bentuk, yaitu:
1. Volatile hydrogen atau karbonie acid dalam bentuk CO2 dan air dan diekskresikan
melalui paru-paru, metabolisme yang sempurna berasal dari lemak dan karbohidrat
menghasilkan hydrogen volatile.
2. Non volatile hydrogen : Metabolisme yang tidak sempurna dari lemak dan karbohidrat
membentuk lactid acid. Pyravid acid dan ciric acid yang merupakan kandungan dari non
volatile hydrogen dan diekskresikan oleh ginjal.

PH adalah ukuran yang dipakai untuk mengukur, asiditas atau alkalinitas di dalam suatu larutan.
PH 7 normal, PH < 7 asam, PH > 7 basa.
1. G.

DIAGNOSA

Resiko defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak ada kuat dan pindahnya cairan
intraseluler ke ekstraseluler ditandai dengan :
1. Input dan out put tidak seimbang
2. Bibir kering dan pecah-pecah
3. Muntah-muntah
4. Perubahan denyut nadi dan TD.
Tujuan :
1. Input dan out put seimbang / kebutuhan cairan terpenuhi
2. Mukosa bibir tidak kering
3. Muntah tidak ada /berkurang
4. Vital sign normal
Intervensi :
1. Awasi TTV tiap 1 jam
2. Obsesi intake dan output
3. Anjurkan untuk sering minum
4. Kolaborasi untuk pemberian cairan intravena
5. Ukur berat badan 2 x / hari dan bandingkan cairan dalam 24 jam
6. Berikan perawatan mulut dan kulit
7. Obsesi tingkat dehidrasi perubahan turgor kulit dan membrane mukosa
8. Atur suhu lingkungan.
Rasionalisasi :

1. TTV membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler


2. Penurunan pengeluaran urine pekat dengan peningkatan bj
3. Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah terjadinya sypaselenic
4. Indikasi kekuatan sirkulasi parifer
5. Perubahan berat badan tidak secara akurat mempengaruhi penyembuhan
6. Kulit dan membrane mukosa kering dengan penurunan elastisitas karena vasokontriksi
dan penurunan air intra celuler
7. Untuk mengidentifikasi kekurangan cairan dan elektrolit
8. Suhu ruangan yang panas mempercepat kehilangan cairan.

Anda mungkin juga menyukai