FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019 I. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit A. Konsep Cairan Distribusi cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu cairan ekstrasel dan cairan intrasel. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (15%) dan cairan intravaskular yang terdiri dari plasma (5%). Cairan intrasel (40%) memiliki proporsi kalium lebih banyak dibandingkan dalam cairan ekstrasel. Pergerakan cairan tubuh dapat melalui beberapa cara antara lain difusi (perpindahan dari konsentrasi tinggi ke rendah) dan osmosis (perpindahan dari konsentrasi rendah ke tinggi melalui membran semipermeabel). Larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi memiliki tekanan osmosis yang tinggi. Tekanan osmosis larutan disebut dengan osmolalitas (osmolalitas serum normal 280-295 mOsm/kg). Transpor aktif : partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. Larutan dengan osmolalitas sama dengan plasma darah disebut isotonis (RL dan NaCl 0,9%), larutan hipotonis memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah dari plasma menyebabkan membuat air berpindah ke dalam sel (NaCl 0,45%), larutan hipertonis adalah konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dari plasma menyebabkan air keluar dari sel (Dextrose 5%). Fungsi cairan didalam tubuh antara lain sebagai sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel, mengeluarkan buangan-buangan sel, membantu dalam metabolisme sel, sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit, membantu memelihara suhu tubuh, membantu pencernaan, mempermudah eliminasi, mengangkut zat-zat seperti hormon, enzim, dll. Gangguan yang berhubungan dengan volume dan osmolaritas (osmolaritas terutama pada Na): Osmolaritas Menurun Tidak ada Meningkat perubahan Volume Meningkat Air Konsumsi cairanSel kehilangan ekstraselular isotonis. air karena air ke intraselular, Menyebabkan ke ECF sel menjadi banyak buang (Extracelluar bengkak. air kecil Fluid) sehingga Disebabkan lisis. banyak minum Disebabkan karena konsumsi cairan hipertonis Tidak ada perubahan Cairan akan Normal volume Merangsang keluar dari ICF dan osmolaritas rasa haus. (Intracellular Disebabkan Fluid) konsumsi garam tanpa meminum air Menurun Kompensasi Pada pasien Pada pasien tidak sempurna pendarahan dehidrasi dari dehidrasi
Masalah terkait cairan:
1. Hipovolemi Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolumik. Mekanisme kompensasi pada hipovolumik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH dan aldosteron. Hipovolumik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut. 2. Hipervolemi Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat: Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air Kelebihan pemberian cairan Perpindahan cairan interstisial ke plasma B. Konsep Elektrolit Elektrolit merupakan substansi yang berdisosiasi (terpisah) didalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan ion negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berkaitan satu sama lain, miliekuivalen per liter atau dengan berat molekul dalam gram, milimol per liter. Jumlah kation dan anion diukur dalam ekuivalen dalam larutan selalu sama. Kation merupakan ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstra seluler utama adalah natrium sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium. Anion merupakan ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraseluler utama adalah klorida (Cl) dan anion utama intraseluler utama adalah ion phospat (PO4). Jumlah elektrolit dalam tubuh adalah sebagai berikut: Elektrolit Plasma Intersisial Intraseluler Na+ 142 145 10 K+ 4 4 159 Ca2+ 5 3 1 Mg2+ 2 2 40 Cl- 103 117 3 HCO3- 25 28 7 Protein 17 - 45
Macam-macam elektrolit pada tubuh:
1. Natrium (sodium) Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron dan pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt. 2. Kalium (potassium) Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseimbangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hidrogen (H+). Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt. 3. Kalsium Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang. 4. Magnesium Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt. 5. Klorida Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEq/lt. 6. Bikarbonat HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel. Bikarbonat diatur oleh ginjal. 7. Fosfat Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid. Macam-macam gangguan keseimbangan elektrolit: 1. Hiponatremia dan Hipernatremia Hiponatremia adalah kekurangan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan perubahan tekanan osmotik. Hiponatremia umumnya disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit Addison, kehilangan natrium melalui pencernaan, pengeluaran keringat berlebih, diuresis, serta asidosis metabolik. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar natrium serum <136 mEq/l. Hipernatremia adalah kelebihan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan tekanan osmotik ekstrasel. Penyebab hipernatremia meliputi asupan natrium yang berlebihan, kerusakan sensasi haus, disfagia, diare, kehilangan cairan berlebihan dari paru-paru, poliuria. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar natrium serum >144 mEq/l. 2. Hipokalemia dan Hiperkalemia Hipokalemia adalah kekurangan kadar kalium di cairan ekstrasel yang menyebabkan pindahnya kalium keluar sel. Gejala defisiensi kalium pertama kali terlihat pada otot yang meliputi kelemahan, keletihan, penurunan kemampuan otot, distensi usus, penurunan bising usus, serta denyut nadi yang tidak teratur. Pada pemeriksaan laboraturium ditemukan nilai kalium serum <4 mEq/l. Hiperkalemia adalah kelebihan kadar kalium di cairan ekstrasel. Tanda dan gejala hiperkalemia meliputi cemas, iritabilitas, irama jantung irregular, hipotensi, parastesia dan kelemahan. 3. Hipokalsemia dan Hiperkalsemia Hipokalsemia adalah kekurangan kadar kalsium di cairan ekstrasel. Tanda dan gejala hipokalsemia meliputi spasme dan tetani, peningkatan motilitas gastrointestinal, gangguan kardiovaskuler dan osteoporosis. Temuan laboratorium untuk keadaan ini adalah kadar kalsium <4,5 mEq/l. Hiperkalsemia adalah kelebihan kadar kalsium pada cairan ekstrasel. Temuan laboratorium untuk kondisi ini meliputi kadar kalsium serum >5,8 mEq/l dan peningkatan BUN akibat kekurangan cairan. 4. Hipomagnesia dan Hipermagnesia Hipomagnesia terjadi apabila kadar magnesium serum kurang dari 1,5 mEq/l. Hipermagnesia adalah kondisi meningkatnya kadar magnesium di dalam serum. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar magnesium serum >3,4 mEq/l. 5. Hipokloremia dan Hiperkloremia Hipokloremia adalah penurunan kadar ion klorida dalam serum. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah nilai ion klorida <95 mEq/l. Hiperkloremia adalah peningkatan kadar ion klorida dalam serum. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah nilai ion klorida >105 mEq/l. 6. Hipofosfatemia dan Hiperfosfatemia Hipofosfatemia adalah penurunan kadar fosfat di dalam serum. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah nilai ion fosfat <2,8 mg/dl. Hiperfosfatemia adalah peningkatan kadar ion fosfat di dalam serum. Temuan laboratoriumnya adalah nilai ion fosfat >4,4 mg/dl atau >3,0 mEq/l C. Nilai-Nilai Normal 1) Kebutuhan cairan harian Dewasa Anak Air 30-40ml/kg BB/hari <10 kg: 100 ml/kgBB/hari 10-20 kg: 1000 + 50 ml (BB-10 kg) >20 kg: 1000 + 500+ 20 ml (BB-20 kg)
Na+ 1-2 mEq/kgBB/hari 3 mEq/kgBB/hari
K+ 1 mEq/kgBB/hari 2,5 mEq/kgBB/hari 2) Pengeluaran cairan harian Urine > 0,5-1 ml/kgBB/hari IWL Dewasa: 15 ml/kgBB/hari Anak: 30-usia(tahun) ml/kgBB/hari Jika ada kenaikan suhu: IWL+200 (suhu sekarang-36,80) Feses 100 ml/hari 3) Nilai normal elektrolit Jenis cairan dan elektrolit Nilai normal dalam tubuh + - Potasium [K ] 3.5 – 5 mEq/L - Sodium [Na+] 135 – 145 mEq/L - Kalsium [Ca2+] 8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L) - Magnesium [Mg2+] 1.5 – 2.5 mEq/L - Fosfat [PO42-] 2.7 – 4.5 mg/dl - Klorida [Cl-] 98 – 106 mEq/L - Bikarbonat [HCO3] 24 – 28 mEq/L 4) Rumus balance cairan Balance cairan: Input-Output Input : air metabolisme, air, nutrisi, infus Output : IWL, urine, feses, pendarahan, muntah, NGT 5) Kehilangan Cairan 5% Masih dapat dikompensasi tubuh 10% Tidak terlalu terasa, ditandai tubuh merasa tidak nyaman, membran mukosa kering 20% Kehilangan cairan yang fatal, biasanya pada luka bakar derajat III D. Hal yang Perlu Dikaji 1. Riwayat keperawatan - Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan parenteral) - Tanda umum masalah elektrolit - Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering, membrane mukosa kering, urine pekat dan jumlah urine output. - Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas dan BB meningkat. - Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan - Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial 2. Pengukuran klinik - Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan : +/- 2 % : ringan +/- 5 % : sedang +/- 10 % : berat Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama. - Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan pernapasan. Tingkat kesadaran. - Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan parenteral termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung mengandung air, irigasi kateter atau NGT. - Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan / kepekatan), feses (jumlah dan konsistensi), muntah, tube drainase, IWL. - Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/- 200 cc. 3. Pemeriksaan fisik - Integumentum: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa. - Tenggorok dan mulut: keadaan mukosa mulut, mulut, bibir dan lidah, - Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, edema, nadi, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung - Mata: cekung, air mata kering - Neurologi: refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran - Gastrointestinal: muntah-muntah , diare dan bising usus - Respiratori: peningkatan frekuensi napas, dispnea - Ginjal: oliguria, anuria, diuresis 4. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jeins urine dan analisis gas darah. Hct, Hb, BUN, CVP, Darah vena (sodium, potassium, klorida, kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), Ph Urine.
II. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan 2. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit 3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
III. Penatalaksanaan Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Volume Cairan dengan kriteria hasil: - Ukur intake dan output - Tekanan darah, nadi, suhu cairan serta timbang berat Definisi: Risiko penurunan, dalam batas normal badan setiap hari. peningkatan, atau pertukaran cairan - Nadi perifer dapat teraba - Pasang kateter urin, jika interstisial, intravaskular, dan/atau - Keseimbangan intake dan ada. intrasellular, yang dapat output selama 24 jam - Monitor status hidrasi menyebabkan gangguan kesehatan. - Tidak terdapat rasa haus (misalnya kelembaban Merujuk pada cairan tubuh yang yang abnormal membran mukosa, nadi, hilang dan/atau yang didapatkan. - Elektrolit serum dan dan tekanan darah hematokrit dalam batas ortostatik). Faktor Risiko: normal - Monitor hasil - Luka bakar laboratorium yang - Obstruksi intestinal berhubungan dengan - Penkreatitis retensi cairan - Sepsis - Monitor TTV - Trauma - Pasang IV line, sesuai - Treatment regimen dengan yang diresepkan. - Berikan cairan - Atur kemungkinan tranfusi - Persiapan untuk tranfusi - Monitor kehilangan cairan 2 Risiko Ketidakseimbangan NOC: Keseimbangan NIC: Manajemen Elektrolit elektrolit dan asam/basa elektrolit Definisi: berisiko mengalami dengan kriteria hasil: - Monitor hasil serum perubahan kadar elektrolit serum - Respiratory rate dalam elektrolit yang tidak yang dapat menganggu kesehatan. batas normal sesuai. - Serum albumin dalam - Monitor tanda dan gejala rentang normal keseimbangan elektrolit. - Tidak ada kelelahan - Persiapkan pasien untuk - Tidak terdapat kekakuan transfusi. otot - Monitor kehilangan - Tidak terdapat mual elektrolit (drain pada - Tidak terdapat gangguan luka, diare, NGT) kognisi - Anjurkan diit sesuai kebutuhan pasien untuk memenuhi keseimbangan elektrolit. - Monitor input dan output dari pasien. - Dapatkan spesimen untuk analisa laboratorium (urine dan serum) jika diperlukan. 3 Ketidakseimbangan Nutrisi: Status Nutrisi Nutrisi Enteral Kurang dari Kebutuhan Tubuh Definisi: Tingkatkan asupan Definisi: Memberikan Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup dan penyerapan nutrisi untuk nutrisi dan air melalu untuk memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan selang gastrointestinal metabolisme. metabolisme tubuh. Aktivitas: Batasan Karakteristik: Kriteria Hasil: - Masukkan selang - Penurunan nafsu makan nasogastrik, - Asupan nutrisi dapat - Kelemahan otot nasoduodenal, atau meningkat dari 3 ke 4 - Pucat di bagian membran mukosa nasojejunal, sesuai - Asupan makanan dapat - Ketidakmampuan untuk menelan protokol pemasangan meningkat dari 3 ke 4 makanan yang ditetapkan RS - Asupan cairan dapat - Penurunan berat bedan dengan - Berikan pemenuhan meningkat dari 3 ke 4 asupan makanan yang adekuat nutrisi / makanan - Hidrasi dapat meningkat Faktor yang Berhubungan: melalui selang dari 3 ke 4 - Irigasi selang setelah - Faktor biologi pemberian makanan - Ketidakmampuan mencerna - Monitor status nutriri makanan - Monitor bowel sound - Ketidakmampuan menelan setiap 4-8 jam - Masukkan makanan sesuai dengan gravitasi
IV. Daftar Pustaka
Bulechek, GM. Butcher, H.K. Dochterman, J.M., dan Wagner, C.M. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th Edition. Indonesia: Mocomedia Herdman, T.H., dan Kamitsuru, S. 2015. Diagnosis Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L., dan Swanson, E. 2016. Nursing Oucome Classification (NOC) 5th Edition. Indonesia: Mocomedia Mubarak, Wahid Iqbal; Chayatin, Nurul. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC. Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusi & Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika