Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Asesmen Pembelajaran


Biologi
Dosen
: Prof. Dr. Hj. Nurhayati B.,
M.Pd.

SISTEM
KATEGORI/KLASIFIK
ASI PERTANYAAN
SAINS

OLEH:
ABFIANTO

(12B13018)

AHMAD ALI

(12B130

AM HALIMAH

(12B130

RESMIN RAZAK

(12B130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


BIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Benjamin S.Bloom, M.D.


Englehart, E. Furst, W.H. Hill, Daniel R. Krathwohl dan didukung oleh Ralph E.
Tylor tercatat dalam sejarah pengukuran dan penilaian dengan mengembangkan suatu
metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut taxonomy. Ide untuk
membuat taksonomi muncul setelah lebih kurang lima tahun mereka berkumpul dan
mendiskusikan pengelompokan tujuan pendidikan, yang pada akhirnya melahirkan
sebuah karya Bloom dan kawan-kawannya dengan judul: Taxonomy of Educational
Objevtives. Taksonomi adalah seperangkat prinsip atau hubungan yang digunakan
untuk menempatkan sesuatu ke dalam suatu kategori. Dalam dunia pendidikan
taksonomi tujuan instruksional dapat mengelompokkan tujuan ke dalam salah satu
dari tiga kategori yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudijono, 2001:49).
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam jenjang


ini akan dibahas lebih lanjut pada pokok pembahasan.
Seringkali dalam proses belajar mengajar (PBM) itu aspek evaluasi hasil
belajar ini diabaikan, artinya dosen, guru atau instruktur terlalu memperhatikan saat
yang bersangkutan memberikan pelajaran saja. Pada saat proses pelajaran berjalan
baik, praktikum berjalan rapi, namun saat membuat pertanyaan ujian atau pertanyaan
praktikum, yang bersangkutan sudah tidak lagi membuat pertanyaan ujian atau
pertanyaan praktikum, yang bersangkutan sudah tidak lagi melihat sasaran belajar
(sasbel) yang pernah dibuatnya. Akibatnya, pertanyaan ujian yang dibuat seperti jatuh
dari langit saja, artinya guru membuat pertanyaan ujian menjadi seadanya atau
seingatnya saja, tanpa harus memenuhi kriteria pembuatan pertanyaan ujian yang baik
dan benar.
Pertanyaan adalah pernyataan seseorang yang ditujukan kepada orang lainnya
serta mengharapkan untuk dijawab. Kompetensi professional seorang guru perlu
dilengkapi dengan keterampilan bertanya, karena proses belajar mengajar merupakan
interaksi edukatif yang didalamnya perlu adanya dialog atau komunikasi antara guru
dan siswa. Sedangkan dalam proses berkomunikasi diperlukan danya keterlibatan
intelektual siswa yang dikembangkan dengan berbagai pertanyaan yang diajukan
guru.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan dalam makalah ini yaitu:


1. Apakah yang dimaksud dengan bertanya?
2. Bagaimanakah

pengelompokan
berdasarkan para ahli?
C. Tujuan

atau

pengklasifikasian

pertanyaan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:


1.
2.

Untuk mengetahui defenisi bertanya.


Untuk mengetahui pengelompokan atau pengklasifikasian pertanyaan
berdasarkan para ahli.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Bertanya

Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan penting. Bertanya


merupakan suatu hal yang lazim dilakukan dalam proses pembelajaran. Guru
seringkali bertanya untuk berbagai tujuan, misalnya untuk mengukur pemahaman
siswa, untuk mendapatkan informasi dari siswa, untuk merangsang siswa berfikir dan
untuk mengontrol kelas. Demikian juga halnya dengan siswa, pertanyaan yang
mereka ajukan mempunyai berbagai tujuan misalnya, untuk mendapatkan penjelasan,
sebagai ungkapan rasa ingin tahu, atau sekedar untuk mendapatkan perhatian. Bila
seorang guru mengajukan pertanyaan, maka guru tersebut memberi kesempatan pada
siswanya untuk menggunakan pikirannya. Sebaliknya, jika siswa bertanya maka
siswa tersebut memberikan kesempatan kepada gurunya untuk mengukur sejauhmana
guru menguasai materi pelajaran.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Terdapat
banyak pendapat para ahli tentang defenisi pertanyaan. Menurut Hasibuan,
pertanyaan merupakan suatu bentuk ucapan verbal yang meminta respon dari
seseorang yang dikenai, dapat berupa pengetahuan sampai dengan hasil
pertimbangan. Sedangkan menurut Hyman, bahwa pertanyaan dapat berupa susunan

kata atau kalimat yang digunakan utnuk memperoleh respon secara verbal yang dapat
merujuk pada pemenuhan yang diharapkan dari sebuah pertanyaan yaitu jawaban.
Bertanya adalah kegiatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
proses belajar mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswa
belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa.

Dalam proses belajar mengajar umumnya guru mengajukan pertanyaan

kepada siswanya. Cara yang ditempuh guru adalah mengajukan pertanyaan yang
mempunyai pengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan suatu hal yang
tidak mudah. Sebab, seorang guru perlu berusaha untuk memahami dan menguasai
keterampilan bertanya sebagai salah satu dari keterampilan mengajar.
Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti jelas, informasi
yang lengkap, terfokus pada satu masalah, memberikan waktu yang cukup,
menyebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, memberikan respon
yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir menuntun jawaban siswa
sampai menemukan jawaban sendiri. Dalam pelaksanaan tugas pembelajaran terdapat
empat jenis pertanyaan yaitu: 1) pertanyaan permintaan, 2) pertanyaan mengarahkan
atau menuntun, dan 3) pertanyaan yang bersifat menggali, dan 4) pertanyaan retoris.
Selain itu terdapat pula pertanyaan inventori yang terdiri dari tiga jenis yaitu: 1)
pertanyaan yang mengungkap perasaan dan pikiran, 2) pertanyaan yang menggiring
siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan pikiran dan perbuatan, dan 3)
pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi akibat-akibat dari
perasaan, pikiran, dan perbuatan.
B.

Klasifikasikan Pertanyaan
1. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Blosser
Umumnya jenis pertanyaan digolongkan menjadi:
a. Pertanyaan yang bersifat fakta, yang membutuhkan jawaban dengan
kemampuan kognitif berlevel rendah.
b. Pertanyaan bernalar, yang membutuhkan kemampuan kognitif berlevel
tinggi, misalnya: menyimpulkan, menyatakan alasan, membuat generalisasi

(kesimpulan umum), berhipotesa, dan sebagainya. Jenis klasifikasi


pertanyaan yang lain berupa bentuk.
c.
Pertanyaan instruksional. Pertanyaan instruksional selanjutnya
digolongkan lagi menjadi sub-penggolongan berdasarkan tujuan yang
ditetapkan oleh guru.
d.
Pertanyaan manajerial, yang dibuat oleh guru untuk meningkatkan
aktivitas belajar harian di kelas. Pertanyaan manajerial terdiri dari
permintaan, misalnya: berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan laporan tertulis laboratorium?, atau siapa yang harus

2.

bertugas di perpustakaan untuk saat ini?, dan apakah setiap siswa


setidaknya harus diberi dua slide mikroskop yang bersih?
Klasifikasi Pertanyaan Menurut Hyman
Hyman mengklafisikasi dan menjelaskan pertanyaan berdasarkan:
a. Aspek kognitif.
b. Fungsi pertanyaan dalam mendorong proses bernalar.
c. Aktivitas memproses informasi.
Berdasarkan fungsi pertanyaan dalam mendorong proses bernalar, Hyman

mengklasifikasi pertanyaan yaitu:


1) Berfokus pada pembahasan
2) Menyuguhkan materi dasar
3) Pengembangan jawaban
4) Pengembangan operasi bernalar ke tingkat yang lebih tinggi
5) Pengembangan alur pembahasan
Berdasarkan aktivitas memproses informasi, Hyman mengggolongkan 3 tipe
pertanyaan sebagai berikut :
1) Pertanyaan ya/tidak, memilih dua pilihan sederhana, setuju atau tidak.
2) Pertanyaan pilihan, memilih jawaban akurat dari beberapa jawaban yang
sudah tersedia.
3) Pertanyaan konstruksi, penjawab mengkontruk (mengonsep) sendiri
jawabannya.

Hyman menyatakan bahwa keterampilan merancang pertanyaan harus berfungsi


sebagai model (pedoman) bagi para siswanya, tetapi ia tidak menetapkan metodologi
spesifik dalam meningkatkan keterampilan merancang pertanyaan bagi guru. Sistem
klasifikasi pertanyaan yang dijelaskan di bab ini dirancang sebagai petunjuk
merancang pertanyaan yang efektif yang dapat dikembangkan. Sistem klasifikasi ini
berbeda dengan sistem klasifikasi Bloom dan Sanders, tetapi memiliki beberapa ciri
umum yang sama.
Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taxonomi Bloom
Dimensi proses kognitif mencakup menghafal (remember), memahami
(understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate),
dan membuat (create).
a. Menghafal (remember)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk
mengkondisikan agar mengingat bisa menjadi bagian belajar bermakna,
tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang
lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini
mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan
mengingat.
b. Pertanyaan memahami (understand)
Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka
telah mempunyai pengertian yang memadai untuk mengorganisasikan dan
menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih faktafakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar
mengingat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap
materi yang diketahuinya.
c. Mengaplikasikan (apply)
Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna
menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu,
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak
berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja.
3.

Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan
mengimplementasikan.
d. Menganalisis (analyze)
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke
unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsurunsur tersebut.
e. Mengevaluasi (evaluate)
Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan
standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam
kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik.
f. Membuat (create)
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk
kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini
yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi.
4. Menurut Widodo (2006), macam-macam klasifikasi pertanyaan yaitu:
a. Pertanyaan akademik dan pertanyaan non akademik
Menurut Hamilton dan Brady (1991) dalam Widodo (2006), pertanyaan akademik
adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi subjek, baik materi yang telah lalu
maupun materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
sosial, organisasi, dan disiplin yang tidak terkait dengan materi dikelompokkan
dalam pertanyaan non akademik.

5. Sistim Klasifikasi Pertanyaan IPA (Question Category System For Science

atau QCSS)
Sistem ini menetapkan klasifikasi pertanyaan tertutup (jawaban terbatas) dan
pertanyaan terbuka (jawaban berlingkup luas). Menurut Harlen (1992) dalam
Widodo (2006), pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang hanya mengundang satu
atau beberapa respon yang terbatas dan biasanya langsung menuju satu kesimpulan.
Pertanyaan tertutup mempunyai jawaban yang pasti dan terbatas. Pertanyaan terbuka
adalah pertanyaan yang mengundang sejumlah jawaban. Pada pertanyaan terbuka
rentangan kemungkinan respon yang dapat diberi adalah lebih luas jika dibandingkan
dengan pertanyaan tertutup.

Skema 1
Level I
Pertanyaan Tertutup
Memilih jawaban terbatas yang sudah
tersedia
Pertanyaan Terbuka
Jawaban berlingkup luas
Tipe klasifikasi pertanyaan jawaban tertutup dan jawaban terbuka menurut 4
tipe bernalar : kognitif-ingatan, bernalar konvergen, bernalar divergen, dan bernalar
evaluatif.
Skema 2
Level I
Pertanyaan Tertutup

Level II
1. Pertanyaan kognitif-ingatan
2. Pertanyaan bernalar konvergen

Pertanyaan Terbuka

3. pertanyaan bernalar divergen


4. pertanyaan bernalar evaluatif

1. Kognitif-Ingatan. Pertanyaan berupa fakta, rumus, dan aspek lain yang

menghendaki ingatan melalui proses pengetahuan, hafalan, atau ingatan ulang


selektif. Tergolong pertanyaan tertutup yang diperluas.
Contoh:
Apa rumus kimia air?
Berapa nilai titik air, pada tekanan normal pada skala pengukuran tertentu?
Apakah tiga klafisikasi batuan?
Siapa ilmuwan yang merumuskan teori asal usul terjadinya penyakit?

Pertanyaan umumnya diawali dengan kata Siapa, Apa, Dimana,


dan acapkali Bagaimana dan Mengapa. Pertanyaan khusus, misalnya
Sebutkan dua contoh mineral atau Tulislah rumus kimia glukosa. Untuk
mengoperasikan proses bernalar, guru bertanya pada siswa untuk mengulang
bahan ajar yang sudah dijelaskan atau didengar, atau mengingat fakta atau
gagasan, atau siswa membuat klasifikasi berdasarkan klasifikasi yang sudah
diajarkan kepada siswa. Operasi bernalar yang lain juga dapat dibuat untuk
tipe ini.
2. Bernalar Konvergen. Tergolong tipe pertanyaan tertutup yang diperluas.
Pertanyaan berbentuk analisa dan integrasi atau mengingat data. Bertujuan
untuk mengembangkan aktivitas mental siswa dalam bentuk translasi
(informasi pada konteks yang sedikit berbeda), hubungan, penjelasan, dan
menarik kesimpulan.
Contoh:
Mengapa air mendidih lebih cepat pada suhu yang lebih rendah di dataran
tinggi dibanding pada permukaan air laut?
Jika gambar mikroskop diperkecil atau diperbesar, apa yang tampak pada
objek tersebut? Mengapa bisa demikian?
Dari data yang kita ketahui mengenai planet Venus, apakah ciri-ciri
kehidupan di planet tersebut untuk dapat bertahan hidup di sana?
Saat kalian menemukan suatu area yang mengandung fosil karang di dalam
batuan, dapatkah kalian menjelaskan kondisi geologi masa silam dari batuan
yang mengandung fosil karang tersebut?
Tipe pertanyaan ini dibuat bagi siswa yang telah membaca luas,
belajar lebih banyak daripada materi yang ditentukan, atau diberikan
pengembangan pertanyaan atau pertanyaan yang sama yang diberikan
sebelumnya. Tujuannya agar siswa dapat menghubungkan fakta-fakta,
membedakan, merumuskan ulang, mengilustrasikan, menjelaskan sesuatu
dengan menggunakan data yang diperoleh sebelumnya, membuat prediksi
dalam batas-batas pembuktian, atau membuat pertimbangan yang lebih kritis
dengan menggunakan standar-standat atau kriteria yang telah ditentukan.
Skema 3

Level I
Pertanyaan Tertutup

Level II
1. Pertanyaan Kognitif-Ingatan
- Mengembangkan ingatan, ingatan ulang

yang faktual
Melibatkan pengenalan
2. Pertanyaan Bernalar Konvergen
- Melibatkan analisis atau integrasi data
-

yang diingat.
Memfokuskan pada jawaban yang
mungkin

Contoh:
Jika suhu rata-rata negara-negara bagian di New England 20 derajat lebih
besar dibanding saat ini, perubahan apa yang terjadi pada lingkungan di
kawasan tersebut?
Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari data yang kalian himpun?
Apa yang akan terjadi sekiranya batu bara dan minyak tidak dapat lagi
diperoleh?
Tertutup untuk tipe pertanyaan ingatan-kognitif dan bernalar konvergen
umumnya digunakan agar siswa dapat memperoleh atau memperkokoh
pemahaman materi belajar atau mengkaji ulang.
3. Bernalar Divergen. Tergolong tipe pertanyaan terbuka. siswa memberi
jawaban pada situasi pertanyaan yang kekurangan data, yakni materi cukup
menyediakan informasi dengan batas penalaran tertentu atau membatasi tipetipe jawaban yang dapat diberikan. Bertujuan mengembangkan proses
bernalar dalam bentuk penjabaran, hubungan divergen, implikasi, atau sintesa.
Guru yang membuat tipe pertanyaan seperti ini tidak dapat memastikan
jawaban yang diberikan siswa.

Bertujuan agar siswa dapat menjajaki, mensitesa, menjabarkan, menjelaskan


akibat, atau memprediksi secara terbuka pertanyaan yang mengandung
informasi terbatas untuk membatasi jawaban yang diberikan.
4. Bernalar Evaluatif. Tergolong tipe pertanyaan terbuka. mengutamakan aspek
nilai ketimbang fakta. siswa memberikan jawaban dengan mengemukakan
alasan pembenar yang logis. Standar atau kriteria jawaban yang diberikan
dinyatakan secara jelas (tersurat) yang ditetapkan oleh guru, oleh bukti
ilmiah, melalui kesepakatan ilmiah, dsb atau dinyatakan secara tersirat
kriteria internal dimana siswa menjabarkan pendapatnya (pertanyaan dimana
guru menetapkan kriteria sebelumnya dan tidak diperlukan alasan pembenar
sebab semua individu berpendapat bahwa kritria tersebut digunakan jika
jawaban siswa tergolong bernalar konvergen)
Contoh:
Prosedur apa yang dapat kalian buat untuk menguji hipotesa ini?
Kebijakan apa yang harus ditempuh untuk transplantasi organ seseorang yang
sudah meninggal?
Pertanyaan ini menghendaki siswa menganalisa metode dan prosedur
dalam perumusan desain ekperimen, mengemukakan aspek nilai (moral),
kritik, atau pendapat.

Skema 4
Level I
Pertanyaan Tertutup

Level II
1. Pertanyaan kognitif-ingatan
2. Pertanyaan bernalar konvergen

Pertanyaan Terbuka

3. Pertanyaan Bernalar Divergen


- Beberapa jawaban yang mungkin
- Mengembangkan pendapat
4. Pertanyaan Bernalar Evaluatif
- Menggunakan standar atau kriteria

- Menyangkut aspek nilai, kognitif

dan/atau afektif

Pertanyaan terbuka untuk level pertanyaan bernalar divergen dan bernalar


evaluatif

bertujuan

mengembangkan

minat,

motivasi

belajar

selanjutnya,

mengembangkan pengetahuan, atau sikap siswa. pertanyaan terbuka digunakan untuk


menghasilkan gagasan baru atau topik baru atau dapat dibuat oleh guru jika ia
menganggap

murid-muridnya

umumnya

memiliki

cukup

pengetahuan

dan

pemahaman mengenai topik mata pelajaran.


Pertanyaan kognitif-ingatan, bernalar konvergen, bernalar divergen, dan
bernalar evaluatif masing-masing memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda-beda.
tipe pertanyaan terbuka yang tergolong pertanyaan bernalar divergen dan bernalar
evaluatif diberikan karena guru umumnya tidak dapat memastikan jawaban siswa.
Guru harus mengetahui kriteria evaluasi tipe-tipe pertanyaan sebelum guruguru benar-benar berhasil menggunakan tipe pertanyaan terbuka. dalam memberikan
pertanyaan terbuka guru harus memiliki latar belakang pengetahuan atau ia
mengangap siswa-siswinya memiliki latar belakang pengetahuan mengenai topik
mata pelajaran tertentu.
Sistem Klasifikasi Pertanyaan IPA merupakan salah satu komponen rangkaian
pengajaran yang dirancang agar guru SMP dapat dipandu mengetahui tipe-tipe
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada siswa. Selain itu, urutan pengajaran
dirancang untuk menyuguhkan pengalaman dalam merumuskan jawaban sebagai
komponen pelajaran, saat pra-perencanaan dan saat memberi tanggapakn atas situasi
belajar mengajar di kelas.
Skema 5

Level I

Sistem Klasifikasi Pertanyaan IPA


Level II
Level III

Pertanyaan Tertutup A. Ingatan Kognitif

1. Ingatan: menghafal, hafalan ulang,

mengingat definisi
2. Identifikasi atau Menyebut Nama

Atau Mengamati
B. Bernalar Konvergen

1. Membuat hubungan dan/atau

membedakan; mengklasifikasi
2. Merumuskan ulang
3. Menerapkan: memperoleh informasi
sebelumnya untuk memecahkan
masalah baru dan/atau masalah
yang berbeda.
4. Membuat sintesa
5. Membuat prediksi tertutup: dibatasi

menurut syarat atau bukti.

Pertanyaan Terbuka C. Bernalar Divergen

1. Mengemukakan Pendapat
2. Membuat Prediksi Terbuka:

pertanyaan yang memgandung


infomasi (data) yang tidak memadai
dengan jawaban terbatas.
3. Membuat Keputusan atau saran
d. Bernalar Evaluatif

1. Mengemukakan Alasan Pembenar

(Pendapat): perilaku, rencana


tindakan, menetapkan sikap
2. Mendesain: merumuskan metode

baru, berhipotesa, menyimpulkan


3. Membuat pertimbangan (A) :

merumuskan nilai yang menyangkut

perilaku afektif
4. Membuat pertimbangan (B) :

menyangkut perilaku kognitif


III. Manajerial Peran guru membantu mengelola kelas, pembahasan
IV. Retorika Peran guru mendorong pembelajaran; bukan mengharapkan jawaban
1. Ingatan kognitif : pembuktian melalui pemahaman langsung (buku, pelajaran atau
diskusi, film, bagan, eksperimen, tinjauan ke lapangan, dsb).
2. Bernalar konvergen : bukti langsung tetapi bukan bentuk yang diperlukan oleh

pertanyaan.
3. Bernalar divergen : pembuktian tanpa jawaban langsung.
4. Bernalar evaluatif : pembuktikan melalui jawaban langsung atau tidak langsung;
jawaban langsung atau tidak langsung menurut kriteria yang ditetapkan. Implikasi
bahwa siswa mengukuhkan pendapatnya atas jawaban yang ia berikan.

Contoh pertanyaan untuk dapat membedakan berbagai tipe pertanyaan


A. Pertanyaan Ingatan-Kognitif (Soal yang berupa fakta)
1. Ingatan: siswa mengingat dan menjelaskan informasi yang telah dipelajari. Ini

termasuk dimana siswa mengulang atau mengemukakan kembali respon,


biasanya di awal diskusi.
Contoh: Apa fungsi dari darah?
Apa defenisi dari osmosis?
Apa yang dapat kamu ceritakan kepada kami dalam beberapa menit
tentang hal tersebut?
2. Mengidentifikasi, Memberikan nama dan Mengamati: siswa bertanya untuk
mengidentifikasi objek dengan memberikan nama, menyeleksi dalam satu
kelompok, mengamati tanpa menjelaskan sedikit inferensi, kesimpulan.
Contoh: Yang mana yang menunjukkkan Florence?
Coba anda beritahukan contoh batuan beku karena perapian?
Ketika tembaga dipanaskan, warna apakah yang terjadi?
Ada beberapa lapisan dari sel yang dapat kamu lihatan pada irisan
tersebut?

B. Pertanyaan berpikir konvergen (berhubungan dengan respon langsung yang telah

ada tetapi bentuknya dengan menyebutkan pertanyaan.


1. Memmebrikan hubungan, membedakan, mengklasifikasi: Siswa memberikan
fokus dari persamaan atau kemiripannya, untuk menyamakan, atau siswa
bertanya untuk menghubungkan dengan berfokus pada perbedaan.
Membedakan (memberikan kriteria), dimana ini akan menggunakan asosiasi
dan diskriminasi. Siswa memberikan kriteria untuk membantu dalam
mengembangkan klasifikasi suatu objek.
Contoh: Mengapa batu pasir, batu gamping/kapur dikelompokkan dalam kelas
batuan sedimen?
Apakah persamaan antara tumbuhanndan hewan?
Apakah perbedaan utaman antara DNA dan RNA? Apakah keduanya
memiliki asam nukleat?
Batu pasir dan batu gamping/kapur keduanya adalah batu sedimen.
Bagaimana kamu dapat membedakan keduanya?
2. Merumuskan ulang, siswa menanyakan diamana jawabanya tidak ditemukan
buku atau guru, menjelaskan data dalam grafik atau sebaliknya, ide pokok dari
paragraph.
Contoh: Dapatkah kamu menjelaskan charta yang ditunjukkan pada halaman
4?
Dapatkah kamu menjelaskan kepada kami, makna dari data
tersebut?
3. Menerapkan; sebelumnya data diperoleh melalui gejala/kejadian yang dapat
menyebabkan, alas an dari prosedur atau proses, memberikan defenisi ingatan
yang terdapat pada buku teks atau materi pelajaran (meningat kembali). Siswa
dapat menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya pada masalah yang
sama atau berbeda, memberikan contoh ilustrasi dari kejadian/gejala atau
proses lain yang lebih untuk didiskusikan, siswa memberikan penalaran atau
defenisi dan mengidentifikasi atau menyususn contoh yang ada.
Contoh: ..dan proses ini disebut dengan osmosis. Dimanakah kemungkinan
proses ini dapat terjadi pada tubuh?

Apa yang terjadi pada udara di dalam balon saat terjadi pergerakan
molekul?
Apakah penyebab batu gamping/kapur berbuih ketika dimasukkan
asam kedalammnya?
4. Sintesis, siswa memberiakn kombinasi dari beberapa informasi, membuat
generalisasi.
Contoh: Jika udara temperatur diruangan 85F dan temperatur dinding 85F,
mengapa sesorang dapat merasakan dingin?
Apa yang dapat kamu simpulkan dari data tersebut?
5. Prediksi tertutup: siswa menyakan prediksi, menggunakan data yang terbatas

pada jawabanya.
Contoh: Dari hasil yang kami kumpulkan dari data ini, mengapa kamu berpikir
panjang lengan dapat berbeda jika kami menggunakan contoh siswa
yang lebih muda?
Jika kedua orangtua adalah hybrid, apa yang dapat kamu jelaskan
pada generasi F1nya?
6. Membuat pertimbangan kritis: memberikan pertimbangan, restriktif tentang
cara yang benar, kecukupan, kepantasan dari beberapa situasi atau respon
dengan menggunakan standard dan kriteria yang diketahui dalam kelas.
Contoh: Ada yang sependapat dengan pilihan jawabannya?
Bagaimana ukuran relative dari hubungan objek tersebut?
Setujukah prosedur yang digunakan tersebut?
C. Pertanyaan berpikir divergent (mendorong respon yang tidak tersedia secara
langsung)
1. Memberikan pendapat, siswa menanyakan pendapat tanpa atau memberikan
respon yang rasional, ini berbeda dari bentuk membuat pertimbangan kritis,
pada jenis ini bahwa konten dari pertanyaan tidak diimpikasi tetapi hanya
sekedar respon yang dipertimbangkan untuk diterima oleh guru.
Contoh: Apa yang kamu pikirkan jika kami mengulang eksperimen ini?
2. Prediksi terbuka; siswa membuat prediksi tetapi data yang mendukung tidak
cukup untuk memberikan batasan respon, siswa memberikan spekulasi untuk
brain-strorm.

Contoh: Apa yang kira-kira terjadi jika matahri tidak bersinar?


Apa yang kamu pikirkan tentang kehidupan dibumi ini pada 200
tahun dari sekarang?
3. Menduga atau menyatakan secara tidak langsung; siswa memberikan gambaran
inferensi atau poin dari pernyataan/implikasi
Contoh: Dapatkah kamu menduga, dari sejumlah keterangan yang kamu
kumpulkan dari eksperimen tersebut?
Inferensi apa yang dapat kamu berikan dari data yang telah
dikumpulkan?
Apa implikasi dari kesimpulan tersebut?
D. Pertanyaan berpikir evaluasi (mendorong respon apakah mungkin atau tidak
mungkin, kemungkinan secara langsung, kriteria dari respon yang tersedia baik
secara langsung atau tidak langsung.
1. Mengemukakan alasan pembenar (pendapat); siswa memmberikan elaborasi
alasan dari responnya, memepertahankan posisi dari beberapa dasar rasional,
mengembangkan tindakan rasional.
Contoh: Mengapa kamu menggunakan kertas lakmus dari pada kertas
hydrion?
Coba jelaskan apa dasar dari kesimpulan ini?
2. Mendesain; siswa mendesain atau menformula beberapa metode untuk
melakukan sesuatu, merumuskan hipotesis.
Contoh: Dapatkah kamu memberikan penyelesaian dari masalah ini?
Dapatkahkamu memberikan saran untuk desain dalam investigasi
rancangan eksperimen ini?
3. Membuat pertimbangan (A); siswa memberikan pertimnangan terhadap situasi
apakah bernilai atau pantas, dengan implikasi bahwa pertimbangan itu relative
pada dirinya atau orang lain, atau terlibat dalam perilaku afektif.
Contoh: Bagaimana kamu menangani situasi ini?
4. Membuat pertimbangan (B); siswa memberikan pertimbangan pada beberapa
situasi dimana pertimbangan ini dibuat berdasrkan kegunaan/kepentingan,
ketetapan, kecermatan logika atau standar kognitif

Contoh: Proses mana yang akan kami gunakan jika mengharapkan


penyelesaian masalah secara efesien?
Benarkah bahwa kesimpulan anda berikan itu telah valid?

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Terdapat

banyak pendapat para ahli tentang defenisi pertanyaan. Menurut Hasibuan,


pertanyaan merupakan suatu bentuk ucapan verbal yang meminta respon dari
seseorang yang dikenai, dapat berupa pengetahuan sampai dengan hasil
pertimbangan. Sedangkan menurut Hyman, bahwa pertanyaan dapat berupa
susunan kata atau kalimat yang digunakan utnuk memperoleh respon secara
verbal yang dapat merujuk pada pemenuhan yang diharapkan dari sebuah
pertanyaan yaitu jawaban. Dalam proses belajar mengajar, tujuan pertanyaan
yang diajukan oleh guru adalah agar siswa belajar, yaitu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
2. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Blosser
a. Pertanyaan yang bersifat fakta
b. Pertanyaan bernalar
c. Pertayaan instruksional
d. Pertanyaan manajerial
3. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Hyman
a. Aspek kognitif.
b. Fungsi pertanyaan dalam mendorong proses bernalar.
c. Aktivitas memproses informasi.
4. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taxonomi Bloom
a. Menghafal (remember)
b. Pertanyaan memahami (understand)
c. Mengaplikasikan (apply)
d. Menganalisis (analyze)
e. Mengevaluasi (evaluate)
f. Membuat (create)
5. Sistim Klasifikasi Pertanyaan IPA (Question Category System For Science
atau QCSS)

a. Pertanyaan tertutup (jawaban terbatas)


b. Pertanyaan terbuka (jawaban berlingkup luas).
6. Menurut Hamilton dan Brady (1991) dalam Widodo (2006)
a.pertanyaan akademik
b. pertanyaan non akademik

B.

Saran
Defenisi pertanyaan dan klasifikasi pertanyaan merupaka hal yang penting

diketahui untu dapat membuat alat evaluasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta. PT. Remaja Rosda Karya
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta.
AV.Publiser
Djamarah. 2000. Guru dan anak didik dalam enteraksi edukatif. Jakarta. Rineka Cipta
H.B.Uno. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara
P.E.Blosser. 1973. Hand Book of Effective Question Techniques. Colombus Ohio. The
Ohio State University.
Suharsimi Arikunto. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara
Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains: The
Feature Of Teachers and Students Questions In Science Lessons, (Online),
Vol. 4, No. 2, (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4206139148.pdf, Diakses
1 Maret 2012).

Anda mungkin juga menyukai