METODOLOGI PENELITIAN
MK: PW 09-1321
PENELITIAN KUALITATIF
Tim Penyusun
Rimadewi Supriharjo
Dian Rahmawati
Karina Pradinie
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................
TINJAUAN MATA KULIAH............................................................................................
i
ii
iv
v
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Pemahaman Metodologi Penelitian dan Metode Penelitian................................
1.2.Fungsi Metodologi Penelitian dalam penyusunan proposal penelitian................
I-2
I-13
II-2
II-12
II-21
III-2
III-2
III-7
III-18
III-21
III-24
III-43
IV-2
IV- 11
IV-12
IV-13
IV-14
IV-16
IV-17
IV-21
IV-21
IV-26
ii
V-2
V-2
V-3
V-11
VI-2
VI-3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel : 1.1. Tipe Utama Metode Penelitian ...............................................................
Tabel : 1.2. Tipe Kuantitatif dan Kualitatif 1................................................................
Tabel : 1.3. Tipe Kuantitatif dan Kualitatif 2................................................................
Tabel : 2.1. Pembagian Paradigma Ilmu Pengetahuan................................................
Tabel : 2.2. Tipologi pendekatan Penelitian................................................................
Tabel : 2.3. Perbedaan Aksioma paradigm positivistik dan naturalistik.....................
Tabel : 3.1. Simpulan Tipologi Pure, Quench dan Quasi Qualitative Research............
Tabel : 3.2. Jenis Strategi Sampling dan Tujuan Penggunaannya................................
Tabel : 3.3. Contoh Data-Data Kualitatif......................................................................
Tabel : 3.4 Kriteria pembentuk grup dalam kasus penelitian Knodel..........................
Tabel : 3.5 Pengukuran Realibilitas Penelitian Kualitatif Moleong..............................
Tabel : 3.6. Pengukuran Realibilitas Penelitian Kualitatif Denzin & Lincoln...............
Tabel : 4.1. Contoh Distribusi Frekuensi......................................................................
I-5
I-11
I-12
II-13
II-18
II-20
III-17
III-19
III-24
III-39
III-44
III-45
IV-12
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Diagram alir proses penelitian ..............................................................
Gambar 1.2. Jenis Data dalam Penelitian....................................................................
Gambar 2.1.Skema Terbangunnya Ilmu Pengetahuan ...............................................
Gambar 2.2. Skema dasar ontology Ilmu.....................................................................
Gambar 2.3. Skema Proses Berpikir Metode Keilmuan..............................................
Gambar 2.4. Skema Metode Keilmuan........................................................................
Gambar 2.5. Pendekatan Subyektifitas dan Obyektifitas dalam Penelitian 1............
Gambar 2.6 .Pendekatan Subyektifitas dan Obyektifitas dalam Penelitian 2..............
Gambar 2.7 .Pendekatan Subyektifitas dan Obyektifitas dalam Penelitian 3.............
Gambar 2.8 Skema Macam Penelitian Menurut Metode............................................
Gambar 2.9 Skema Kerangka Macam Metode............................................................
Gambar 2.10 Skema Penelitian Opini..........................................................................
Gambar 2.11 Skema Penelitian Empiris.......................................................................
Gambar 2.12 Skema Penelitian Kearsipan...................................................................
Gambar 2.13 Skema Penelitian Analitik......................................................................
Gambar 3.1. Perbedaan Ethnografi, Ethnomethodology dan Ethno..........................
Gambar 3.2 Sumber data kualitatif.............................................................................
Gambar 4.1 Kerangka proses Content Analysis...........................................................
Gambar 4.2. Analisis Konten: Menjawab Pertanyaan dengan mempertimbangkan
Konteks dari Teks.........................................................................................................
Gambar 4.3. Contoh Analisis Vertikal..........................................................................
Gambar 4.4.Contoh Analisis Vertikal...........................................................................
Gambar 4.5.Contoh Analisis Vertikal...........................................................................
Gambar 4.6.Contoh Analisis Peta Kategori..................................................................
Gambar 4.7.Contoh Perwujudan Cognitive Mapping..................................................
Gambar 5.1 Posisi Rumusan Permasalahan................................................................
Gambar 5.2.Skema Pikir Merumuskan Masalah.........................................................
Gambar 5.3. Teknik Penemuan Permasalahan...........................................................
Gambar 5.4. Perumusan Masalah Yang Baik..............................................................
Gambar 5.5. Arti Dan Makna Tinjauan Pustaka...........................................................
Gambar 5.6. Kegunaan Kajian Pustaka 1.....................................................................
Gambar 5.7. Kegunaan Kajian Pustaka 2.....................................................................
Gambar 5.8. Kegunaan Kajian Pustaka 3.....................................................................
Gambar 5.9. Kegunaan Kajian Pustaka 4.....................................................................
I-16
I-16
II-9
II-10
II-11
II-11
II-19
II-19
II-20
II-21
II-22
II-23
II-24
II-25
II-26
III-15
III-23
IV-3
IV-8
IV-19
IV-19
IV-19
IV-20
IV-21
V-12
V-12
V-13
V-16
V-18
V-18
V-19
V-19
V-20
Rincian pembelajaran secara detail selama 18 (delapan belas minggu) dapat di uraiakan
pada table Satuan Acara Perkuliahan di bawah ini :
vi
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Pengantar Perkuliahan:
Kasus perkotaan
Kasus wilayah
Kasus transportasi
Kasusspasial
PrinsipPenyusunan Proposal
penelitian/TA
Penjelasan SAP
Pengantar Metlit
Bagaimana menyusun
Proposal
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Pemahaman metode/teknik
analisa dalam penelitian
kuantitatif
Pemahaman metode/teknik
analisa dalam
penelitianKualitatif
Desain Penelitian:
Mahasiswa mengetahui dan memahami cara menentukan hipotesis dan memilih variabel
Penentuan Hipotesis
Mahasiswa mampu menyusun hipotesis penelitian da nmemilih variable penelitian
Pemilihan Variabel
Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik penentuan sampling
Teknik Sampling
Mahasiswa mampu menentukan sampling untuk penelitiannya
Wawancara
Mahasiswa mampu memilih teknik yang tepat dalam pengambilan data untuk topic
Observasi
proposalnya
Teknik-teknikpengambilan
Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik-teknik pengambilan data melalui survey
data:
(kuisioner)
Survey (penyusunankuisioner
Mahasiswa mampu memilih teknik yang tepat dalam pengambilan data untuk topic
proposalnya
Pembahasan
Bab I dan II
Pembahasan
Draft Proposal
Pembahasan
Draft Proposal
Pembahasan
Draft Proposal
Pembahasan
Draft Proposal
Pembahasan
Draft Proposal
Asisitensi /Konsultasi
Assistensi/ Konsultasi
Assistensi/ Konsultasi
Assistensi/ Konsultasi
Assistensi/ Konsultasi/presentasi
Assistensi/ Konsultasi/presentasi
PENGUMPULAN TUGAS PROPOSAL
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab I
BAB I . PENDAHULUAN
1.1.
I-2
4)
5)
Bab I
b. Alfred Julesayer
Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan
prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran
suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk
menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa
depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataanpernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang
meaning less (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun
I-3
Bab I
Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat
dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu
bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori
selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari
pengamatan (observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki.
Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri
umum yang dirumuskan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan
dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya.
Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum.
K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa
sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi
pengamatan empiris.
K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan
prinsip falsifabilitas, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan
kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya
bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada
di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih
melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan
berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah
pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan
segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh
(corroboration).
I-4
Bab I
Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata
penelitian. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara
kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai
upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah dan termasuk keabsahannya(Ruslan,2003). Adapun pengertian
penelitianadalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan
secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis
data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif,
eksperimental
maupun
non
eksperimental,
interaktif
maupun
non
interaktif(Sukmadinata,2005).
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa metode penelitian adalah
suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih luas
Sugiyono(2009) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Banyak metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian sosial dan
pendidikan. Namun McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman
tentang metode penelitian dengan mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu
kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode
sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut, (Online: http://belajarpsikologi.com)
Tabel 1.1. Tipe Utama Metode Penelitian
Kuantitatif
Experimen
Non Experimen
True Experiment
Deskriptif
Kualitatif
Interaktif
Non Interaktif
Etnogfari
Analisis Konsep
Quasi
Experiment
Komparatif
Fenomenologis
Subjek Tunggal
Korelasi
Studi Kasus
Survei
Teori Dasar
Ex Post Facto
Studi Kritis
Analisis Sejarah
Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :
Rothwell & Kazanas: Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk
menyampaikan informasi.
I-5
Bab I
Titus: Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidang keilmuan.
Macquarie :Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan rencana tertentu.
Wiradi: Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang
tersusun secara sistematis (urutannya logis).
Almadk (1939):Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Ostle (1975): Metode adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh
sesuatu interelasi.
Drs. Agus M. Hardjana :Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masakmasak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Hebert Bisno (1969) :Metode adalah teknik-teknik yg digeneralisasikan dgn baik
agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek,
atau bidang disiplin dan praktek.
Max Siporin (1975):Metode adalah sebuah orientasi aktifitas yg mengarah
kepada persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.
Rosdy Ruslan (2003:24) :Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek
penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Nasir (1988:51) :Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah
objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan, digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
Winarno (1994) :Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang
dilakukan dengan teknik yg teliti dan sistematik.
Muhiddin Sirat (2006) :Metode penelitian adalah suatu cara memilih masalah
dan penentuan judul penelitian.
Arti Kata :Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki
(http://artikata.com/arti-340805-Metode.html).
Kamus Bahasa Indonesia : Metode adalah cara kerja yg bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg
ditentukan.
Depatemen Sosial RI :Metode adalah cara teratur yg digunakan utk
melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg diharapkan.
1.1.3. Penelitian .
Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggrisresearch yang artinya
adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi
atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.Pada
I-6
Bab I
dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu
pengetahuan. Adapun pengertian penelitian menurut para ahli adalah :
Fellin, Tripodi & Meyer (1996) :Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk
maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang
dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Kerlinger (1986: 17-18): Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol,
empiris dan kritis dari suatu proposisihipotesis mengenai hubungan tertentu
antarfenomena
Indriantoro & Supomo (1999: 16):Penelitian merupakan refleksi dari keinginan
untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam.
David H. Penny: Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai
jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta.
J. Suprapto :Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan
yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati, serta sistematis.
Sutrisno Hadi: Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
Mohammad Ali: :Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui
penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan
masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh
pemecahannya.
Tuckman :Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan
jawaban ilmiah terhadap suatu masalah (a systematic attempt to provide answer
to question). Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah
tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa
teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan
melalui alat primernya yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja
atas dasar asumsi, teknik dan metode.
Hilway (1956) :Penelitian merupakan suatu metode studi melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Woody (1927) :Penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan
kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking).
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah,
merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua
kesimpulan untuk menentukan kecocokan dengan hipotesis.
Parson (1946) :Penelitian merupakan pencarian atas sesuatu (inquiry) secara
sistematis terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
Nazir (1988): Penelitian adalah percobaan yang hati-hati dan kritis untuk
menemukan sesuatu yang baru.
I-7
Bab I
Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan
suatu penelitian?
Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun
dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam
menganalisis data?
I-8
Bab I
Metode Penelitian Historis :Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (1990 :
411) dalam Yatim Riyanto (1996: 22), dalam Nurul Zuriah (2005: 51) metode
penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada
masa lalu, sedangkan menurut Donald Ary, dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996:
22) dalam Nurul Zuriah (2005: 51) metode penelitian sejarah adalah penelitian
untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu.
Metode Penelitian Survey : Menurut Zikmund (1997) metode penelitian survey
adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah
sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan, menurut Gay & Diehl (1992)
metode penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori
umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara, sedangkan
menurut Bailey (1982) metode penelitian survey merupakan satu metode
penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan tertulis
atau lisan.
Metode Penelitian Kuantitatif :Menurut Jonathan Sarwonno (2006) metode
penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Metode Penelitian Eksperimen :Menurut Arikunto (2006) metode penelitian
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan
kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu.
Metode Penelitian Naturalistic :Bogdan dan Tylor dalam Moleong (1993:3) metode
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.
Metode Penelitian Kebijaksanaan (Deskriptif) :Menurut Suharsimi Arikunto
metode penelitian kebijaksanaan adalah metode penelitiaan yang tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.
I-9
Bab I
I-10
Bab I
I-11
Bab I
I-12
1.2.
Bab I
a. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru
yang belum pernah diketahui.
b. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan
adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
c. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah,
memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah.
a. Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya
diketahui.
b. Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
meminimalkan atau menghilangkan masalah.
c. Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.
Proposal Penelitian adalah sebuah usulan yng diajukan untuk melaksanakan
penelitian. Seluruh proses penelitian dalam proposal harus dilakukan dengan caracara atau langkah-langkah ilmiah.
1.2.1. Pengertian dan Proses Metode Ilmiah dalam penyusunan proposal
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method
adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan
terkontrol. Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan
masalah,sehingga dengan demikian
metode ilmiah berangkat dari suatu
permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah
dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula
berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah
lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka
dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang
dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan
menuntun proses selanjutnya.
a. Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan
bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran
I-13
Bab I
akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah,
proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis
dan berurutan.
b. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris.maksudnya
adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu
harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada
atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam
metode ilmiah.Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris,
maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
c. Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Pada waktu melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan
secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah
itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin
membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang
berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan
tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
d. Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka
terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam
pelaksanaannya.Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan
terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
i. Merumuskan Masalah:
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan
adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan
orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan
masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah
permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum
dirumuskan?
I-14
Bab I
I-15
Bab I
untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan,
walaupun dianggap cukup penting.Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti
terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya
tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
I-16
Bab I
I-17
BAB 2
PRINSIP PRINSIP DASAR METODOLOGI
PENELITIAN
Bab II
II-2
Bab II
logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan
teori, yakni tentang metode ilmiah.)
May Brodbeck Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral
analysis, description, and clarifications of science. (Analisis yang netral secara etis
dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan landasan ilmu.
Peter Caws Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for
science what philosophy in general does for the whole of human experience.
Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about
man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other,
it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action,
including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error.
(Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa
yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat
melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang
manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi
keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang
dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk
teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan
kesalahan
Stephen R. Toulmin As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to
elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational
procedures, patens of argument, methods of representation and calculation,
metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their
validity from the points of view of formal logic, practical methodology and
metaphysics. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama
menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedurprosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan
perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya
menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika
formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu
merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat
ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan
kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan
pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu?
Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
II-3
Bab II
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana
penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana
kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S.
Suriasumantri, 1982).
2.1.2. HakikatIlmu, Konsep dan Pernyataan Ilmiah.
Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya
dan bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di
alam. Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksilogis serta
pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia.[1] Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.[2]
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih
jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi. IlmuAlam hanya bias menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke
dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bias meramalkan
perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari
perilaku manusia yang konkret.
Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya
dan bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di
alam. Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksilogis serta
pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Salah satu konsep mendasar tentang filsafat ilmu adalah empirisme, atau
ketergantungan pada bukti. Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu
pengetahuan diturunkan dari pengalaman yang kita alami selama hidupkita. Di sini,
pernyataan ilmiah berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman.
Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai
pengamatan dan eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat
selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil ini dapat dianggap
sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam.
II-4
Bab II
Salah satu cara yang digunakan untuk membedakan antara ilmu dan bukan
ilmu adalah konsep falsifiabilitas. Konsep ini digagas oleh Karl Popper pada tahun
1919-20 dan kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1960-an. Prinsip dasar dari
konsep ini adalah, sebuah pernyataan ilmiah harus memiliki metode yang jelas yang
dapat digunakan untuk membantah atau menguji teori tersebut. Misalkan dengan
mendefinisikan kejadian atau fenomena apa yang tidak mungkin terjadi jika
pernyataan ilmiah tersebut memang benar.
Definisi Ilmu: Ilmu adalah kumpulan pengetahuan (tidak boleh dibalik :
kumpulan pengetahuan adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu
apabila memenuhi syarat obyek material dan obyek formal:
Obyek Formal :
Setiap bidang ilmu memiliki cara kerja dan metode tertentu otoritas/otonomi
keilmuan (wewenang untuk mengembangkan ilmu tanpa campur tangan)
2.1.3. Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu,
fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara
keseluruhan, yakni :
II-5
Bab II
II-6
Bab II
II-7
Bab II
analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya masih dimaknai pada
korespondensi unsur satu dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan
struktural tata hubungan itu yang dimaknai, karena akan mampu memberi
eksplanasi atau inferensi yang lebih menyeluruh.
c. Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan
datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan
sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut
biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar.
Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk
membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian
probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
d. Logika inferensi
Logika inferensi yang berpengaruh lama sampai perempat akhir abad XX
adalah logika matematika, yang menguasai positivisme. Positivistik menampilkan
kebenaran korespondensi antara fakta. Fenomenologi Russel menampilkan
korespondensi antara yang dipercaya dengan fakta. Belief pada Russel memang
memuat moral, tapi masih bersifat spesifik, belum ada skema moral yang jelas, tidak
general sehingga inferensi penelitian berupa kesimpulan kasus atau kesimpulan
ideografik.
Post-positivistik dan rasionalistik menampilkan kebenaran koheren antara
rasional, koheren antara fakta dengan skema rasio, Fenomena Bogdan dan Guba
menampilkan kebenaran koherensi antara fakta dengan skema moral. Realisme
metafisik Popper menampilkan kebenaran struktural paradigmatik rasional universal
dan Noeng Muhadjir mengenalkan realisme metafisik dengan menampilkan
kebenaranan struktural paradigmatik moral transensden. (Ismaun,200:9)
Di lain pihak, Jujun Suriasumantri (1982:46-49) menjelaskan bahwa penarikan
kesimpulan baru dianggap sahih kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan
menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara garis besarnya, logika
terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu logika induksi dan logika deduksi.
2.1.5. Corak dan Ragam Filsafat Ilmu
Ismaun (2001:1) mengungkapkan beberapa corak ragam filsafat ilmu,
diantaranya:
Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta
ideologi, (2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.
II-8
Bab II
Produk domain kognitif murni tampil memenuhi kriteria: nyata, benar, dan
logis. Bila etik dimasukkan, maka perlu ditambah koheren dengan moral. Produk
alasan praktis tampil memenuhi kriteria oprasional, efisien dan produktif. Bila etik
dimasukkan perlu ditambah human.manusiawi, tidak mengeksploitasi orang lain,
atau lebih diekstensikan lagi menjadi tidak merusak lingkungan.
2.1.6. Perspektif Ilmu dalam Pemahaman filsafat
Sejarah munculnya ilmu pengetahuan adalah dari keinginan manusia dalam
memahami dunia. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pemahaman tentang
filsafat ilmu adalah bagaimana manusia membangun logika untuk menemukan ilmu
pengetahuan baru.
Manusia
Berpikir
Dasar
Berpikir
Upaya mendapatkan
Pengetahuan
Cara
Berpikir
Analisa
Kefalsafahan
Hakekat
Buah pikiran
( PENGETAHUAN)
ILMU
1. Salah satu dari buah pikiran manusia
2.Kumpulan pengetahuan yang mempunyai
ciri tertentu yang membedakan ilmu dengan
pengetahuan yang lain
II-9
Bab II
FAKTA
EMPIRIS
DUNIA
EMPIRIS
ILMU
CIRI
OBYEK
EMPIRIS
HAKEKAT
PROSES
KEILMUAN
DIANGGAP
SIFAT : Keragaman
Berulang
Terjalin teratur
ASUMSI
PENGETAHUAN
MENGENAI OBYEK
II-10
Bab II
II-11
Bab II
II-12
Bab II
Guba & Lincoln dalam Denzin & Lincoln,1997 menyatakan bahwa ada 4
paradigma besar yang memayungi model-model penelitian kualitatif yaitu positivisme,
post-positivisme, teori kritis (dimana pada teori juga terdiri atas aliran post
strukturalisme dan post modernisme) dan juga paradigma Konstruktivisme/naturalistik.
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel xx berikut ini :
Tabel .2.1
Pembagian Paradigma Ilmu Pengetahuan
Pertanyaan
Ontologi
Positivisme
Realisme naifrealisme nyata
namun dapat
dipahami
Epiestemologi
Dualis/obyektifitis
, temuan yang
benar
Metodologi
Experimental/
Manipulatif,
verifikasi
hipotesis
terutama
metode-metode
kuantitatif
Post Positivisme
Realisme kritisrealisme nyata
namun hanya
dapat dipahami
secara tidak
sempurna atau
secara
probabilitik
Teori Kritis,dkk
Realisme
historis/realisme
maya yang
dibentuk oleh
nilai-nilai sosial,
politik, ekonomi,
etnik dan gender
mengkristal
seiring dengan
perjalanan
waktu
Dualis/obyektifitis Transaksional/su
yang dimodifikasi, byektivistis,
tradisi/komunitas temuan-temuan
kritis; temuanyang
temuan yang
diperantarai
mungkin benar
nilai
Experimental/ma Dialogis/diaklekt
nipulatif yang
is
dimodifikasi;
keragaman kritis,
falsifkasi
hipothesis bisa
jadi meliputi
metode-metode
kualitatif
Konstruktivisme
Relativisme/realitas
yang
dikonstruksikan
secara lokal dan
spesifik
Transaksional/temu
an yang diciptakan
Hermenutis/dialekti
s
Paradigma Positivistik
Berikut akan dijelaskan mengenai apa yang ada dalam paradigma
positivistic/analisis intraparadigma menurut Guba & Lincoln dalam Denzin &
Lincoln,1997
Ontologis : secara ontologis penelitian positivisme disebut sebagai realisme naf atau
sebuah realitas yang dapat dipahami diasumsikan hadir, yang dikendalikan oleh hokum-
II-13
Bab II
hukum alam dan mekanisme yang tidak dapat diubah. Dalam paradigma ini keadaan
alami obyek penelitian dirangkum dalam sebuah bentuk generalisasi yang bebas waktu
dan bebas konteks, sebagian berupa hokum kausalitas. Penelitian ini juga berpendapat
bahwa penelitian tersebut mampu mendekati keadaan alami obyek penelitian yang
sesungguhnya dengan mereduksi dan mendeterminasikan obyek tersebut. Sikap
tersebut dipandang sebagai penelitian dengan ciri reduksionis dan deterministik.
Epistemologi : Dualis dan obyektivitis, peneliti dan obyek yang diteliti dianggap jauh
atau tidak dekat dengan obyek penelitian atau dalam kata lain obyek penelitian diteliti
dengan sebuah kondisi tdak terpengaruh ataupun mempengaruhi peneliti.
Metodologi : Eksperimental dan manipulatif dimana pertanyaan dan/atau hipothesis
dinyatakan dalam bentuk proposisi dan tunduk pada pengujian empiris dalam
mengujinya.
Paradigma positivisme merupakan pearadigma tertua yang muncul semenjak
400 tahun yang lalu, pada saat itu matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan
bergitu juga dengan fisika, sehingga segala sesuatu yang shahi bagi penganut aliran
positivisme adalah segala sesuatu yang memiliki tujuan memverifikasi dan
menggunakan angka yang menjadi bukti keshsahian. Paradigma ini semula dipakai
untuk meneliti segala bidang baik fisik maupun social, namun pada perkembangannya
ditemukan beberapa kelemahan pendekatan ini terutama untuk pendekatan ilmu-ilmu
social yang merasa bahwa manusia dan social tidak dapat didekati hakikatnya secara
matematis, adapun kritik lain dikemukakan oleh Basrowi dan Suwandi, 2008 tentang
paradigma ini diantaranya kritik intraparadigmatik dan ekstraparadigmatik. Adapun
kritik intraparadigmatik adalah sebagai berikut :
Kajian kuantitatif yang ada pada paradigma positivisme bersifat ekslusif dan hanya
membahas variable-variabel tertentu sehingga makna generalisasi menghilang
Kajian positivism menyamakan kajian kebendaan dengan kajian manusia yaitu
kbersifat statis dan linier, yang mana kajian ini mulai tidak dapat diterima oleh
umum.
Kajian ini tidak dapat mempertemukan grand theory atau teori umum dengan
sesuatu yang bersifat local, sehingga dijumpainya dilemma etik dan emik.
Pendekatan ini kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.
Segala sesuatu dalam pendekatan ini harus bersifat empirik atau dapat diukur.
Di sisi yang lain kritik ekstraparadigmatik pada penelitian ini juga diungkapkan,
yaitu :
Mulai ditolaknya penggunaan data hanya sebagai pembuktian terhadap
hipothesis tertentu dalam pola kajian konvensional, terlebih apabila
menggunakan data yang tidak diketahui bebas nilai atau tidak, maka fakta atau
kebenaran ibaratnya hanya diintip melalui jendela oleh penelitian ini.
II-14
Bab II
II-15
Bab II
juga memperbolehkan peneliti melakukan penelitian dalam setting yang lebih alami,
mengumpulkan informasi yang lebih situasional terutama dalam ilmu-ilmu social dan
memberikan sumbangsih pada teori grounded dengan pemanfataan teknik-teknik
kualitatif yang makin meningkat
Paradigma Teori Kritis
Paradigma teori kritis merupakan paradigma baru yang sangat berlawanan
dengan positivistism dan post positivism, dibandingkan dengan penelitian lain,
penelitian jenis ini lebih merupakan pemberdayaan individu dimana para peneliti
terlibat secara aktif dengan obyek penelitiannya, dan seringkali penelitiannya memihak
pada suatu obyek yang diteliti (Denzin & Lincoln,1997).
Untuk mencapai sebuah gelar ilmuwan dalam teori kritis, penelitian ini harus
dikaitkan dengan usaha menentang ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat
tertentu. Yang menjadi tantangannya adalah untuk mencari metode alternatif dalam
mengevaluasi penelitian yang merupakan kesan alami, emosionalitas, tanggung jawab
pribadi dan lain-lain. Penelitian ini menolak segala jenis kuantitifikasi dan evaluasi ala
positivism dan post positivism seperti realibilitas dan validitas penelitian (Denzin &
Lincoln,1997).
Dalam perkembangannya teori kritis berkembang menjadi beberapa jenis aliran
paradigma dan perspektif, paradigma yang berkembang adalah post modernisme dan
post strukturalisme. Sedangkan perspektif yang menyertai penelitiannya ini dapat
dilihat pada penelitian model marxis yang mengkritisi mengenai pemerintahan di
Jerman, model feminisme, materailisme dan penelitian partisipatif (Denzin &
Lincoln,1997).
Masih dalam Denzin
intrapardigma akan teori kritis :
&
Lincoln,1997
berikut
merupakan
penjelasan
Ontologis: secara ontologis memandang bahwa realita terbentuk dari histori yang ada,
histori ini dibentuk oleh serangkaian faktor politik,social, budaya dan ekonomi. Realita
inilah yang dipandang sebagai penganut aliran teori kritis sebagai realitas yang nyata
(walaupun keadaan sebenarnya adalah realitas maya), realitas dalam bentuk ini disebut
realitas histori/maya.
Epistemologi : secara epistemology peneliti terhubung dan terkait erat dengan obyek
yang diteliti dan bahkan seringkali memihak yang diteliti, oleh karena itu disebut
epsitemologi transaksional atau sbyektivitis.
Metodologi : metodologi penelitian ini dilakukan secara dialogis dan dialektis. Dialogis
karena mengharuskan adanya interaksi antara peneliti yang obyek penelitian, sifat
II-16
Bab II
dialektis diperlukan agar peneliti mamp menerima apabila pemahaman dari peneliti
salah.
Paradigma Post Modernism
Paradigma post modernisme memiliki prinsip untuk menolak metode dan
asumsi poitivitis dan segala jenis analisa kuantitatif, secara teoritis post modern
menggunakan titik pijakan penolakan asumsi rasionalitas yang telah tertanam kuat
dalam epistemology barat.
Adapun sasaran kritis yang ingin dicapai oleh paradigma ini adalah :
a. mendekonstruksikan metanasi barat tentang kebenaran
b. Meragukan setiap metode/teori/wacana/genre dan mencurigai segala
bentuk kebenaran absolut dan mendukung segala sesuatu yang bersifat local, cultural
dan politis (Kincheloe &Mclaren dalam Denzin & Lincoln,1997).
Paradigma Post Strukturalisme
Paradigma post structuralism adalah perkembangan dari post modernisme yang
menganggap bahwa bahasa subyektivitas, organisasi soial dan kekuasaan memiliki
keterikatan. Post structuralism mengarahkan pada dua hal penting dalam penelitian,
yaitu (Denzin dalam Denzin & Lincoln,1997):
a. Mengajarkan peneliti agar mau mendengarkan dan mempelajari diri sendiri
sebagai orang dalam posisi dan waktu tertentu mengalami kejadian
tertentu. Atau dengan kata lain penelitian yang bersifat kasuistik yang
dialami oleh seseorang yang dituangkan dalam bentuk tekstual,dimana
pengalaman ini bisa jadi dialami oleh orang yang lain.
b. Tidak menulis teks tunggal ataupun teks yang terlalu ambisius
Paradigma Konstruktivisme/Naturalistik
Paradigma konstruktivisme mencakupi paradigma yang bersifat naturalistic
termasuk didalamnya adalah intrepretivis dalam fenomenologi maupun hermenutik.
Paradigma ini adalah perkembangan akhir dari bentuk intrepretivis yang meyakini
bahwa untuk memahami dunia makna ini seorang peneliti harus
mengintrepretasikannya, peneliti juga harus menjelaskan proses-proses pembentukan
makna dan menerangkan ihwal bagaimana makna tersebut terkandung dalam bahasa
dari tindakan aktor social. Upaya-upaya intrepretasi yang dilakukan peneliti dalam
penelitian tidak lain adalah upaya peneliti melakukan konstruksi terhadap aktor yang
ditelitinya (Schawndt dalam Denzin & Lincoln,1997).
Pembahasan intraparadigma konstruktivisme oleh Denzin & Lincoln,1997 adalah
sebagaimana berikut :
II-17
Bab II
Ontologis : relativis, realitas yang digunakan oleh paradigma ini adalah bentuk
konstruksi mental yang bermacam-macam dan tidak dapat diindra, yang didasarkan
secara social dan pengalaman, berciri local dan spesifik.
Epistemologi: Transaksional dan subyektivistis, dimana peneliti dan obyek penelitian
dianggap terhubung secara timbal balik.
Metodologi : Hermenutik dan dialektis, dimana sifat variable dan personal dari
konstruksi social menunjukkan bahwa konstruksi individu hanya dapat diciptakan dan
disempurnakan melalui interaksi antara dan di antara peneliti dengan para responden.
Tabel 2.2.Tipologi pendekatan Penelitian
POSITIVISTIK
ONTOLOGI
EPISTEMOLOGI
AKSIOLOGI
RASIONALISTIK
FENOMENOLOGI
Realitas parsial
Realitas ganda
Realitas independen
dapat dikontrol
Realitas terikat
settingnya
Realitas
ganda
Konteks parsial
Konteks natural
Konteks natural
Menolak pengguna-anteori.
Perdekatan parsial
Pendekatan holistik
Menuju ilmu
nomothetik
(generalisasi)
Hubungan sebab-akibat
(kausal linier)
Metode deduksi
Mengakui kebenaran :
sensual dan logik
Pendekatan holistik
Hubungan reflektif
(mondar-mandir)
Metodededuksi-induksi
Metode induksi
Mengakui kebenaran :
sensual, logik, etik
Mengakui kebenaran:
sensual, logik, etik dan
transendental
Bebasnilai, berlaku
dimana saja
Obyektif, kontekstual,
transferable
Kontekstual
Berlakulokal
II-18
Bab II
II-19
Bab II
II-20
Bab II
II-21
Bab II
II-22
Bab II
II-23
Bab II
II-24
Bab II
II-25
Bab II
II-26
BAB 3
PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif itu dalam, bermakna
dan mengungkap wawasan dalam wawasan
Bab III
Bab III
orang tersebut maka peneliti harus berusaha untuk melakukan kegiatan yang
sifatnya alami dan selaras dengan kehidupan nyata dengan sesedikit mungkin
melakukan intervensi. Metode kuantitatif seperti menyebar kuisioner dan
percobaan justru akan mengarahkan ke situasi studi yang relatif artifisial
dimana kondisi tersebut sangat tidak memungkinkan untuk mendapatkan
pemikiran dan perilaku yang nyata.
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan secara detil mengenai perilaku dan
pemikiran seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan makna atau
nilai-nilai sosial;
Implikasi dari tujuan ini adalah berusaha untuk mempelajari pola pikir serta
perspektif orang dalam sebagai obyek dalam penelitian. Hubungan kedekatan
antara peneliti dengan seseorang yang dijadikan obyek studi perlu tercipta
dengan baik dan perlumenghindari hubungan yang sifatnya impersonal dan
berjarak. Hubungan atau kedekatan yang positif diharapkan dapat menciptakan
kepercayaan dan menumbuhkan percaya diri seseorang untuk menyampaikan
pendapatnya secara jujur dan terbuka mengenai topik yang dijadikan fokus
studi.
Terdapat kemungkinan bahwa peneliti mengadopsi pendekatan awal yang tidak
persis secara spesifik terhadap isu dan konsep;
Fokus penelitian dapat berubah selama proses pengumpulan data seiring
dengan ide-ide yang terus berkembang dan teridentifikasinya berbagai isu
penting.
Pendekatan kualitatif cenderung membangun teori daripada menguji teori;
Ide teoritis berkembang dari pengumpulan data awal yang kemudian
berpengaruh terhadap pengumpulan data selanjutnya. Terdapat sebuah spiral
kumulatif antara pembangunan teori dan pengumpulan data.
Bab III
analisis terdapat proses theme coding atau pengkodean berdasarkan tema atau
kesamaan untuk menemukan variabel.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa elemen utama dalam prosesnya yang
menjadi ciri sebagaimana dijelaskan Russell (2000). Elemen-elemen tersebut adalah:
Naturalistic inquiry (pertanyaan yang bersifat alamiah);
Membutuhkan desain penelitian yang fleksibel;
Purposeful sampling;
Dilakukan secara personal dan dekat dengan obyek penelitian;
Data dan metode yang membutuhkan kedalaman;
Jauh dari prasangka dan memiliki empati;
Berorientasi pada kasus yang unik;
Induktif analisis;
Perspektif holistik tidak hanya terpaku pada variabel;
Berorientasi pada proses, bukan pada hasil;
Manusia/peneliti sebagai alat dimana keabsahan penelitian.
Dalam mendeskripsikan sesuatu, penelitian kualitatif berfokus pada
kedalaman, makna, dan detail. Kata sifat seperti kaya akan.., dalam, dan penuh
sering digunakan dalam penjelasan. Deskripsi juga berusaha membangun
pemahaman dari bawah keatas /ground up. Seringkali jika dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif cenderung memiliki skala lebih kecil dan
mengadopsi struktur pendekatan yang lebih bebas untuk mendorong partisipan
berbicara detil mengenai makna dan nilai-nilai yang mereka miliki dan kemudian
berpengaruh terhadap perilaku mereka. Fitur penting lainnya yang mewarnai
penelitian kualitatif adalah berikut ini.
1. Sebuah penelitian pada kasus yang berjumlah sedikit membutuhkan waktu yang
cukup lama. Dalam arti, proses pengumpulan data diperoleh secara intensif;
merupakan penelitian yang sangat detail dan disertai dengan pengumpulan
data dalam jumlah banyak (secara kuantitas) dari segelintir informan. Pada
umumnya responden penelitian dipilih menggunakan theoretical sampling atau
snowball sampling. Melalui snowball sampling, peneliti bertujuan untuk
mencari keunikan daripada kesamaan melalui strategi sampling yang mereka
gunakan.
III- 4
Bab III
III- 5
Bab III
III- 6
Bab III
Bab III
Mahasiswa S1 tidak dianjurkan dalam melakukan penelitian ini. Mahasiswa S2, dapat melakukan penelitian ini dengan persyaratan
pernah melakukan penelitian kualitatif sebelumnya atau mendapat rekomendasi dari promotor.
2Dalam paradigma lain juga dinyatakan sebagai paradigma social constructivism
3
Dapat merujuk pada chapter 2
4
Induktif bermakna bahwa penelitian dimulai dari data data lapangan
III- 8
Bab III
Jenis Jenis penelitian yang seringkali termasuk dalam kategori ini adalah :
1) Penelitian fenomenologi
Penelitian fenomenologi adalah penelitian tentang makna pengalaman
berbagi tentang suatu fenomena5. Target utamanya adalah memahami
makna hubungan konkrit yang menjelaskan pengalaman orisinil dari
situasi spesifik. Peneliti melakukan interpretasi data yang dikumpulkan
melalui wawancara yang panjang untuk mengungkapkan esensi atau
makna pengalaman berbagi dari beberapa nara sumber yang dilibatkan
(Creswell,1998).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang berakar dari filosofi,
psikologi dan pendidikan. Tujuannya adalah untuk membentuk laporan
studi mengenai pengalaman hidup dan sebuah fenomena
(Creswell,1998).
Studi fenomenologi dalam konteks tata ruang telah banyak digunakan
untuk mengidentifikasi dan merestrukturisasi sebuah fenomena
keruangan dengan tujuan menyingkap apa yang nampak dari sebuah
fenomena yang terjadi. Penelitian ini paling baik digunakan untuk
mencari sebuah penjelasan terhadap perilaku masyarakat terhadap
pola ruang tertentu. Sebagai contoh kasus yakni bagaimana makna
ruang terhadap sekelompok orang yang tinggal di kawasan sempadan
kereta api.
2) Penelitian ethnomethodology
Penelitian ethnomethodology, merupakan sebuah perwujudan dari
alternatif dari sosiologi yang diterima atau diyakini oleh masyarakat
pada saat ini (Sharrock,2013). Dalam bahasa yang lebih sederhana
penelitian ini merupakan penelitian yang menyelidiki anomali sosial
5Fenomena didefinisikan sebagai obyek pengalaman hidup yang dialami sekolompok responden
III- 9
Bab III
3) Ethnografi
Penelitian etnografi merupakan penelitian yang memiliki fokus untuk
mendeskripsikan dan mengintrepretasikan budaya suatu grup
(Creswell,2007). Dalam definisi atau pengertian lain etnografi adalah
penelitian tentang suatu budaya atau kelompok masyarakat
berdasarkan observasi-observasi peneliti yang tinggal lama di lapangan.
Peneliti mendengarkan dan mencatat persepsi informan dengan tujuan
mengeneralisasi suatu potret budaya (Thomas,1993, Walcott,1994).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian-penelitian yang bergerak
dalam bidang Antropologi dan sosiologi (Creswell,2007). Beberapa ciri
6
7
III- 10
Bab III
4) Grounded Theory
Grounded theory merupakan metode umum untuk mengembangkan
teori. Metodologi pengembangan teori tersebut berbasis pada
pengumpulan dan analisis data (Strauss & Corbin dalam Denzin &
Lincoln,1997).
Dalam metodologi ini teori dikembangkan secara langsung dari data
atau, apabila telah bersesuaian dengan wilayah penelitian, teori
tersebut dapat diolah atau dikembangkan sesuai dengan data-data
yang diperoleh sesudahnya. Grounded theory sesungguhnya adalah
aktivitas pengembangan teori dan praktik penelitian sosial sebagai satu
proses yang padu. Perbedaan Grounded theory dengan metode lain
III- 11
Bab III
Deduktif bermakna bahwa peneliti harus terlebih dahulu memiliki backgrond knowledge, proposisi maupun hipothesis
III- 12
Bab III
Bab III
III- 14
Bab III
Gambar 3.1.
Perbedaan Ethnografi, Ethnomethodology dan Ethno
Sumber : Adaptasi penulis dari Bogdan,1972, Creswell,2007 &
Sharrock,2013
3) Semua jenis penelitian kecuali Grounded Theory yang termasuk ke
dalam pure qualitative11 dengan beberapa persyaratan khusus, yakni:
a) Keberadaan background knowledge/grand theory.
b) Fakta empirik yang telah teridentifikasi.
c) Responden telah teridentifikasi/ mudah teridentifikasi.
3. Tipologi 3 Quasi Qualitative
Tipologi terakhir adalah quasi qualitative yakni yang penelitian qualitatif yang
bersifat semu. Tipologi ini dinyatakan semu karena orientasi terhadap hasil
kuantitatif dalam rangka mencapai validitas dan realibilitas yang rigor masih
kuat terhadap penelitian ini.
11
III- 15
Bab III
Tidak terdapat jenis penelitian khusus dalam penelitian ini, yang memberikan
perbedaan dengan tipologi yang lain adalah penggunaan angka, skala ordinal
maupun alat statistik deskriptif dalam penelitian, dimana angka/skala tersebut
tidak berfungsi sebagai penunjang data kualitatif namun sebagai sentra atau
temuan utama dari sebuah penelitian.
Pada tipologi pure dan quench qualitative angka digunakan sebagai penunjang
temuan kualitatif saja dan terkadang digunakan pula sebagai triangulator dari
hasil yang ditemukan secara kualitatif. Sebagai contoh ditemukan tingkat
kriminalitas tertentu di wilayah A dinyatakan tinggi dan meresahkan oleh
responden, maka angka/skala kuantitatif berupa laporan kepolisian dapat
digunakan oleh peneliti kualitatif sebagai penunjang. Di sisi yang lain pada
quasi qualitative data kuantitatif/ skala menjadi poin utama dan penggunaan
kualitatif dipergunakan untuk memberikan eksplanasi terhadap hasil temuan
tersebut, sebagai contoh adalah penggunaan statistik deskriptif (contoh: 80%
masyarakat menolak pembangunan ruang), skala likert (skala preferensi,
contoh: faktor A memiliki skala likert 5), delphi (menggunakan statistik
deskriptif), AHP, content analysis12(yang berorientasi pada penghitungan
angka untuk menentukan koding).
Karakteristik dari tipologi quasi qualitative ini adalah 1). Paradigma penelitian
yang digunakan bervariasi mulai dengan positivistik atau rasionalistik 2).
Pendekatan penelitian yang digunakan deduktif. 3). Hasil yang dihasilkan
berada pada yang relatif sempit, biasanya terfokus pada verifikasi kajian
teoritik 4). Penelitian tipologi ini bersifat obyetif 5). Biaya yang dikeluarkan
tergantung pada jenis penelitian yang dipilih.
Beberapa hal yang menjadi kekuatan tipologi ini adalah:
Memiliki set desain survey yang terkontrol
Tingkat obyektivitas lebih tinggi dibandingkan dengan dua tipologi yang
lain.
Validitas dan realibilitas lebih mudah direview oleh peer reviewer.
Relatif mudah dan dapat digunakan oleh pemula.
Tipologi ini sangat rentan terhadap beberapa hal krusial, yakni :
Topik penelitian yang mudah untuk mencapai tingkat kejenuhan
tertentu.
Kedalaman penelitian kualitatif tidak sesuai yang diharapkan.
Seringkali jenis penelitian ini tidak bersifat eksploratif ataupun
eksplanatif seperti setting alamiah penelitian kualitatif, sehingga
penelitian ini seringkali hanya bersifat verifkatif terhadap suatu kasus.
4. Simpulan
12
Terdapat perdebatan mengenai konten analisis, banyak penelitian kualitatif yang mengabaikan words counting pada analisa konten,
sehingga tidak semua konten memiliki output hitungan jumlah kata,
III- 16
Bab III
Berdasarkan penjelasan yang ada, maka simpulan yang dihasilkan oleh penulis
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1.
Simpulan Tipologi Pure, Quench dan Quasi Qualitative Research
Pendekatan
Induktif
Background
knowledge,
hipothesis, proposisi
Kerumitan
penelitian
Pelaksana penelitian
Tidak wajib
Quench Qualitative
Penelitian yang
menggunakan metode
dan teknik analisa
kualitatif dengan
desain survey dan
tingkat validitas dan
realibilitas yang lebih
terukur.
Naturalistik/
Fenomenologi
Post positivistik
Rasionalistik
Deduktif/Induktif
dengan background
knowledge
Dianjurkan untuk ada
Tinggi
Sedang
Mudah
Expert/ berpengalaman
dalam melakukan
penelitian kualitatif (S2S3)
Obyektif/Subyektivit Subyektivitas tinggi
as Penelitian
Hasil penelitian
Teori, makna, nilai dari
suatu topik
(depth qualitative)
Pemula menengah
(S1- S2)
Subyektivitas
terkontrol
Persepsi, preferensi,
motivasi dari suatu
topik
Obyektif
Validitas penelitian
Tingkat kebiasan
menengah
Realibilitas
penelitian
Kekuatan Tipologi
Penelitian
Range isu/topik
peneitian yang dapat
diangkat luas
Dapat menghasilkan
teori baru
Menghasilkan hasil
Definisi
Paradigma
Pure Qualitative
Penelitian yang
dilakukan dengan
metode dan teknik
analisa kualitatif dan
berorientasi pada
temuan kualitatif
dengan tingkat
kedalaman tertentu.
Naturalistik/
constructivism
Fenomenologi
Quasi Qualitative
Penelitian
kualitatif
yang masih memiliki
orientasi
pada
kuantitatif
(angka,
skala,dll).
Post positivistik
Rasionalistik
Deduktif
Wajib
Verifikasi
terhadap
teori
sebelumnya/hipothesi
s/ proposisi
Dapat dilihat dari hasil
pengolahan
data
(kebiasan rendah)
Dapat dilihat dari
desain survey yang
diajukan
Memiliki desain
survey yang dapat
diukur realibilitas
oleh reviewer
Validitas dan
realibilitas
III- 17
Kekurangan Tipologi
Penelitian
Adanya kemungkinan
list kebutuhan data
yang dikumpulkan di
awa tidak lengkap
sehingga peneliti
harus mengulangi
proses
Lack of empirical
background dalam
perumusan masalah
Salah mengenali
fenomena
Responden yang
diinginkan ada
kemungkinan tidak
memenuhi kriteria
Gagal dalam
merekonstruksi teori
Jenis Jenis
penelitian
Phenomenologi
Ethnomethodology
Ethnografi
Grounded Theory
Bab III
oleh reviewer
Validitas dan
realibilitas
terkontrol
Less subjective
Desain penelitian di
awal harus terdesain
dengan baik, apabila
tidak terdesain
dengan baik akan
berpengaruh
terhadap realibilitas
dan validitas
penelitian
Hasil, validitas dan
realibilitas penelitian
bergantung pada
kemampuan peneliti
Kemampuan
reviewer dalam
penelitian kualitatif
seringkali
berpengaruh
terhadap hasil
penelitian
terkontrol
More objective
Relatif mudah
digunakan
Semua penelitian
pada pure
qualitative, dengan
persyaratan :
memiliki latar
belakang
pengetahuan,
memiliki fakta
empirik yang telah
teridentifikasi dan
narasumber mudah
teridentifikasi
Case study research
(CSR)
Ethno
Topik penelitian
yang dipilih pada
suatu saat akan
mencapai titik jenuh
Seringkali tidak
dapat menampilkan
hasil penelitian
kualitatif dengan
kedalaman yang
diharapkan
Bab III
Intensity
sampling
Stratified
purposeful
sampling
Critical
sampling
case
Snowball or chain
sampling
Criterion
sampling
Theory based or
operational
construct
sampling
Confirming and
disconforming
case sampling
Opportunistic
sampling
Random
purposeful
sampling
Sampling
Bab III
Bab III
politically
important
III- 21
Bab III
Bab III
Gambar 3.2
Sumber data kualitatif
III- 23
Bab III
observasi sebagai metode pengumpulan data primer adalah hal yang umum dalam
penelitian kualitatif dan dikedua kasus memungkinkan peneliti untuk
mempengaruhi tingkat kontrol pada data yang dikumpulkan. Sementara baik pada
sistuasi wawancara maupun observasi membuat peneliti bergantung pada
responden dalam penghasilan data, seting data yang dikumpulkan masih
ditentukan oleh peneliti dan juga diharapkan data tersebut sesuai dengan sasaran
dari penelitian.
Baik data yang dikumpulkan dari sumber dokumen eksisting maupun teknik
pengumpulan yang sengaja direncanakan untuk sebuah penelitian, data kualitatif
dapat dikategorisasikan menjadi informasi tekstual, audio, maupun visual. Tabel di
bawah ini memberikan sedikit contohmengenai pemilihan yang umum digunakan.
Contoh
jurnal reflektif, artikel koran, memo, transkrip,
email/pesan singkat
rekaman suara: wawancara, pidato,
pembicaraan santai, siaran radio, music
tayangan televisi, film, foto, lukisan, ukiran,
rekaman video (proses FGD, observasi, kegiatan
harian)
III- 24
Bab III
Bab III
Wawancara Semi-Terstruktur
Dalam situasi dimana kita mendapatkan kesempatan melakukan wawancara
terhadap seseorang yang belum tentu bisa dilakukan lagi dianjurkan menggunakan
jenis wawancara semi-terstruktur. Wawancara semi-terstruktur membutuhkan
kemampuan yang sama dalam melakukan wawancara seperti pada umumnya,
hanya saja diperlukan sebuah interview guide atau discussions guide; yaitu sebuah
daftar tertulis mengenai pertanyaan dan topik yang perlu dilakukan dalam tatanan
yang telah ditentukan. Wawancara semi-terstruktur merupakan wawancara yang
paling populer untuk dilakukan termasuk di kalangan lembaga survey profesional.
Pewawancara (interviewer) memang tetap memimpin arah diskusi (secara halus),
namun dalam interview guide terdapat rangkaian instruksi seperti berikut: Selidiki
untuk melihat apakah informan (baik perempuan maupun laki-laki) yang memiliki
anak perempuan cenderung memiliki nilai-nilai yang berbeda mengenai konsep
pergaulan remaja dibandingkan informan yang memiliki anak laki-laki. Instruksi
seperti disebutkan merupakan instruksi untuk melakukan probing.
Wawancara Terstruktur
Dalam proses wawancara terstruktur, responden diminta untuk merespon
seidentik mungkin terhadap satu set stimulus jawaban yang telah disediakan. Hal
ini digambarkan seperti melakukan pengisian kuisioner secara lisan. Wawancara
terstruktur lainnya adalah meminta responden memberikan peringkat secara lisan
terhadap serangkaian kriteria peringkat yang telah ditetapkan untuk suatu
pertanyaan.
Patton, 1980 mengklasifikasikan tipe wawancara sebagai berikut :
Wawancara Pembicaraan Informal
Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada
pewawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam
mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai, tipe ini biasa digunakan
pada tipologi pure qualitative.
14Contoh
III- 26
Bab III
In-depth interview
Pada dasarnya terdapat dua tipe wawancara kualitatif in-depth interview.
Pendekatan yang pertama disertai wawancara secara personal (one-to-one) dimana
III- 27
Bab III
III- 28
Bab III
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan asumsi dari pihak yang memiliki kewenangan dan
mengarahakan dengan syarat:
Bab III
Pengamatan (Observasi)
III- 30
Bab III
bahaya dari adaptasi perilaku yangdapat merusak situasi dimana mereka merasa
diinterogasi orang lain.
Etnografi mengarah tidak hanya pada proses observasi; termasuk mengulur
durasi wawancara (baik perbincangan informal maupun in-depth interview dengan
individu atau kelompok) kapanpun dan dimanapun bisa dilakukan, dan bisa
termasuk, misalnya, analisis dokumen (seperti memorandum organisasi atau
dokumen pribadi). Pendekatan etnografi juga dapat disertai dengan penggunaan
metode kuantitatif seperti kuisioner. Peneliti etnografi memiliki lapangan penelitian
yang pragmatis, fleksibel dan kaya narasumber dalam pendekatan yang mereka
gunakanbaik pada metode atau simber data manapun yang merekam kehendaki
kualitatif atau kuantitatif. Kunci untuk memastikan bahwa pendekatan penelitian
adalah memeilih salah satu yang paling sesuai dengan pertanyaan
penelitian.Metode utama penelitian yang digabungkan dengan etnografi
merupakan observasi partisipatif. Seperti yang ditekankan di atas, observasi
partisipatif disertai dengan keikutsertaan peneliti ke dalam bagian dari kelompok
masyarakat yang sedang diteliti, meskipun tidak harus menjadi anggota dari
kelompok tersebut.
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentaiskan dan merefleksi
secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burns, 1990).
Semua yang dilihat dan didengar asalkan sesuai dengan tema penelitian
semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan
terbuka. Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa observasi merupakan salah satu
metode pengumpulan data di mana peneliti melihat mengamati secara visual
sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer.
Apabila orang yang melakukan observasi subjektivitasnya sangat tinggi, hal
ini akurasi data sangat terganggu, sehingga harus diadakan lebih dari satu orang
yang melakukan observasi dalam satu fenomena, dan bisa diukur reliabilitas antara
observasi/reliabilitas antarrater.
Beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif, pengamatan
dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln
(1981) sebagai berikut :
Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung.
Tampaknya pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes
suatu kebenaran.
Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan sebenarnya
Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat xxx dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan xxx porsional maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari data.
Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data
yang dijaringnya ada yang menceng atau bias.
III- 31
Bab III
Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasisituasi yang rumit.
Keenam, dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak
dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Misalkan seseorang mengamati perilaku bayi yang belum bisa berbicara atau
mengamati orang-orang luar biasa, dan sebagainya.
Bab III
6) Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Misalnya dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat
mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang, barangbarang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu. Peneliti mencatat,
menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku
pembeli. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan
mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna.
Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan yang
tertulis.
7) Pengamatan Tidak Testruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang diamati. Dalam melakukan
pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi
hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
8) Pengamatan Terstruktur
Pengamatan terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematik,
karena peneliti telah mengetahui aspek-aspek apa saja yang relevan dengan
masalah serta tujuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti mempersiapkan
pedoman pengamatan secara detail sekaligus menyediakan tabel cek list yang
bisa digunakan sebagai pedoman pengamatan. Pengamatan bisa dilakukan di
lapangan atau laboratorium. Pengamatan bisa terhadap manusia, hewan, atau
tumbuh-tumbuh-tumbuhan. Dalam desain noneksperimental, meskipun peneliti
tidak mempunyai kontrol terhadap variabel, akan tetapi peneliti masih dapat
secara lebih awal menentukan secara umum perilaku apa saja yang diamati agar
masalah yang dipilih dapat dipecahkan. Pada desain eksperimental peneliti
dapat mengadakan pengaturan terhadap beberapa perlakuan dan mengadakan
kontrol yang sesuai dengan keperluan menguji hipotesis dan memecahkan
masalah penelitian (Nazir, 1984)
Mengelola Jurnal dan Catatan Lapangan
Pengambilan catatan merupakan proses yang sudah sangat familiar bagi
kebanyakan orang, baik dari catatan perkuliahan, catatan rapat, tulisan memo dari
pesan telepon, atau banyak hal lain yang menjadi contoh dalam keseharian kita
yang memerlukan kertas untuk menuliskan ide. Pada semua contoh pengambilan
catatan untuk tujuan yang sama: untuk menangkap esensi mengenai apa yang
diobservasi dan direkam untuk referensi selanjutnya.
Beberapa tipe catatan lapangan tertentu merupakan jurnal reflektif. Jurnal
reflektif menempatkan peneliti pada pengalamannya secara kuat ke dalam proses
penelitian itu sendiri sehingga mampu membawa penekanan nilai secara penuh ke
dalam penelitian. Jurnal reflektif merupakan elemen inti terhadap aksi peneliti
dimana:
III- 33
Bab III
Bab III
Daftar cek. Daftar cek dibuat untuk mengingatkan pengamat apakah seluruh
aspek informasi sudah diperoleh atau belum. Selain itu, digunakan sebagai
pembimbing bagi pengamat dan sebagai jadwal waktu dan isi informasi yang
akan dijaring.
Alat elektronika/perekam yang disembunyikan.
c. Intrepretasi Dokumen
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal
dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan
pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara mendalam.
Guba dan Lincoln (1981) mendefinisikan dokumen dan record adalah
sebagai berikut: record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh
seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau
menyajikan akunting, dan dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film,
lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik.
Dokumen dan record digunakan untuk penelitian, menurut Guba dan
Lincoln (1981), karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
seperti berikut.
Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang
stabil, kaya, dan mendorong.
Berguna sebagai bukti untuk pengujian.
Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena
sifatnya yang ilmiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam
konteks.
Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen
harus dicari dan ditemukan.
Keduanya tidak reaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan
teknik kajian isi.
Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih
memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Apabila dilihat dari sumbernya, data dokumentasi bisa dibedakan menjadi
beberapa jenis.
Catatan resmi (official of formal record) misalnya : jumlah pemilikan
tanah dari Badan Pertahanan Nasional, nilai siswa dari suatu sekolah,
dan sebagainya.
Dokumen-dokumen ekspresif (expressive documents) misalnya
biografi, autobiografi, surat-surat pribadi, dan buku harian.
Laporan media massa (mass media report).
III- 35
Bab III
III- 36
Bab III
Berdasarkan screener yang telah dikembangkan dengan menggunakan strategi sampling yang telah ditentukan
III- 37
Bab III
III- 38
Bab III
Grup 1
Grup 2
Grup 3
Grup 4
III- 39
Bab III
III- 40
Bab III
III- 41
Bab III
III- 42
Bab III
Salam pembuka.
Tujuan dari FGD.
Anda terpilih dalam peserta FGD ini karena Anda memiliki dan sesuai dengan kriteria berikut
(sebutkan detail organisasai peyelenggara FGD/analisis rasional (terdapat 6 kelompok, masingmasing terdiri dari sekian orang)
4. Menjelaskan prosedur perekaman wawancara dan akan digunakan untuk apa rekaman tersebut
(menghindari pembuatan catatan). Yakin dan beranilah pada tahap ini, dan segera lanjutkan
pertanyaan.
5. Pernyataan mengenai data diri: seperti nama depan, tapi ketika menuliskan laporan, tidak ada
nama yang yang akan dicantumkan dalam komentar. Yakin dan beranilah pada tahap ini, dan
segera lanjutkan pertanyaan.
6. Maksud dari keberadaan dua asisten moderator.
7. Insentif pada awal sesi dan biaya transport pada akhir sesi, jika ada.
8. Dilarang merokok.
9. Matikan telepon seluler.
10. Waktu berakhirnya sesi diskusi.
11. Peraturan bagi peserta.
III- 43
Bab III
Kredibilitas/derajad kepercayaan
Kepastian
Kebergantungan
Tabel 3.5
Pengukuran Realibilitas Penelitian Kualitatif Moleong
KRITERIA
Kredibilitas
(derajat sejauh
mana penelitian
ini dapat
dipercaya)
TEKNIK PEMERIKSAAN
(1) Perpanjangan keikutsertaan
(7) Pengecekan
narasumber/responden
Kepastian
Kebergantungan
PENJELASAN
Lama pengamatan yang
dilakukan di lapangan dan
seberapa terlibat dengan
setting studinya, apabila
tingkat keterlibatan rendah
maka advisor dapat
menyarankan untuk
memperpanjang
Diukur berdasarkan data
yang didapatkan
Apakah peneliti melakukan
triangulasi pada data yang
diperoleh
Apabila terdapat rekan
kerja, bagaimana pendapat
rekan kerja tersebut
terhadap hasil penelitian
Apakah referensi (data)
yang diperoleh sudah
memadai atau tidak
Apakah ada peneitian
sebelumnya yang
mempunyai hasil yang
berbeda
Bagaimana responden yang
telah dijadikan narasumber
baik secara kredibilitas
maupun kemampuannya
Melengkapi penelitian
dengan transkrip (apakah
sudah lengkap dan benar)
Melengkapi penelitian
dengan screener
responden dan discussion
guide
Melengkapi penelitian
dengan metode dan
teknik analisis yang
digunakan
Memeriksa kembali,
apakah peneliti mengambil
III- 44
Kepastian
(10)
Audit Kepastian
Bab III
TEKNIK PEMERIKSAAN
(1) Perpanjangan
keikutsertaan
(2) Menemukan siklus
kesamaan Data
(3) Ketekunan pengamatan
(4) Trianggulasi kejujuran
peneliti
(5) Pengecekan melalui
diskusi
(6) Kajian kasus negatif
Kredibilitas Metode
Pengumpulan Data
PENJELASAN
Telah dijelaskan
pada tabel
Moleong
Telah dijelaskan
pada tabel
Moleong
Kredibilitas Teoritis
dan Referensial
Kepastian
Kebergantungan
Bab III
diperoleh telah di
cek berdasarkan
hasil triangulasi
dari sumber data
yang lain/ dengan
metode yang lain
Telah dijelaskan
pada tabel
Moleong
Telah dijelaskan
pada tabel
Moleong
Telah dijelaskan
pada tabel
Moleong
Bab III
III- 47
BAB 4
METODE DAN TEKNIK ANALISA
KUALITATIF
Qualitative research is many thing to many people (Denzin,1989)
Bab IV
Data kualitatif sering dicirikan sebagai data yang memiliki struktur yang tidak
kaku dan sedikit tidak beraturan. Berbeda dengan data kuantitatif yang bersifat
statistik dan lebih mudah untuk diletakkan di struktur analisis yang telah ditentukan
sebelumnya, data kualitatif tidak memberikan kemewahan tersebut pada peneliti
kualitatif. Ketidakberaturan data, temuan-temuan yang muncul dalam proses
pengumpulan data menjadi tantangan bagi para peneliti kualitatif untuk
memahaminya dan hal ini dapat diatasi selama dapat ditentukan bahwa tidak ada
pendekatan yang benar maupun yang salah. Untuk itu diperlukan pendekatan umum
untuk menganalisa data kualitatif dengan ciri yang istimewa tersebut, dimana
diagram kerja penelitian dapat menyesuaikan dengan karakter data. Selain itu,
seperti yang seharusnya telah kita ketahui bahwa pengenalan analisis kualitatif
tidaklah sistematis sehingga dapat diatasi dengan penggunaan aplikasi untuk
pendekatan tertentu dan mengorganisasikan serta menstrukturkan data dengan
baik. Kita harus memandang perlunya metode analisis induksi ke dalam beberapa
detail, selama mereka dapat diaplikasikan pada sejumlah pilihan data, namun
sebelum melakukannya alangkah baiknya bahwa pendekatan analisis lainnnya juga
tersedia untuk peneliti kualitatif. Hal ini menjadi fokus pada tipe data spesifik dan
telah dibangun untuk memenuhi tujuan.
4.1.
Content Analysis
Content analysis merupakan salah satu teknik analisis yang paling penting di
ilmu sosial. Content analysis melihat data bukan sebagai representasi fisik belaka,
namun juga sebagai teks, gambaran, dan ekspresi yang tercipta untuk dilihat,
diibaca, diinterpretasikan, bahkan dilaksanakan berdasarkan maknanya, dan
tentunya memerlukan proses analisis dalam pemikiran manusia. Menganlisis teks
berdasarkan konteks kegunaannya membedakan content analysis terhadap metode
penelitian lainnya. Saat ini content analysis telah menjadi alternatif yang terbukti
efisien dalam menganalisis opini publik, menganalisi pasar/market, proses politik,
dan ide-ide yang sedang berkembang. Content analysis bahkan juga digunakan
dalam menyelesaikan sengketa hukum dan juga sebagai pendekatan eksplorasi
terhadap pikiran manusia secara individu, serta persepsi masyarakat yang terbentu
dan dibentuk oleh media massa. Content analysis adalah teknik analisis untuk
membuat pemahaman terhadap teks (atau data bermakna lainnya) mengenai
konteksnya yang sifatnya replicable dan valid. Sebagai sebuah teknik, content
analysis melibatkan prosedur khusus. Hal ini bisa dipelajari dan diambil dari
wewenang individu seorang peneliti. Content analysis mampu memudahkan peneliti
untuk mendapatkan insight baru, mengembangkan pemahaman peneliti terkait
fenomena tertentu atau menginformasikan tentang makna sebuah tindakan
praktis/perilaku. Content analysis adalah sebuah scientific tool.
IV-2
Bab IV
Sebuah teks; merupakan data awal yang dibutuhkan dalam content analysis untuk
memulai sebuah proses analisis
Pertanyaan penelitian; merupakan hal yang ingin dijawab melalui teks yang tersedia
Konteks terpilih; merupakan perspektif yang ditentukan peneliti untuk memahami
teks yang tersedia
Konstruksi analisis; operasionalisasi mengenai apa yang dipahami mengenai konteks
Inferences/penjelasan; penjelasan yang berusaha menjawab pertanyaan penelitian
yang merupakan pencapaian awal dari sebuah proses content analysis
Validasi bukti; merupakan justifikasi akhir dari sebuah proses content analysis.
Gambar 4.1 Kerangka proses Content Analysis
Bab IV
Kondisi yang kontributif; dimana terdiri dari berbagai faktor yang diketahui
berpengaruh terhadap hubungan korelasi stabil diatas.
Konstruksi Analisis
Konstruksi analisis mengoperasionalkan hal-hal yang dipahami oleh peneliti
mengenai konteks terutama terhadap jaringan korelasi yang diasumsikan dapat
menjelaskan bagaimana teks yang tersedia berhubungan dengan jawaban yang
diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian.
Penarikan Kesimpulan (Inferences)
Penarikan kesimpulan dari hasil konstruksi analisis dapat dilakukan dengan
baik pada tahap ini. Penjelasan bisa dilakukan secara tersembunyi melalui
pengkodean jika melalui prosedur analisis tertentu seperti pengkodean digital atau
indikator yang telah ditemukan sebelumnya.
IV-4
Bab IV
Bab IV
IV-6
Bab IV
Tolak Ukur
Manusia mengukur fenomena dengan tolak ukur untuk menemukan: (a)
jenis-jenis fenomena apa yang dialami (identifikasi), (b) seberapa baik atau burukkah
fenomena tersebut (evaluasi), dan (c) seberapa dekat fenomena tersebut dengan
harapan (judgments). Dalam content analysis, tolak ukur seringkali implisit.
Orang-orang akan cepat mendukung atau menentang tolak ukur tanpa ada
alasan mengapa yang jelas. Content analysis harus berhati-hati untuk membuat
eksplisit mengapa mereka memahami apa yang mereka lakukan dan ini juga
termasuk mendefinisikan beberapa toak ukur yang digunakan dalam penelitian
mereka.
Merancang proses content analysis
Hal utama pada penelitian pengulangan pencarian dengan data untuk pola
pra perkiraan yang jelas dapat dimengerti mengenai metodologi. Di samping peneliti
menjelaskan secara jelas apa yang telah mereka lakukan, bagaimana mereka dapat
berharap untuk mereplikasikan analisis mereka atau proses yang dilakukan, tidak
hanya sekedar teks, sehingga tidak dapat dibaca sevara individual saja? Di balik itu,
bagaimana mereka memberi pemahaman orang lain bahwa penelitian mereka
terdengar dan hasilnya dapat diterima?
Datum adalah sebuah unit informasi yang direkam pada tingakat cukup dapat
diterima, bentuk yang dapat dibedakan, dan dapat dibandingkan dengan data yang
lain, kemudahan menganalisa melalui penggunaan deliniasi teknik yang jelas dan
relevan suatu masalah tertentu.data umumnya diartikan sebagai tampilan observasi
atau bacaan, namun hal tersebut selalu merupakan hasil dari prosedur terpilih dan
selalu diarahkan pada akhir tertentu pada content analysis, hasil data dari prosedur
yang telah peneliti pilih dalam menjawab pertnyaan tertentu terkait fenomena
dalam konteks yang ada pada teks. Untuk itu data dibuat, bukan ditemukan, dan
peneliti diwajibkan untuk menyampaikan bagaimana mereka membuat data
tersebut.
Hubungan langkah-langkah yang diambil peneliti dalam mengarahkan sebuah
penelitian disebut dengan desain penelitian dan yang merangkai langkah-langkah
prosedural dengan desain penelitian yang koheren adalah logika penelitian.
Umumnya logika ini mengacu pada dua kualitas: tingkat efisiensi pada langkahlangkah prosedur (menghindari hal-hal yang tidak lagi berguna secara structural
dengan mencegah noise sejak dari awal analisa) dan kemiripan perlakuan dalam
pengolahan data (mencegah penerimaan suatu hasil yang bertumpukan dengan hasil
yang lain). Logika pemikiran iini memnugkinkan analis untuk menjelaskan komunitas
ilmiah mengenai bagaimana penelitian tersebut diarahkan.
Mengenai desain penelitian yang replikabel bukan hanya dimengerti,
penjelasan deskriptif peneliti mengenai analisisnya, haruslah lengkap dalam
menyajikan sebuah set data tentang instruksi pada orang yang mengkodekan,
peneliti yang lain dan penguji, sebagaimana sebuah program komputer yang
IV-7
Bab IV
menentukan apa yang harus dilakukan oleh mesin tersebut. Meskipun kedetailan
sebuah program komputer dapat menghasilkan keilmiahan secara ideal, pada
penelitian sosial, harapan yang terbaik yang paling mendekati dengan ideal. Content
analysis terkadang harus mampu mengimbangi dengan keimplisitan yang baik dalam
instruksinya. Panduan tradisional pada metode penelitian diharuskan bahwa semua
pengujian hipotesis pada penelitian ilmiah, baik yang mengacu pada pola maupun
yang tidak, adalah bukti pada data. Meski demikian, content analysis telah
mangajukan pertanyaan utama mengenai mengapa teks yang tersedia dimunculkan,
apa maknanya dan ditujukan kepada siapa, bagaimana teks tersebut menjembatani
antara hal di masa lalu dengan kondisi saat ini, dan yang terakhir, apakah teks
tersebut memungkinkan analis untuk menyeleksi jawaban yang valid terhadap
pertanyaan yang mengacu pada konteks mereka.
Oleh sebab itu logika pada desain content analysis memiliki alasan yang
bagus tidak hanya sesuai dengan tolak ukur keilmiahan pengolahan data yang dapat
diterima (efisiensi dan kemiripan perlakuan), namun juga dengan mengacu pada
konteks hubungan pada teks mana yang perlu dianalisis. Gambar 4.2
merepresentasikan usaha untuk mengkoseptualisasikan situasi yang harus
diobservasi oleh analis. Pada gambar di bawah dapat terlihat desain content analysis
yang sederhana. Dalam hal ini analis hanya bergantung pada teks jawaban dari
pertanyaan penelitian, yang tersedia. Meskipun gambar ini meletakkan teks, input
hasil, dan output hasil dalam analisis pada konteks terpilih, hal ini tidak berarti
apapun mengenai keaslian konteks yang memberi alasan pada analisis atau
mengenai hubungan ketergantungan pada langkah-langkah analisis.
Konteks
Ditentukan oleh Content Analysts
Jawaban
Inferences/Pemahaman
ke Pertanyaan
Penelitian
Analisis Konten
Teks
Gambar 4.2
Analisis Konten: Menjawab Pertanyaan dengan mempertimbangkan Konteks dari Teks
Sumber: Rahmawati et al, 2013 (adaptasi dari metode Krippendorff)
IV-8
Bab IV
Komponen
Sekarang kita membahas kotak content analysis pada gambar 4.2 dan menilai
komponen yang dibutuhkan analisis untuk memproses teks menjadi hasil. Mendata
komponen-komponen ini tak lain adalah menyesuaikan dengan kebutuhan pada
partisi, konseptulaisasi, perbincangan dan evaluasi desain content analysis secara
bertahap. Sebagai penjelasan mengenai kompinen mana yang juga harus disajikan
sebaga instruksi untuk mereplikasikan hal tersebut di hal yang lainsetiap komponen
telah memiliki ketetapan secara deskriptif dan opersional:
Unitizing
: bergantung pada skema pengunitan.
Sampling
: bergantung pada rencana sampling.
Recording/Coding
: bergantung pada instruksi pengkodean.
Reducing Data : agar representasi dapat diatur bergantung pada teknik
statistik yang telah terbangun atau metode lain untuk merangkumatau
menyederhanakan data.
Pemahaman fenomena kontekstual secara abduktif : bergantung pada
konstruksi analisis atau model pada konteks terpilih sebagai alasan yang baik.
Menarasikan jawaban dari pertanyaan penelitian : bergantung pada budaya
naratif atau perpindahan budaya dengan disiplin ilmu content analysis.
Bersama dengan itu, hal pertama dari keempat komponen bagian yang dapat
dirangkum, disebut pembuatan data yaitu membuat data yang terbaca oleh
computer dari data dasar atau teks yang belum diedit. Dalam ilmu alam, keempat
komponen ini termasuk dalam insturmen pengukuran secara fisik. Dalam ilmu sosial,
penggunaan perangkat mesin jarang untuk digunakan bahkan tidak mungkin
digunakan dan pembuatan data harus dimulai dari observasi. Komponen kelima,
pemehaman fenomena konteksual secara abduktif, merupakan hal unik untuk
content analysis dan menjadi atribut representasi pada data.
Pengunitan adalah system pembedaan segmen antara teks-gambar, suara, dan halhal observasi lainnya yang merupakan pemahaman terhadapa suatu analisa.
Pengunitan dapat membuat beberapa tempat pada desain content analysis. Analis
konten harus menjelaskan metode pengunitan, dan untuk itu mereka harus
menunjukkan informasi yang mereka butuhkan untuk analisis merekayang
ditampilkan pada kumpulan unit, bukan pada hubungan antar unit yang tidak
dibutuhkan dalam pengunitan.
Sampling memungkinkan analis untuk memperhitungkan upaya-upaya dalam
penelitian dengan membatasi observasi menjadi subset unit yang dapat dikelola
yang secara konsep maupun statistic menunjukkan sebuah set unit yang
memungkinkan, populasi atau keseluruhan kepentingan. Idealnya, sebuah analisis
pada keseluruhan populasi dan analisis dari sampel yang representatif harus
berakhir pada kesimpulan yang sama. Hal ini hanya mungkin terjadi jika populasi
IV-9
Bab IV
menjelaskan hal-hal yang tidak dibutuhkan yang tidak perlu diulang dalam sampel
yang tergambar untuk analisis. Namun sampel teks tidak berkaitan dengan populasi
secara individual mengenai kewenangan survey pada opini publik, sebagai contoh.
Teks dapat dibaca pada beberpa levele tertentu pada beberapa level kata, kalimat,
paragraph, bab, atau keseluruhan publikasi; sebagai pekerjaan yang sesungguhnya
atau diskusi penting; atau sebagai konsep, kerangka, isu, plot, genre, dan
kemungkinan untuk disampel secara sesuai.
Dikarenakan membuat sampel yang representatif untuk content analysis jauh lebih
kompleks dari membuat sampel untuk, misalnya, eksperimen psikologi atau
konsumen riset, yang fokusnya mengarah menjadi satu unit level, umumnya
responden individual dengan beberapa atribut tertentu. Dalam penelitian kualitatif
sampel bisa jadi tidak digambarkan sesuai dengan aturan statistika. Akan tetapi
kutipan dan contoh yang penelitian kualitatif tampilkan kepada pembaca memiliki
fungsi yang sama sebagaimana kegunaan sampel pada umumnya. Mengutip sampelsampel tertentu utnuk mendukung poin umum mengusulkan yang mereka tampilkan
sama jika tidak melupakan kasus.
Perekaman / Pengkodean menjembatani antara teks yang telah diunitkan dan
pembaca, antara gambar-gambar yang berbeda dan apa yang orang lihat di
dalamnya, atau antara observasi yang terpisah dan situasi pemahaman mereka.
Sebuah alasan untuk komponen analisis ini adalah peneliti perlu untuk membuat
rekaman yang dapat disimpan untuk fenomena sementara, seperti kata-kata yang
terucap atau gambar-gambar yang ditemui. Seketika fenomena tersebut direkam,
analis dapat mengkomparasikannya sewaktu-waktu. Terapkan metode yang berbeda
pada perekaman tersebut dan replikasikan analisis tersebut kepada peneliti yang
lain. Teks yang tertulis selalu siap untuk dipahami dan juga mudah untuk dibaca.
Teks tertulis memiliki material dasar seperti audiotape yang dapat diputar ulang
tanpa dijadikan bentuk yang dapat dianalisa. Alasan kedua untuk
perekaman/pengkodean adalah karena content analisis perlu mentransformasikan
teks yang belum diedit, gambar asli dan/atau suara yang belum distrukturkan ke
dalam tampilan yang dapat dianalisis.
Reducing data menyediakan kebutuhan analis untuk menampilkan data secara
efisien, khususnya pada data yang sangat luas. Jenis/fakta statistik (daftar jenis-jenis
dan frekuensi hal yang tergabung secara masing-masing), misalnya, lebih
menampilkan secara efisien daripada mentabulasikan seluruh data yang ada. Hal
inihanyamenggantiduplikasidenganfrekuensi. Karenasatutampilandapatdibuat dari
yang lain, tanpaterkecuali. Banyak teknik statistik untuk mengagregatkan unit
analisis koefisien korelasi, distribusi parameter, indikasi, dan informasi pengujian
hipotesis, yang hilang. Dalam kualitatif reartikulasi dan rangkuman memiliki
pengaruh yang sama: kedua hal tersebut menreduksi keberagaman teks ke dalam
beberapa persoalan.
IV-10
Bab IV
Conversation Analysis
Bab IV
sebagai sumber data. Percakapan digambarkan dalam hal tindakan performatif yang
memungkinkan adanya struktur kompleks dari sebuah percakapan untuk dikaitkan.
Untuk bacaan lebih lanjut, silahkan mengacu pada Silverman (1998) and Sacks
(1995).
4.3. Descriptive Analysis
Ketika kita memiliki data kuantitatif, akan ditemui kesulitan dalam
mendapatkan makna dari data tersebut. Peneliti kualitatif nantinya akan membuat
catatan lapangan yang ekstensif dan menghabiskan banyak waktu bersama
responden, selain itu mereka juga memiliki rasa di setiap data pada saat data
tersebut dikumpulkan. Salah satu hal yang pertama kali ingin dilakukan oleh seorang
peneliti kualitatif adalah mendapatkan snapshot pada data. Hal ini akan
memberikan dasar yang baik bagi penelitian lebih lanjut dan akan memungkinkan
beberapa perubahan pada sampel yang akan dilakukan. Analisis deskriptif
menyediakan ringakasan yang sangat mendasar bagi tiap variabel data yang kita
miliki dengan menunjukkan rincian proporsional pada kategori di setiap variabel. Hal
ini paling umum ditampilkan pada distribusi frekuensi. Contoh dari distribusi
frekuensi dapat dilihat pada berikut.
Tabel 4.1 CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI
Petanyaan: Moda utama yang digunakan dalam perjalanan menuju tempat bekerja?
Kode
Label
Frekuensi
Prosentase
1
Jalan kaki
50
8.5
2
Sepeda
67
11.4
3
Kereta
1
0.2
4
Bus
63
10.7
5
Pengendara mobil
373
63.3
6
Penumpang mobil
26
4.4
7
Pengendara sepeda motor
8
1.4
Penumpang sepeda motor
1
0.2
Tabel di atas memungkinkan kita untuk melihat moda yang paling populer
digunakan dalam menempuh perjalanan menuju kantor, dengan pengendara mobil
sejumlah 373 dari 589, yang menjadi kasus pada kategori ini. Secara penting, hal ini
juga menyediakan informasi mengenai bagaimana proporsi berikut dapat
ditunjukkan sebagai prosentase. Ketika melakukan penelitian kuantitatif, jarang
sekali untuk memperoleh sensus, dimana seluruh populasi yang sedang diteliti
termasuk di dalam sampel. Untuk itu, ketika kita berusaha mencari analisis, kita
mencari bukti dari sampel yang dapat digunakan sebagai alat generalisasi dari
populasi secara keseluruhan. Jika dilihat bahwa sebenarnya organisasi yang
bersangkutan terdiri dari 589 anggota staff karyawan, maka untuk mengatakan
373karyawan yang merupakan pengendara mobil akan memberi kita refleksi data
yang akurat mengenai proporsinya. Jadi, organisasi ini memiliki 4.763 karyawan, dan
IV-12
Bab IV
penelitian hanya mengambil sampel dari keseluruhan (Aldridge and Levine 2001,
p.79). Sekarang besaran frekuensi menjadi kurang berguna: untuk menunjukkan
informasi bahwa 373 dari 589 ketika kita berbicara mengenai organisasi yang
memiliki karywan sejumlah 4763 karyawan, tidak akan memberikan refleksi yng
akurat sebagaimana sejumlah satu populasi secara keseluruhan. Sebuah prosentase
menawarkan solusi yang berguna pada masalah ini, selama berapapun ukuran dari
organisasi tersebut, prosentase sebesar 63.3 tetap menunujukkan proporsi yang
sama. Terdapat tambahan keuntungan dari penggunaan prosentase, selama
memungkinkan untuk adanya perbandingan diantara sampel. Apabila kita ingin
membandingkan pola perjalanan para karyawan dari dua ukuran organisasi yang
berbeda, membandingkan besaran frekuensi menjadi tidak berguna, berbeda
dengan jumah prsosentase untuk perbedaan total nilai pada kasus di setiap sampel.
4.4. Metode dan Teknik Analisa Pada Penelitian Fenomenologi
a. Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dapat ditempuh dalam fenomenologi menurut
Creswell, 1998 adalah :
in-depth interview/FGD
dokumen
hasil observasi lapangan
diary peneliti
b. Tahapan/teknik analisa data
Tahapan analisis data pada penelitian fenomenologi, dapat dilihat pada Gambar
berikut ini:
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian fenomenologi menurut
Creswell,1998 adalah sebagai berikut :
a. Horizonalisasi
Horizonalisasi adalah suatu proses dimana data yang ada dikoreksi secara
menyeluruh baik pernyataan yang signifikan, kutipan yang menyediakan
pemahaman akan apa yang dialami oleh partisipan.
b. Pengelompokkan makna
Data-data yang telah dihorizonalisasi dikelompokkan dalam suatu kategori
kategori tertentu dan dicari maknanya.
Dalam pendapat lain Colaizzi,1978 dalam Goulding,2004 menyarankan ada tujuh
langkah yang harus ditempuh oleh peneliti yang menggunakan metode etnografi,
yaitu :
Peneliti harus mampu untuk membaca partisipan/ narasumber secara
naratif untuk memahami gagasan keseluruhan
IV-13
Bab IV
1Disebut
IV-14
Bab IV
2. Analisis Dominan
Analisis dominan, merupakan teknik analisis yang digunakan secara dominan
dalam jenis penelitian CSR ini yang terdiri dan dijelaskan sebagimana berikut
ini ;
a. Teknik Analisis Penjodohan Pola
Teknik analisis penjodohan pola dilakukan dengan beberapa cara,
yakni dengan:
menguji pola variabel dependen dengan hasil analisis yang ada,
apabila pola yang diyakini peneliti dalam variabel dependen
terjadi sesuai dengan kenyataan yang ada yaitu dibangun oleh
variabel independennya maka dapat dikatakan hasil tersebut
shahih. Dalam penelitian studi kasus diperlukan sebuah
proposisi atau bahasa lain dari hipothesis. Namun, berbeda
dengan hiphotesis, proposisi mempunyai beberapa elemen
yakni proposisi mayor dan minor yang keduanya terdiri atas
variabel dependen dan independen dan biasanya digunakan
dalam penelitian kualitatif.
Setelah pola ditemukan atau bahkan proposisi tidak terbukti,
peneliti diarahkan untuk mulai membangun analisis penjelasnya
ataupun analisis tandingan dari proposisi yang ada.
b. Teknik Analisis Membangun Penjelasan
Yang dimaksud dengan analisis ini adalah ian dari penjodohan pola
namun memiliki teknik yang lebih rumit, aapun tahapnnya adalah
sebagai berikut:
Membuat pernyataan teoritik atau proposisi mengenai kasus
yang diteliti
Membandingkan antara pernyataan atau proposisi tersebut
dengan temuan yang didapatkan dari lapangan
Merevisi statement atau proposisi tersebut
Membandingkan detail temauan dengan proposisi yang telah
direvisi
IV-15
Bab IV
IV-16
Bab IV
4.7. Metode dan Teknik Analisa Pada Penelitian Multiple Case Narrative
Metode dan teknik analisa data pada jenis penelitian multiple case narrative
pada umumnya berlaku pula untuk penelitian kualitatif jenis lainnya. Jenis penelitian
multiple case narrative memang tidak dijelaskan pada sub bab sebelumnya, karena jenis
ini lebih mengacu pada desain penelitian psikologi, namun disisi yang lain teknik analisis
yang digunakan dapat dipergunakan untuk semua jenis penelitian kualitatif. Berikut ini
merupakan penjabaran dari tahapan analisis dalam multiple case narrative.
a. Teknik pengumpulan data
In depth Interview
Observasi Partisipatif
Focus group discussion (FGD)
IV-17
Bab IV
Bab IV
4.
Bab IV
Mengidentifikasi hubungan-hubungan
antar kategoriHubungan antar
kategori yang dapat dianalisis adalah hubungan-hubungan sebagaimana
berikut ini :
Hubungan kasualitas/sebab akibat
Hubungan Kontextual
Hubungan yang bersifat intervensi
Meredokumentasikan data
IV-20
4.8.
Bab IV
Cognitive/Perceptual Mapping
Metode dan teknik analisa yang dikenal dengan cognitive mapping
merupakan sebuah rekonstruksi pemikiran manusia yang diterjamahkan ke
dalam bentuk pemetaan. Pemetaan ini bisa berupa pemetaan pikiran
(sekumpulan kata kata) dan pemetaan spatial (berupa gambar/peta lokasi)
yang dikonstruksi berdasarkan pemikiran seseorang (group) (Tolman, 1948).
Ilmu ini telah digunakan dalam ranah yang luas, mulai dari psikologi,
pemasaran, antropologi, sosiologi, hingga perencanaan kota (Peter, 2002).
Salah satu penterjemah cognitive mapping ke dalam ranah Urban Planning
adalah Kevin Lynch, 1960. Hasil yang diterjemahkan antarnya adalah konsep
mengenai edge, node, path, districts dan landmark.
Lynch, 1960 pada saat itu tertarik untuk menganalisis bentuk kota
dan lebih spesifiknya adalah aspek fundamental dalam persepsi manusia
mengenai lingkungan perkotaan yang dharapkan ada oleh masyarakat
wilayah tersebut. Berikut merupakan perwujudan permasalahan
kenampakan kota dari perceptual mapping yang diilakukan oleh Kevin
Lynch,1960.
Diambil dari Buku Pengantar Analisis Kebijakan William N Dunn Tahun 2000
IV-21
Bab IV
road corporation dan sejak itu telah digunakan dalam ratusan usaha peramalan di
sector publik maupun sector swasta. Pada awalnya teknik ini diterapkan untuk
masalah masalah strategi militer, tetapi secara bertahap dapat diterapkan untuk
konteks yang lain: pendidikan, teknologi, pemasaran, transportasi, media massa,
obat, proses informasi, penelitian dan pengembangan, eksplorasi luar angkasa,
perumahan, anggaran dan kualitas hidup(Sackman, 1975)8.
Dalam literature lain Delphi diartikan sebagai metode menggunakan group
group yang terstruktur untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks seperti
kutipan berikut ini (Linstone & Turrof, 2002) :
Delphi may be characterized as a method for structuring a group communication
process so that the process is effective in allowing a group of individuals, as a whole, to
deal with a complex problem.
Mengumpulkan data sejarah ataupun kekinian yang tidak tercatat dengan baik
Meneliti peristiwa bersejarah
Mengevaluasi kemungkinan pendanaan
Mendalami perencanaan wilayah dan perkotaan
Merencanakan dan mengembangkan Universitas
Mendeliniasi pro dan kontra pada pilihan kebijakan yang mungkin terjadi
Mengembangkan sebab- akibat pada permasalahan sosial- ekonomi yg kompleks
Mengekspos nilai-nilai dan tujuan sosial seseorang
Nama Delphi diambil dari kuil Apollo di Delphi, di mana ada dukun Yunani yang bersumpah untuk melihat masa depan.
Diambil dari buku Delphi critique Harold Sackman tahun 1975
IV-22
Bab IV
Bab IV
c) Tahapan Delphi
Tahapan tahapan ini berlaku untuk kedua delphi baik delphi konvensional
maupun delphi kebijakan.
Langkah 1 : Spesifikasi Isu
Dalam hal ini analis harus menentukan isu apa yang harus dikomentari oleh para
advokat. Isu yang ada datang dari dua sumber yaitu advokat dan analis. Advokat
bebas menambahkan atau mengurangi isu. Namun isu tersebut harus sesuai
dengan topik.
Langkah 2 : Menyeleksi Advokat/Responden
Menyeleksi advokat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
menentukan dan menyeleksi pelaku pelaku kunci (analisa stakeholder)
penyeleksian didasarkan pada pertentangan pertentangan pendapat
yang terjadi pada pelaku kunci terhadap suatu isu (menggunakan teknik
bola salju)
para advokat sebisa mungkin harus berbeda posisi dan kewenangan,
afiliasi kelompok dan pengaruh relatifnya
IV-24
Bab IV
sample advokat berkisar antara 10-30 orang, walaupun hal ini tergantung
pada sifat dari isu itu sendiri, semakin kompleks permasalahnnya maka
semakin heterogen partisipannya sehingga perlu sample lebih banyak
Bab IV
masing masing sehingga mereka dapat saling menerima umpan balik secara
langsung dan segera.
Langkah 7 : Menyiapkan laporan akhir
Tidak ada jaminan bahwa responden/advokat akan mencapai konsensus, namun
yang diharapkan adalah ide- ide kreatif tentang isu, tujuan, pilihan dan
konsekuensi mereka adalah yang paling penting dari suatu delphi, laporan akhir
haruslah mencakup ulasan tentang berbagai isu dan pilihan yang muncul dan
menjelaskan konflik apa yang terjadi serta argumen yang melandasinya.
d) Kritik Terhadap Delphi
Adapun kritik terhadap metode delphi ini adalah :
1. Teknik delphi ini dapat sangat sensitif terhadap :
a. Keahlian pakar
b. Komposisi responden/advokat
c. Kejelasan pertanyaan yang diajukan
d. Cara analis melaporkan hasilnya
e. Administrasi kuesioner
2. Mengasumsikan bahwa seorang ahli dapat merubah argumennya hanya
karena opini orang lain
3. Panel ahli dapat terpengaruh oleh beberapa hal yaitu:
a. Kebosanan akan suatu kasus tertentu
b. Tidak tertarik pada subyek penelitian
c. Ketidaktersediaan waktu untuk mengisi kuesioner
4. Terkadang ada analis yang menggunakan uang untuk membayar ahli hal ini
dapat menimbulkan bias dalam penelitian
5. Ada resiko konsensus yang dicapai disebabkan karena anggota panel
menganggap bahwa ini adalah pandangan grup sedangkan pandangannya
sendiri tetap berbeda
6. Tidak hemat waktu
4.10. Teknik Analisa RAFHAM
Teknik analisa RAFHAM (Rapid Assesment For Heritage Area Method),
merupakan salah satu teknik analisa yang dikembangkan analisa konten dan
cognitive mapping. Pengembangan RAFHAM dilakukan oleh anggota
Laboratorium Kota PWK ITS, pada tahun 2013, yang saat ini masih dalam tahap
penyempurnaan (versi ) dan dalam penyusunan paten. (Pradinie,et all, 2013).
Pengembangan RAFHAM didasarkan pada dua pendekatan yakni
pendekatan deduktif yang dikumpulkan dari berbagai literatur, terutama literatur
dan hasil penelitian yang dikembangkan oleh Supriharjo,et.all pada tahun 2010 2011 dan serta pendekatan induktif yang digunakan untuk melengkapi hasil awal
RAFHAM pada tahun 2013. Draft ini merupakan versi beta pengembangan
RAFHAM. Tujuan pengembangan RAFHAM adalah menentukan apakah obyek
cagar budaya yang ada di suatu wilayah layak untuk diteliti dan dikembangkan
untuk menjadi area cagar budaya.
IV-26
Bab IV
IV-27
BAB 5
PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL
Bab V
Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis
yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si
pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman
mengenai tujuan tersebut lebih mendetail.Diharapkan dari proposal tersebut dapat
memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga
akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.
Sebelum melakukan penelitian, hendaknya penulis/peneliti membuat
proposal. Dengan membuat proposal penelitian pembaca akan mendapat
gambaran awal dari penelitian atau tulisan karya ilmiah yang akan dibuat. Proposal
tersebut dapat menjelaskan tentang kegiatan yang menghasilkan rancangan atau
produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang
disebut Proposal Penelitian Pengembangan.Selain itu proposal juga sebagai telaah
yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya
bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka
yang relevan atau disebut Proposal Penelitian Kajian Pustaka. Proposal juga
digunakan dalam penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Usulan penelitian yang sering disebut Project Statement atau Research
Proposal merupakan rencana penelitian mahasiswa yang hasilnya disusun dalam
bentuk skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa sebelum memperoleh gelar
kesarjanaan (S-1) di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, teknik penulisan proposal
penelitian sangat penting sekali kita pelajari. Sebelum kita menuju bagaimana cara
atau teknik dalam penyusunan proposal penelitian.
5.2.
Jenis-jenis Proposal
Bab V
Bab V
Judul Penelitian
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat proposal adalah bagaimana
susunan dan isi proposal yang seharusnya.Pertama, proposal dibuka dengan
adanya Judul.Setelah kita membahas bagaimana cara menemukan masalah,
langkah selanjutnya adalah membuat Judul Penelitian. Dalam membuat judul
penelitian, beberapa hal yang harus diketahui adalah judul itu harus:
Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili
gambaran tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk
menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi. Alasan
pemilihan judul juga harus:
Menarik minat
Layak diteliti
Bermanfaat bagi masyarakat, dll.
Judul dan Hubungannya dengan Bidang Ilmu
Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti dan kajian masalah yang
diteliti. Bidang penelitian yang diteliti sebaiknya relevan dengan disiplin ilmu,
misalnya mahasiswa PWK tidak membahas pembelajaran yang ada di pelajaran
Arsitektur. Begitupun sebaliknya.Terkecuali penelitian yang ditekuninya masih ada
hubungannya dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
B. HALAMAN PERSETUJUAN
Halaman persetujuanmemuat : judul usulan penelitian, persetujuan dosen
pembimbing beserta tanda tangan dan waktu persetujuan
V-4
Bab V
C. DAFTAR ISI
Daftar Isi merupakan daftar yang menunjukkan isi bagian-bagian dalam
skripsi maupun sub-sub bagiannya beserta nomor halamannya.
D. ISI
Dibagian isi terdiri dari beberapa bab dan dari beberapa bab tersebut masih
terdapat beberapa sub bab:
Penjelasan :BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang memuat: gambaran tema permasalahan di lokasi penelitian
yang akan dibahas dan berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan, diuraikan
dari masalah yang luas ke arah masalah yang khusus. Oleh karena itu diperlukan data
studi awal di lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:
Bab V
3. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam
penelitian, dimana pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah
yang diteliti, sumber informasi, lokasi penelitian serta waktu penelitian
4. Tujuan Penelitian
Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan
mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan.Tujuan umum dan khusus
diuraikan dengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya.
Tujuan penelitian meliputi :
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi: 1) manfaat bagi pengguna (user), 2)
pengembangan keilmuan dan 3) bagi peneliti, sehingga scara khusus hasil penelitian
memberikan masukan bagi si peneliti, masyarakat, instansi terkait dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan sebuah kebijakan
V-6
Bab V
6. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan mahasiswa untuk menelusuri
dan mengidentifikasi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang
dilakukannya.Setiap penelitian dilakukan dalam konteks lingkungan yang berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, sekalipun penelitian tersebut merupakan
replikasi penelitian sebelumnya. Pernyataan tentang keaslian penelitian meliputi
identifikasi persamaan penelitian sebelumnya yang sangat relevan dan
perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukannya.
Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu dapat
meliputi : kerangka teori, penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus
atau generalisasi teori pada populasi yamg lebih luas, kerangka konsep, rancangan
penelitian, instrument penelitian, dan teknik analisis atau pemodelan
data. Penyajiannya dapat dalam bentuk matriks persamaan dan perbedaan
penelitian sebelunya.
Penjelasan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan
yang mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan
bahan penelitian lain yang dipahami sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk
menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi
permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka
berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir
dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan
yang diharapkan/diantisipasi.
Tinjauan
pustaka
merupakan
penelusuran
kepustakaan
untuk
mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan
penelitian yang dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada
bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan penelitian,
pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan. Sumber yang dipakai
dalam tinjauan pustaka harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan
tahun terbit dengan model Vancouver. Format penyajiannya dimulai tinjuan teori
untuk variabel independen, variabel dependen dan keterkaitan antar variabel yang
diteliti dengan mengacu pada penelitian sebelumnya.
a. Landasan Teori
Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi
berbagai ahli tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan
mendasari hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi atau
model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang diteliti.
Teori-teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-variabel yang diteliti. Dimulai
dari penjelasan tema, variabel independen dan variabel dependennya atau faktor-
V-7
Bab V
faktor yang diteliti serta dijelaskan teori-teori tersebut untuk mendukung hipotesis
yang akan diajukan.
b. Kerangka Teori
Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita
terlibat di dalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca
pustaka.Kerangka teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari
pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka teori maka
peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.
c. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar
variabel-variabel yang berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada
satu bagian dari kerangka teori.Kerangka konsep menggambarkan aspek-aspek yang
telah dipilih dari kerangka teori untuk dijadikan dasar masalah penelitiannya.Jadi
kerangka konsep timbul dari kerangka teori dan berhubungan dengan masalah
penelitian yang spesifik.
d. Hipotesis
Hipotesismemuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori
atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi. Hipotesis tidak selalu harus ada tergantung pada jenis dan tujuan
penelitian.Oleh karena itu hipotesis harus diuji kebenarannya dan pengujiaannya
harus mendasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan (scientific methods) yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri hipotesis yaitu :
V-8
Bab V
Berisi cara pengumpulan data yang dapat berupa data primer maupun data
sekunder. Berdasarkan caranya pengumpulan data dapat berupa observasi,
wawancara langsung, angket, pengukuran / pemeriksanaan
V-9
Bab V
g. Instrument Penelitian
Instrument ( alat ukur ) penelitian dapat berupa kuesioner, cek list yang
digunakan sebagai pedoman observasi dan wawancara atau angket
h. Teknik Pengolahan Data
Berisi cara pengolahan data yang akan dilakukan peneliti sehingga data hasil
penelitian dapat menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil
kesimpulan penelitian
i.
F. JADWAL PENELITIAN
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan,
pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk bar
chart.Contohnya, jadwal kegiatan penelitian disusun selama 10 bulan.
V-10
Bab V
G. LAMPIRAN
Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada
pelaksanaan penelitian seperti : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang
sifatnya melengkapi usulan atau proposal penelitian.
Bag I : diskripsi singkat dari Latar Belakang dipilihnya penelitian ini, Latar
belakang Permasalahan, Rumusan Permasalahan,Tujuan Penelitian.
Bag II : Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian,
teknik yang dipilih dan di gunakan
Bag III : Hasil yang diharapkan
LATAR BELAKANG
Bag I : Sebagai latar belakang Penelitian
o Menjelaskan mengapa tema dan topik ini diangkat dalam penelitian ini,
o Belum pernah diangkat oleh peneliti lain,
o Apa yang menjadi spesifik dari penelitian ini
Bab V
Bag III : Ditutup dengan ringkasan dari permasalahan penelitian yang akan
diteliti
ii.
Bab V
Bab V
PERTANYAAN ( question):
Contoh :
PERNYATAAN ( statement ):
Contoh :
V-14
Bab V
V-15
Bab V
iii.
iv.
v.
TUJUAN PENELITIAN
Harus mempunyai benang merah dengan judul, atau jawaban dari Judul
SASARAN PENELITIAN
Adalah langkah2 untuk mencapai tujuan tersebut
Merupakan sebuah proses analisa, bukan langkah pengumpulan data
Semakin rinci dan bertingkat akan lebih mudah melakukan analisa dalam
tahap selanjutnya (dapat menggambarkan metoda atau teknik analisa apa
yang nanti akan digunakan)
LINGKUP PENELITIAN ( batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian
ini)
V-16
Bab V
Manfaat Penelitian :
V-17
Bab V
V-18
Bab V
V-19
Bab V
Mencari literatur, sumber2 ilmiah , jurnal dan penelitian yang sejenis yang
pernah dilakukan, sesuai dengan lingkup substansi yang ditetapkan di bab I.
Menyusun struktur pembahasan sesuai hirarkhi teori atau konsep yang akan
dibahas.
Mengkaji semua (berbagai ) konsep atau teori tersebut diarahkan oleh
permasalahan penelitian yang diangkat
Bukan memindah literatur atau pendapat para pakar demikian saja tanpa ada
kajian (diskusi) dengan permasalahan penelitian
Bila mengupas penelitian lain yang sejenis dengan penelitian ini, maka harus
menemukan perbedaannya, unsur apa yang dapat dilanjutkan dalam penelitan
ini
Tidak dibenarkan mengkaji Standard, kebijakan, Program dan hal2 yang diluar
konteks Ilmu Pengetahuan
V-20
Bab V
Tersusun sesuai organisasi topik atau daftar pertanyaan yang ditetapkan oleh
bagian pendahuluan
Pembahasan merupakan diskusi atau debat antar pustaka ( bukan seperti
resensi buku atau pindahan dari literatur)
Tidak hanya bersumber dari satu pustaka/satu literatur
Satu tema/topik kajian harus di cross cek dengan banyak pakar
Bab V
Sintesa BUKAN.kesimpulan
Sintesa adalah hasil kajian teori2yang didiskusikan dengan permasalahan
penelitian
Menghasilkan :Kerangka konsep penelitian
Menemukan indikator penelitian
Mengurai indikator menjadi variabel dan parameter
V-22
Bab V
Kelompok
Publik
Kerumunan
Massa
Semua pustaka yang diacu dalam tinjauan pustaka masuk dalam daftar
pustaka
Pilih cara pengacuan pustaka (citation) yang efisien dan efektif
Dianjurkan hanya menulis nama belakang penulis dan tahun terbit
pustakanya (plus nomor halaman bila perlu)
Menulis Kutipan
A. Kutipan Tidak Langsung
Contoh :
Abad ke 19, yang diyakini sebagai abad pembangunan modern, nampaknya tidak
dapat mengingkari hutang budinya terhadap filsafat positivisme, sehingga abad ini sering
disebut sebagai abad positivisme (Wibisono, 1982). Pembangunan dan kemajuan pada
abad ini ditandai oleh dominasi kerja ilmu pengetahuan modern atau ilmu-ilmu positip.
V-23
Bab V
Secara sangat singkat, dibawah ini akan disajikan perkembangan kredo-kredo filsafat
positivisme mulai dari August Comte, Karl, R.Popper, sampai pada Rostow.
B. Kutipan Langsung
Contoh :
Through history, the nineteenth century was recognized as the century of positivism.
Auguste Comte (1798-1857), the one who known as the father of positivism, defined the
word positive as : real, clear, toward the better, future, useful, and fixed. According to him, the
positive era are lead by industrialist and scientists. The basic belief of positivism was rooted in Law of
Three Stages of August Comte, as what Popper (1982) observed as follows :
The law stated that the human mind, booth as an individual and as a totality, as well as a
society, developed through three stages : the theological ar fictive stage, the metaphysical or abstract
stage, and the positive or real stage.. The positive stage, represents a phase in which man has
progressed even further. He is capable of thinking positively or in a real sense, based on the
knowledge he has garnered, which he has developed in a positive manner through observations,
experiments and comparisons (Popper, 1982:121)
The influence of positivism on planning thoughts could be seen in the works of : (1) Patrick
Geddes with his planning doctrine; (2) Thomas adam with The Regional Plan for New York and Its
Environs; (3) Patrick Abercrombie with his greater London Plan; and (4) British planning legislation
of 1947.
1. BUKU
Abrams, C (1964). Mans Struggle for Shelter in Urbanizing World, Cambridge, MIT press.
2. DISERTASI / THESIS
Amin, A.T.M.N. (1982). An Analysis of labour Force and Industrial Organization of the Informal Sector in
Dacca, Unpublished Ph.D thesis submitted to the University of Manitoba, Canada, 1982, pp.130, 346-372.
3. JURNAL ILMIAH
Amos, F.J.C. (1986). Cost, Self-Help and Politics, Habitat Internasional, Vol.10, No.1, pp.181-186
4. DOKUMEN
Anonymous (1985a). Rencana Induk Kota Jember (Master Plan of Jember City), Bappeda Kabupaten
Jember.
Anonymous (1985b). Rencana Induk Kota Yogyakarta (Master Plan of Yogyakarta City), Bappeda
Kotamadya Yogyakarta.
Anonymous (1988). RUTRK Jakarta (Integrated Urban Infrastructrure Development Programme),
Bappeda DKI Jakarta, March.
5. PAPER SEMINAR
Baros, P., and Nientied, P. (1987). Future of Informal Housing, a seminar paper on Habitat day, Nagoya,
Japan, December 12-16.
6. ACUAN / PUSTAKA DALAM TULISAN ORANG LAIN
Husserl, Edmund (1969). Formal and Transcendental Logic, in Hindess, B. (1977)., Philosophy and
Methodology in the Social sciences, Sussex,The Harvester Press Ltd.
V-24
Bab V
V-25
Bab V
V-26
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab VI
Diktat ini memberikan gambaran yang cukup komprehensif tentang apa itu ilmu
pengetahuan, bagaimana membangun sebuah pengetahuan, filsafat ilmu yang mendasari
terbangunnya ilmu pengetahuan. Di samping itu pemahaman terhadap proses
pembangunan ilmu pengetahuan di tuntun dengan pemahaman tentang apa itu
penelitian, serta bagaimana melakukan penelitian dengan benar.
Penelitian adalah sebuah proses yang panjang dan terstruktur secara sistimatis, maka
dari itu pemahaman tentang metodologi penelitian sangat penting untuk menunjukkan
bahwa proes penelitian yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Proposal adalah pintu masuk untuk memulai melakukan penelitian, sehingga
penyusunan proposal menjadi sangat penting bagi peneliti maupun pemberi tugas untuk
mendapatkan gambaran apa yang akan dilakukan, proses apa yang akan dilalui dan metode
apa yang digunakan menjadi jelas.
Proposal harus dapatmemberikan gambaran tentang substansi ilmu yang diangkat,
tema dan topik yang relevan dengan bidang ilmu yang di pelajari. Sehingga keutuhan
proposal tercermin pada elaborasi pengangkatan permasalahan yang akan diteliti, tujuan
penelitian sertaapa yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
Penetapan paradigm penelitian, jenis penelitian serta teknik analisa mencerminkan
bahwa peneliti paham akan prosedur yang harus dilakukan dan paham akan prinsip
penemuan ilmu pengetahuan. Dari paradigm yang ditetapka nmaka akan tereksplorasi
proses analisis yang tepat dan mencapai tujuan sasaran yang benar. Perbedaan memilih
paradigm akan mempunyai konsekwensi penentuan proses dan teknik analisa yang
digunakan dalam penelitian tersebut.
Pemahaman terhadap tekkik-teknik analisis, terutama untuk penelitian kualitatif
menjadi sangat penting. Hal tersebut akan terhindar dari pemahaman proses analisis
diskriptip kualitatif yang tidak sekedar menuliskan hal-hal yang tidak terukur dengan jelas,
tanpa mengikuti kaidah-kaidah yang baku. Beberapa jenis metode dan teknik analisa
dipaparkan dengan cukup sistimatis dan mudah untuk diikuti, sehingga kemudian mudah
diacu sebagai panduan dalam proses penelitian dan proses penyusunan proposal.
VI-2
Bab VI
6.2. Rekomendasi
Penyusunan diktat ini difokuskan npadapenelitian-penelitian kualitatif yang sering
diperlukan dalam penelitian-penelitian humaniora dan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam
konteks social engginering. Sebagai kelengkapan dari kebutuhan panduan untuk kegiatan
penelitian (research), perencanaan (planning), dan perancangan (design), maka akan lebih
lengkap apabila penyusunan diktat ini dilanjutkan dengan memberikan pemahaman semua
metode dan teknik analisa yang diperlukan dalam melakukan ketiga kegiatan di atas.
Eksplorasi lanjut dari peneitian dengan pendekatan-pendekatan kualitatif, kuantitatif
dan gabungan dari keduanya perlu disusun sehingga tidak terjadi percampuran yang salah
dalam menggunakan teknik-teknik tersebut yang didasarkan atas permasalahan yang
diangkat dalam penelitian.
Diperlukan langkah sosialisasi ataupun workshop yang berkaitan dengan bagaimana
memahami metodologi penelitian dan bagaimana menggunakan metode-metode yang
dipilih
VI-3
LAMPIRAN
Project name :
Project Number:
Version:
Exec in charge:
Nama responden:
Alamat lengkap :
RT:
RW:
KODE POS:
No telpon rumah:
No telpon kantor:
Nama interviewer:
Tgl/bln/th Interview:
Lama waktu Interview:
P. Heritage IDI
1307002
1
RDS/RPS/KP/DR/AM
No KTP :
KEL:
KOTA :
No Hp:
Alamat email:
Interviewer ID:
Jam mulai:
Jam selesai:
KEC:
Checked by PL
TTD Interviewer
TTD PL
Checked by QC external
3 IDI Pemerintah :
Merupakan perwakilan yang ditunjuk dari dinas pariwisata/budaya dan pendidikan/
pekerjaan umum
Pernah melakukan pendampingan/sosialisasi terhadap kawasan Kemasan
Naskah pertanyaan
(catatan: interviewer boleh melakukan improvisasi pada bahasa dengan syarat substansi dan
tahapan pertanyaan harus tetap sesuai pedoman naskah).
Selamat (pagi/siang/sore/malam), nama saya.. dari ITS Surabaya. Dalam waktu dekat
kami, Tim Penelitian, akan mengadakan kelompok diskusi mengenai pendapat masyarakat untuk
suatu topik dan sekarang kami sedang mencari responden yang sekiranya bersedia untuk terlibat
dalam diskusi tersebut. Mohon diingat bahwa kami tidak berniat menjual apapun dan setiap
informasi yang kami kumpulkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
1
2
LANJUTKAN
LANJUTKAN
Q1b. Hanya untuk tujuan klasifikasi tolong sebutkan umur anda (SA)
Umur
Kode
(Q1c)
1
2
3
4
5
6
7
KETERANGAN
15 17 tahun
STOP & TK
18-24 tahun
STOP & TK
25 - 35 tahun
LANJUTKAN UNTUK SEGMEN PEMERINTAH
36 45 tahun
LANJUTKAN UNTUK SEGMEN PEMERINTAH
46 - 55 tahun
LANJUTKAN
Di atas 55 tahun
UNTUK SEGMEN PEMILIK DAN PENGHUNI
Tidak tahu/tidak mau
STOP & TK
menjawab
BERAPAKAH TEPATNYA UMUR ANDA :____TAHUN
Q1c.
Q1d.
1
2
3
4
5
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
Hanya untuk kepentingan pendataan: Apakah status pernikahan anda pada saat ini ? (SA)
Single
Menikah
Tidak tahu/tidak mau menjawab
1
2
3
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
Q2.
Pelajar
SA
1
Mahasiwa
STOP & TK
LANJUTKAN KE Q3a
LANJUTKAN KE Q3a
5
6
7
STOP & TK
LANJUTKAN KE Q4a
LANJUTKAN KE Q4a
LANJUTKAN KE Q4a
LANJUTKAN KE Q4a
STOP & TK
STOP & TK
Apakah anda pernah melakukan pendampingan/ sosialisasi/ program /proyek untuk kawasan
Kemasan?
Ya
Tidak
Q3c.
LANJUTKAN
STOP & TK
LANJUTKAN
STOP & TK
Berapa lama anda telah melakukan pendampingan/ sosialisasi/ program /proyek untuk
kawasan Kemasan?
Lebih dari 1 tahun
Kurang dari 1 tahun
LANJUTKAN KE Q5a
STOP & TK
(Q4a)
1
2
Keterangan
LANJUTKAN
STOP & TK
INTERVIEWER: CEK KTP RESPONDEN APABILA TIDAK ADA, CEK RUMAH YANG
BERSANGKUTAN DAN PASTIKAN RESPONDEN MENGHUNI RUMAH TERSEBUT
Q4b. Status anda terhadap bangunan yang anda huni ? (SA)
Status
Saya membeli dan merupakan pemilik tunggal
rumah yang saya huni saat ini
Saya ikut mewarisi/memiliki rumah yang ada di
Kemasan walaupun saat ini saya tidak
menghuni rumah tersebut
Rumah ini merupakan rumah yang diwariskan
turun temurun dari buyut/kakek saya,
kebetulan saya yang menghuni rumah ini
Saya menyewa rumah ini
Saya hanya menjaga dan megelola rumah ini
(Q4b)
1
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
4
5
STOP & TK
STOP & TK
(Q4c)
1
2
3
4
5
Keterangan
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
LANJUTKAN
STOP & TK
Q4d. Apakah anda masih mempunyai benda/peninggalan terait dengan kampung Kemasan di masa
yang lalu ? (SA)
Ya
Tidak
LANJUTKAN
STOP & TK
Q4e. Benda apa sajakah yang anda miliki sebagai kenangan kampung kemasan ? (MA)
Benda
Diary/ catatan
Foto
Surat menyurat
Cerita/ hikayat
Artefak
Lainnya__________________ (sebutkan)
Tidak mau menjawab/ tidak tahu
(Q4e)
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
Q4f.
Manakah dari pernyataan berikut ini yang paling sesuai dengan anda ? (SA)
(Q4f)
1
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
Diantara pernyataan berikut, manakah yang paling menggambarkan mengenai keadaan anda?
(SA)
Kode
(Q4)
1
Keterangan
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
STOP & TK
Q6.
Diantara Pernyataan berikut, mana yang paling menggambarkan peran anda dalam
masyarakat ? (SA)
Kode
(Q5)
Saya sangat aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
1
kegiatan kampung, bahkan aktif sebagai pengurus masyarakat
Saya terkadang aktif pada kegiatan masyarakat seperti rapat RW,
2
kegiatan kampung apabila tidak sibuk
Saya memang kurang aktif pada kegiatan bermasyarakat seperti
3
rapat RW, kegiatan kampung tetapi saya minta istri atau anak atau
anggota keluarga saya yang lain untuk aktif sehingga saya tahu
perkembangan yang ada di wilayah saya
Saya tidak aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
4
kegiatan kampung tapi saya tahu dan memperhatikan kegiatan apa
saja yang ada
Saya tidak aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
5
kegiatan kampung dan saya tidak tahu dan tidak memperhatikan
kegiatan apa saja yang ada
Saya tidak pernah aktif dalam kegiatan masyarakat
6
Tidak menjawab/Tidak tahu
7
Q7a.
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
Sekarang saya akan membacakan beberapa pernyataan. Tolong Anda beritahu saya
pernyataan mana yang paling sesuai dalam menggambarkan diri Anda. Sekali lagi, tidak ada
jawaban benar atau salah SA (BACAKAN)
Di dalam sebuah pesta, saya biasanya
Berkumpul dengan beberapa orang yang saya kenal
Berkumpul dengan sejumlah orang, termasuk orang yang saya tidak kenal
Saat saya berada di dalam suatu kelompok, saya biasanya
Memulai pembicaraan
Menunggu untuk didekati dulu
Saat berbicara dengan orang-orang yang saya tidak kenal,
Saya tidak mengalami kesulitan dalam meneruskan pembicaraan
Saya hanya mempunyai sedikit topik pembicaraan
Saya merasa bertemu dengan orang-orang yang saya tidak kenal
Membuat saya tegang dan gugup sampai saya mengenal mereka
Membuat saya merasa senang
1
2*
1*
2
1*
2
1
2*
Q7b.
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Antara
setuju dan
tidak
setuju
Setuju
Sangat
setuju
4*
5*
4*
5*
1*
2*
4*
5*
INTERVIEWER: Semua responden HARUS memilih kode-kode yang ada di kotak abu-abu
dengan tanda (*), bila tidak, STOP & TK
Q7c. Bila Anda ada di dalam satu kelompok diskusi bersama-sama dengan orang lain yang tidak
dikenal, apa yang akan Anda rasa dan pikirkan? (BACAKAN PERNYATAAN DI BAWAH)
Ya
1*
Tidak
2
1*
1
2
2
TIDAK
Tersenyum
Kelihatan bersahabat
Terlihat tertarik dengan pertanyaan2 anda
Kelihatan percaya diri
Ketika berbicara, memandang mata lawan bicaranya
Jika ada yang dijawab tidak dari kelima pertanyaan tersebut , maka tolong carikan
responden lain yang lebih dinamis
Q9.
Saya mencari orang seperti Anda untuk suatu sesi obrolan non formal tentang lingkungan
anda. Sesi ini akan berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam dan Anda kami undang untuk
mengikuti sesi obrolan ini. Sebagai gantinya akan ada sedikit kenang-kenangan kepada orang
yang turut berpartisipasi. Apakah Anda bersedia? SA
YAKINKAN KEMBALI BAHWA KITA TIDAK BERNIAT MENJUAL APAPUN DAN HASIL DARI SESI
INI AKAN KAMI JAGA KERAHASIAANNYA
Ya
1
LANJUTKAN
Tidak
2
STOP & TK
HANYA UNTUK INTERVIEWER
Dari manakah Anda memperoleh responden?
Project name :
Project Number:
Version:
Exec in charge:
Nama responden:
Alamat lengkap :
RT:
RW:
KODE POS:
No telpon rumah:
No telpon kantor:
Nama interviewer:
Tgl/bln/th Interview:
Lama waktu Interview:
P. Heritage-FGD
1307002
2
RDS/RPS/KP/DR/AM
No KTP :
KEL:
KOTA :
No Hp:
Alamat email:
Interviewer ID:
Jam mulai:
Jam selesai:
KEC:
Checked by PL
TTD Interviewer
TTD PL
Checked by QC external
Semua responden harus mengetahui, setidaknya pernah mendengar, mengenai kawasan cagar
budaya
Semua responden harus terlibat aktif pada kegiatan sosial dan masyarakat yang ada di
wilayahnya
Semua responden harus merupakan pengguna utama, pengambil keputusan dalam aktivitas
yang sedang dijalani
Semua harus aktif, kreatif dan pandai dalam berbicara dan mengemukakan pendapat serta
perasaan
Naskah pertanyaan
(catatan: interviewer boleh melakukan improvisasi pada bahasa dengan syarat substansi dan
tahapan pertanyaan harus tetap sesuai pedoman naskah).
Selamat (pagi/siang/sore/malam), nama saya.. dari ITS Surabaya. Dalam waktu dekat
kami, Tim Penelitian, akan mengadakan kelompok diskusi mengenai pendapat masyarakat untuk
suatu topik dan sekarang kami sedang mencari responden yang sekiranya bersedia untuk terlibat
dalam diskusi tersebut. Mohon diingat bahwa kami tidak berniat menjual apapun dan setiap
informasi yang kami kumpulkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
1
2
LANJUTKAN
LANJUTKAN
Q1b. Hanya untuk tujuan klasifikasi tolong sebutkan umur anda (SA)
Umur
Kode
(Q1c)
1
2
3
4
5
6
7
15 17 tahun
STOP & TK
18-24 tahun
STOP & TK
25 - 35 tahun
LANJUTKAN
36 45 tahun
LANJUTKAN
46 - 55 tahun
LANJUTKAN
Di atas 55 tahun
STOP & TK
Tidak tahu/tidak mau
STOP & TK
menjawab
BERAPAKAH TEPATNYA UMUR ANDA :____TAHUN
KETERANGAN
Q1c.
1d.
Tidak tamat SD
SD
1
2
SMP
SMA
Diploma
Sarjana atau Pasca Sarjana
5
6
Hanya untuk kepentingan pendataan: Apakah status pernikahan anda pada saat ini ? (SA)
Single
Menikah
Tidak tahu/tidak mau menjawab
Q2a.
STOP & TK
STOP & TK
LANJUTKAN HANYA
UNTUK SEGMEN
PENGGUNA
LANJUTKAN HANYA
UNTUK SEGMEN
PENGGUNA
LANJUTKAN
1
2
3
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
Pelajar
SA
1
STOP & TK
Mahasiwa
Pegawai pemerintah (PNS, dosen,
Pegawai Bank, dll)
Pegawai swasta (karyawan toko,
pabrik non BUMN, dll)
Wirausaha/wiraswasta (memiliki usaha
sendiri, warung, toko) / Self employ
Bekerja paruh waktu
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
Pengangguran
STOP & TK
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
Q2b. Dapatkah anda menyebutkan tepatnya pekerjaan anda saat ini? ___________________(SA)
Q3a.
(Q3a)
1
2
3
Keterangan
LANJUTKAN KE Q3b
LANJUTKAN KE Q3c
LANJUTKAN KE Q3b UNTUK
SEGMEN PEMILIK NAMUN
BUKAN PENGHUNI DAN
LANJUTKAN KE Q3C UNTUK
SEGMEN PENGGUNA
INTERVIEWER:
CEK KTP RESPONDEN APABILA TIDAK ADA, CEK RUMAH YANG BERSANGKUTAN
DAN PASTIKAN RESPONDEN MENGHUNI RUMAH TERSEBUT
CEK PANEL DAN KUOTA PADA HALAMAN 11
Q3b. Status anda terhadap bangunan yang anda huni ? (SA)
Status
Saya membeli dan merupakan pemilik tunggal
rumah yang saya huni saat ini
Saya ikut mewarisi/memiliki rumah yang ada di
Kemasan walaupun saat ini saya tidak
menghuni rumah tersebut
Rumah ini merupakan rumah yang diwariskan
turun temurun dari buyut/kakek saya,
kebetulan saya yang menghuni rumah ini
Saya menyewa rumah ini
Saya hanya menjaga dan megelola rumah ini
(Q3b)
1
2
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN UNTUK
SEGMEN PEMILIK NAMUN
BUKAN PENGHUNI
LANJUTKAN
4
5
STOP & TK
STOP & TK
(Q3c)
1
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN
3
4
STOP & TK
STOP & TK
Q4a. Berapa pengeluaran rutin keluarga anda? Termasuk semua pengeluaran bulanan yang
diperlukan untuk standar kehidupan Anda, yaitu termasuk makanan, listrik, air, telepon, gas,
transportasi untuk keluarga, gaji pembantu atau sopir, uang sekolah (bila masih ada anggota
keluarga yang masih bersekolah) dll. Tetapi tidak termasuk pembelian keperluan pribadi seperti
pakaian, rokok, dll, serta pembelian atau cicilan barang-barang mewah (SA)
KS3++
KS 3+
KS3
KS2
KS1
PS
Q4b. Observasi rumah responden: Kondisi rumah responden. Lingkari tingkat SES yang tepat/sesuai
berdasarkan kondisi rumah.
Batasan Kelas Sosial berdasarkan kondisi fisik rumah
Faktor
KS 3
KS 2
KS 1
Bentuk rumah dan konstruksi rumah
Ukuran
Relatif besar
Bahan
Perawatan
Standard
Halaman
PS
Sedang
Terawat
Rumah standard BTN
atau yang setara
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
KARTU BANTU
Q4c. Di antara perabot berikut, manakah yang dimiliki keluarga anda dan keluarga? (MA)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Televisi
Video / DVD / VCD player
Radio / tape
Telepone (No..........)
Mesin cuci
Kulkas
Mobil (Jumlah..)
Motor
Oven / Microwave
Kartu kredit
Hand phone
Parabola
Komputer
AC
15. Kompor gas
9.
10.
11.
12.
13.
14.
CARA MENENTUKAN KELAS SOSIAL RESPONDEN BERDASARKAN KONDISI FISIK RUMAH DAN
JUMLAH KEPEMILIKAN:
KONDISI FISIK RUMAH
KS3
KS3
KS2
KS2
KS1
KS1
PS
KEPEMILIKAN
KS3
KS3/KS2
KS3/KS2
KS1
KS2/KS1
KS1/PS
PS
KELAS SOSIAL
KS3
KS3-1
KS2
KS2-1
KS2-1
KS1
PS
INTERVIEWER:
GROUP 1-4 : CEK KUOTA DALAM PANEL GROUP HALAMAN 11
PASTIKAN KONSISTEN ANTARA JAWABAN Q3a DAN HASIL SES TERAKHIR
Q5.
Kode
(Q4)
1
Keterangan
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
STOP & TK
Q6.
Diantara Pernyataan berikut, mana yang paling menggambarkan peran anda dalam
masyarakat ? (SA)
Kode
(Q5)
Saya sangat aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
1
kegiatan kampung, bahkan aktif sebagai pengurus masyarakat
Saya terkadang aktif pada kegiatan masyarakat seperti rapat RW,
2
kegiatan kampung apabila tidak sibuk
Saya memang kurang aktif pada kegiatan bermasyarakat seperti
3
rapat RW, kegiatan kampung tetapi saya minta istri atau anak atau
anggota keluarga saya yang lain untuk aktif sehingga saya tahu
perkembangan yang ada di wilayah saya
Saya tidak aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
4
kegiatan kampung tapi saya tahu dan memperhatikan kegiatan apa
saja yang ada
Saya tidak aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
5
kegiatan kampung dan saya tidak tahu dan tidak memperhatikan
kegiatan apa saja yang ada
Saya tidak pernah aktif dalam kegiatan masyarakat
6
Tidak menjawab/Tidak tahu
7
Q7a.
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
Sekarang saya akan membacakan beberapa pernyataan. Tolong Anda beritahu saya
pernyataan mana yang paling sesuai dalam menggambarkan diri Anda. Sekali lagi, tidak ada
jawaban benar atau salah SA (BACAKAN)
Di dalam sebuah pesta, saya biasanya
Berkumpul dengan beberapa orang yang saya kenal
Berkumpul dengan sejumlah orang, termasuk orang yang saya tidak kenal
Saat saya berada di dalam suatu kelompok, saya biasanya
Memulai pembicaraan
Menunggu untuk didekati dulu
Saat berbicara dengan orang-orang yang saya tidak kenal,
Saya tidak mengalami kesulitan dalam meneruskan pembicaraan
Saya hanya mempunyai sedikit topik pembicaraan
Saya merasa bertemu dengan orang-orang yang saya tidak kenal
Membuat saya tegang dan gugup sampai saya mengenal mereka
Membuat saya merasa senang
1
2*
1*
2
1*
2
1
2*
Q7b.
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Antara
setuju dan
tidak
setuju
Setuju
Sangat
setuju
4*
5*
4*
5*
1*
2*
4*
5*
INTERVIEWER: Semua responden HARUS memilih kode-kode yang ada di kotak abu-abu
dengan tanda (*), bila tidak, STOP & TK
Q7c. Bila Anda ada di dalam satu kelompok diskusi bersama-sama dengan orang lain yang tidak
dikenal, apa yang akan Anda rasa dan pikirkan? (BACAKAN PERNYATAAN DI BAWAH)
Ya
1*
Tidak
2
1*
1
2
2
TIDAK
Tersenyum
Kelihatan bersahabat
Terlihat tertarik dengan pertanyaan2 anda
Kelihatan percaya diri
Ketika berbicara, memandang mata lawan bicaranya
Jika ada yang dijawab tidak dari kelima pertanyaan tersebut , maka tolong carikan
responden lain yang lebih dinamis
Q9.
Saya mencari orang seperti Anda untuk suatu sesi obrolan non formal tentang lingkungan
anda. Sesi ini akan berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam dan Anda kami undang untuk
mengikuti sesi obrolan ini. Sebagai gantinya akan ada sedikit kenang-kenangan kepada orang
yang turut berpartisipasi. Apakah Anda bersedia? SA
YAKINKAN KEMBALI BAHWA KITA TIDAK BERNIAT MENJUAL APAPUN DAN HASIL DARI SESI
INI AKAN KAMI JAGA KERAHASIAANNYA
Ya
1
LANJUTKAN
Tidak
2
STOP & TK
HANYA UNTUK INTERVIEWER
Dari manakah Anda memperoleh responden?
PANEL GROUP
P. Heritage
Hari /Tanggal
Waktu
Tempat
Jenis Kelamin
- Laki laki
- Wanita
GROUP I
01 September
2013
10.00-12.00
Kemasan
GROUP II
01 September
2013
10.00 -12.00
Kemasan
GROUP III
01 September
2013
10.00- 12.00
Kemasan
GROUP IV
TBC
2
2
2
2
3
3
Soft Quota
2
2
-
2
2
-
1
3
2
3
3
-
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
13.00- 15.00
Surabaya
SES
-
KS 3
KS 2
KS 1
Usia (tahun)
- 25 - 35
- 35 55
Status :
Single
- Menikah
Segmen aktivitas :
- Segment
Pemilik
dan
penghuni
- Segment
Pemilik
namun
bukan penghuni
- Segment
pengguna
dan
Segment terdampak
Respondents ID
Project name :
Project Number:
Version:
Exec in charge:
Nama responden:
Alamat lengkap :
RT:
RW:
KODE POS:
No telpon rumah:
No telpon kantor:
Nama interviewer:
Tgl/bln/th Interview:
Lama waktu Interview:
KEC:
No Hp:
Alamat email:
Interviewer ID:
Jam mulai:
Jam selesai:
TTD Responden
Checked by PL
TTD Interviewer
TTD PL
Checked by QC external
FGD
1
Jenis
Kelamin
Laki Laki
2
3
Laki laki
Wanita
Campuran
Laki laki
Wanita
Pekerjaan
Nelayan
Juragan
Nelayan
Pandega
Pengolah
ikan
Pedagang
besar
Pengecer
dan
pengepul
Industri
perikanan
dan
pendukung
SES
Kategori
KS 2 dan
KS 3
PS dan
KS1
KS2 dan
KS 3
PS dan KS
1
KS 2 dan
KS 3
PS, KS1
Grup 1
KS2 dan
KS 3
Grup 7
Umur
35 55
Tahun
Grup 2
Grup 3
Grup 4
Grup 5
Grup 6
25 55
tahun
Status
Menikah dengan
anak
Naskah pertanyaan
(catatan: interviewer boleh melakukan improvisasi pada bahasa dengan syarat substansi dan
tahapan pertanyaan harus tetap sesuai pedoman naskah).
Selamat (pagi/siang/sore/malam), nama saya.. dari ITS Surabaya. Dalam waktu dekat
(minggu depan) kami, Tim Penelitian, akan mengadakan kelompok diskusi mengenai pendapat
masyarakat untuk suatu topik dan sekarang kami sedang mencari responden yang sekiranya
bersedia untuk terlibat dalam diskusi tersebut. Mohon diingat bahwa kami tidak berniat menjual
apapun dan setiap informasi yang kami kumpulkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
saja.
Q1a. Jenis Kelamin (Observasi)
Laki-laki
Perempuan
Kode
(Q1c)
1
2
3
KETERANGAN
STOP & TK
STOP & TK
LANJUTKAN HANYA UNTUK GROUP 3, 4, 5, 6
DAN 7
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
STOP & TK
36 45 tahun
4
46 - 55 tahun
5
Di atas 55 tahun
6
Tidak tahu/tidak mau
7
menjawab
BERAPAKAH TEPATNYA UMUR ANDA :____TAHUN
Q1d.
Q1e.
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
1
2
3
4
STOP & TK
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
Q2a.
1
2
3
4
5
6
Pengangguran
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
4
5
Q2c.
Ya
SA
1
LANJUTKAN KE Q2c
Tidak
STOP & TK
Dalam 1 tahun terakhir ini apakah jenis pekerjaan sampingan anda? (SA)
SA
1
LANJUTKAN KE Q2d
Berjualan ikan
LANJUTKAN KE Q2d
Toko Meracang
STOP & TK
STOP & TK
Toko Baju
STOP & TK
STOP & TK
Lainnya___________________(Sebutkan)
STOP & TK
10
20
STOP & TK
21
STOP & TK
Toko Baju
22
STOP & TK
23
STOP & TK
Lainnya___________________(Sebutkan)
24
STOP & TK
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Q2e.
>10 tahun
5 - 10 Tahun
1
2
LANJUTKAN
LANJUTKAN UNTUK SEGMEN B,C
DAN D, APABILA TERPILIH PADA
SEGMEN A STOP & TK
STOP & TK
Q3a. Berapa
pengeluaran
rutin keluarga anda? Termasuk semua pengeluaran bulanan yang diperlukan untuk standar
kehidupan Anda, yaitu termasuk makanan, listrik, air, telepon, gas, transportasi untuk keluarga, gaji
pembantu atau sopir, uang sekolah (bila masih ada anggota keluarga yang masih bersekolah) dll.
Tetapi tidak termasuk pembelian keperluan pribadi seperti pakaian, rokok, dll, serta pembelian atau
cicilan barang-barang mewah (SA)
< 5 Tahun
KS3++
KS 3+
KS3
KS2
KS1
PS
1
2
3
4
5
7
8
STOP & TK
STOP & TK
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
Q3b. Observasi rumah responden: Kondisi rumah responden. Lingkari tingkat SES yang tepat/sesuai
berdasarkan kondisi rumah.
Batasan Kelas Sosial berdasarkan kondisi fisik rumah
Faktor
KS 3
KS 2
KS 1
Bentuk rumah dan konstruksi rumah
Ukuran
Relatif besar
Sedang sampai
Sedang
relatif besar
Bahan
Terbuat dari bahan
Terbuat dari bahan
Terbuat dari bahan
bermutu tinggi
bermutu sedang
bermutu sederhana
(tembok, kayu
berkualitas)
Perawatan
Terawat
Standard
Rumah standard
real estate, rumah
khas daerah, rumah
model dulu yang
bagus
Jika ada, selalu
terawat baik
Rumah standard
BTN atau yang
setara
LANJUTKAN
LANJUTKAN
Halaman
Masih perlu
perbaikan
Rumah standard
perumnas atau yang
setara Rumah Petak
PS
Kecil sampai sedang
Terbuat dari bahan
bermutu rendah,
lantai masih
menggunakan lantai
tanah
Masih perlu
perbaikan
Setara rumah petak
KARTU BANTU
Q3c. Di antara perabot berikut, manakah yang dimiliki keluarga anda dan keluarga? (MA)
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Televisi
Video / DVD / VCD player
Radio / tape
Telepone (No..........)
Mesin cuci
Kulkas
Mobil (Jumlah..)
Motor
KEPEMILIKAN
KS3
KS3/KS2
KS3/KS2
KS1
KS2/KS1
KS1/PS
PS
KELAS SOSIAL
KS3
KS3-1
KS2
KS2-1
KS2-1
KS1
PS
INTERVIEWER:
GROUP 1, 3, 5 dan 7 : REKRUT SES KS2, KS2-1, KS3-1 dan KS 3
GROUP 2, 4 dan 6 : REKRUT SES KS1, KS2, KS2-1 dan PS
PASTIKAN KONSISTEN ANTARA JAWABAN Q3a DAN HASIL SES TERAKHIR
Q4.
Kode
(Q4)
1
Keterangan
STOP & TK
LANJUTKAN
STOP & TK
Q5.
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
Diantara Pernyataan berikut, mana yang paling menggambarkan peran anda dalam
masyarakat ? (SA)
Kode
(Q5)
Saya sangat aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
1
kegiatan kampung, bahkan aktif sebagai pengurus masyarakat
Saya terkadang aktif pada kegiatan masyarakat seperti rapat RW,
2
kegiatan kampung apabila tidak sibuk
Saya memang kurang aktif pada kegiatan bermasyarakat seperti
3
rapat RW, kegiatan kampung tetapi saya minta istri atau anak atau
anggota keluarga saya yang lain untuk aktif sehingga saya tahu
perkembangan yang ada di wilayah saya
Saya tidak aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
4
kegiatan kampung tapi saya tahu dan memperhatikan kegiatan apa
saja yang ada
Saya tidak aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti rapat RW,
5
kegiatan kampung dan saya tidak tahu dan tidak memperhatikan
kegiatan apa saja yang ada
Saya tidak pernah aktif dalam kegiatan masyarakat
6
Tidak menjawab/Tidak tahu
7
Q6a.
Keterangan
LANJUTKAN
LANJUTKAN
LANJUTKAN
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
STOP & TK
Sekarang saya akan membacakan beberapa pernyataan. Tolong Anda beritahu saya
pernyataan mana yang paling sesuai dalam menggambarkan diri Anda. Sekali lagi, tidak ada
jawaban benar atau salah SA (BACAKAN)
1
2*
1*
2
1*
2
1
2*
INTERVIEWER: RESPONDEN HARUS MEMILIH PALING SEDIKIT TIGA PERNYATAAN DARI EMPAT
PERNYATAAN DENGAN TANDA (*). JIKA TIDAK STOP & TK
Q6b.
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Antara
setuju dan
tidak
setuju
Setuju
Sangat
setuju
4*
5*
4*
5*
1*
2*
4*
5*
INTERVIEWER: Semua responden HARUS memilih kode-kode yang ada di kotak abu-abu
dengan tanda (*), bila tidak, STOP & TK
Q6c.
Bila Anda ada di dalam satu kelompok diskusi bersama-sama dengan orang lain yang tidak
dikenal, apa yang akan Anda rasa dan pikirkan? (BACAKAN PERNYATAAN DI BAWAH)
Saya akan merasa tegang dan kemungkinan tidak berkata apa-apa
Saya senang bertemu dengan orang baru dan akan ikut berpartisipasi dalam
pertemuan tersebut
Saya bukan seorang pemalu di antara orang banyak dan akan banyak berbicara serta
berusaha untuk berpartisipasi
Apabila saya merasa bosan saya tidak akan ikut berpartisipasi lagi
Saya akan merasa sedikit cemas tapi akan mencoba untuk terlibat dalam diskusi
Ya
1*
Tidak
2
1*
1
2
2
TIDAK
Tersenyum
Kelihatan bersahabat
Terlihat tertarik dengan pertanyaan2 anda
Kelihatan percaya diri
Ketika berbicara, memandang mata lawan bicaranya
Jika ada yang dijawab tidak dari kelima pertanyaan tersebut , maka tolong carikan
responden lain yang lebih dinamis
Q17.
Saya mencari orang seperti Anda untuk suatu sesi obrolan non formal tentang lingkungan
anda. Sesi ini akan berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam dan Anda kami undang untuk
mengikuti sesi obrolan ini. Sebagai gantinya akan ada sedikit kenang-kenangan kepada orang
yang turut berpartisipasi. Apakah Anda bersedia? SA
YAKINKAN KEMBALI BAHWA KITA TIDAK BERNIAT MENJUAL APAPUN DAN HASIL DARI SESI
INI AKAN KAMI JAGA KERAHASIAANNYA
Ya
1
LANJUTKAN
Tidak
2
STOP & TK
HANYA UNTUK INTERVIEWER
Dari manakah Anda memperoleh responden?
PANEL GROUP
Minapolis Settlements Study
Hari /Tanggal
Waktu
Tempat
Jenis Kelamin
- Laki laki
- Wanita
GROUP I
GROUP II
GROUP III
GROUP IV
GROUP V
GROUP VI
GROUP VII
4
-
4
-
4
-
2
2
2
2
Soft Quota
2
2
-
2
2
2
2
-
2
2
2
2
-
2
2
2
2
-
2
2
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
Soft Quota
4
-
4
-
4
-
4
-
4
-
4
-
SES
-
KS 3
KS 2
KS 1
PS
Usia (tahun)
- 25 - 35
- 35 55
Status :
Menikah
dengan anak
Segmen pekerjaan :
- Segment A
- Segment B
- Segment C
- Segment D
-
Untuk memahami dan mengumpulkan informasi terkait dengan nilai obyek cagar budaya di kawasan Kemasan dan deliniasi kawasan
Cagar Budaya Kemasan.
Untuk memahami potensi fisik maupun non fisik kawasan cagar budaya serta hambatan dalam pelestariannya.
Untuk Menggali persepsi dan preferensi masyarakat yang tinggal di kampung kemasan/stakeholder tentang pengembangan kawasan
cagar budaya di daerahnya.
Kisi-kisi Diskusi:
1.
2.
3.
4.
5.
2. Assesment aktivitas/perilaku masyarakat yang tinggal di kawasan cagar budaya (30 menitTotal : 30 Menit)
Pertanyaan
Mari sejenak kita mengingat tentang keluarga kita, suami atau istri kita yang
bercanda dengan anak anak, sanak saudara yang datang pada hari raya,
kemudian kita mencoba untuk menceritaka mengenai:
Indikator Kunci
Mengidentifikasi kegiatan sehari hari
masyarakat di kampung kemasan secara lengkap
dengan memperhatikan kegiatan pada wkatu hari
kerja dan hari aktif
Setelah aktivitas ditulis secara detail, peserta diminta untuk mengurutkan kejadian
yang paling sering hingga yang paling jarang
Kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan
cagar budaya, menurut anda adakah perbedaannya dengan kawasan lain
mengenai aktivitas yang terjadi di sini?
3. Persepsi masyarakat mengenai nilai cagar budaya di kawasannya (nilai aestethic, sejarah spiritual dan sosial) (50 menit) total:
100 minutes)
Pertanyaan
Kalau kita mengingat kembali masa kecil kita ada orang tua kita, teman teman
masa kecil kita yang biasa mengaji bersama, dan mencoba membayangkan
rumah yang saat ini kita tinggali..bagaimana menurut anda mengenai.....
Nilai sosialnya? Bagian mana yang menurut anda menggambarkan nilai sosial
bangunan yang saat ini anda tinggali? Mengapa menurut anda bagian tersebut
mewakili nilai sosialnya?
Indikator Kunci
Moderator mendapatkan nilai estetika, spriritual
dan sosial obyek cagar budaya dari perspektif
penghuni
anda?
Apakah saat ini bangunan yang anda tinggali telah mengalami perubahan?
Jika mengalami perubahan, di bagian mana yang berubah? Seberapa besar
perubahannya? Bisakah anda menceritakan dahulu bagaimana dan setelah
berubah bagaimana?
Mengapa anda melakukan perubahan terhadap bangunan tersebut?
Jika tidak mengalami perubahan, mengapa tidak ada perubahan?
Kita berandai andai, apabila bangunan anda dan kawasan ini ditetapkan
sebagai cagar budaya apakah anda bersedia merestorasi kawasan cagar
budaya?
4. Assesment mengenai potensi fisik dan non fisik kawasan cagar budaya dan hambatan dalam pelestarian cagar (30 menitTotal :
120 Menit)
Tunjukkan STIMULUS GAMBAR
Pertanyaan
Berikut ini terdapat beberapa gambar yang telah ditempel di dinding, anda boleh
maju untuk mengamati selama 5 menit, setelah mengamati dapatkah anda
menyebutkan mengenai
Dua gambar yang mewakili sisi positif dan negatif bangunan cagar budaya yang
anda tinggali selama ini?
Dua gambar yang mewakili sisi positif dan negarif kawasan yang anda tinggali
selama ini?
Dua gambar yang mewakili sisi positif dan negatif perekonomian area yang anda
tinggali selama ini?
Indikator Kunci
Identifikasi potensi dan hambatan kawasan yang
ada
Dua gambar yang mewakili sisi positif dan negatif potensi sosial yang anda
tinggali selama ini?
Dua gambar yang mewakili sisi positif dan negatif potensi spiritual yang anda
tinggali selama ini?
(Moderator diharapkan untuk menuliskan nama responden dan pilihan di flipchart)
5. Persepsi dan preferensi masyarakat mengenai pengembangan kawasan cagar budaya di wilayahnya (40 menitTotal : 160 Menit)
Pertanyaan
Kalau anda mendengar mengenai cagar budaya, sebutkan satu kata yang
terlintas dalam benak anda?
Apabila cagar budaya ini adalah orang, bagaimana menurut anda orang
tersebut? Dapatkah anda menggambarkan seperti apa orangnya?
Apakah anda berniat melestarikan cagar budaya yang anda miliki selama ini?
Mengapa anda berniat melestarikan bangunan cagar budaya ini?
Apakah anda tahu ada kompensasi yang ditetapkan oleh pemerintah apabila
bangunan ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya?
Kompensasi apakah yang anda tahu?
Indikator Kunci
Perspsi responden mengenai cagar budaya
Untuk memahami persepsi dan mengidentifikasi kebutuhan bermukim masyarakat di wilayah minapolitan Brondong, Lamongan.
Kisi-kisi Diskusi:
6.
7.
8.
9.
Pengantar(10 menit)
Persepsi mengenai kehidupan bermukim mereka saat ini (20 menit)
Persepsi mengenai kehidupan bermukim yang diinginkan/dibutuhkan (30 menit)
Evaluasi usulan konsep-konsep permukiman minapolis (40 menit)
Moderator memperkenalkan diri dan menjelaskan secara singkat mengenai diskusi berikut topiknya:
Nama saya ... dari ..., saat ini sedang mempelajari tentang permukiman pesisir di daerah bapak/ibu. Dengan berdiskusi dengan bapak/ibu
saya berharap bisa mendapat banyak cerita dan informasi mengenai wilayah tempat tinggal bapak/ibu.
Moderator berusaha menciptakan suasana: santai, free-flowing discussions, tidak membenarkan atau menyalahkan opini; berusaha
mendorong responden untuk mengemukakan opini pribadi.
Moderator menjelaskan mengenai dokumentasi dan perekaman serta menjamin kerahasiaan.
Responden diminta menjelaskan tentang dirinya: nama, usia struktur keluarga, tempat tinggal, pekerjaan
Nama :
Usia:
Struktur Keluarga:
Tempat Tinggal:
Pekerjaan:
2. Persepsi mengenai kehidupan bermukim mereka saat ini (20 menit - total: 30 menit)
Pertanyaan
Bapak/ibu sudah berapa lama tinggal di .... (mengkonfirmasi data alamat diatas)
Kalau bapak/ibu sendiri, seberapa jauh jarak tempat kerja dari rumah?
Indikator Kunci
Mengetahui persepsi kehidupan bermukim dari
aspek keruangan/spasial
Bisa bapak/ibu sebutkan mana yang tidak ada di lingkungan tempat tinggal bapak/ibu
untuk : air bersih, listrik, saluran pembuangan, persampahan, pengolahan
sampah/limbah, jalan
Bisa bapak/ibu sebutkan mana yang tidak ada di lingkungan tempat tinggal bapak/ibu
untuk : permodalan; bantuan fasilitas untuk penangkapan, pengolahan, dan
penjualan ikan.
Saya mendapat kesan bahwa masyarakat nelayan itu karakternya keras dan disiplin.
Menurut pendapat bapak bagaimana karakter masyarakat perikanan di sini?
Saya pernah dengar budaya sesajen dan petik laut di daerah pesisir. Seperti apa
budaya terkait perikanan di sini?
3. Persepsi mengenai kehidupan bermukim yang diinginkan/dibutuhkan (30 menit total: 60 menit)
Pertanyaan
Karena bapak/ibu sudah lama tinggal di sini, bisa cerita tentang pembangunan rumahrumah disini?
Rata-rata banyak yang membangun ke daerah mana?
Indikator Kunci
Mengetahui persepsi kehidupan bermukim yang
dibutuhkan (rasional: sesuai dengan aktivitas
mereka saat ini) dan diinginkan (impian/cita-cita
sesuai potensi yang mereka lihat ada di
sekelilingnya) untuk aspek keruangan
4. Evaluasi usulan konsep-konsep permukiman minapolis (40 menit total: 100 menit)
Indikator Kunci
Mendapatkan feedback terkait usulan konsep
permukiman minapolis (aspek keruangan,
fisik, dan non-fisik terintegrasi dalam beberapa
usulan konsep).
Instrumen:
- Gambar
Pertanyaan
(Uji konsep ruang bermukim: minapolis work to space zoning concept)
1. Mana yang lebih dibutuhkan/disukai:
Jelaskan alasannya:
(Uji konsep ruang bermukim: minapolis HBE concept)j
2. Mana yang lebih dibutuhkan/disukai:
- Rumah bapak/ibu juga dipakai sebagai tempat pengolahan
- Rumah bapak/ibu juga dipakai sebagai tempat penjualan hasil olahan
- Rumah bapak/ibu tidak dipakai untuk tempat usaha
Jelaskan alasannya