Anda di halaman 1dari 30

POTENSI DAN PROSPEK

PETERNAKAN SAPI PEDAGING


DI INDONESIA
OPINI INTERNATIONAL KETAHANAN PANGAN

“Everything can wait, not agriculture. First of all,


obviously, we must have enough food. Secondly,
other necessities ...“ (Jawaharlal Nehru, PM India
1947-1964)

“It’s important for our nation to build and to


grow foodstuffs, to feed our people. Can you
imagine a country that was unable to grow
enough food to feed the people? It would be a
nation subject to international pressure. It
would be a nation at risk“ (George Walker
Bush, Presiden AS 2001-2009 )
ERA GOBALISAI

 Memasuki perdagang bebas dengan adanya persetujuan


GATT/WTO/AFTA

• Merupakan peluang yang besar dalam mendapatkan akses pasar


international
• Merupakan ancaman bagi usaha peternakan sapi potong di
Indonesia

 Apakah peternakan sapi di Indonesia dapat berkompetisi


dengan industri sapi potong dari negara lain ?

 Bagaimana meningkatkan daya saing industri sapi potong di


Indonesia yang sebagaian besar dikelola oleh peternakan
rakyat ( 6 juta peternak) ?

 Bagaimana prospek industri sapi potong dimasa yang akan


datang ?
NERACA DAGING SAPI NASIONAL 2018
No. Uraian Realisasi 2018

1 Jumlah Penduduk (juta jiwa) 265,02

2 Konsumsi Daging (kg/kapita/tahun) 2,50

3 Kebutuhan Nasional (ton) 662.541

4 Produksi Dalam Negri (ton) 403.349


Neraca (ton) - 259.192
5 Impor
─ Daging Kerbau (ton) 80.050
─ Daging Sapi (ton) 92.963
─ Sapi Bakalan (ekor) 514.327
Sebaran ternak sapi potong di Indonesia
(Total populasi ± 16,5 juta ekor)

3.27 Juta ekor 0,56juta ekor


(19,7%) (3,4%)
0,19 juta ekor
2.61 Juta ekor (1,1%)
(15,8%)

0,19 juta ekor


7,072 Juta ekor (1,1%)
(42,7%)
2,69 Juta ekor
(16,2%)
5
Beef Consumption 2017

Sementara, Konsumsi Daging Sapi di Asia Tenggara : Malaysia Singapura, Filipina,


Thailand dan Vietnam) masing-masing  8,7kg; 6,2kg; 5,6kg; 3,8kg dan
4,4kg/kapita/tahun (Meat and Livestock Australia 2016)
Livestock Population 2017

(Total populasi ± 16,5 juta ekor)

 The largest population is in East Java,


Central Java, South Sulawesi, NTB and NTT
Beef Production 2017

Domestic Beef Production 403.349 ton

 The BEEF production is produced in East Java, West Java, Central


Java, North Sumatra, and West Sumatra
Kebijakan Nasional
Pengembangan peternakan rakyat sebagai tulang
punggung, sementara industri peternakan sebagai
pendukung dan impor daging sapi sebagai penyambung
suplai-demand
VISI DAN MISI
URAIAN DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
VISI Terwujudnya kedaulatan dan keamanan pangan asal ternak

MISI 1. Mewujudkan ketahanan pangan asal ternak

2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing ternak dan produk


hewan

3. Mengembangkan usaha di bidang peternakan dan kesehatan


hewan berkelanjutan

4. Meningkatkan akuntabilitas dan kualitas pelayanan publik


bidang peternakan dan kesehatan hewan
Belum berkembang

Cow/calf Weaned Cattle ?


Producer

Stocker/ Feeder Cattle ?


Backgrounder

Finisher/ Slaughtered Cattle


Berkembang Feedloter

Slaughter/ Carcase
Struktur Industri Fabrication
Daging Sapi Nasional
Wholesale cut
Wholesaler

Retail cut
Retailer

Consumer
Faktor Pendukung
 Indonesia sebagai negara agraris dgn penduduk >
265 juta sebagai sumber pasar dan ketersediaan
tenaga kerja pertanian relatif mudah

 Daya dukung lahan yang luas dan Besarnya Potensi


produksi hijauan serta bahan baku konsentrat

 Ketersediaan sumberdaya ternak lokal (>16 juta


ekor) yang sudah beradaptasi baik dengan kondisi
iklim tropis

 Indonesia sebagai kawasan bebas penyakit


menular (BSE, PMK dll)
Daya Dukung Kawasan Hutan, Perkebunan, Tanaman
Palawija untuk Ternak Sapi Potong
di Indonesia

Luas
Jenis tanaman/limbah (ha) Daya Tampung ternak (ST)

a. Hutan Daratan1 133.694.685 20.447.000*


b. Perkebunan2
Kelapa Sawit &HAT 12.307.677 18.830.746
Kelapa &HAT 3.544.393 6.805.235
Karet &HAT 3.672.123 4.737.039
Total 19.524.193 30.373.019
c. Hortikultura3
Jerami Padi 15.156.952 17.430.495
Jerami Jagung 4.444.343 9.733.111
Limbah Kedele 576.987 473.129
Total 20.178.282 27.636.735
d. Padang Penggembalaan 4 4.000.000 5.000.000

13
Sumber Daya Sapi Lokal

 Indonesia memiliki populasi sapi potong > 16 juta ekor dari berbagai
rumpun/bangsa sapi lokal yang tersebar diberbagai wilayah kepulauan

 Lebih dari10 rumpun sapi lokal diantaranya:


o sapi Bali, PO, SO, Madura, Aceh, Pesisir, Jabres, Rancah,
Rambon, Galekan, Peranakan Simmental, Peranakan Limousin, FH
jantan dll.
Permasalahan Kemandirian Daging Sapi
di Indonesia

Permasalahan:
○ Ketersediaan bibit dan pakan ternak,
○ sumberdaya manusia
○ teknis budidaya,
○ sosial ekonomi,
○ kapasitas organisasi
○ efisiensi rantai pasok dan pemasaran,
○ Logistik peternakan

15
Faktor Kendala
 Budidaya masih banyak dilakukan secara tradisional
(subsisten)
 Rendahnya produktivitas ternak lokal
 Belum ada program breeding nasional yang jelas
(program Cow-Calf Operation tidak berkembang baik)
 Penyebaran ternak yang belum merata
 usaha yang tidak menarik bagi investor (investasi tinggi,
resiko tinggi, tataniaga belum tertata baik)
 Dukungan dari lembaga keuangan (bank) masih lemah
 Infrastruktur masih menjadi kendala terutama
transportasi dan fasilitas pemasaran (logistic peternakan)
 “Country risk” masih tinggi
STRATEGI PENGEMBANGAN
 Percepatan Pengembangan Mutu Bibit
Sapi Pedaging

 Pengembangan mutu genetik sapi daging untuk


mengurangi ketergantungan bakalan pada sumber
luar negeri
 Investasi baik Pemerintah, swasta dan masyarakat
 percepatan produksi bibit sapi daging bermutu
di dalam negeri
 Pengembangan rumpun sapi dengan memanfaatkan
Rendang Daging
sapi Bos javanicus, Bos indicus, Bos taurus dan hasil
persilangannya yang sesuai dengan :
1. Kondisi geografi dan iklim setempat. Konsumen Tradisional

2. Kebutuhan pasar (tradisional, Horeka) Daging Steik

3. Menjaga pelestarian rumpun sapi lokal yang sudah


berkembang di Indonesia.
Konsumen HOREKA
 Pengembangan Pakan & sistem produksi
Sapi Daging
Dengan mempertimbangkan: daerah padat atau jarang
penduduk, potensi kawasan pengembangan, ketersediaan
limbah hasil produksi pertanian dan industri pertanian
lainnya.

a)Untuk daerah padat penduduk, ketersediaan pakan


diarahkan pada pemanfaatan limbah pertanian dan
limbah industri pertanian (integrasi agro-livestock).

b)Untuk daerah jarang penduduk dilakukan perbaikan


padang pangonan/penggembalaan (ranch)
CCO on Natural Grass Land, Bombana-Souteast Sulawesi
CCO on Natural Grass Land, Sumba Island-West Timor

Timor

MUSIM HUJAN

MUSIM KEMARAU Productivity of Ongole


Cattle
• BCS 1 (emaciated)
• Calving rate < 60 %
• Calf mortality > 30 %
• Calf crop < 40%
Tekonologi pengawetan pakan ternak

Hay adalah hijauan yang dikeringkan. Silase adalah cara pengawetan hijauan dengan
jalan “Fermentasi Anaerobik”. Merubah
karbohidrat menjadi asam laktat ( pH 3.5 -4.5),
dengan kandungan air 60%.
STRATEGI PENGEMBANGAN

 Pengendalian Penyakit Reproduksi


dan Keswan
a) Pemberantasan penyakit strategis seperti Antraks,
SE, Brucellosis, Leptospirosis, IBR dan lain-lain.
b) Penanganan kesehatan hewan yang tertib mulai dari
pedet hingga ternak melahirkan.
 Permodalan

a) Pemberian kredit lunak kepada para peternak dan


investor yang akan menanamkan modalnya dibidang
perbibitan dan penggemukan sapi pedaging.

b) Kemitraan antara perusahaan dan peternak subsisten


 Peningkatan Fasilitas (Logistik)
Peternakan
a)Alat Transpor Ternak Kapal Camara khusus
untuk pengangkutan ternak

b)Pengembangan RPH
– Peningkatan Fasilitas RPH
– Pengembangan GSP (good slaughtering practice)Penyediaan
daging yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)
Selamat bergabung ……………..

Anda mungkin juga menyukai