Anda di halaman 1dari 17

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar

perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan

aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis.

Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental,

misalnya aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah,

membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya.

Sedangkan aktivitas secara fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses

penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan,

kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.

Menurut Djamarah (Rusman 2016: 13), belajar adalah proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Menurut

Hamalik, (2002: 154) belajar tidak terjadi secara kebetulan, namun belajar

dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Ini

dimaksudkan agar proses belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol

secara cermat. Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat

dari pengalaman dan latihan.

6
7

Cronbach (Rusman 2016:13) berpendapat bahwa belajar sebagai suatu

aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.

Bruton mengartikan bahwa belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan kegiatan bagi setiap orang yang dilandasi dengan adanya perubahan

tingkah laku yang lebih baik. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau

perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku

yang baru berkat pengalaman dan latihan.

B. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan proses yang tidak dapat dilepas pisahkan.

Belajar merujuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai subyek dalam

belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai

pengajar. Menurut Kunandar (2015: 62) hasil belajar adalah kompetensi atau

kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau

dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Menurut

Hamalik (Kunandar 2015: 62) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan

peserta didik. Lebih lanjut Sudjana (Kunandar 2015: 62) berpendapat bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

menerima pengalaman belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil


8

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru

tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui

kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran yang

berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan

yang telah diajarkan. Menurut Bloom, hasil belajar peserta didik dihasilkan dari

proses pembelajaran dan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan

taksonomi Bloom. Bloom menamakan cara mengklasifikasi itu dengan “The

taxonomy of education objectives” yang diklasifikasikan dalam tiga ranah

(domain), yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor.

1) Ranah kognitif merupakan proses pengetahuan lebih banyak didasarkan

perkembangannya dari persepsi, introspeksi atau memori siswa. Tujuan

pembelajaran kognitif dikembangkan oleh Bloom, dkk, dalam taxonomy

Bloom. Tujuan kognitif ini, dibedakan menjadi enam tingkatan: a)

pengetahuan, b) pemahaman, c) penerapan, d) analisis, e) sintesis, f) evaluasi.

2) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ada asumsi

bahwa sikap seseorang terhadap sesuatu bisa dipengaruhi dari pengetahuan

yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu ini. Dengan demikian antara sikap

dan pengetahuan memiliki hubungan yang sangat erat dan saling

mempengaruhi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,

minat, emosi, sikap, atau nilai. Kemampuan afektif berhubungan dengan


9

minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin,

komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan

kemampuan mengendalikan diri.

3) Ranah psikomotor merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak

disarakan dari perkembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan

keterampilan siswa. Tujuan psikomotorik ini secara garis besar dibedakan

menjadi tujuh tingkatan: a) persepsi b) penetapan c) reaksi atau respon d)

mekanisme e) reaksi tebuka dengan kesulitan kompleks f) adaptasi g) asli.

C. Metode Tanya Jawab

1. Definisi Metode Tanya Jawab

Pendekatan dalam mengajar umumnya menempuh dua macam cara yakni

memberikan stimulasi dan mengadakan pengarahan aktivitas belajar. Selain itu,

banyak yang dibicarakan mengenai teknik mengajar yang baik, diantaranya

berupa penggunaan suatu metode seperti metode tanya jawab. Adapun para pakar

ahli yang mendefinisikan tentang pengertian metode tanya jawab, yakni

diantaranya :

Pertama, menurut Bassrudin (2014:216), metode tanya jawab merupakan

salah satu metode mengajar yang paling efektif dan efisien dalam membangun

kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Kedua, menurut Kamelia (2013:149), bahwa metode tanya jawab

merupakan interaksi antara siswa dan guru dalam bentuk murni tanya jawab
10

dalam membahas suatu topik dan dapat melatih kemampuan berpikir sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun pendapat pakar lain yang ketiga yakni Abuddin (2011:182),

menyatakan bahwa metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam

bentuk pertanyaan, yang dikemukakan oleh guru dan harus dijawab oleh siswa.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa metode tanya jawab ialah metode mengajar dalam bentuk pertanyaan dari

guru yang nantinya harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya baik secara lisan

maupun tulisan yang bertujuan agar dapat mengasah kemampuan dalam

mengingat, berpikir kritis sehingga nantinya dapat berdampak pada meningkatnya

hasil belajar siswa itu sendiri.

2. Beberapa hal penting yang diperhatikan dalam metode tanya jawab

antara lain :

a) Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab, yaitu :

1) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi

pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.

2) Untuk merangsang siswa berpikir.

3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang

belum dipahami.

4) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam

belajar.
11

5) Melatih siswa untuk berpikir dan berbicara secara sistematis

berdasarkan pemikiran orinisil.

b) Jenis pertanyaan

Pada dasarnya ada dua jenis pertanyaan yang perlu diajukan, yakni :

Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh

mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa, biasanya pertanyaan

berpangkal kepada apa, kapan, dimana, berapa, dan sejenisnya.

c) Teknik Mengajukan Pertanyaan

Berhasil tidaknya metode tanya jawab sangat bergantung kepada

teknik guru dalam mengajukan pertanyaannya. Metode tanya jawab

biasanya digunakan jika :

1) Bermaksud mengulang bahan pelajaran.

2) Ingin membangkitkan siswa belajar.

3) Sebagai selingan metode ceramah .

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab

a) Kelebihan Metode Tanya Jawab

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,

sekalipun ketika itu sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar

dan hilang kantuknya.

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,

termasuk daya ingatan.

3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam

menjawab dan mengemukakan pendapat.


12

b) Kekurangan Metode Tanya Jawab

1) Siswa merasa takut, apalagi guru kurang dapat mendorong siswa

untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang,

melainkan akrab.

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat

berpikir dan mudah dipahami siswa.

3) Waktu sering terbuang banyak, terutama apabila siswa tidak dapat

menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

4) Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu

untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

Adapun dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa metode tanya jawab

yang digunakan dalam proses belajar mengajar mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Metode tanya jawab banyak digunakan karena dapat menarik

perhatian, merangsang daya pikir, membangun keberanian, melatih kemampuan

berbicara dan berpikir secara teratur, serta sebagai alat untuk mengetahui tingkat

kemampuan peserta didik secara objektif.

4. Langkah-langkah Metode Tanya Jawab

Untuk memberikan petunjuk yang jelas tentang penggunaan metode tanya

jawab dalam pembelajaran fisika diperlukan desain dalam menggunakan metode

ini. Adapun desain metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran. Pada tahap ini seorang guru harus

terlebih dahulu menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


13

2) Mengelola perhatian peserta didik. Artinya guru harus sampai pada proses

pengelolaan perhatian siswa seperti dalam intonasi suara, mimik wajah

maupun dalam gerak pandang ketika menyampaikan materi yang diajarkan

kepada siswa.

3) Pendistribusian materi. Guru harus mendistribusikan bahan ajar pada siswa

yang kemudian guru menyuruh siswa untuk bertanya kepada guru terkait

materi yang belum bisa dipahami.

4) Menggali pemahaman siswa. Mintalah siswa mengutarakan apa yang

dipahami dan apa yang belum dipahami. Disini seorang guru harus dapat

menggali keberanian siswa untuk mengutarakan sesuatu yang dipahami

dan yang belum dipahami terkait dengan materi yang diajarkan.

5) Mengajukan pertanyaan. Mengajukan pertanyaan ini merupakan inti dari

langkah penggunaan metode tanya jawab. Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa terkait dengan materi yang telah mereka baca dan mereka

diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru tersebut.

6) Membuat kesimpulan bersama dengan cara meminta salah satu siswa

untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan yang kemudian nantinya

dilengkapi oleh guru sesuai dengan indikator pembelajaran.

7) Mengadakan evaluasi. Setelah adanya kesimpulan, maka selanjutnya

mengadakan evaluasi terhadap penguasaan materi siswa dan juga

keberhasilan penggunaan metode tanya jawab yang dilaksanakan.


14

D. Materi Alat Optik

1. Pengertian Alat Optik

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali dijumpai alat-alat optik,

seperti lup atau kaca pembesar, kamera, teropong, dan lain-lain. Alat optik

merupakan alat yang cara kerjanya memanfaatkan peristiwa pembiasan dan

pemantulan cahaya yang dilengkapi dengan lensa atau cermin. Alat optik

dirancang untuk memperoleh bayangan suatu benda yang kita amati agar lebih

tampak jelas.

2. Jenis-Jenis Alat Optik

a. Mata

Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki oleh manusia. Dengan

mata, manusia dapat melihat benda-benda yang ada disekitarnya. Mata berbentuk

bulat dan tersusun atas beberapa bagian yang berbeda dan memiliki fungsi. Mata

kita dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar adalah lapisan

sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah adalah lapisan koroid,

lapisan ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah lapisan dalam, yaitu retina.

Gambar 2.1 Mata dan bagian-bagiannya


15

1) Bagian-Bagian Mata

a) Kornea

Mata memiliki bentuk seperti bola dengan diameter ± 2,5 cm. lapisan

terluar mata disebut sklera yang membentuk pupil mata, dan bersambung

dengan bagian depan yang bening yang disebut kornea. Cahaya masuk ke

mata melewati kornea. Lapisan kornea mata terluar bersifat kuat dan

tembus cahaya. Kornea berfungsi melindungi bagian yang sensitif yang

berada di belakangnya dan membantu memfokuskan bayangan pada

retina.

b) Iris atau Selaput Pelangi

Iris merupakan bagian berwarna pada mata yang terletak dibelakang

kornea. Iris memberi warna pada mata, sehingga kita dapat melihat ada

orang yang bermata cokelat, hitam atau biru.

c) Pupil

Setelah cahaya melewati kornea, selanjutnya cahaya akan menuju ke

pupil. Pupil adalah bagian berwarna hitam yang merupakan jalan

masuknya cahaya ke dalam mata. Pupil juga disebut anak mata. Pupil

merupakan tempat lewatnya cahaya yang menuju ke retina. Fungsi pupil

untuk mengatur banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.

Apabila cahaya yang masuk ke mata sangat kuat, maka pupil akan

menyempit sehingga cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau

sebaliknya.
16

d) Lensa Mata

Lensa mata atau lensa kristalin adalah lensa yang terbuat dari bahan

bening, berserat, dan kenyal atau elastis. Lensa mata berfungsi untuk

mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan di depan lensa.

e) Retina

Retina atau selaput jala merupakan sel yang sensitif terhadap cahaya

matahari atau saraf penerima rangsang sinar (fotoreseptor) yang terletak

pada bagian belakang mata dan berfungsi sebagai layar untuk menangkap

bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa mata.

f) Aqueous humor

Aqueous humor merupakan carian bening yang terdapat dibelakang kornea

yang berfungsi membiaskan cahaya ke dalam mata.

2) Daya Akomodasi Mata

Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda berada dalam jangkauan

penglihatan, yaitu diantara titik dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh

mata (punctum remotum). Supaya bayangan dilihat jelas oleh mata, bayangan

harus jatuh tepat di retina. Jarak antara lensa mata dan retina atau jarak bayangan

(s’) selalu tetap. Jarak benda (s) yang dilihat oleh mata dapat berubah-ubah di

antara titik dekat mata dan titik jauh mata (dalam jangkauan penglihatan).
17

Lensa mata adalah lensa cembung dan benda yang dilihat terletak di depan

2F sehingga bayangan yang terbentuk nyata, terbalik, diperkecil dan berada di

antara F dan 2F dibelakang lensa seperti tampak pada Gambar 2.2.

Benda

F
2F

2F F

Bayangan yang ditangkap oleh


retina

Gambar 2.2 Bayangan yang ditangkap oleh retina adalah nyata, terbalik dan
diperkecil
(Sumber: Marthen Kanginan 2002: 229)

Jarak fokus lensa mata dapat diubah-ubah dengan cara mengubah-ubah

kelengkungan lensa mata. Ini dilakukan oleh otot siliar. Ketika mata melihat

benda-benda yang dekat, otot-otot siliar menegang, sehingga lensa mata lebih

cembung (Gambar 2.3a), atau jarak fokus lensa mata lebih kecil dan bayangan

jatuh tepat di retina. Ketika melihat benda yang jauh, otot siliar mengendus

(relaks), sehingga lensa mata lebih pipih (Gambar 2.3b) dan jarak fokus lebih

besar, dan bayangan jatuh tepat di retina.

Gambar 2.3 (a) Ketika lensa mata melihat benda yang jauh, (b) ketika lensa mata
melihat benda yang dekat
18

Dari penjelasan diatas maka, daya untuk membuat lensa mata lebih

cembung atau lebih pipih sesuai dengan jarak benda yang dilihat mata agar

bayangan jatuh tepat di retina disebut dengan daya akomodasi mata. Daya

akomodasi mata berfungsi untuk mengubah-ubah jarak fokus lensa mata.

3) Cacat Mata

Mata normal (emetropi) dapat melihat dengan jelas benda-benda pada

jarak paling dekat 25 cm di depannya dengan mata berakomodasi maksimum dan

dapat melihat benda yang sangat jauh di depannya (pada jarak tak berhingga)

dengan mata tidak berakomodasi. Dengan kata lain, mata normal memiliki titik

dekat 25 cm dan titik jauh .

Mata yang jangkauan penglihatannya tidak terletak di antara titik dekat 25

cm dan titik jauh  disebut cacat mata atau aberasi. Berikut adalah jenis-jenis

kelainan pada mata manusia :

a) Rabun Jauh (Miopi)

Menurut Kanginan (2002:230) penderita rabun jauh dapat melihat benda-

benda yang dekat, tetapi tidak dapat melihat benda-benda yang jauh dan jelas.

Pada mata rabun jauh berkas cahaya sejajar akan difokuskan di depan retina,

sehingga bayangan yang terjadi kabur (Gambar 2.4a).


19

Gambar 2.4 Rabun jauh (Miopi)

Supaya bisa melihat benda jauh dengan jelas, diperlukan lensa yang

menyebarkan cahaya sebelum cahaya masuk ke mata, sehingga berkas cahaya

sejajar difokuskan tepat di retina (Gambar 2.4b) yaitu lensa cekung atau lensa

negatif. Untuk menentukan ukuran kekuatan lensa pada kacamata rabun jauh

digunakan rumus :

1
P= dioptri ........................................................................(2.1)
PR

Keterangan :

P : Kekuatan lensa (dioptri)

PR : Titik jauh mata rabun (m)

b) Rabun Dekat (Hipermetropi)

Penderita rabun dekat dapat melihat benda-benda yang jauh, tetapi tidak

dapat melihat benda-benda yang dekat dengan jelas. Pada mata rabun dekat,

berkas cahaya dari benda dekat difokuskan di belakang retina (Gambar 2.5a)

sehingga bayangan yang terjadi kabur.


20

Gambar 2.5 Rabun dekat (Hipermetropi)


Agar bisa melihat benda dekat dengan jelas diperlukan lensa yang

menguncupkan berkas cahaya sebelum cahaya masuk ke mata, sehingga berkas

cahaya dari benda dekat difokuskan tepat di retina (Gambar 2.5b) dan jenis lensa

yang digunakan yaitu lensa cembung atau lensa positif. Untuk menentukan ukuran

kekuatan lensa pada kacamata rabun dekat dapat diketahui dengan rumus :

100
P=4− dioptri ..............................................................(2.2)
PP

Keterangan :

P : Kekuatan lensa (dioptri)

PR : Titik dekat mata rabun (m)

c) Mata Tua (Presbiopi)

Mata tua atau presbiopi adalah cacat mata akibat berkurangnya daya

akomodasi mata pada usia lanjut. Akibat berkurangnya daya akomodasi mata,

letak titik dekat (PP) maupun titik jauh (PR) mata presbiopi telah bergeser. Titik

dekat presbiopi lebih besar dari 25 cm da titik jauh presbiopi sama dengan jarak

tertentu (misal 100 cm), seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.


21

Gambar 2.6 Mata Tua (Presbiopi)

Penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas dan

juga tidak dapat membaca dengan jelas pada jarak baca normal (25 cm). Oleh

karena itu, penderita presbiopi dikoreksi dengan kacamata bifokal yaitu kacamata

yang berfungsi rangkap, baik untuk melihat benda jauh maupun untuk melihat

benda dekat.

b. Kamera

Kamera merupakan alat optik yang memiliki kesamaan dengan mata.

Sebuah kamera sederhana terdiri atas susunan lensa positif, diafragma, layar

shutter dan film seperti tampak pada Gambar 2.7.

1) Lensa positif

Lensa positif mempunyai fungsi menempatkan bayangan benda (objek) agar

tepat jatuh di pelat film. Bayangan yang dibentuk lensa postif bersifat nyata,

terbalik dan diperkecil.

2) Diafragma

Banyaknya cahaya yang mencapai film harus dikendalikan dengan hati-hati

untuk menghindari kekuragan cahaya atau kelebihan cahaya. Untuk

mengendalikan bukaan, suatu diafragma mata, yang bukaannya dengan

diameter variabel, diletakkan dibelakang lensa.


22

Gambar 2.7 Kamera dan bagian-bagiannya

3) Shutter

Layar shutter merupakan alat yang berfungsi untuk menutup jalannya cahaya

yang menuju ke film. Jika tombol kamera ditekan, shutter akan membuka dan

menutup kembali dengan cepat.

4) Film

Film berfungsi sebagai layar penerima bayangan benda. Film yang digunakan

dibuat dengan pelat seluloid yang dilapisi denga gelatin dan perak bromida.

Bromida adalah zat kimia yang sangat peka terhadap cahaya. Oleh karena itu,

film diletakkan dalam kotak tertutup dan tidak boleh terkena cahaya langsung,

baik cahaya matahari maupun cahaya lampu.

Anda mungkin juga menyukai