Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PSORIASIS

OLEH :
KELOMPOK 1
D IV KEPERAWATAN TINGKAT II, SEMESTER IV

Ni Kadek Ariyastuti
I Nyoman Sugiharta Dana
Putu Epriliani
I Gusti Ayu Cintya Adianti
I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana
Ni Putu Novia Indah Lestari
Kadek Poni Marjayanti
Ngakan Raka Saputra
I Putu Dharma Partana

(P07120214007)
(P07120214008)
(P07120214010)
(P07120214012)
(P07120214015)
(P07120214016)
(P07120214026)
(P07120214036)
(P07120214038)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN PSORIASIS

I.
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi
Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana
penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini
secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena
timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan
kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (Effendy, 2005).
Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercakbercak eritema berbatas tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna
putih mengkilat. (Siregar, 2005). Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai
dengan

plaque,

bercak,

bersisik

yang

dikenal

dengan

nama

penyakit

papulosquamoas. ( Price, 1994).


Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit
dimana produksi sel-sel epidermis terjadi 6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel
normal. (Smeltzer, Suzanne).
B. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit dalah bagian tubuh paling luar. Segala kotoran, sinar matahari, asap
kendaraan yang menempel, akan berpengaruh. Kulit terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis terdiri dari stratum
korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang
kaya akan keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik.
Dermis terdiri dari serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan elastin.
Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh
darah dan pembuluh getah bening. pada kesehatan kulit.

Gambar 2.1 Struktur kulit


Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi.
Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan
digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan
lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri,
mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi
mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
Lapisan dermis ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,
kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat.
Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai,
tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung
air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit
penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan
pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan
memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar
keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara

penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga


kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah,
kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada
keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya
penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak
mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus.

C. Etiologi
Etiologi belum diketahui secara jelas, akan tetapi waktu pulih (turn over
time) epidermis dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya
27 hari. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya
Psoriasis adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Genetik
Imunologik
Stres Psikis
Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus
Faktor Endokrin. Puncak insidensi pada waktu pubertas dan menopause,
pada waktu kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa

pascapartus.
6. Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.
7. Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria,
dan penghentian mendadak korikosteroid sistemik.
8. Alkohol dan merokok.
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini
diwariskan secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul
secara spontan, namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus
antara lain:
1. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma,
garukan, luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan

hal ini merupakan mekanisme fenomena Koebner.Khas pada psoriasis timbul


setelah 7-14 hari terjadinya trauma.
2. Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan
psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi
virus tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh
3. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada
musim penghujan akan kambuh.
4. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung
membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan
setelah melahirkan. Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul
pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.
5. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun
pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya
psoriasis.Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa
penderita.
6. Metabolik
Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
7. Obat-obatan
a. Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat
memperberat psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
b. Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi
dapat menimbulkan efek withdrawal.
c. Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah
diakui sebagai pencetus psoriasis.
d. Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
e. Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron
dapat menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.
8. Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat
memicu timbulnya Psoriasis, antara lain adalah:
a. Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat
gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada
saat

beraktivitas.

Bila

Psoriasis

sudah

muncul

dan

digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.

kemudian

b.
c.
d.
e.

Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
Emosi tak terkendali.
Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit
menjadi merah, misalnya mengandung alcohol.

D. Klasifikasi
Derajat keparahan psoriasis diukur dalam kaitannya dengan efek terhadap fisik
dan emosional secara fisik, psoriasis ringan jika lesi kurang dari 2%, sedang bila lesi
antara 3-10% dan lebih dari 10% diklasifikasikan ke dalam derajat berat.
Psoriasis juga diukur berdasar dampak terhadap kualitas hidup. Ketika psoriasis
mengenai tangan dan kaki bisa diklasifikasikan ke dalam derajat berat dikarenakan
hal ini berakibat pada kemampuan seseorang melakukan fungsinya. Atau, jika
kehidupan psikologis dan emosional seseorang terganggu, selanjutnya psoriasis bisa
diklasifikasikan ke dalam derajat berat.
Jenis-jenis Psoriasis
a) Plaquae psoriasis
Adalah karakteristik lesi terlihat merah, papula yang naik dan berubah menjadi
plaque berwarna silver.
b) Pustular psoriasis
Ada 2 jenis :
1. Pustular Psoriasis Generalisata
Psoriasis ini dapat muncul secara cepat. Dalam hanya beberapa jam kulit
menjadi lunak, terdapat blister (pustula) non infeksiuspus juga dapat muncul.
Dapat menyebabkan demam, menggigil, gatal yang hebat, tachy cardia,
kelelahan, animea, penurunan berat badan dan kelemahan muskuler.
a. Bentuk
- Terjadi kulit merah (erythema) yang menjalar ke seluruh permukaan
-

tubuh
Kulit menjadi sangat nyeri dan lembek
Pustula muncul pada kulit, kemudian kering dan mengelupas dalam dua

hari
- Pustula bisa muncul dan erupsi setiap beberapa hari atau minggu
b. Treatmen
- Hospitalisasi : Bed rest, sedasi ringan, terapy topikal, rehydrasi dan
penghindaran kehilangan panas yang berlebihan, jika terjadi infeksi
-

antibiotik dapat diberikan.


Obat-obatan sistemik

Acitenin (soriatane) atau metoxehrotexate sering diresepkan


Cyclosporin (Vleoral) : digunakan hanya untuk plaque psoriasis berat.
Steroid oral : diberikan bila obat-obat lain gagal atau ketika pasien sangat
sakit : penggunaan masih kontroversial sebab penghentian steroid secara

mendadak, dapat memicu pustulat psoriasis generalisata.


PUVA (Psoriatic Ultra Videt Agen) : digunakan setelah fase berat

terlewati.
2. Pustular Psoriasis Lokal
Bentuk ini meliputi :
a. Palmo plantar pustulosis (PPP)
PPP secara umum menyerang manusia pada usia 20 dan 60, infeksi dan
stres bisa memicu hal ini. Tipe psoriasis ini lebih sering menyerang

wanita dari pada laki-laki.


1. Bentuk
Pustula-pustula lebar terbentuk pada area-area yang tebal pada tangan

dan kaki, seperti pada dasar jempol dan sisi tumit.


Pustula-pustula bisa selebar 5 cm
Pustula terlihat dalam bentuk yang bertaburan pada plaque kulit yang
memerah kemudian berubah menjadi coklat dan mengelupas.
2. Treatmen
PPP sering sulit disembuhkan. Topikal treatmen,

seperti

kortikosteroid biasanya diberikan terlebih dahulu. PUVA, acitetrin


(soriatane) metotrexate atau cyclosporine (Vleoral) biasanya harus
digunakan untuk menghilangkan bentuk ini. Kombinasi treatmen
dengan PUVA dan soriatane (disebut Re PUVA) mungkin juga efektif
untuk PPP.
b. Acropustulosis
Pada tipe ini, lesi kulit terbentuk pada ujung jari dan kadang-kadang
pada kaki. Lesi ini bisa sangat nyeri dan sangat mengganggu, dengan
deformitas kuku, pada kasus yang parah dapat menjalar ke tulang.
1. Treatment
Acropustulosis biasanya dimulai setelah kulit terinjury/terinfeksi.
Preparat tar di tutup dapat membantu pasien, bentuk ini biasanya sulit
diobati. Preparat yang ditutup dapat membantu beberapa pasien.
Obat-obat retinold orat seperti acitretin (soriatane), bisa membantu
dalam menghilangkan lesi dan menyembuhkan kuku. PUVA mungkin
juga bisa digunakan.

c) Erythrodermic psoriasis
Merupakan bentuk psoriasis inflamasi yang sering terjadi hampir pada seluruh
permintaan tubuh. Jenis ini merupakan yang paling jarang terjadi. Psoriasis ini
kadang-kadang terjadi secara mendadak pada awal psoriasis, atau datang setelah
bertahap pada orang dengan plaque psoriasis.
1. Bentuk
Paling sering terjadi pada orang yang memiliki psoriasis unstabil.Kulit
memerah secara luas dan sangat panas. Gatal berat dan nyeri bisa mengikuti
kelainan pada kulit yang memerah.
2. Komplikasi
Dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol temperatur dan
dapat menimbulkan sakit berat. Dalam kasus-kasus berat, orang dengan tipe
psoriasis ini mungkin membutuhkan hospitalisasi jika mereka mengalami
kehilangan cairan yang banyak, terjadi infeksi/alirah darah/sirkulasi yang
tidak lancar.
3. Treatmen
Tahap awal :
Topikal steroid dengan potensi medium dan mousturizer liberal digunakan
pada tahap awal, dikombinasikan dengan mandi oatmeal dan bed rest.
Steroid sistemik :
- Metotrexate, acitretin (brand name soriatane) atau cyclosporme (brand
-

name vleoral) dapat menjadikan kasus-kasus berat menjadi terkontrol.


Jika digunakan, penurunan dosis steroid sistemik harus secara perlahan,

penghentian secara mendadak dapat menjadikan psoriasis lebih berat.


Sterold sistemik dikombinasikan dengan methotrexate dapat membantu
kasus-kasus berat. Dokter harus memonitor peningkatan keadaan secara
hati-hati selama periode penurunan dosis dibutuhkan can help severe

cases.
4. Terapi kombinasi
- Sering digunakan untuk mencegah side effect yang serius
- Antibiotik mungkin diberikan untuk menghambat infeksi
- Ultra violet B (kadang-kadang digunakan sebagai kombinasi dengan
coaltar) atau terapi PUVA digunakan hanya setelah inflamasi awal telah
-

dihilangkan.
Setelah kemerahan terlewati, psoriasis biasanya dikembalikan pada

bagaimana keadaan kulit sebelum memerah.


d) Guttate psoriasis

Sering terjadi pada usia anak-anak/dewasa muda, sering terjadi secara tiba-tiba.
Mungkin muncul akibat infeksi tenggorokan akibat streptokokus. Akan tetapi
beberapa kondisi lain seperti flu, chicken pox dan tonsilitis, diyakini sebagai
pemicu serangan psoriasis guttate.
1. Bentuk
Berbentuk kecil, merah dan seperti tetesan yang sendiri-sendiri, lesi ini
umumnya tampak pada kerongkongan dan lengan dan tungkai dan kadangkadang kulit kepala, lesi tidak setebal psoriasis plaque.
Psoriasis guttate mungkin dapat sembuh dengan sendirinya. Tanpa
meninggalkan bekas.
2. Treatmen
Antibiotik dapat mencegah infeksi dari kekambuhan dan timbulnya guttate
psoriasis. Moistureizer/agen-agen topikal yang lebih kuat dapat membantu
kasus-kasus sedang. Agen topikal (coal tar, corticosteroid, topikal vit D3
derivat atau topikal retinoids) merupakan treatmen yang diberikan pada kulit
ointmen disadari merupaakn treatmen yang paling aman. Treatmen sinar
ultraviolet dengan UVB atau PUVA dapat memudahkan terjadinya
kekambuhan, khususnya ketika digunakan dengan agen-agen topikal.
e) Inverse psoriasis
Lesi halus, area-area kulit kering yang memerah dan terinflamasi tetapi tidak
terjadi sisik, sering pada lipatan tubuh. Disebut juga sebagai flexual psoriasis.
1. Bentuk
Pada psoriasis ini, area-area kulit kering, halus, merah dan terjadi inflamasi.
Utamanya terjadi pada ketiak, lipat paha, di bawah payudara dan di area lain
sekitar kelamin dan pantat.
2. Treatmen

Kream steroid dan ointment

Disadari sangat efektif, tetapi pada pemberian tidak boleh ditutup dengan
balutan yang berasal dari plastik

Penggunaan yang berlebihan atau yang keliru, utamanya pada lipatan


kulit dapat berakibat efek samping, termasuk penipisan dan bekas luka.

Dikirimkan lipatan kulit cenderung terjadi infeksi jamur, agen-agen anti


yeast atau anti fungal dapat digunakan yang dicampurkan dengan steroid
topical.

3. Agen-agen topikal
- Topikal : meliputi derivat-derivat vit D3, retinoid, coal tar atau anthralin.
-

Dapat sangat efektif, untuk pengobatan psoriasis yang terdapat dilipatan


kulit, tetapi juga dapat meiritasi kulit.

Harus digunakan secara hati-hati dengan resep dari obat-obat sistemik :


Methotrexate dapat mengontrol keadaan berat.

Fluconazole oral (brand nam diflucan) : dapat mengontrol pertumbuhan


jamur.

E. Manifestasi Klinis
Kulit penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin
melebar dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di
seluruh bagian kulit tubuh, kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat
tertentu saja, karena pergiliran sel-sel kulit bagian lainnya berjalan normal. Lesi
kulit yang pertama kali timbul biasanya pada tempat-tempat yang mudah terkena
trauma antara lain : siku, lutut, sakrum, kepala dan genitalia, berupa makula
eritematus dengan batas jelas, tertutup skwama tebal dan transparan yang lepas
pada bagian tetapi dan lekat di bagian tengah. Skwama ini selalu menunjukkan
gambaran menebal yang konstan dan perlekatannya kendor.
Bentuk yang paling sering dijumpai adalah bentuk makula yaitu berupa
bercak yang dapat bulat atau oval dengan diameter satu sampai beberapa
sentimeter. Bentuk ini akan statis dalam jangka waktu yang lama yang apabila
terjadi eksaserbasi dapat memberikan perubahan bentuk klinik yang bermacammacam antara lain : bentuk anular, gyrata folikularis, gutara dan punktata. Psoriasis
pada kulit kepala dapat menyerupai ketombe. Penyakit psoriasis dapat disertai
dengan atau tanpa rasa gatal. Kulit dapat membaik seperti kulit normal lainnya
setelah warna kemerahan, putih atau kehitaman bekas psoriasis.
Pada beberapa jenis psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi
serius, seperti pada psoriasis artropi yaitu psoriasis yang menyerang sendi, psoriasis
bernanah (psoriasis pustulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah

disertai badan menggigil (eritroderma). Selain itu psoriasis dapat menyerang kuku
dimana permukaan kuku menjadi keruh, kekuning-kuningan dan terdapat
cekungan-cekungan/pitting

atau

titik-titik/punctate,

menebal

dan

terdapat

subungual hiper keratosis sehingga kuku terangkat dari dasarnya. Dalam hal ini
kuku tangan lebih sering diserang daripada kuku kaki. Psoriasis dapat menyerang
mukosa dan sendi-sendi terutama sendi kecil.
Vlek phernomena (phenomena bercak lilin) yaitu bila skuama psoriasis
dikerok akan terlihat warna keruh seperti kerokan lilin. Koebner phernomena : bila
pada kulit yang masih normal terkenal trauma maka akan timbul lesi baru yang
bersifat sama dengan lesi yang telah ada. Sifat seperti ini juga ditemukan pada
lichen planus, lichen nitidus, veruka plana dan eksematoid dermatitis.
Ileguler yang lebar. Psoriasis dapat menimbulkan permasalahan mulai dari
kosmetikaa Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah menonjol pada kulit yang
ditutupi oleh sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut karena
penumpukan kulit yang hidup dan mati akibat peningkatankecepatan pertumbuhan
serta pergantian sel-sel kulit yang sangat besar. Jika sisisk tersebut dikerok maka
terlihat dasar lesiyang berwarnaa merah gelap dengan titik-titik perdarahan. Bercakbercak ini tidak basah dan bisa terasa gatal atau tidak gatal, tetap berukuran kecil
sehingga terbentuk psoriasis gutata. Biasanya lesi melebar secara perlahan-lahan,
tetapi setelah beberapa bulan kemudian, lesi-lesi tersebut akan menyatu sehingga
terbentuk bercak yang mengganggu hingga keadaan yang menimbulkan cacat dan
ketidakmampuan fisik.
Tempat-tempat tertentu pada tubuh cenderung terkena kelainan ini; tempattempat tersebut mencakup kulit kepala, daerah disekitar siku serta lutut, punggung
bagian bawah dan genetalia. Psoriasis juga dapat ditemukan pada permukaan
ekstensor lengan dan tungkai, daerah disekitar sakrum, serta lipatan intergluteal.
Distribusi simetri dilateral merupakan cirihas psoriasis. Pada kurang lebih
seperempat hingga separuh dari pasien-pasien, kelainan tersebut mengenai kuku
yang menyebabkan terjadinya piting, perubahan pada kuku serta pemngumpulan
pada ujung bebas dan pemisahan lempeng

kuku. kalau psoriasis terjadi pada

telapak kaki dan tangan, keadaan ini bisa menimbulkan lesi pustule. Gejala dari
psoriasis antara lain:
1. Mengeluh gatal ringan

2. Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.


3. Terdapat fenomena tetesan lilin
4. Menyebabkan kelainan kuku

F. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
1. Terjadi peningkatan turnover epidermis atau kecepatan pembentukannya
dimana pada kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya
3-4 hari sehingga gambaran

klinik tampak adanya

skuama dimana

hiperkeratotik. Disamping itu pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.


2. Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik
dimana terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya
pada tempat-tempat tertentu.
3. Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:
a. Peningkatan replikasi DNA.
b. Berubahnya kadar siklik nukleotida.
c. Kelainan prostaglandin dan prekursornya.
d. Berubahnya metabolisme karbohidrat.
Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari
permukaan kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju
permukaan kulit pada 3-4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan
bentukan peninggian kumpulan plak berwarna kemerahan. Warna kemerahan
tersebut berasal dari peningkatan suplai darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang
bersangkutan.Bentukan berwarna putih seperti tetesan lilin (atau sisik putih)

merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan pada
permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat
banyak tipe dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular, inverse, dan
erythrodermic psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala, siku
bagian luar, lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula
berkembang di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia,
wajah, dll.
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan
adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluhpembuluh darah dermis bagian atas.Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas
meningkat.Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke
bagian permukaan epidermis yang menebal.Proliferasi dan migrasi sel-sel
epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi
keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan
mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar
nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik
dan guanosin monofosfat (GMP) sikli. Prostaglandin dan poliamin juga
abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam
mempengaruhi pembentukan plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.

Pathway
Produksi Sel Epidermis meningkat

Peningkatan histamin
Peningkatan Jumlah Sel Basal

Reaksi Gatal
Lapisan sel Basal Epirmis ke Stratum Corneum
lebih cepat
Krusta Halus
Terjadi Maserasi

Bulla
Pertumbuhan Sel yang Abnormal

Erosi
Kulit yang Abnormal

Excoriasi
Lesi pada kulit yang ditutupi

Terbentuk Lapisan Protektif

Krusta kasar

koping individu inefektif

Sisik yang

Berwarna putih (Skuama)

Ganggua

integritas

Ganggua
n Citra
Tubuh

Cema
s
Risiko
Infeksi

G. Manifestasi Klinis
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi,
yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas

bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema


berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti
mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan
Kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih
pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintikbintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan ,
dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut
pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong diagnosis psoriasis
tidak banyak. Pemeriksaan yang bertujuan mencari penyakit yang menyertai psoriasis
perlu dilakukan, seperti pemeriksaan darah rutin, mencaripenyakit infeksi, pemeriksaan
gula darah, kolesterol untuk penyakit diabetes mellitus.
Pemeriksaan Histopatologi
Kelainan histopatologi yang dapat dijumpai pada lesi psoriasis ialah
hyperkeratosis,

parakeratosis,

akantosis

dan

hilangnya

stratum

granulosum.

Papilomatosis ini dapat memberi beberapa variasi bentuk seperti gambaran pemukul
bola kasti atau pemukul bola golf.
Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan keratinisasi
terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam sel-sel tanduk ini masih
dapat ditemukan inti-inti sel yang disebut parakeratosis. Di dalam stratum korneum
dapat ditemukan kantong-kantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear
yang dikenal sebagai mikro abses Munro. Pada puncak papil dermis didapati pelebaran
pembuluh darah kecil yang disertai oleh sebukan sel-sel radang limfosit dan monosit.
I. Penatalaksanaan Medik
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena penyebabnya
belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara

topikal. Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik


karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak.
1. Pengobatan Sistemik
a) Kortikosteroid ( Prednison )
b) Obat sitostatik ( Metroteksat )
c) Levodopa
d) DDS(diaminodifenilsulfon)
e) Etretinat dan Asitretein
f) Siklosporin
2. Pengobatan Topikal
a) Preparat Ter ( fosil, kayu, batubara )
b) Kortikosteroid ( senyawa fluor )
c) Ditranol ( antralin )
d) Pengobatan dengan peyinaran

J. Pencegahan
Meskipun tindakan merawat tidak akan menyembuhkan psoriasis, tetapi dapat
membantu memperbaiki penampilan dan nuansa kulit rusak. Langkah-langkah ini dapat
bermanfaat untuk mencegah terjadinya psoriasis atau mencegah memperburuk penyakit
psoriasis pada penderita :
1. Mandi setiap hari
2. Gunakan pelembab
3. Tutup daerah yang terkena dampak dalam semalam
4. Paparkan seminim mungkin sinar matahari ke kulit
5. Gunakan obat krim atau salep
6. Hindari pemicu psoriasis, jika mungkin
7. Hindari minum alkohol
K. Komplikasi
Penyakit ini dapat disertai artritis asimetris pada lebih dari satu sendi dengan
factor rheumatoid yang negatif. Perubahan akritik ini dapat terjadi sebelum atau
sesudah munculnya lesi kulit. Hubungan antara arthritis dan psoriasis yang belum
dipahami. Komplikasi lainnya berupa keadaan psoriatic eksfoliatif

dimana

penyakit tersebut berlanjut dengan mengenai seluruh permukaan tubuh.


Malah fisiologik. Psoriasis dapat menimbulkan frustrasi pada pasien; orang
yang melihatnya dapat saja mengamati, berkomentar, mengajukan pertanyaan yang
menjengkelkan pasien atau bahkan menghindari pasien. Penyakit ini pada akhirnya

bisa menghabiskan sumber daya pasien, mempengaruhi pekerjaannya dan membuat


hidup pasien sebagai penderitaan .para remaja merupakan kelompok yang rentan
terhadap efek psikologik penyakit ini. Keluarga juga dapat terkena efek tersebut
karena pengobatan yang menghabiskan waktu, pemakaian salep yang mengotori
dan pengelupasan terus-menerus sehingga dapat mengacaukan kehidupan rumah
serta menimbulkan kekesalahan. Frustrasi pasien dapat diekspresikan lewat sikap
bermusuhan yang ditujukan kepada petugas kesehatan dan orang lain.

II.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PSORIASIS

A. Pengkajian
1. Pola Persepsi Kesehatan
a. Adanya riwayat infeksi sebelumya.
b. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
c. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
d. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
e. Hygiene personal yang kurang.
f. Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
2. Pola Nutrisi Metabolik
a. Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

sehari makan.
Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
Jenis makanan yang disukai.
Napsu makan menurun.
Muntah-muntah.
Penurunan berat badan.
Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar

atau perih
3. Pola Eliminasi
a. Sering berkeringat.
b. Tanyakan pola berkemih dan bowel.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a.

Pemenuhan sehari-hari terganggu.

b. Kelemahan umum, malaise.


c.

Toleransi terhadap aktivitas rendah.

d. Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.


e.

Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.

5. Pola Tidur dan Istirahat


a. Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
b. Mimpi buruk.
6. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Perasaan tidak percaya diri atau minder.
b. Perasaan terisolasi.
7. Pola Reproduksi Seksualitas
a.

Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.

b. Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.


8. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
a. Emosi tidak stabil
b. Ansietas, takut akan penyakitnya
c. Disorientasi, gelisah
9. Pola Sistem Kepercayaan
a.

Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah

b. Agama yang dianut


10. Pola Persepsi Kognitif
a. Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
b. Pengetahuan akan penyakitnya.
11. Pola Hubungan dengan Sesama
a. Hidup sendiri atau berkeluarga
b. Frekuensi interaksi berkurang
c. Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
B. Diagnosa Keperawatan
a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan metabolik
b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik
c) Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
d) Risiko Infeksi

C. Intervensi Keperawatan

1.

Kerusakan integritas kulit

Tujuam

Intervensi

Setelah dilakukan asuhan

NIC Label :

keperawatan selama .....x a. Skin care: Topical treatments (perawatan kulit: terapi

jam

diharapkan

integritas kulit klien tidak


mengalami

kerusakan

lebih jauh, dengan kriteria


hasil :

topikal)
1. Pantau perkembangan kerusakan kulit klien setiap hari.
Rasional: mengevaluasi status kerusakan kulit sehingga
dapat memberikan intervensi yang tepat.
2. Cegah penggunaan linen bertekstur kasar dan jaga agar

NOC Label :
a. Tissue Integrity: Skin &
mucous

membran

(integritas jaringan: kulit

linen tetap bersih, tidak lembab, dan tidak kusut.


Rasional: keadaan yang lembab dapat meningkatkan
perkembangbiakan mikroorganisme dan untuk mencegah
terjadinya lesi kulit akibat gesekan dengan linen.
3. Lakukan perawatan kulit secara aseptik 2 kali sehari.

dan membrane mukosa)


-

Temperatur kulit

Rasional: untuk meningkatkan proses penyembuhan lesi

Sensasi kulit

kulit serta mencegah terjadinya infeksi sekunder.

Elastisitas kulit

Hidrasi kulit

Warna kulit

Tekstur kulit

Ketebalan kulit

Bebas lesi jaringan

Kulit

intak

(tidak

ada

eritema dan nekrosis)

2. Gangguan citra tubuh

Tujuan

Intervensi

Setelah diberikan asuhan


keperawatan

selama

...

x ... jam, diharapkan klien


tidak

mengalami

gangguan

citra

tubuh

dengan kriteria hasil :

a. Body Image Enhancement


1. Kaji harapan citra tubuh klien yang berdasarkan tahap
perkembangan.
Rasional: dengan mengetahui harapan klien mengenai
citra tubuhnya dapat membantu kita menilai seberapa
besar gangguan citra diri yang dialami klien.
2. Bantu klien untuk mendiskusikan penyebab perubahan

NOC Label :
mengatakan

NIC Label :

Klien

bisa

menerima kondisi fisiknya


Klien
mengungkapkan

karena penyakitnya.
Rasional: dengan mengetahui penyebab perubahan diri
klien

karena

penyakitnya

diharapkan

klien

dapat

body

memahami proses penyakitnya dan bisa menerima

reality, body ideal, dan body

kondisinya.
3. Monitor frekuensi pernyataan mengkritik diri.
Rasional: dengan menghitung frekuensi klien dalam

kesesuaian
presentation

antara

mengkritik

dirinya

dapat

membantu

mengevaluasi

beratnya gangguan citra diri klien.


4. Identifikasi strategi koping yang digunakan klien dalam
merespon perubahan penampilan.
Rasional: untuk mengetahui koping klien terhadap
perubahan kondisi fisiknya.
5. Bantu klien dalam mengidentifikasi bagian tubuh yang
dipersepsikan positif.
Rasional: dengan mengetahui dan dapat menilai sisi
positif dari tubuh klien diharapkan klien tidak malu lagi
terhadap dirinya.
6. Fasilitasi kontak

dengan

individu

yang

memiliki

perubahan pada citra tubuh yang sama dengan klien.


Rasional: klien dapat saling berbagi dengan individu
yang memiliki pengalaman yamg sama sehingga dapat
membantu klien dalam mengatasi gangguan citra
tubuhnya.
7. Identifikasi support groups/keluarga untuk klien.

Rasional: support group/keluarga sangat penting untuk


selalu mendukung klien dan meningkatkan citra tubuh
klien.

3. Ansietas
Tujuan

Intervensi

Setelah diberikan asuhan

NIC Label :
keperawatan selama x 1. Anxiety Reduction (pengurangan ansietas)
jam diharapkan level
ansietas klien berkurang,
dengan kriteria hasil:

Klien

tidak

dan

pendekatan

yang

menenangkan

dapat

mengalami
Rasional: untuk mengetahui tingkat kecemasan klien.

Klien tidak panik

Klien tidak mengungkapkan


ansietas
Klien

menenangkan

2. Kaji mengenai pandangan klien tentang situasi stress.

distress

yang

mengurangi kecemasan klien.

a. Level Ansietas
Klien tidak gelisah

pendekatan

menenteramkan hati.
Rasional:

NOC Label :
-

1. Gunakan

tidak

peningkatan

mengalami

tekanan

darah

3. Sediakan informasi yang aktual mengenai diagnosa, terapi,


dan prognosis.
Rasional:

pemberian

informasi

yang

aktual

dapat

mengurangi kecemasan klien terhadap penyakitnya.

(TD = 120/80 mmHg)


-

Klien

tidak

mengalami 4. Temani klien untuk meningkatkan rasa nyaman dan

peningkatan denyut nadi (60100 x/menit)


-

Klien

tidak

peningkatan
x/menit)

mengalami
RR

(16-20

mengurangi rasa takut.


Rasional: dengan menemani klien, dapat memberikan rasa
aman dan mengurangi kecemasan klien.
5. Dorong keluarga untuk selalu menemani klien.

Rasional : dengan ditemani keluarga, klien akan merasa


termotivasi menghadapi penyakitnya.
6. Dorong klien untuk dapat mengungkapkan perasaan,
persepsi dan rasa takut secara verbal.
Rasional:

untuk

mengetahui

sejauh

mana

tingkat

kecemasan klien.
7. Identifikasi apabila level ansietas klien berubah.
Rasional: untuk memberikan intervensi yang tepat.
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang dapat
memunculkan kecemasan.
Rasional: untuk membantu klien mengatasi kecemasan
yang dialami secara mandiri
9. Kontrol stimuli secara tepat sesuai dengan kebutuhan klien.
Rasional: membantu klien untuk mengontrol faktor-faktor
yang dapat menstimulasi kecemasannya.
10. Dukung mekanisme pertahanan yang diperlukan secara
tepat.
Rasional: mekanisme pertahanan diri yang tepat dapat
membantu mengurangi kecemasan.
11. Instruksikan klien dalam penggunaan teknik relaksasi.
Rasional: teknik relaksasi dapat membantu memberikan
rasa nyaman kepada klien

12. Observasi tanda verbal dan nonverbal ansietas klien.


Rasional:

dengan

mengobservasi

tanda

verbal

dan

nonverbal dapat mengetahui tingkat ansietas klien.


13. Berikan informasi yang memadai pada pasien tentang
penatalaksanaa seperti operasi penektomi yang dilakukan,
prosedur, akibat operasi, tujuan dan proses operasi.
Rasional: informasi yang memadai dapat mengurangi
kecemasan klien dan meningkatkan kesiapan klien dalam
menghadapi operasi.

4. Resiko Infeksi
Tujuan
Setelah

dilakukan

Intervensi

NIC Label :
keperawatan selama .....x jam a. Infection control (kontrol infeksi)
1. Bersihkan lingkungan setelah digunakan oleh klien.
diharapkan tidak terjadi infeksi,
Rasional: Agar bakteri dan penyakit tidak menyebar dari
dengan kriteria hasil :
NOC Label :
a.
Infection

asuhan

lingkungan dan orang lain.


2. Jaga agar barier kulit yang terbuka tidak terpapar
Severity

lingkungan dengan cara menutup dengan kasa streril.


Rasional: Mengurangi paparan dari lingkungan.
3. Ajarkan klien dan keluarga tekhnik mencuci tangan yang

(Keparahan infeksi)
- Tidak ada kemerahan
- Tidak terjadi hipertermia
- Tidak ada nyeri
- Tidak ada pembengkakan
b. Risk Control (Kontrol resiko)
- Klien mampu menyebutkan 4.
factor-faktor resiko penyebab
infeksi

benar.
Rasional:

Mencegah

terjadinya

infeksi

dari

mikroorganisme yang ada di tangan.


Pergunakan sabun anti microbial untuk mencuci tangan.
Rasional: Mencuci tangan menggunakan sabun lebih
efektif untuk membunuh bakteri.

5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Klien

mampu

memonitor

keperawatan.
Rasional: Mencegah infeksi nosokomial.
lingkungan penyebab infeksi
6. Terapkan Universal precaution.
Klien mampu memonitor
Rasional: Mencegah infeksi nosokomial.
tingkah laku penyebab infeksi 7. Pertahankan lingkungan aseptik selama perawatan.
Tidak terjadi paparan saat
Rasional: untuk meminimalkan terkontaminasi mikroba
tindakan keperawatan

atau bakteri.
8. Anjurkan klien untuk memenuhan asupan nutrisi dan cairan
adekuat.
Rasional: Menjaga ketahanan sistem imun.
9. Ajarkan klien dan keluarga untuk menghindari infeksi.
Rasional: infeksi lebih lanjut dapat memperburuk resiko
infeksi pada klien.
10. Ajarkan pada klien dan keluarga tanda-tanda infeksi.
Rasional: agar dapat melaporkan kepada petugas lebih
cepat, sehingga penangan lebih efisien.
11. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
Rasional: untuk mempercepat perbaikan kondisi klien
b. Infection protection (proteksi terhadap infeksi)
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Rasional: agar memudahkan pengambilan intervensi
2. Monitor hitung granulosit, WBC
Rasional: sebagai monitor adanya reaksi infeksi.
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
Rasional: untuk mengetahui tinggi/rendahnya tingkat
infeksi pada klien, sehingga memudahkan pengambilan
intervensi
4. Berikan perawatan kulit.
Rasional: kulit merupakan pertahanan pertama dari bakteri.
5. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
panas dan drainase
Rasional: merupakan tanda-tanda terjadinya inspeksi.
6. Inspeksi kondisi luka
Rasional: untuk mempermudah pengambilan intervensi
selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
Ardi

Indra,

2014.

Laporan

Pendahuluan

Psoriasis

(online),

available:

https://www.scribd.com/doc/231277683/LAPORAN-PENDAHULUAN-PSORIASISI
(1 Maret 2016, 19.00 WITA)
Carpenito, Lynda Jual. 2004. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : ECG
Doenges, Marilyn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Jakarta : EGC
Effendy, B. 2005. Kualitas dan harapan hidup penderita psoriasis dapat ditingkatkan
dengan terapi dini dan tepat.
Kalsum Umi, 2015. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Psoriasis. (online), available:
https://www.scribd.com/doc/284297460/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-DenganPsoriasis

(1 Maret 2016, 20.44 WITA)

Price, Wilson. (1995). Patofisiologi, Edisi 4, EGC: Jakarta.


Siregar, R. 2005. Saripati penyakit kulit edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Nk, Mariani. 2012. Askep Psoriasis. Available :
https://www.scribd.com/doc/92310993/Askep-Psoriasis#download (Diakses
tanggal 1 Maret 2016 pukul 19.01 WITA)
Gouw, Budianto. 2011. Psoriasis Complete. Available :
https://www.scribd.com/doc/70361907/Psoriasis-Complete#download
(Diakses tanggal 1 Maret 2016 pukul 19.01 WITA)
Purbasari, Cahyati. 2013. Makalah Psoriasis. Available :
https://www.scribd.com/doc/119510717/Makalah-Psoriasis#download
(Diakses tanggal 1 Maret 2016 pukul 19.01 WITA)

27

Anda mungkin juga menyukai