Anda di halaman 1dari 89

GRAND

DESAIN RISET
SAPI PASUNDAN 2015-2019
BP3IPTEK JAWA BARAT
Bandung, 19 Januari 2016

Prop Jawa Barat

OUT LINE PRESENTASI


1

KONDISI AKTUAL PETERNAKAN NASIONAL

KONDISI AKTUAL PERKEMBANGAN SAPI PASUNDAN

DRAFT GRAND DESAIN RISET SAPI PASUNDAN


2015-2019
14.0

KONDISI SAPI POTONG DI INDONESIA


12.3

12.0

Persentase

10.0

9.1
7.8

7.6

8.0
6.4

5.8

6.0

Populasi sapi potong


Pemotongan sapi

3.9

4.0

2.0
0.7

0.0
2010

2011

2012

2013*

Tahun
Sumber data : Statistik Peternakan dan Keswan, 2013

KONDISI AKTUAL
PETERNAKAN NASIONAL

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN


Kondisi ternak rakyat (6 juta rumah tangga) masih under performance :
Calving interval tinggi (sekitar 21 bulan)
Produksi karkas rendah (150 kg)
Angka kelahiran rendah (24%)
Angka kematian tinggi
Sapi semakin langka, harga sapi hidup dan daging tinggi
Masyarakat cenderung memilih sapi eksotic (lebih menguntungkan)
Masih banyak sapi yang dipotong diluar RPH berstandar
RPH banyak yang tidak operasional

KONSUMSI DAGING VS PDB DUNIA


TAHUN

PDB (USD)

KONSUMSI DAGING/KAP/THN

1961

2.676

23 kg

2001

5.611

38 kg

2030

7.600

45 kg

Sumber : Daryanto, A., 2009 (data diolah)

Tahun 2025

273,1 Juta Jiwa

Tahun 2030

286 Juta Jiwa


Konsumsi daging dunia
45 kg/kap/thn

Kebutuhan daging
Nasional

12,870 Juta Ton

Pertumbuhan penduduk
setelah 2025 1% per tahun
(ARN, 2010)

435 Ribu
Ton
Produksi daging
Nasional

PROGRAM SWASEMBADA DAGING NASIONAL


DICANANGKAN 2004
14.0

Tidak
tercapai

Tidak
tercapai

DIUNDUR LAGI 2014

12.3

12.0

10.0

Persentase

DIUNDUR 2009

KONDISI SAPI POTONG DI INDONESIA

9.1
7.8

7.6

8.0
6.4

5.8

6.0

Populasi sapi potong


Pemotongan sapi

3.9

4.0

Tidak
tercapai

2.0
0.7

DIUNDUR LAGI 2019

0.0
2010

2011

2012

2013*

Tahun

Sumber data : Statistik Peternakan dan Keswan, 2013

MENGAPA PROGRAM SWASEMBADA


SELALU MUNDUR DAN TIDAK TERCAPAI ???

AMANAT PRESIDEN RI JOKO WIDODO


Kita perlu pemimpin rakyat, yaitu pemimpin yang bisa mengorganisir
rakyat bukan hanya mengorganisir birokrasi dan pemerintahan.
(KOMPAS, 20/10/2014)
Kita harus menghilangkan egosektoral melalui koordinasi pelaku
pembangunan (Rapat Kabinet Perdana, Senin 27/10/2014)
Maa membuat kita selalu mengimpor al. daging sapi. (Jakarta, Rabu
2/7/2014). Kebijakan pemerintahan baru bertekad mengurangi
ketergantungan impor sapi dan daging sapi
Diproyeksikan swasembada al. daging sapi 2019 (KOMPAS, 8/11/2014)
Rapat Kabinet Paripurna (7/1/2015) menetapkan pembangunan 5 tahun kedepan diletakkan dalam
paradigma pembangunan untuk manusia dan masyarakat. PerhaYan khusus diberikan kepada
masyarakat menengah kebawah.
Ditetapkan rencana pembangunan sektor unggulan dengan target-target antara lain daging sapi dari
produksi 452,7 ribu ton (2014) menjadi 755,1 ribu ton (2019) (KOMPAS, 8/1/2015)

Mo[o

Kerja! Kerja! Kerja!

IMPLEMENTASINYA !!!

PENURUNAN KONTRIBUSI PETERNAKAN RAKYAT

DAGING
IMPORT
24%

SAPI
BAKALAN
IMPORT
19%

DAGING SAPI
LOKAL
57%

Sumber: Asosiasi Produsen Daging & Feedlot Indonesia (2010)

PETERNAK SKALA KECIL SEBAGAI


PRODUSEN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Feedloter
dan importir
daging Indonesia

Kepemilikan 1-3 ekor sapi/peternak


Sebagian ternak gaduhan
Dipelihara, asal tidak mati
Produktivitas rendah
Sering terjadi seleksi
negatif
DKI
Posisi tawar lemah
JABAR
BANTEN
Kesulitan pakan,
tapi limbah pertanian
dibuang
8. Sering diperdaya
9. Tidak dapat berdaya saing
10.Kematian ternak cukup tinggi
11.Tidak bisnis tapi untuk tabungan

PRODUSEN SAPI DAN DAGING


SAPI AUSTRALIA

PEDAGANG

98% total ternak sapi di Indonesia dimiliki peternak tersebut dan


digunakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan nasional, serta
untuk mengerem laju import sapi & dagingnya maksimal 10%

PERHITUNGAN)POTENSI)PRODUKSI)/)KELAHIRAN)SAPI)SETIAP)TAHUN))
KAWIN ALAM
(40%)
1.866.200 EK
BETINA
DEWASA
(66,09%)
6.665.000 EK

DEWASA
PRODUKTIF
(70%)
4.665.500 EK

Proyeksi)Konsumsi)351.900)Ton))
Setara)2,204)JT)Ekor))
(Blue)Print)PSDS)2014))
KEKURANGAN))
2.204.000))914.438)=))
1.289.562)ekor))

KAWIN IB
(40%)
1.866.200 EK
TIDAK
KAWIN
(20%)
933.100 EK

MATI
(30%)
783.804 EK

LAHIR
(70%)
2.612.680 EK

HIDUP
(70%)
1.828.876 EK

HIDUP
JANTAN
(50%)
914.438 EK

HIDUP
BETINA
(50%)
914.438 EK

UMUR 3
TAHUN
POTONG

REPLACEMENT

Catatan%:%Data%populasi%awal%bersumber%dari%hasil%sensus%ternak%2011,%BPS%2011%%

ANALISIS DATA PRODUKSI DAN KONSUMSI


STRUKTUR POPULASI SAPI
DAGING 14,8 JUTA EKOR
JANTAN
(31,85%)
4.713.800 EK

DEWASA
(30,80%)
1.451.000 EK

BETINA
(68,15%)
10.086.200 EK

DEWASA
(66,09%)
6.665.000 EK

Swasembada daging sapi berdasarkan


kriteria Blue Print. Populasi 13,2 juta
ekor dengan kemampuan produksi
(90-95)% dan impor (5-10)%
BELUM
TERCAPAI

POTENSI SAPI DAN KERBAU SIAP


POTONG 2011 (JUTA EKOR)
Asumsi : 90% jantan dewasa dan 5%
betina afkir dipotong
Jenis

Jantan
Dewasa

BeNna
AOir

Jumlah

Sapi potong

1,306 JT

0,333 JT

1,639 JT

Kerbau

0,154 JT

0,032 JT

0,187 JT

Sapi perah

0,019 JT

0,015 JT

0,034 JT

Jumlah

1,481 JT

0,380 JT

1,861 JT

Proyeksi Konsumsi 351.900 Ton Setara 2,204


JT Ekor (Blue Print PSDS 2014)

Selisih = 343.000 Ekor (16%)

MENGAPA HARGA DAGING MAHAL ???

SOLUSI
KUASAI IPTEK PETERNAKAN

KUASAI PERBIBITAN NASIONAL

PENUHI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR


BUAT REGULASI YANG KONDUSIF
SINERGI, KORDINASI DAN KOLABORASI YANG BAIK
ANTARA AKADEMISI, BUSINESSMAN, GOVERNMENT
DAN COMMUNITY (A-B-G-C)

2
KONDISI AKTUAL
PERKEMBANGAN SAPI PASUNDAN

Studi Kebijakan pengembangan sapi Potong


di Jawa Barat
Cluster berdasarkan Kewilayahan dan kawasan yang terbagi kawasan hulu, proses
dan hilir.
Pesisir selatan
1.
2.
3.
4.
5.

Kabupaten Pangandaran
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Garut
Kabupaten Cianjur
Prop Jawa Barat
Kabupaten Sukabumi
Wilayah Sumber Bibit
(Breeding Stock)

Perlu Dikaji :
aspek daya dukung secara berkelanjutan,
aspek dinamika sosiokultur dan regulasi
yang mampu memberdayakan peternak
Sapi Pasundan

Buer Zone Hutan


Priangan bagian utara
1.
2.
3.
4.
5.
6.

didefinisi

Kabupaten Ciamis
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Majalengka
Kabupaten Sumedang
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Purwakarta

Perkembangan Sapi Pasundan pada saat ini mengalami


penurunan kuanYtas dan kualitas.

Hasil observasi tahun 2015 terjadi penurunan populasi Sapi


Pasundan yang sangat tajam yakni 21,96 persen atau
sekitar 39.540 ekor (Arin, 2015)
Penurunan Real di wilayah buer zone hutan :
Majalengka, Indramayu dan Sumedang.

Prediksi Penurunan tahun 2016


Kuningan dan Ciamis

Faktor Penyebabkan penurunan populasi

yakni harga jual sapi yang


melonjak Ynggi pada akhir tahun
2013 sampai bulan April 2014
membuat peternak mudah
melepas ternak induk ataupun
jantan

perubahan atau alih fungsi lahan


sebagai daya dukung utama
(pakan dan penggembalaan)
dengan perubahan pola tanam
dari hutan JaY menjadi tanaman
Karet.

Penurunan Terutama di Wilayah Buer Zone Priangan Utara


Oktober November2013*
Buer zone hutan :
Ciamis
:367-535 ekor
Purwakarta
: 2045-2788 ekor.
Kuningan
:6785-7218 ekor
Majalengka
: 1500 -2100ekor
dan Indramayu : 2700-3153 ekor
Sumedang
:

Maret Agustus 2015**


Buer zone hutan :
Ciamis
:413 ekor
Purwakarta
: 1025 ekor.
Kuningan
:4705 ekor
Majalengka
: 600 ekor
Indramayu
: 1825 ekor

*Jumlah Populasi berdasarkan penghitungan pendugaan Parameter


**Jumlah Populasi berdasarkan penghitungan titik tengah pendugaan Parameter

Dampak dari penurunan populasi secara geneYs akan


mengakibatkan degradasi gen, antara lain :
a) Penurunan kualitas geneYk kuanYtaYf akibat seleksi negaYf
b) Penurunan nilai eec4ve popula4on size akibat keYdakseimbangan
rasio jantan : beYna dalam pola perkawinan alami (INKA)
c) Peningkatan inbreeding pada wilayah basis populasi,
d) Degradasi kemurnian Sapi Pasundan akibat sistem perkawinan yang
Ydak terarah,

Pada aspek regulasi, pemerintah provinsi


kurang diperkuat oleh kebijakan pemerintah
kabupaten. Kondisi ini berkaitan dengan
realitas kemampuan penganggaran di Yngkat
APBD Kabupaten.

SISTEM PEMULIAAN SAPI PASUNDAN DI JAWA


BARAT (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 2014)

INTI
Nukleus Herd

Betina/Pejantan
terpilih dari Sub
Nukleus

(Founda2on Stock)
BPPT SP Cijeungjing
Sub Nukleus (Breeding Stock)
VBC : Kuningan, Ciamis,
Sumedang, Indramayu,
Majalengka, Purwakarta,
Tasikmalaya,Garut, Cianjur, dan
Sukabumi

IB
Jantan
Terpilih
Jantan
Culling

Perbanyakan (Mul2plica2on Stock)


Peternak INKA di wilayah Buer Zone dan
Pesisir Selatan

Penyebar (Commercial Herd)


1. Peternak orientasi pedet
2. Feedloter

Konservasi dan pengembangan Sapi Pasundan di Jawa Barat menjadi


tanggungjawab bersama secara komprehensif

mempertahankan eksistensi populasi,


meningkatkan populasi dan produkYvitasnya
dengan memanfaatkan SDGT yang dimiliki untuk
kebutuhan pangan maupun pertanian pada masa
sekarang atau masa yang akan datang

Mempertahankan
Keragaman GeneYknya.

DIPERLUKAN PERAN MULTI PIHAK DALAM


PENGEMBANGAN SAPI PASUNDAN
PERLU penyusunan road map riset geneYk
dan pemuliaan strategis dalam
pengembangan Sapi Pasundan 2015-2019

AKSI MULT PIHAK PENGEMBANGAN SAPI PASUNDAN SECARA IDEAL


BERDASARKAN AMANAT PASAL 10 UU NO 18 TAHUN 2009

PEMERINTAH

BUMN DAN SWASTA

BP3IPTEK
DINAS PETERNAKAN
Prov/Kabupaten
DINAS PERTANIAN TANPANG
DINAS KEHUT DAN PERKEB
DINAS KOPERASI DAN UMKM
DINAS PERDAGANGAN

FEEDLOTER

Pemuliaan /
Pembibitan
Daya Dukung
Kinerja
Peternak
Permodalan
Pasar

DINAS PARIWISATA
BPN/AGRARIA

LIPI/ PERGURUAN TINGGI

PTP KARET
PERHUTANI
PERBANKAN NASIONAL
CSR SWASTA

Tujuan

Meningkatkan populasi Sapi Pasundan ditengah penurunan sumberdaya
pendukungya;
Menyusun pemurnian yang dibangun dalam pola pemuliaan dengan subyek
Pemerintah dan Masyarakat;
Melakukan sistem pemuliaan yang dibangun untuk meningkatkan produksi dan
produkYvitas Sapi Pasundan;
Eksplorasi kemampuan pejantan dalam perubahan warna seiring dengan
pertumbuhan androgen
Implementasi model pemberdayaan masyarakat yang tepat dalam
mengintroduksi program pemuliaan baik untuk pemurnian, peningkatan
produksi maupun produkYvitasnya (ac4on research)

Sasaran
Balai Pengembangan Perbibitan Sapi Potong Jawa Barat, Balai
Pengembangan Pertanian Terpadu Cikadu, PT. KAR Rumpin dan
Peternak Mitra sebagai VBC di 10 Kabupaten

Output yang dihasilkan pada tahun 2019 antara lain :


Peningkatan jumlah bibit Sapi Pasundan di nucleus herd dan mitra VBC
Peningkatan jumlah straw sexing spermatozoa Sapi Pasundan terekomendasi
Peningkatan akseptor IB Sapi Pasundan terekomendasi di masyarakat
Terbentuk populasi ternak murni yang menjadi pusat Sapi Pasundan di BPPT
Sapi Potong Jawa Barat
Terbentuk Kelompok Pemulia Sapi Pasundan yang menjadi sub nucleus herd
Ditemukan Gen Penciri warna hitam pada pejantan dari DNA IGL atau lainnya
pada jantan ataupun calon induk

Tahun 2016 -1019 untuk Pemurnian


Pemurnian Untuk Konservasi Sapi
Pasundan Di Nukleus (BPPT Sapi
Potong
100 ekor sapi Betina

Dikawinkan
secara Acak

80% pedet Betina (F1)


diseleksi

F1

Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)

100 ekor sapi Betina

10 ekor sapi Jantan

80% pedet jantan (F1)


diseleksi

80% pedet Betina (F1)


diseleksi

Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)

Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)

Dikawinkan
secara Acak

F1

Induk Betina (F1) dipilih yang


sehat reproduksi untuk
kawin pertama

20% anak sapi jantan di CULLING


Dikawinkan
secara Acak
inbreeding

Jantan (F1) dipilih yang


sehat reproduksi untuk
kawin pertama

Induk Betina (F1) dipilih yang


sehat reproduksi untuk
kawin pertama

Dikawinkan
secara Acak
inbreeding

80% pedet jantan (F2) diseleksi

80% pedet Betina (F2) diseleksi

Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)

Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)

Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)


20% anak sapi Betina di CULLING

Jantan (F1) dipilih yang


sehat reproduksi untuk
kawin pertama

20% anak sapi Betina di CULLING

Disilangkan dengan out breeding

Ternak murni

Tahun 2017

80% pedet jantan (F2) diseleksi

F2

Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)

20% anak sapi jantan di CULLING

Tahun 2016

20% anak sapi jantan di CULLING

20% anak sapi Betina di CULLING

80% pedet Betina (F2) diseleksi

F2

80% pedet jantan (F1)


diseleksi
Sesuai SK Mentan
No:1051/Kpts/SR.120/10/2014)


20% anak sapi Betina di CULLING

10 ekor sapi Jantan

Tahun 2018

20% anak sapi jantan di CULLING

Tahun 2019

3
DRAFT GRAND DESAIN RISET
SAPI PASUNDAN 2015-2019

OUT LINE
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. RENCANA PENGEMBANGAN
SAPI PASUNDAN
1.3. TUJUAN DAN SASARAN
1.4. HASIL YANG DIHARAPKAN

III. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM


JARINGAN TEKNOLOGI KETAHANAN PANGAN
BERBASIS PETERNAKAN

IV. DUKUNGAN RISET DAN TEKNOLOGI SAPI


PASUNDAN

3.1. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM


JARINGAN IPTEK KEMENTERIAN RISTEKDIKTI

4.1.1. RISET GENETIKA DAN PEMULIAAN

3.1.1. JARINGAN IPTEK LEMBAGA LITBANG DAN PT


3.1.2. HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN LITBANG
PETERNAKAN DAN KETAHANAN PANGAN

4.1. LINGKUP KEGIATAN RISET

4.1.2. RISET REPRODUKSI DAN PEMBIAKAN


4.1.3. RISET PAKAN TERNAK
4.1.4. RISET PENANGGULANGAN PENYAKIT

3.1.3. AGENDA RISET NASIONAL

4.1.5. RISET TEKNOLOGI PASCA PANEN


4.1.6. REGULASI DAN KEBIJAKAN

2.1. UMUM

3.2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN


KEMENTERIAN PERTANIAN

2.2. PENJABARAN KAJIAN

3.2.1. TEKNOLOGI PERBIBITAN

2.3. PERUMUSAN MASALAH

3.2.2. TEKNOLOGI PAKAN TERNAK

2.4. DATA YANG DIPERLUKAN

3.2.3. TEKNOLOGI PASCA PANEN

II. METODOLOGI

4.1.7. PENGEMBANGAN SDM

V. ROADMAP SAPI PASUNDAN 2015-2019

VI. GAMBARAN KEADAAN SEKARANG

V.1. ALUR RISET DAN PRODUK


PETERNAKAN

6.1. GAMBARAN UMUM BP3IPTEK

5.1.1. ROADMAP RISET GENETIKA DAN PEMULIAAN


5.1.2. ROADMAP RISET REPRODUKSI DAN PEMBIAKAN
5.1.3. ROADMAP RISET PAKAN TERNAK
5.1.4. ROADMAP RISET PENAGGULANGAN PENYAKIT
5.1.5. ROADMAP RISET TEKNOLOGI PASCA PANEN

6.1.1. VISI DAN MISI


6.1.2. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
6.2. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN SAPI PASUNDAN

VII. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA


7.1. IDENTIFIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN

VIII. PENUTUP

7.1.1. EVALUASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

7.1. KESIMPULAN

7.1.2. PETA KEKUATAN RISET SAPI PASUNDAN

7.2. SARAN

7.2. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN


7.3. STRATEGI DAN RENCANA KERJA
7.3.1. PENYUSUNAN STRATEGI
7.3.2. RENCANA KERJA
7.3.3. PEMBENTUKAN TIM KERJA DAN PERUMUSAN PERANNYA

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Ear Tag
Z3
B1
B2
B6
Z8
Z9
B5
B 6a
B7

BB
201
151
157
128
179
229
153
140
179

BCS
2.5
2.5
2.25
2
2.5
2.5
2.25
2.25
2

BB
287
230
203
174
255
312
198
199
173

BCS
3
3
2.75
2.5
3
3.5
2.75
2.75
2.25

ADG
0.55
0.51
0.29
0.29
0.70
0.76
0.41
0.54
-0.06

BAGAN ALUR PENYUSUNAN GRAND DESAIN RISET


SAPI PASUNDAN
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
BIBIT, PAKAN
BUDIDAYA DAN PRODUKSI
PETERNAKAN
PASCA PANEN
SDM DAN KELEMBAGAAN

ANALISIS
KONDISI
AKTUAL

PENGEMBANGAN
PROGRAM

TARGET
KEGIATAN

IDENTIFIKASI POTENSI

LITBANG
SUMBERDAYA TERNAK
INFRASTRUKTUR
SDM DAN KELEMBAGAAN

PELAKSANAAN

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PROGRAM


PERSIAPAN

GRAND DESAIN RISET


SAPI PASUNDAN

FOCUS GROP DISCUSSION


WORKSHOP
ANALISIS DAN EVALUASI
PERUMUSAN STRATEGI

TUJUAN
TERSUSUNNYA GRAND DESAIN RISET SAPI
PASUNDAN YANG AKAN MENJADI ACUAN
DALAM PENYUSUNAN PROGRAM RISET
PENGEMBANGAN SAPI PASUNDAN
DI BP3IPTEK
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. TERSUSUNNYA GRAND DESAIN RISET SAPI PASUNDAN
2. TERIDENTIFIKASINYA POTENSI DAN MASALAH SAPI
PASUNDAN.
3. TERSUSUNNYA PROGRAM DAN KEGIATAN RISET SAPI
PASUNDAN 2015-2019.

IDENTIFIKASI POTENSI
1.
2.
3.
4.

PLASMA NUTFAH ASLI INDONESIA


MUDAH PEMELIHARAANNYA
TAHAN HIDUP DALAM KONDISI LINGKUNGAN KRITIS
SESUAI DENGAN KONDISI SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT JAWA BARAT
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

6.

BAGAIMANA UPAYA PENINGKATAN POPULASI SAPI PASUNDAN


DITENGAH PENURUNAN SUMBERDAYA PENDUKUNGYA;
BAGAIMANA KONSEP PEMURNIAN YANG DIBANGUN DALAM POLA
PEMULIAAN DENGAN SUBYEK PEMERINTAH DAN MASYARAKAT;
BAGAIMANA SYSTEM PEMULIAAN YANG DIBANGUN UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS SAPI PASUNDAN;
BAGAIMANA PENYEDIAAN PAKAN SAPI PASUNDAN SESUAI DENGAN
PERKEMBANGAN DAN JENISNYA;
BAGAIMANA MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG TEPAT
DALAM MENGINTRODUKSI PROGRAM PEMULIAAN BAIK UNTUK
PEMURNIAN, PENINGKATAN PRODUKSI MAUPUN
PRODUKTIVITASNYA;
KARAKTERISTIK SDM LAPANGAN SEBAGAI SUBYEK YANG AKAN
MENGISI DAN SANGAT BERPERAN DALAM KEGIATAN.

Keputusan Menteri Pertanian RI nomor 1051/Kpts/SR.120/10/2014


SAPI PASUNDAN
Mempunyai keseragaman bentuk sik yang khas dibandingkan dengan sapi lain
Bos sundaicus/banteng/sapi Bali

Sapi Jawa

Sapi Madura

Sapi Sumba Ongole

Tanduk pendek, Ydak seragam dan bervariasi dari kecil sampai besar
Gumba/punuk Ada yang bergumba/punuk dan Ydak bergumba/punuk
Dalam pembuatan program pemuliaan dan pengembangan sapi Pasundan, harus
ditentukan
TUJUAN yang INGIN dicapai, apakah:
1. Sapi Pasundan yang lebih besar tampilan sik dan bobot badannya?
2. Sapi Pasundan yang berwarna dominan merah bata semua?
3. Sapi Pasundan yang memiliki/Ydak memiliki punuk?
4. Sapi Pasundan yang memiliki/Ydak memiliki tanduk?
5. Sapi Pasundan yang adapYf dalam pola pemeliharan semi ataupun intensif?
6. Sapi Pasundan yang mampu tumbuh cepat untuk feedlot?
7. Dan lain-lain..

PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TEKNOLOGI


KETAHANAN PANGAN BERBASIS PETERNAKAN
1. Jaringan IPTEK antar lembaga litbang dan perguruan Ynggi;
2. Hubungan antara kegiatan litbang peternakan dengan
dengan ketahanan pangan; dan
3. Agenda riset nasional.

JARINGAN IPTEK ANTAR LEMBAGA LITBANG DAN


PERGURUAN TINGGI
RUANG LINGKUP
PENELITIAN DASAR, PENELITIAN TERAPAN,
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI, SERTA
KEGIATAN INOVASI, DAN PENGEMBANGAN
PRODUK

KEMAJUAN
IPTEK

FUNDAMENTAL TECHNOLOGY
TRANSFER SCIENCE

KEBUTUHAN
TEKNOLOGI DI
INDUSTRI

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN LITBANG PETERNAKAN


DAN KETAHANAN PANGAN
Teknologi hanya akan memberikan kontribusi jika digunakan dalam proses produksi
barang/jasa untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia

IPTEK SAPI
PASUNDAN

JAMINAN KEBERLANJUTAN

LAYAK EKONOMIS, TEKNIS,


HUKUM

TEKNOLOGI YANG SESUAI

SELARAS ANTARA PENYEDIA DAN


PENGGUNA TEKNOLOGI,

RAMAH LINGKUNGAN

ZERO WASTE, ZERO COST, ETALASE


GREEN TEKNOLOGI

LAPANGAN KERJA

UNIT-UNIT USAHA

TERINTEGRASI

MENJADI KESATUAN DALAM


KAWASAN

KELEMBAGAAN

PEMERINTAH

AKADEMISI

A-B-G-C

INTERMEDIASI

PEBISNIS

MASYARAKAT

AGENDA RISET NASIONAL


KEBUTUHAN RISET PANGAN
1.
2.
3.
4.

PERUBAHAN IKLIM,
KONVERSI LAHAN PERTANIAN,
MAHALNYA HARGA DAN KELANGKAAN PUPUK,
MAHALNYA PAKAN TERNAK DAN IKAN, SERTA KETERGANTUNGAN BAHAN
BAKU PADA IMPOR,
5. KETERBATASAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN
KELAUTAN,
6. KEAMANAN PANGAN,
7. KEHILANGAN HASIL SAAT PANEN DAN PASCAPANEN MASIH TINGGI ,
8. KETERGANTUNGAN PADA BERAS SEBAGAI BAHAN PANGAN POKOK,
9. KETERGANTUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI PANGAN PADA IMPOR, DAN
10.KESULITAN DAN MAHALNYA ONGKOS ANGKUT

PEMBANGUNAN PETERNAKAN KEMENTAN


PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
1. PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN
PANGAN;
2. PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS.
3. PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
PETANI.

meningkatkan produksi produk peternakan nasional, meningkatkan


taraf hidup peternak dan memenuhi kebutuhan dalam negeri akan
bahan makanan yang berasal dari ternak (UU No 6 Tahun 1967)

DUKUNGAN RISET DAN TEKNOLOGI SAPI PASUNDAN


BREEDING DAN GENETIKA
REPRODUKSI DAN PEMBIAKAN

7 PILAR

MESIN
PRODUKSI
DALAM NEGERI

PAKAN
KESEHATAN HEWAN
PENGOLAHAN DAN PASCA PANEN
REGULASI DAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN SDM

IMPOR
BUSINESS AS USUAL

LINGKUP KEGIATAN RISET SAPI PASUNDAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

RISET GENETIKA DAN PEMULIAAN SAPI PASUNDAN.


RISET REPRODUKSI DAN PEMBIAKAN SAPI PASUNDAN.
RISET PAKAN SAPI PASUNDAN.
RISET PENANGGULANGAN PENYAKIT SAPI PASUNDAN.
RISET TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PASCA PANEN
REGULASI DAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN SDM

ROAD MAP RISET SAPI PASUNDAN


2015-2019

ALUR RISET DAN PRODUKSI PANGAN ASAL TERNAK


INFORMASI, EDUKASI, SOSIAL EKONOMI

FORMULASI
PAKAN

PAKAN
OPTIMAL

OBAT /
VAKSIN

ISOLAT LOKAL

HULU

HASIL
TERNAK

BUDIDAYA

DAGING

PENGOLAHAN
PENYIMPANAN
DISTRIBUSI

REKAYASA
ALSIN

POPULASI DAN
MUTU GENETIK

REKAYASA
SOSIAL

REPRODUKSI
PEMBIAKAN

PENGEMASAN

PAKAN
AWETAN

BIBIT UNGGUL

STANDARISASI

SISTIM MUTU DAN


KEAMANAN

OLAHAN
DAGING

PASCA PANEN

KEMANDIRIAN PANGAN

GENETIK
PEMULIAAN

BUDIDAYA
TERPADU

ALSIN TERNAK

OPTIMALISASI
PRODUKSI

REKAYASA
ALSIN

MANIPULASI
AGROEKOLOGI

PLASMA NUTFAH
REKAYASA ALSIN
BUDIDAYA
HIJAUAN
SEREALIA PAKAN
TERNAK
DETEKSI
PENYAKIT
EKOSISTEM
LOKAL

PROGRAM, SASARAN DAN


INDIKATOR KINERJA RISET SAPI PASUNDAN
PROGRAM'/'
KEGIATAN

SASARAN

INDIKATOR'KINERJA

Termanfaatkannya+teknologi+molekuler+untuk+pembentukan+bibit+
unggul+melalui+program+pemurnian+dan+persilangan+terarah+pada+
sapi+Pasundan+dalam+upaya+peningkatan+produktivitas
Termanfaatkannya+dan+berkembangnyabioteknologi+reproduksi+
untuk+produksi+bibit+unggul+sapi+Pasundan
Penelitian,+
Pengembangan+
dan+Pengkajian+
Inovatif+Sapi+
Pasundan+Jawa+
Barat

Termanfaatkannya+dan+berkembangnya+teknologi+nutrisi+dan+
Peningkatan+
pakan++untuk+peningkatan+produktivitas+sapi+Pasundan
Populasi+dan+Mutu+
Genetik+Sapi+
Termanfaatkannya+teknologi+kesehatan+hewan+untuk+perbaikan+
Pasundan
mutu+dan+produktivitas+saspi+Pasundan
Termanfaatkannya+teknologi+pasca+panen+untuk+peningkatan+
nilai+tambah+produk+agroindustri
Terbangunnya+sinergitas+program+antara+akademisi,+pebisnis,+
pemerintah+dan+masyarakat
Terbentuknya++SDM+peternakan+yang+handal+

ROAD MAP RISET GENETIKA DAN PEMULIAAN


SAPI PASUNDAN 2015-2019
SASARAN

2015

PEMURNIAN

Seleksi untuk Diverse Line

Menghimpun ternak Diverse Line


untuk pemurnian di BPPT Sapi
Potong Jawa Barat dan BPPT
Cikadu

Tersusun Sifat Kualitatif Eksterior Tersusun Sifat Kualitatif Eksterior


Tersusun Sifat Kuantitatif

Tersusun Sifat Kuantitatif

Tersusun nilai perbandingan dan


kurva

Tersusun nilai perbandingan dan


kurva

Menghimpun data recording


dinamis Diverse Line untuk
pemurnian di BPPT Sapi Potong
Jawa Barat dan BPPT Cikadu
Tersusun Sifat Kualitatif
Eksterior
Terbentuk 80 persen ternak
terseleksi
Tersusun 90 persen Betina Yang
sehat reproduksi

Eksplorasi gen pengendali warna Ditemukan DNA pengendali


hitam
warna hitam
Tersusun kemampuan
Tersusun model pemberdayaan pewarisan sifat dengan
Tersusun Sifat Kualitatif Eksterior
VBC di 11 Kabupaten
melihat heterozogositas
berdasarkan marka protein
Tersusun model
Terbentuk 80 persen pemahaman
Tersusun Sifat Kuantitatif
pemberdayaan dinamis dan
peternak tentang pola pemuliaan
mandiri
Seleksi untuk Diverse Line

PENINGKATANPRODUKTIVITAS

2016

TARGET
2017

2018

2019

Menghimpun data recording


dinamis Diverse Line untuk
pemurnian di BPPT Sapi Potong
Jawa Barat dan BPPT Cikadu

Menghimpun data recording


dinamis Diverse Line untuk
pemurnian di BPPT Sapi Potong
Jawa Barat dan BPPT Cikadu

95 persen F1 bunting pertama

95 persen F1 bunting pertama

Terbentuk 80 persen ternak


terseleksi

Terbentuk 80 persen ternak


terseleksi

Tersusun Parameter Genetik

Tersusun Parameter Genetik

Ditemukan hormon DNA


pengendali warna hitam

Ditemukan DNA pengendali


warna hitam konsisten

Tersusun kemampuan
perbandingan kualitas daging
pewarisan sifat dengan melihat antar perlakuan (intensif dan
kualitas pasca panen
ekstensif)
Tersusun model Performa
ternak unggul

ROAD MAP RISET REPRODUKSI DAN PEMBIAKAN


SAPI PASUNDAN 2015-2019

2015

2016

Pendataan status reproduksi sapi


Pasundan di lokasi sentra
pengembangan sapi Pasundan.

Pendataan dan pengeloaan data


kondisi reproduksi ternak sapi
Pasundan berbasis mobile/android.

Produksi sperma sexing sapi


Pasundan 500 dosis

Penerapan IB sexing berdasarkan


kondisi kesehatan reproduksi
Produksi sperma sexing sapi
Pasundan 2500 dosis

TARGET
2017

2018

2019

Pendataan dan pengeloaan data


Implementasi perbaikan teknologi Implementasi perbaikan teknologi
kondisi reproduksi ternak sapi
reproduksi untuk peningkatan
reproduksi untuk peningkatan
Pasundan berbasis mobile/android. efisiensi
efisiensi
Pelaksanaan IB sexing pada 35%
akseptor sapi Pasundan, sisanya
kawin alam
Produksi sperma sexing sapi
Pasundan 5000 dosis

Pelaksanaan IB sexing pada 50%


akseptor sapi Pasundan, sisanya
kawin alam

Pelaksanaan IB sexing pada 60%


akseptor sapi Pasundan, sisanya
kawin alam

ROAD MAP RISET PAKAN SAPI PASUNDAN


2015-2019

2015

2016

kajian kebutuhan nutrien (protein


Kajian potensi hijauan dan legume
dan energi) untuk sapi pasundan
untuk sapi pasundan
pertumbuhan
kajian kebutuhan nutrien (protein formulasi ransum untuk sapi
dan energi) untuk sapi pasundan
pasundan pertumbuhan yang
lepas sapih
memenuhi kebutuhan nutrien
formulasi ransum untuk sapi
pasundan lepas sapih yang
memenuhi kebutuhan nutrien

TARGET
2017
kajian kebutuhan nutrien (protein
dan energi) untuk sapi pasundan
penggemukkan
formulasi ransum untuk sapi
pasundan penggemukkan yang
memenuhi kebutuhan nutrien

2018
kajian kebutuhan nutrien (protein
dan energi) untuk sapi pasundan
bibit dara
formulasi ransum untuk sapi
pasundan bibit dara yang
memenuhi kebutuhan nutrien

2019
kajian kebutuhan nutrien (protein
dan energi) untuk sapi pasundan
bakalan
formulasi ransum untuk sapi
pasundan bakalan yang
memenuhi kebutuhan nutrien
pengembangan teknologi dan
pengolahan pakan

ROAD MAP RISET PENGENDALIAN PENYAKIT


SAPI PASUNDAN 2015-2019
2015

Eksplorasi dan Identifikasi jenisjenis penyakit hewan yang sering


terjadi pada sapi pasundan

2016

Eksplorasi dan Identifikasi jenisjenis penyakit hewan yang sering


terjadi pada sapi pasundan

TARGET
2017

Karakterisasi dan Identifikasi


penyebab dan faktor pencetus
penyakit utama pada
penyembangan sapi pasundan

2018

Pengendalian dan pengobatan


penyakit pada skala laboratorium

2019

Implementasi dan Aplikasi tekni


pengendalian dan pengobatan
penyakit pada ternak

ROAD MAP RISET PENGOLAHAN PASCA PANEN


SAPI PASUNDAN 2015-2019
2015

2016

TARGET
2017

2018

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PASCA PANEN UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK AGROINDUSTRI

2019

ROAD MAP SINERGITAS PROGRAM A-B-G-C


SAPI PASUNDAN 2015-2019
2015

2016

TARGET
2017

2018

TERBANGUNNYA SINERGITAS PROGRAM ANTARA AKADEMISI, PEBISNIS, PEMERINTAH DAN MASYARAKAT

2019

ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN


RENCANA KERJA
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL (SWOT)
FAKTOR0INTERNAL
NO
KEKUATAN
NO
KELEMAHAN
1 Tahan&terhadap&kondisi&lingkungan&yang&ekstrim1 Terjadi&inbreeding&dan&seleksi&negatif
2 Regulasi&mendukung
2 Penelitian&kurang&fokus.
SDM&tersedia&dari&perguruan&tinggi&dan&
3 lembaga&litbang

NO
1
2
3

3 Kurangnya&fasilitas&pendukung

FAKTOR0EKSTERNAL
PELUANG
NO
ANCAMAN
1 Tingginya import sapi dan daging.
Kompetensi kelompok peneliti
Perkembangan teknologi sangat cepat
2 Pasar bebas asean
Peluang kerjasama terbuka
3 Jumlah peternak menurun

FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN


FAKTOR INTERNAL
STRENGHTS
WEAKNESSES
SDM tersedia dari perguruan
Penelitian kurang fokus
tinggi dan lembaga litbang
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITIES
THREATS
Kompetensi kelompok peneliti
Pasar bebas Asean
mendukung

PETA KEKUATAN ORGANISASI

S"="3,94"

SDM tersedia dari perguruan tinggi


dan lembaga litbang

1,57"
T"="3,35"
Pasar bebas ASEAN

Kompetensi kelompok peneliti


mendukung

0,36"

W"="4,30"

O"="4,92"

Peneliti kurang fokus

FORMULASI STRATEGI
Faktor
Internal
FAKTOR
Eksternal
Opportunity
(Peluang)
Kompetensi kelompok peneliti
mendukung

Threat (Ancaman)
Pasar bebas Asean

STRENGTH
(KEKUATAN )

WEAKNESS
(KELEMAHAN )
Penelitian kurang fokus

SDM tersedia
STRATEGI SO

STRATEGI WO

Manfaatkan SDM yang


tersedia dan kompetensi
peneliti dalam
mengoptimalkan
penelitian sapi
Pasundan

Manfaatkan
kompetensi kelompok
peneliti untuk
meningkatkan
koordinasi dalam
pelaksanaan riset sapi
Pasundan

STRATEGI ST

STRATEGI WT

Tingkatkan kemampuan
SDM untuk melakukan
riset-riset berkelas
dunia

Rencanakan penelitian
dengan matang,
laksanakan monitoring
dan evaluasi

RENCANA KEGIATAN
SASARAN

INDIKATOR

STRATEGI
Manfaatkan,SDM,yang,
tersedia,dan,kompetensi,
peneliti,dalam,
mengoptimalkan,
penelitian,sapi,Pasundan
Manfaatkan,kompetensi,
kelompok,peneliti,untuk,
meningkatkan,koordinasi,
dalam,pelaksanaan,riset,
sapi,Pasundan

Terumuskannya
strategi
penguatan riset
sapi Pasundan

Tersusunnya,
dokumen,
strategi,
penguatan,riset,
sapi,Pasundan,
menuju,
terwujudnya, Tingkatkan,kemampuan,
peningkatan,
SDM,untuk,melakukan,
populasi,dan, riset;riset,berkelas,dunia
mutu,genetik,
sapi,Pasundan

Rencanakan,penelitian,
dengan,matang,,
laksanakan,monitoring,
dan,evaluasi

LANGKAH.LANGKAH/KEGIATAN
PENANGGUNG/JAWAB
Mengidentifikasi masalah dan potensi
pengembangan sapi Pasundan .
Mengidentifikasi,produk,,dan,sifat,unggul,
sapi,Pasundan,yang,bernilai,jual,tinggi
Menyelenggarakan forum-forum
komunikasi ilmiah internal dan eksternal
Menyusun SOP kordinasi dan evaluasi
program riset sapi Pasundan.
Menajamkan dan mensinergikan program
riset sapi Pasunden dengan pemangku
kepentingan lainnya.
Menyusun roadmap riset sapi Pasundan
Publikasi hasil riset sapi Pasundan pada
jurnal nasional dan internasional yang
terindeks scopus
Mengembangkan jejaring dan melakukan
mitra dengan pihak swasta.
Meningkatkan keikutsertaan dalam
pendidikan dan pelatihan SDM
pengelolaa riset sapi lokal dan
manajemen modern
Melakukan perencanaan, monitoring dan
evaluasi setiap kegiatan riset sapi
Pasundan secara rutin
Melakukan kordinasi dan mendorong
Dinas Peternakan Prov Jawa Barat
sebagai katalis atau payung lembaga
mengawal program pengembangan sapi
Pasundan.

WAKTU

BIAYA

TIM KERJA
Pembina

: Kepala BP3IPTEK

Ketua

: Kepala Bidang . (Bu Hani)

Sekretaris

: Sekretaris Bidang ..

Anggota

: Kepala SubBidang ..,


Kepala SubBidang ..,
Kepala SubBidang .

PERAN DAN TUGAS TIM


Pembina :
Memberikan pengarahan, pemantauan dan evaluasi kepada tim
terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Ketua:
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan.
Memberikan arahan kepada para anggota tim.
Mengkoordinasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota tim.
Memberikan bimbingan, monitoring dalam pelaksanaan kegiatan dan
evaluasi hasil kegiatan.
Sekretaris:
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan administrasi kegiatan.
Membantu ketua dalam mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan
untuk penyelenggaraan dan laporan.
Anggota:
Mempersiapkan secara teknis bahan-bahan yang diperlukan.
Terlibat langsung dalam kegiatan terkait.
Melaporkan hasil kegiatan.

JADWAL KERJA TIM


Jadwal kerja tim dimulai Minggu I Januari 2016 sampai dengan
Minggu IV Desember 2016

MODEL PEGEMBANGAN INDUSTRI SAPI PASUNDAN


INPUT SAPI
(Investor)

PASAR
INDUSTRI
PAKAN

KAWASAN INTI

PENGGEMUKAN

PEMBIBITAN

RPH

TRAINING

HIJAUAN PAKAN
TERNAK

PLASMA - PLASMA

DAERAH

PLASMA

DAERAH

PLASMA

DAERAH

PLASMA

INTEGRATED FARMING
PASAR
UNIT USAHA KPN-TH

ANEKA PRODUK
OLAHAN

UNIT USAHA KPN-


PISANG

PRODUK
AWAL

UNIT USAHA KPN-


ALVOCAD

INVAGRO

UNIT USAHA JAMUR

PASCAPENEN/
PENGOLAHAN

UNIT USAHA JATI

PAKET
TEKNOLOGI
HULU-HILIR

UNIT USAHA UBIKAYU


UNIT USAHA PADI

BIOGAS
KOTORAN
PASTEURISASI,
YOGURTH, KEJU

UNIT USAHA SUSU

POH

KONSENTRAT

UNIT USAHA PAKAN

PAKAN SAPI, IKAN

BY PRODUCTS/
LIMBAH

LIMBAH

Sapi Pasundan Betina (Eartag B1)

Tgl Masuk
BB

11-Jul-15
151

TG
PB
LD
BCS

96
112
128
2,5

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS
ADG

14/12/2015
230
103
128
146
3
0,51

Sapi Pasundan Betina (Eartag B2)

Tgl Masuk

11-Jul-15

BB

157

TG

105

PB

118

LD

138

BCS

2,25

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS
ADG

14/12/2015
203
117
131
150
2,75
0,29

Sapi Pasundan Betina (Eartag B5)

Tgl Masuk

27-Agust-15

BB

153

TG

57

PB

70

LD

104

BCS

2,25

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS
ADG

14/12/2015
198
102
127
147
2,75
0,41

Sapi Pasundan Betina (Eartag B6)

Tgl Masuk

11-Jul-15

BB

128

TG

91

PB

94

LD

125

BCS

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS
ADG

14/12/2015
174
98
114
137
2,5
0,29

Sapi Pasundan Betina (Eartag B6a)

Tgl Masuk

27-Agust-15

BB

140

TG

71

PB

80

LD

56

BCS

2,25

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS
ADG

14/12/2015
199
103
124
145
2,75
0,54

Sapi Pasundan Betina (Eartag B7)

Tgl Masuk

27-Agust-15

Tgl Ukur

14/12/2015

BB

179

BB

173

TG

67

TG

99

PB

62

PB

118

LD

104

LD

139

BCS

BCS

2,25

ADG

-0,06

Sapi Pasundan Jantan (Eartag Z3)

Tgl Masuk

11-Jul-15

BB

201

TG

118

PB

127

LD

156

BCS

2,5

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS

14/12/2015
287
120
128
166
3

ADG

0,55

Sapi Pasundan Jantan (Eartag Z8)

Tgl Masuk

27-Agust-15

BB

179

TG

61

PB

59,5

LD

46

BCS

2,5

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS
ADG

14/12/2015
255
112
108
159
3
0,70

Sapi Pasundan Jantan (Eartag Z9)

Tgl Masuk
BB
TG
PB
LD
BCS

27-Agust-15
229
59
61
101
2,5

Tgl Ukur
BB
TG
PB
LD
BCS
ADG

14/12/2015
312
106
134
165
3,5
0,76

DATA PERKEMBANGAN SAPI PASUNDAN DI PT. KAR PER DESEMBER 2015


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Ear Tag
Z3
B1
B2
B6
Z8
Z9
B5
B 6a
B7

Pen
E05
S04
S04
S04
E07
E07
S04
S04
S04

Breed
Pasundan
Pasundan
Pasundan
Pasundan
Pasundan
Pasundan
Pasundan
Pasundan
Pasundan

Tgl Ukur
12/14/15
12/14/15
12/14/15
12/14/15
12/14/15
12/14/15
12/14/15
12/14/15
12/14/15

BB
287
230
203
174
255
312
198
199
173

Sex
Bull
Heifer
Heifer
Heifer
Bull
Bull
Heifer
Heifer
Heifer
TG
120
103
117
98
112
106
102
103
99

Tgl Masuk
11-Jul-15
11-Jul-15
11-Jul-15
11-Jul-15
27-Aug-15
27-Aug-15
27-Aug-15
27-Aug-15
27-Aug-15
PB
128
128
131
114
108
134
127
124
118

Tgl Ukur
11-Jul-15
11-Jul-15
11-Jul-15
11-Jul-15
27-Aug-15
27-Aug-15
27-Aug-15
27-Aug-15
27-Aug-15
LD
166
146
150
137
159
165
147
145
139

BB
201
151
157
128
179
229
153
140
179

TG
118
96
105
91
61
59
57
71
67
BCS
3
3
2.75
2.5
3
3.5
2.75
2.75
2.25

PB
127
112
118
94
59.5
61
70
80
62

LD
156
128
138
125
46
101
104
56
104
ADG
0.55
0.51
0.29
0.29
0.70
0.76
0.41
0.54
-0.06

BCS
2.5
2.5
2.25
2
2.5
2.5
2.25
2.25
2

Program Perkawinan Alami


Selama Bulan Desember

Seekor Pejantan dengan 6 Ekor


BeYna dalam Kandang Koloni

Excersice (Latihan) Menaiki Sapi Pemancing


(Teaser)

Bull Eartag Z3

Bull Eartag Z8

Penampungan Semen (Koleksi Semen)

KUALITAS(SEMEN(BEKU(SEXING(SAPI(PASUNDAN
NAMA$BULL$/$EARTAG
TGL$PRODUKSI
WARNA$SEMEN
BAU
KONSISTENSI
GERAKAN$MASSA
MOTILITAS
PH
KONSENTRASI
MOTILITAS$PASCA$
THAWING
DOSIS

ACENG$/$Z3
2181082015
KREM
KHAS
AGAK$KENTAL
++
60%
7
1220$x$106

ACENG$/$Z3
1480182015
KREM
KHAS
AGAK$KENTAL
++
65%
7
930$x$106

X=30%$;$Y=40%
X=120$;$Y=62

X=40%$;$Y=40%
X=134$;$Y=93

Proses Produksi Semen Beku

Pengenceran, Sexing, Filling dan


Sealing Semen Beku

Freezing (Pembekuan) Straw


dengan Nitrogen Cair

www.ptkar.com

Saran/Diskusi
1. Data harus faktual, logis, sesuai prasyarat. Pemda / instansi terkait
lakukan sensus terhadap sapi pasundan yg ada (by name, by
address) sebagai data dasar (objek riset)
2. Daging sapi kebutuhan pokok. Kerjasama dilapangan (peternak/
pengusaha) untuk ikut serta perlu dilakukan moYvasi
3. Perlunya Harmonisasi kebijakan, penYng.
4. Mau kemana sapi Pasundan setelah ditetapkan sebagai rumpun?
Aspek Produksi peningkatan dan struktur populasi,
ProdukYvitas,
Akses usaha keterkaitan hulu-hilir di dalam agribisnis, distribusi-
transportasi, akses permodalan
Teknis budidaya aspek kewilayahan
Pemasaran menjawab perluasan pasar? Volume penjualan?
Pasar khusus?

Saran
Pudjianto
1. Riset kemana ? Apa yg mau diriset ? Saran:
Lakukan Riset lapangan
2. Fokus Implementasi lapangan : produksi
semen beku (straw) yg sudah ada. [lakukan
paralel peningkatan populasi dengan
akYvitas riset lab)
3. Perlu ada Industri Sapi Pasundan

Saran/Diskusi
Disnakkan Kab. Bogor
1. Kab. Bogor Ydak termasuk dalam 10 kab untuk
pengembangan Sapi Pasundan. Bogor memiliki
potensi (lembaga riset, perguruan Ynggi, pengusaha/
investor)
2. Bogor Timur khususnya (kec. jonggol, cariu, tanjung
sari) untuk sapi potong lokal. Sapi Pasundan ingin
juga dikembangkan didaerah tsb.
3. Kab. Bogor berkomitmen mengalokasikan APBD
untuk berkolaborasi. Adopsi Model SPR Sapi Potong.

Dinas Peternakan Prov. Jabar


1. Sapi Pasundan sudah dikembangkan mulai th 2013. Dimulai di
Balai Cijeunjing. Konon, berasal dari Banteng (saran : ambil semen
Banteng di Kebun Binatang Bandung, Ragunan untuk data
pembanding)
2. Apresiasi Tahun 2015 mendapat dukungan dari BP3IPTEK.
3. Mendukung tahapan memunculkan trah asli Sapi Pasundan sd
tahun 2018
4. Mendukung kab. Bogor bekerjasama dalam pengembangan Sapi
Pasundan (peningkatan populasi perbaikan geneYk- nal stock)
5. Saran : riset perkawinan silang Sapi Pasundan dengan Sapi Bali
untuk saling melengkapi
6. Road map dapat berkembang menyesuaikan dengan kondisi
lapangan

Saran/Diskusi
Prof. Sri (Univ. Padjajaran)
1. Pada prinsipnya, setuju dengan penyusunan
Renstra.
2. Perlu ada lembaga breeding : mau dibawa
kemana arah breeding? Asosiasi Bangsa Murni
Sapi Pasundan. Misal seperY AHI : AssociaYon
Holstein InternaYonal.
3. Kita ajak peternak berbicara, ikut andil.
4. Saran kegiatan tahun 1 : perlu ada petugas
rekording

Drh. Fajar, IPB


1. (a) Penyakit parasiYk, bahaya laten (b)
Penyakit terkait reproduksi
2. IPB pada tahun 2013 melakukan survey
kesehatan hewan (jenis penyakit, faktor
resiko) di 6 kab/kota
3. Saran kegiatan : Pengendalian penyakit, studi
4. Perlu dipelajari ketahanan ternak terhadap
penyakit, parasit

Yudi Adinata, Pasuruan


1. Litbang Pertanian : Tidak ada data Sapi Pasundan
2. Siap untuk bersinergi dalam pengembangan sapi potong lokal
3. Prinsip utama : lihat ternak dalam menghasilkan daging. Sapi Pasundan
walaupun kecil-kecil, selagi kemampuan reproduksinya bagus Ydak
masalah.
4. Grand design di arahkan untuk penyediaan daging (sumber protein
hewani)
5. Sapi lokal cenderung melakukan penyesuaian terhadap kondisi
lingkungan
6. SK Mentri bisa direvisi : penciri eksterior perlu disepakaY
7. Saran Teknis : Lomba dan kontes Sapi Pasundan (menjaring sapi yang
bagus di beli lembaga perbibitan), asosiasi peternak (berbadan
hukum, memiliki unit usaha). Membuat kawasa bibit dan kawasan
pengembangan
8. Manfaat penyuluh-penyuluh yang ada
9. Silakan dimanfaatkan APBN untuk mendukung komoditas prioritas
nasional

Saran

1. Straw semen 400 yang suah ada, dibagikan
saja keliling kepada petugas IB straw pasY
akan dibagikan. Minta data akseptor seYap
lokasi.

Saran/Diskusi
BPPT Cikadu
1. Menunggu implementasi kerja dari hasil
grand design. Sebelum grand design
rampung sudah mulai jalan
2. Dimana lokasi pertama (demplot) kegiatan ?
3. Cikadu siap untuk menerima implementasi
kegiatan

Pertanyaan
Bappeda Jawa Barat
1. Luasan kawasan untuk memenuhi kebutuhan
1,2 juta ekor (peternakan nasional) dimana ?

Syahruddin Said
Data yang ada antar instansi terkadang berbeda Sensus Sapi
Pasundan sangat baik.
Rekording di peternakan rakyat, sulit. Dapat dilakukan di VBC
Harmonisasi perlu intermediasi yang baik antar ABGC
Mau kemana Sapi Pasundan ? Apakah fenoYpik ? Sifat unggul ?
Struktur populasi : penggunaan sperma sexing strategis dalam
penentuan struktur populasi (jantan/beYna).
Implementasi bisa dilakukan saat ini juga. Misal : singkronisasi,
pemetaan/rekording,
Tim kecil perlu dibuat, koordinasi oleh BP3IPTEK sd bulan Maret
Konsistensi kegiatan didukung konsistensi Anggaran
Asosiasi menjadi bagian yang penYng. Lembaga breeding harus
ada.

Johar
Sapi Pasundan bangsa Bos sundaicus.
Sapi pasundan memiliki potensi tahan
terhadap MCF, Jembrana
;
Kegiatan lapangan ujung tombak dari tenaga
penyuluh

Poin Rekomendasi
1.
2.
3.
4.

Peninjauan PAD Perbibitan


Komitmen bersama /deklarasi
Arah riset
Pembentukan Asosiasi Bangsa Murni Sapi
Pasundan
5. Rekomendasi Yndakan aksi di Lapangan

Anda mungkin juga menyukai