Anda di halaman 1dari 4

HEMODIALISIS

RSUD Dr. SOEDARSO


PONTIANAK

PROSEDUR TETAP
( PROTAP )

No. Dokumen :

Revisi :

Hal :

03

4.1

Tgl. Terbit :

Ditetapkan Tgl : ..

01 April 2010

Direktur

ILMU PENYAKIT
DALAM
Dr. GEDE SANDJAJA, SpOT(K)
Pembina Utama Muda
NIP. 19550609 198011 1 003
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Yaitu tindakan invasiv cuci darah melalui sirkulasi ekstra


corporeal dengan menggunakan ginjal buatan dan mesin dialysis.

Mengganti fungsi ginjal yang sudah menurun untuk mengeluarkan


sisa-sisa metabolisme terutama ureum, kreatinin, asam basa dan
cairan intra vaskuler yang berlebihan.
A. Hanya boleh dilakukan oleh petugas yang terlatih pada pasien
gagal ginjal.
B. Hb diatas 7 gr% dan tekanan darah normal atau tinggi.
C. Dikerjakan :
1. Secara cito, pada pasien gagal ginjal akut maupun kronik
dalam keadaan emergency, antara lain :
- koma uremikum
- over hidrasi ( gagal jantung kiri akut )
- hiperkalemi
- sindroma uremia
- perdarahan perdarahan
- kadar ureum lebih 150 mg % dan atau creatinin lebih 15
mg %.

PROSEDUR

2. Secara rutin terjadwal pada pasien gagal ginjal kronis yang


menjalani dialisis kronik sesuai derajat penyakitnya.
3. Sebagai profilaksis atau terapi pada Leptospirosis ( Weils
Disease ) dan kejengkolan.
D. Gratis bagi pasien Askeskin.
1. Persiapan Pasien
- Pastikan diagnosis dan status keadaannya sehingga
hemodialisis merupakan alternatif pengobatan yang tepat.
- Motivasi pasien dan atau keluarganya tentang tindakan yang
akan dilakukan serta penandatanganan informed concern
- Pemeriksaan laboratorium pre dialisis antara lain :
a. HbsAg, Anti HCV dan Anti HIV ( untuk pertama kali )
b. Hb ( bila kurang 7 gr% harus transfusi dulu atau bersamaan
dialisis.
c. Ureum dan kreatinin.
d. CT, BT dan Ht
- Pasien dipersiapkan dan dibawa ke Unit Khusus Hemodialisis
2. Persiapan alat / obat :
- Betadine 10 %, Alkohol 70 % secukupnya untuk desinfektan.
- Kassa steril secukupnya
- Doek lobang dan doek biasa : @ 1 lembar
- Handscoen steril : 1 2 pasang
- Cairan dialisat
- Cairan bilas / cairan elektrolit ( NaCl, RL, Dextrose ) 5 10 fl
- Heparin 1 ampul ( 5000 iu )
- Disposible syringe 1 cc, 3 cc, 10 cc, 20 cc : @ 1 buah
- Pehacaine : 1 2 ampul
- IV cateter dan AV Fistula Needle : 2 set
- Ginjal buatan dan blood lines : 1 set
- Infus set dan transfusi set : @ 1 buah
- Meylon : 1 ampul ( untuk persiapan )
- Tensimeter, stetoskop dan timbangan BB
3. Persiapan mesin dan perangkatnya :
- Hidupkan sambungan listrik mesin HD pada posisi on
- Hidupkan mesin ke RINSE selama 15 30 menit
- Pindahkan ke posisi DIALYSE lalu sambungkan slang dialisat
ke tempat cairan dialisat yang telah disiapkan.
- Tunggu sampai lampu hijau hidup
- Cek conductivity dan temperatur.
- Gantungkan cairan NaCl 0,9 % secukupnya
- Pasang ginjal buatan dan Blood lines serta AV Fistula Needle
- Ginjal buatan dan blood lines diisi NaCl 0,9 % ( prining )
- Sambungkan konektor dialisat ke ginjal buatan.
- Lakukan sirkulasi tertutup.
4. Pelaksanaan
- Kenakan masker dan handscoeen ( petugas )
- Timbang BB dan ukur tekanan darah pasien

- Pasang infus set dan transfusi set pada lengan kanan kiri.
- Tentukan akses pembuluh darah yang akan ditusuk :
( cimino, keduanya pada lengan bawah / non cimino, satu
dilengan bawah satu dilipat paha )
- Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan betadine 10 %
lalu alcohol 70 %, berikan anestesi local dengan lidocaine
kemudian tutup pakai doek steril.
- Masukkan heparin 2000 unit dalam disposible syringe 5 / 10
cc, encerkan dengan NaCl 0,9 % dan sambungkan ke AV
Fistula Needle lalu tusukkan ke daerah inlet dan outlet yang
telah didesinfeksi tersebut.
- Sambungkan bloodlines (BL ) merah untuk outlet, putar Qb
pelan pelan dan berikan heparin 1000 unit sampai NaCl 0,9 %
pada prining habis, bila volume prining sudah dimasukkan
klem BL ditutup dan matikan Qb lalu BL disambungkan ke
inlet.
- Aliran darah permulaan 75 ml / menit ( sampai 5 menit )
kemudian dinaikkan perlahan-lahan sampai maksimal 200 ml /
menit.
Catatan :
- Pada pasien baru , HD dilakukan selama 2 jam
- Pada pasien lama, HD dilakukan selama 4 5 jam
- Observasi tekanan darah, nadi setiap 1 jam dan dicatat
- Berikan heparin 1000 unit pada jam pertama dan kedua
bila program HD 4 jam
- Cairan yang masuk secara parenteral maupun oral dicatat
jumlahnya.
- Selalu diperhatikan akses darah
- Bila terjadi komplikasi segera dilakukan tindakan
penanggulangannya dengan atau tanpa konsultasi internis.
- Observasi juga adanya kelainan pada mesin
- Selama HD penderita bebas makan dan minum.
- Bila anemia, transfusi darah dapat diberikan saat HD.
5. Penghentian :
A. Pasien
- ukur tekanan darah dan nadi kemudian cabut slang inlet
- Hentikan / matikan aliran darah (Qb)
- Ambil darah untuk pemeriksaan ureum kreatinin
- Cabut slang outlet, lalu bilas dengan NaCl 0,9 % sampai
semua darah dalam sirkulasi ekstrakorporeal kembali ke
sirkulasi sistemik.
- Tekan bekas tusukan inlet dan outlet selama 5 10 menit
sampai darah tidak keluar.
- Luka tusukan ditabur nebacetin, tutup dengan kassa
betadine dan plester
- Catat tekanan darah, nadi dan pernafasan.
- Timbang berat badan ( selisish pre HD post HD = jumlah

cairan yang keluar )


B. Mesin HD
- Kembalikan tekanan negatif ke positif, TMP ke posisi 0 (nol)
- Sesudah darah kembali ke sirkulasi sistemik cabut slang
dialisat lalu kembalikan ke Hansen Conector
- Kembalikan tubing dialisat pekat pada conectornya.
Kembalikan mesin ke posisi rinse, lalu berikan cairan
disinfektan ( hipoclhoride pekat ) sebanyak 250 cc tunggu
selama 15 menit lalu rinse kembali selama 30 60 menit. Bila
menggunakan formalin 3 % sebanyak 250 cc, biarkan selama
1 24 jam, baru mesin di rinse kan kembali
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap dan laboratorium

Anda mungkin juga menyukai