Anda di halaman 1dari 27

KAD Pemkab

Semarang dan
Pemkot Semarang
Praktek kerjasama bidang infrastruktur

Pejuang Infraswil
KAD Kab dan Kota Semarang

Gusti Putra P 02
Catra Adi 05
Oky Dwi Aryanti 14
Hasya Aghnia 15
Retno Azarine 27
Imroatul A 29
Amirul Ardi45
Nabiilatul Arifah 56

Dalam penyediaan air bersih di wilayahnya, Kota


Semarang tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan
air dari sumber yang ada di Kota Semarang.
KotaSemarang perlu daerah penyangga/pendukung
guna memenuhi kebutuhan airbersih di Kota
Semarang. Salah satu daerah pendukung tersebut
adalah Kabupaten Semarang. Maka dari itu terjadilah
KAD (Kerjasama Antar Daerah) yaitu konsep kerjasama
lintas wilayah yang didasarkan pada pertimbangan
efisiensi dan efektivitas, sinergis, dan saling
menguntungkan.

Latar
Belakang

nfrastruktur yang
dikerjasamakan

Infrastruktur yang
dikerjasamakan

Pemanfaatan air bersih Kabupaten Semarang


untuk Kota Semarang sudah dilakukan sejak
zaman penjajahan Belanda, Belanda membangun
jalur air produksi guna memenuhi kebutuhan
airbersih pada waktu itu.Seiring dengan
berjalannya waktu setelah Indonesiamerdeka,
sumber-sumber air yang letaknya di lereng
Gunung Ungaran itu dikeloladan dimanfaatkan
oleh PDAM Kota Semarang beserta
asetnya.Pemanfaatan airtersebut guna memenuhi
kebutuhan air bersih di wilayah Kota
Semarang,khususnya di wilayah selatan Kota.

Kronologi Kerjasama

200
1

Awal

perjanjian yang tertuang dalam nota


kesepakatan atau MoU dirintis sejak
2001. PDAM kota Semarang mengajukan
permohonan pemanfaatan air bersih
untuk kota tersebut, dengan volume air
bersih 1.296.000m3/ bulan.

1 Februari

Bupati Semarang mengirimkan surat ke


walikota Semarang untuk meninjau
kembali permohonan tersebut karena
dinilai jumlahnya terlalu besar.

19 April

walikota Semarang menyambut usulan


bupati agar membuat naskah perjanjian
kerjasama pemanfaatan air yang
didasarkan pada Permendagri no 3
tahun 1986 tentang penyertaan modal
daerah pada pihak ketiga

28 Juni

rapat pertama membahas kerjasama


pemanfaatan air bersih.

200
2

200
4

29 Mei

DPRD Kabupaten Semarang setuju nilai


pembayaran royalty

8 Juli

Bupati meminta walikota Semarang


mempercepat penandatanganan nota
kesepakatan

20 Januari

pembayaran royalty berdasarkan pajak air


bawah tanah diganti berdasarkan volume
pengambilan air.

27 Januari

Rapat membahas perbedaan prinsip


dalam menentukan volume air.

14 Oktober

Rapat mennetukan besaran Royalty

17
Desember

Pemerintah Kota Semarang menawar


Pembayatan Royalty selama 10 bulan.

23
Desember

Bupati Semarang melayangkan surat agar


Pemerintah Kota Semarang segera
menyelesaikan masalah royalty

Memorandum of understanding
(Mou) pemanfaatan air bersih antara
Kota dan Kabupaten Semarang akan
dilakukan sebelum akhir januari
2005. Pemkot Semarang bersedia
membayar royalti Rp. 900.516.960
dalam waktu 90 hari (3 bulan) dan
membayar pemasangan pengukur air
(water meter) sesuai permintaan
Pemkab Semarang.

Pembayaran royalti akan dilakukan


dalam tiga tahap. Tahap pertama,
Pemkot diminta membayar tali asih
sebesar Rp 315.180.936 (35% dari
total royalti periode Maret 2001Oktober 2004)
Tahap kedua, royalti yang harus
dibayar Pemkot sebesar Rp.
315.180.936
Tahap ketiga sebesar Rp.

Nota kesepakatan itu akan berlaku hingga


2007, dengan kenaikan royalti setiap tahun.
Pada tahun 2004, Pemkot sepakat
membayar royalti sebesar Rp 35/m3
Tahun 2005, Rp 50/m3
Tahun 2006, Rp 60/m3
Tahun 2007, Rp 60/m3
Royalti yang akan dibayar Pemkot, dihitung
berdasarkan volume air yang diambil sesuai
angka yang tertera pada watermater.

Latar belakang masalah


pembayaran Royalty tahun 2007
Dalam perjalanan waktu tersebut, untuk
tahun 2004 s/d 2006 Pemerintah
KotaSemarang telah memenuhi kewajibannya
berupa pemberian royalty. Namun pada tahun
2007 pembayaran royalty tidak terbayarkan.
Hal ini disebabkan hasil pemeriksaan BPK atas
pemanfaatan air bersih di Kabupaten Kendal
yang tidak memperkenankan adanya
pemberian pajak ganda (yaitu : pajak ABT
kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan
royalty kepada Kabupaten Semarang)

Dengan batasan yang diberikan oleh Pemerintah


Provinsi Jawa Tengah terhadap penyelesaian
permasalahan, yaitu apakah permasalahan
tersebut masuk didalam konteks Konflik/Sengketa
atau tidak, kedua belah pihak telah melaksanakan
beberapa kali pertemuan untuk mencari win-win
solution, yaitu dengan kesepakatan mengganti kata
royalty menjadi jasa penggelolaan Sumber Daya
air. Hal ini dikarenakan konteks tersebut selaras
dengan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air dan PP No. 42 Tahun 2008 tentang Penggelolaan
Sumber Daya Air.

Kesepakatan bersama Pemerintah Kabupaten


Semarang dan Kota Semarang Tahun 2011.
Setelah adannya mediasi dari pihak Provinsi dan berbagai
musyawarah antara kedua belah pihak mengenai masalah
pembayaran royalty pemanfaatan air tahun 2007 maka
dikeluarkanlah kesepakatan ini dengan ditandatangani oleh
masing masing kepala daerah.Maksud dari kesepakatan
bersama ini adalah untuk memberikan dasar hukum terhadap
pemberian Royalty kepada Pemerintah kabupaten Semarang
atas pemanfaatan air bersih oleh Pemerintah Kota Semarang
pada tahun 2007.Tujuan kesepakatan ini adalah untuk
mendukung dan memelihara konservasi Gunung Ungaran
Kabupaten Semarang.
Selanjutnya pihak kabupaten Semarang menunjuk Dinas
Pendapatan dan Penggelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Semarang dan Kota Semarang menunjuk PDAM Kota
Semarang.

Perjanjian Kerjasama Dinas Pendapatan dan Penggelolaan Keuangan


Daerah (DPPKAD) Kabupaten Semarang dan Kota Semarang menunjuk
PDAM Kota Semarang.

Perjanjian ini menindaklanjuti


Kesepakatan Bersama Pemerintah
Kabupaten Semarang dan
Pemerintah Kota Semarang.Maksud
dan tujuan perjanjian kerjasama ini
adalah memberikan dasar hukum
terhadap pemberian Royaltykepada
Kabupaten Semarang atas
pemanfaatan air bersih oleh pihak

Lokasi Pengembangan
Kerjasama
Sebagaimana diatur dalam perjanjian
Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten
Kota
Semarang
Semarang dengan Pemerintah Kota
Semarang Nomor : 415.4/36/KJS/2004
Nomor : 690/046 Tanggal 10 November
2004 tentang pemanfaatan air bersih
Kabupaten
Semarang
dengan jangka
waktu kerjasama adalah
38 bulan (November 2004 Desember
2007).Kota Semarang mengambil air dari
wilayah Kabupaten Semarang berupa
sumber/mata air Kalidoh dan Sicepit serta
9 titik sumur dalam sebagai berikut :

Sumber Air Dangkal / Mata Air


dengan kapasitas air sebesar
7.331,2 l/dt, tersebar di 15
Kecamatan.

N Nama Sumur
o
1 Sumur E 2 Kandang Babi
2 Sumur E 4 Gowongan
3 Sumur E 5 Ngablak
4 Sumur E 6 Genuk
5 Sumur E 7 Blanten
6 Sumur E 8 Sembungan
7 Sumur E 9 Karangbolo
8 Sumur E 10 Kretek
9 Sumur E 11 Kaligarang

odel kerjasama

Model Kerjasama
Kerjasama Kota Semarang dan Kabupaten
Semarang masuk kedalam Teori Model
Regionalisme karena keduanya saling
membutuhkan. Dalam Kerjasama Pemenuhan
kebututuhan air bersih Kota Semarang dengan
Kabupaten Semarang dimana Kota Semarang
diharuskan melakukan pembayaran jasa
penggelolaan Sumber Daya air yang digunakan
untuk mendukung dan memelihara konservasi
Gunung Ungaran kepada Kabupaten Semarang,
sedangkan Kota Semarang mendapatkan pasokan
air bersih untuk daerahnya.

Selain itu, kerja sama Kota Semarang dan


Kabupaten Semarang juga termasuk
kedalam bentuk Fee for service contracts.
Hal ini diindikasikan dengan suatu daerah
menjual satu bentuk pelayanan publik pada
daerah lain. Pelayanan yang dimaksud
dalam kerja sama Kota Semarang dengan
Kabupaten Semarang adalah Pelayanan air
bersih.Sumber air itu adalah 9 sumber mata
air yang disebutkan di atas.

PDAM Kota Semarang dapat memanfaatkan sumber


mata air tersebut dan membayar Air Bawah Tanah
kepada Pemerintah kabupaten Semarang. Keunggulan
dari bentuk kerjasama ini yaitu dapat diwujudkan
dalam waktu yang relatif cepat dan daerah yang
menjadi pembeli tidak mengeluarkan biaya awal
(start-up cost) dalam penyediaan
pelayanan.Sedangkan kelemahannya yaitu sulit
menemukan harga yang disepakati kedua
daerah.Dalam menentukan kesepakatan harga satuan
air/m3, besaran royalty, kedua daerah selalu
mengedepankan musyawarah mufakat untuk mencari
solusi terbaik.

Tabel Perbedaan model kerjasama


Fee of Service
Studi
kasus
pendana
an

Mekanis
me

Pemanfaatan air bersih


Kabupaten
Semarang
dan Kota Semarang
salah satu PIHAK KESATU
membayar pajak atas
pelayanan publik daerah
lain

Joint Agreement

Pengelolaan Air bersih


Sumber
Sawahan
PAWONSARI
dibiayai oleh masingmasing
kabupaten
dengan
sistem
iuran,
Sedangkan
untuk
kegiatan
yang
sudah
disetujui
bersama,
anggaran
ditanggung
masing-masing
kabupaten melalui APBD
yang
diusulkan
oleh
dinasdinas yang terkait
Antar
pemerintah antar
pemerintah
memilki kedudukan yang kabupaten
memiliki
sama, sistem jual beli, keterkaitan koordinasi
sistem
kompensasi
jangkau waktu

Data Kerjasama Antar Daerah Tahun 2011


No.

1.

Nomor dan Tgl


Kerjasama

Uraian

415.4/01/KJS/
Kesepakatan Kerjasama Pemkab
2011 tgl 17 Januari Semarang dengan Pemkot
2011
Semarang tentang Pemberian
Tali Asih Pemanfaatan Air
bersih Tahun 2007

Pihak Yang Bekerja Sama

Bentuk kerjasama

Waktu

Pemkab Semarang dengan


Pemkot Semarang

Kesepakatan
Bersama (MoU)

3 Bulan

Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun 2011


No.
1.

Nomor dan Tgl


Kerjasama
415.4/04/KJS/2011 4
April 2011

Uraian
Perjanjian kerjasama antara
DPPKD Kab. Semarang
dengan PDAM Kota
Semarang tentang pemberian
tali asih pemanfaatan air
bersih tahun 2007

Pihak Yang Bekerja Sama


DPPKD Kab. Semarang
dengan PDAM Kota
Semarang

Bentuk
kerjasama
Perjanjian
Kerjasama

Waktu
Sd 15 Des
2011

Sumber : LKPJ Bupati Semarang, 2011

Pada tahun 2013 diadakan perjanjian Kesepakatan Bersama


antara Pemerintah Kota semarang dengan Kabupaten
Semarang Nomor: 415.4/05/KJS/2013 - 019.6/76 tentang
Kerjasama Pemanfaatan Air Bersih Maksud Kesepakatan
Bersama ini adalah untuk memberikan dasar hukum terhadap
pemberian kontribusi air bersih oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK KESATU sebesar 20 % ( dua puluh persen ) dari total
debit air yang dimanfaatkan, jangka waktu 12 bulan.(Sumber : LKPJ
Walikota Semarang akhir tahun anggaran 2013)

No.

1.

2.

Nomor dan
Tgl
Kerjasama
415.4/05/KJ
S/2013
019.6/76
17 April
2013

690/1383
690/170.1/
X/2013 28
Oktober
2013

Uraian

Kesepakatan
Bersama antara
Pemerintah
Kabupaten
Semarang dan
Pemerintah Kota
Semarang tentang
Kerjasama
Pemanfaatan Air
Bersih
Perjanjian
Kerjasama antara
PDAM Kabupaten
Semarang dengan
PDAM Kota

Pihak Yang
Bekerja Sama

Bentuk
kerjasama

Waktu

Pemkab.
Semarang
Pemerintah
Kota
Semarang

Kesepakat
an
Bersama
(MoU)

1
Tahun

PDAM Kab.
Perjanjian
25
Semarang
Kerjasama Tahun
PDAM Kota
Semarang Sumber :LKPJ Bupati Semarang

Subjek

Subyek utama yang berperan


dalam
kerjasama
ini
adalah
pemerintah Kota Semarang dan
pemerintah Kabupaten Semarang
melalui Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Semarang
dan
PDAM
Kota
Semarang.Permendagri No. 22
tahun 2009 dalam Bab II Ruang
Lingkup
Petunjuk
Teknis
menyebutkan dalam pasal 2
bentuk
kerja
sama
daerah
meliputi tiga poin. Dalam studi
kasus
ini
tergolong
dalam
bentuk/model
kerja
sama
pemerintah
daerah
dengan
Departemen/LPND. Pemerintah
Daerah yang berperan yaitu
Pemerintah Kota Semarang
dan pemerintah Kabupaten

PERMASALAHAN &
TANTANGAN
air merupakan komoditas penting dan
diperebutkan banyak pihak serta rawan
menimbulkan konflik bagi yang
berkepentingan
Ketidaksiapan dalam pelaksanaan kerjasama ini. Beberapa
kali terjadi pelanggaran yang mengidikasikan belum
siap dan keseriusan pelaksanaan kerjasama ini. Seperti
pihak Pemerintah kota Semarang yang terlambat
memasang water meter, padahal jelas tanggung jawab
pemasangan water meter adalah beban Pemerintah Kota
Semarang. Pejabat Pemkot tidak berani mengambil
keputusan karena harus meminta petunjuk kepada atasan.
Pembelian watermater ditanggung oleh Kota Semarang.

Keterlambatan pembayaran tunggakan royalty yang tidak


dibayarkan tepat waktu oleh pihak Pemkot kepada
Pemkab Semarang. Hal tersebut seharusnya tidak
terjadi apabila ada kesiapan dan kajian mendalam serta
koordinasi yang baik antara kedua belah pihak.
Karena Pemerintah Kota Semarang memiliki kewajiban
untuk membayar pajak dan retribusi air bawah tanah
sebagaimana diatur Perda No 6-7/2002 kepada Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah sehingga Pemerintah Kota Semarang
memiliki 2 kewajiban yaitu membayar Retributsi ABT
kepada Pemrov dan Royalty kepada Pemkab Semarang,
tetapi pada tahun 2007 BPK tidak memperkenankan dalam
suatu objekk pajak dikenai 2 kali pungutan, sehingga pada
tahun tersebut royalty tidak dapat dibayarkan.

SOLUSI
Pelaksanaan Kebijakan tentang Sumber daya air diperketat.
Dimana dalam UU no 7 tahun 2004 tentang Sumber daya Air
menyebutkan bahwa Sumber daya air dikelola secara
menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup
dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air
yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Dibuatnya timeline kegiatan sehingga akan mengurangi
resiko keterlambatan.
Perlunya adanya kajian dan evaluasi yang mendalam
mengenai kerjasama ini bagi kedua daerah, mengingat masih
ada kekurangan dan masalah yang ada, baik terkait regulasi
hukum serta kesiapan kerjasama ini bagi kedua daerah.
Kalau memungkinkan diadakan audit ulang baik sumber air,
debit air, harga jual air dan tentang sistem bagi hasilnya agar
jelas dan trasnparansi.

KAMSYIA

Anda mungkin juga menyukai