Perancangan Sistem Emergency Genset Pada Kapal
Perancangan Sistem Emergency Genset Pada Kapal
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Kondisi Black Out adalah kondisi dimana
sumber
tenaga
penggerak
utama,
permesinan bantu, dan peralatan lainnya
pada kapal tidak beroperasi karena tidak
adanya pasokan listrik yang disebabkan
oleh kegagalan pada sistem kelistrikan.
Apabila Black Out terjadi pada kapal,
maka harus disiapkan sebuah sistem
kelistrikan yang mampu memasok listrik
ke peralatan-peralatan krusial pada kapal.
Untuk meningkatkan nilai keselamatan,
sistem ini dibuat aktis secara otomatis agar
kapal tidak berada dalam kondisi Black
Out dalam waktu yang lama.
I.2. Perumusan Masalah
Peralatan apa sajakah yang harus
tetap dapat digunakan pada saat
keadaan emergency/darurat?
Berapakah besarnya daya listrik
yang diperlukan pada saat kondisi
emergency/darurat?
Bagaimanakah sistem pengaktifan
emergency genset pada kapal saat
ini?
Komponen apa sajakah yang perlu
ditambahkan
pada
instalasi
kelistrikan yang telah ada pada
kapal agar sistem otomatisasi
emergency
genset
dapat
diterapkan?
Proses Starting
Preheating
starting switch
Regulating
switch
Battery
Dynamo
Starter 12 or
Charging
24v
control
2.
3.
4.
b. Otomatis
Proses pengaktifan ini dilakukan tanpa
perlu ada operator yang mengaktifkan
emergency genset dari panelnya. Sistem
ini akan membaca keadaan gagalnya
genset utama dengan membaca signal yang
diolah oleh sebuah komponen yang biasa
dikenal dengan genset controller. Saat
genset utama mengalami kerusakan/gagal,
genset controller akan membaca signal
tersebut dan memulai proses pengaktifan
emergency genset secara otomatis. Secara
umum proses starting genset dapat
dijelaskan melalui diagram berikut :
Glow plugs
DC
Manual
Glow control
5.
6.
7.
8.
keadaan
SOLAS
International Convention For The Safety
Of Life At Sea (SOLAS) memberikan
aturan mengenai instalasi kelistrikan pada
kapal untuk keselamatan kapal, ABK,
Penumpang, maupun muatan pada chapter
II-1 Construction-Structure, sub division
and stability, machinery and electrical
installations part. D.
Biro Klasifikasi Indonesia
Biro Klasifikasi Indonesia memberikan
aturan mengenai instalasi kelistrikan pada
kapal untuk keselamatan kapal, ABK,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
III. Metodologi
III.1. Identifikasi dan perumusan
masalah
Pada
Tahap
ini
dilakukan
pengidentifikasian dan perumusan masalah
yang ada. Pada skripsi ini, permasalahan
yang
diambil
adalah
otomatisasi
emergency genset pada kapal.
III.2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahap dimana
berbagai teori dasar mengenai penulisan
skripsi ini dipelajari. Beberapa teori dasar
seperti kelistrikan, rangkaian listrik dan
komponen-komponennya,
generator,
hingga berbagai regulasi dan peraturan
tentang sistem kelistrikan pada kapal
dipelajari. Tujuannya adalah agar dalam
merancang sistem otomatisasi emergency
genset pada kapal sesuai dengan teori
dasar dan berbagai peraturan.
Referensi dalam tahap ini diambil dari
buku, paper, internet, tutorial, spesifikasi
serta manual book peralatan, dan sumber
lainnya yang dapat mendukung bahasan
skripsi ini.
III.3. Pengambilan dan pengumpulan
data
Data yang diambil dan dikumpulkan pada
skripsi ini berasal dari dua sumber, yaitu
dari sebuah plant (Terminal LPG
Semarang) dan kapal milik TNI AL, KRI
Tanjung Fatagar 974 sebagai contoh
kapal. Data yang diperoleh dari plant
adalah wiring diagram instalasi kelistrikan
pada plant tersebut yang akan coba
diterapkan pada sebuah kapal. Sedangkan
data yang diperoleh dari kapal berupa :
1.
2.
3.
Dimana :
I = Arus Nominal (A)
IV. Pembahasan
Perhitungan
beban
darurat/emergency
I=
listrik
V = Tegangan (Volt)
P = Daya (kW)
Cos = 0.8
Arus Start dapat dihitung dengan rumus :
I start = I x 3
Setelah diketahui nilai arus nominal dan
arus start, maka dapat dipilih kabel dan
busbar yang sesuai dengan membaca tabel.
Perancangan
Sistem
Emergency Genset.
Otomatisasi
V. Kesimpulan
Besarnya beban listrik total pada
kondisi darurat/emergency adalah
Indikator-indikator
Penempatan relay yang tepat sangat
berpengaruh dalam sistem otomatisasi
ini
karena
kesalahan
dalam
penempatan
relay
dapat
mengakibatkan sistem tidak berjalan,
bahkan terjadi short circuit/korslet.