Anda di halaman 1dari 10

MENYIRAM DI PEMBIBITAN

Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan tanaman.
Keberadaan air sangat berpengaruh terhadap jenis-jenis tanaman yang hidup di suatu
tempat. Di daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi, kita akan menemukan
tanaman-tanaman yang banyak memerlukan air, sedang di daerah yang mempunyai curah
hujan yang rendah akan banyak kita jumpai tanaman-tanaman yang tahan terhadap
kekeringan.
Peranan air bagi kehidupan tanaman antara lain :
1. Air sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah sehingga tanaman dapat dengan mudah
mengambil hara tersebut melalui akar sebagai makanannya dan sekaligus
mengangkut hara tersebut ke bagian-bagian tanaman yang memerlukan.
2. Air merupakan salah satu komponen penting dalam proses fotosintesa, yaitu proses
pembentukan karbohidrat dari air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.
3. Hampir seluruh proses fisiologi tanaman tanaman termasuk reaksi-reaksi kimia
berlangsung dengan adanya air.
4. Di dalam tanaman air berfungsi mempertahankan ketegapan tanaman. Jika tanaman
kekurangan air, tanaman akan layu dan kemudian mati.
5. Air sebagai pengontrol suhu dalam tanaman pada saat terik matahari.
Manfaat air bagi tanaman memang sangat besar dan keberadaannya di sekitar
tanaman merupakan syarat mutlak agar tanaman dapat mengambil air tersebut untuk
kehidupannya. Agar tanaman dapat terpenuhi kebutuhan airnya maka campur tangan
manusia yang membudidayakan sangat diperlukan. Campur tangan manusia untuk
memenuhi kebutuhan tanaman akan air tersebut disebut irigasi
Menurut cara pemberiannya sistem irigasi dibagi menjadi tiga yaitu sistem
penyiraman, pengairan di atas permukaan tanah, dan pengairan di bawah permukaan
tanah. Penyiraman adalah sistem pemberian air dengan cara penyemprotan sehingga
jatuhnya air ke permukaan tanah/tanaman akan berbentuk butiran-butiran yang
menyerupai hujan. Sedang pengairan adalah sistem pemberian air dengan cara pengaliran
dan penggenangan di atas permukaan tanah atau dari bawah permukaan tanah
Ketersediaan sumber air pada suatu pembibitan tanaman hias taman merupakan hal
yang paling penting, terutama untuk menyiram tanaman pada musim kemarau maupun
keperluan lainnya. Air untuk penyiraman tanaman dapat berasal dari air tanah yang
dipompa dan dialirkan ke dalam satu tangki reservoir, kemudian disalurkan melalui pipapipa. Selain itu, untuk tempat pembibitan yang relatif kecil, air siraman juga berasal dari
air ledeng. Hal yang perlu diperhatikan yaitu letak keran air hendaknya tidak terlalu jauh
dengan lokasi pembibitan agar mudah dijangkau oleh operator penyiram tanaman, baik
dengan menggunakan embrat, selang plastik, maupun springkler.

Sistem perairan pembibitan tanaman hias taman juga mencakup cara mengatasi
drainase agar tempat pembibitan tidak becek dan tergenang air pada musim penghujan,
terutama di pembibitan yang memiliki tanah berdrainase berat dan jelek. Seyogyanya, hal
itu sudah diketahui atau diantisipasi oleh pembibit tanaman hias sehingga rancangan
pembibitan yang dibuat sudah mencakup cara mengatasi permasalahan tersebut. Saluran
drainase dapat berupa selokan, gorong-gorong, pipa paralon, bis beton, atau juga dapat
dilakukan dengan pengaturan kemiringan permukaan bedengan pembibitan sehingga air
hujan dapat dengan cepat mengalir ke tempat yang lebih rendah dan masuk ke dalam
saluran drainase.
Efisiensi dan efektivitas penyiraman tanaman dipengaruhi oleh penguasaan teknik
pemeliharaan yang baik dan pemeliharaan yang memadai. Oleh karena itu, kita hendaknya
mengetahui jenis peralatan yang digunakan, fungsi dan cara kerjanya. Berikut ini
disajikan peralatan penyiraman tanaman, manual maupun mesin, serta manfaatnya :
1) Gembor/embrat, digunakan untuk menyiram tanaman secara manual dengan
semprotan air yang halus, terutama untuk tanaman yang tidak tahan semprotan keras
seperti jenis-jenis tanaman dalam ruangan. Alat ini terbuat dari seng atau plastik.
Penyiraman dengan menggunakan gembor dilakukan antara 2 -4 kali dalam 2 hari
(Gambar 1)

Gambar1. Penyiraman dengan menggunakan gembor.


.
2) Selang plastik, digunakan untuk menyiram tanaman dengan cara manual. Alat ini
sangat membantu menghubungkan sumber air dengan tanaman yang akan disiram.
Selang plastik tersedia dalam berbagai ukuran diameter dan kualitas bahan, sesuai
dengan harganya. Selang biasanya digunakan untuk menyiram tanaman yang tahan
terhadap semprotan air yang kuat seperti rumput-rumputan dan tanaman-tanaman
perdu, dengan selang waktu penyiraman antara 1 4 hari sekali(Gambar 2).

Gambar 2. Penyiraman dengan menggunakan selang.


3) Pipa berlubang, merupakan alat penyiram yang dibuat dengan melubangi pipa
berukuran 1 1.25 inci pada bagian atas dan samping sehingga air akan disemprotkan
melalui lubang-lubang tersebut dan menyebar kesegala arah (Gambar 1). Pemasangan
pipa tersebut biasanya lebih tinggi dari tanaman agar penyebaran air tidak terhalang
oleh dahan tanaman(Gambar 3).

Gambar 3. Pipa berlubang


4) Springkler, merupakan alat penyiram otomatis yang bekerja karena adanya tekanan
dari sumber air. Semakin besar tekanan air maka springkler akan bekerja semakain
cepat dan volume air siraman persatuan waktu akan semakin besar. Besar kecilnya
tekanan air juga menentukan radius jangkauan siraman air. Springkler biasanya
digunakan untuk menyiram hamparan rumput.

Gambar 4. Unit kerja Springkler


Alat penyiraman ada yang bersifat sementara dan cepat rusak, ada pula yang relatif
tahan lama. Masa efektif peralatan tersebut sebenarnya tergantung dari aspek perawatan
dan penyimpanan sesudah digunakan. Peralatan dapat tahan lama bila dirawat dan
disimpan secara benar. Sebaliknya, penyimpanan dan penggunaan yang sembarangan
serta tidak pernah dirawat dapat mempercepat rusaknya alat pertanian.
Agar awet, alat-alat yang telah selesai digunakan segera dibersihkan, dicuci, dan
dilap atau dikeringkan, kemudian disimpan dengan rapi dalam gudang peralatan. Selain
itu, setiap ada gangguan pengoperasian setiap alat sebaiknya segera dicari penyebabnya
dan dilakukan perbaikan sehingga peralatan dapat digunakan semestinya. Perawatan dan
perbaikan alat hendaknya dikuasai dengan benar agar alat tetap dalam kondisi yang baik.
Penyiraman tanaman sangat diperlukan untuk memudahkan perakaran tanaman
menyerap larutan hara yang tersedia didalam tanah. Selain itu, penyiraman dapat
meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah kelayuan tanaman akibat proses
evapotranspirasi. Oleh karena itu, jumlah air siraman tergantung pada besarnya penguapan
yang terjadi di dalam pertamanan tersebut. Air yang tersedia di daerah perakaran
hendaknya lebih banyak daripada air yang dibutuhkan untuk evapotranspirasi.
Waktu penyiraman pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja saat dibutuhkan. Satu
hal yang perlu diperhatikan apabila menyiram siang hari, penyiraman hendaknya langsung
pada permukaan tanah, tidak pada permukaan daun tanaman, khususnya tanaman berdaun
lebar. Penyiraman secara langsung pada daun tanaman di siang hari dapat menyebabkan
suhu permukaan daun meningkat dan lebih tinggi dari suhu udara di sekitarnya sehingga
daun menjadi luka bakar (gosong). Untuk mencegahnya, penyiraman lebih baik dilakukan
pada pagi atau sore hari. Di kawasan atau daerah yang memiliki kelembaban udara relatif
tinggi, penyiraman pada pagi hari lebih baik daripada penyiraman sore hari. Tujuannya
untuk menghindari berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan.

Pelaksanaan penyiraman tanaman pada suatu pembibitan tanaman hias taman ada
bermacam-macam cara, tergantung besar atau kecilnya pembibitan dan ketersediaan alat.
Cara penyiraman yang sering dilakukan, antara lain dengan ember, gayung, embrat, selang
plastik, ataupun springkler.
Cara yang paling sederhana, penyiraman dilakukan dengan ember dan gayung atau
gembor/embrat. Cara tersebut umum dilakukan untuk pembibitan skala relatif kecil. Bila
pembibitannya luas, maka cara ini tidak efisien. Penyiraman dengan gayung perlu
diperhatikan agar tidak terlalu keras mengenai permukaan tanah/media karena dapat
mengakibatkan tanah/media memantul dan mengotori batang dan daun tanaman yang
dekat dengan tanah/media.
Cara penyiraman yang paling umum dilakukan yaitu menggunakan selang plastik
Selang ini terkadang dilengkapi dengan sprayer untuk mengatur air yang keluar.
Untuk pembibitan tanaman hias taman dalam skala besar maka penyiraman
menggunakan alat bantu springkler yang dapat menyiram secara otomatis berdasarkan
mekanisme tekanan air. Jarak antar Springkler berdasarkan radius jangkauan semprotan
air dan besar/kecilnya tekanan sumber air. Beberapa jenis springkler ada yang harus
ditanam di permukaan tanah secara permanen, tetapi ada yang knock down dan dapat
digunakan secara berpindah-pindah dari satu titik penyiraman ke titik lainnya
Akhir-akhir ini sering juga diterapkan cara penyiraman melalui tabung bambu atau
sepotong paralon yang ditanam di kedalaman antara 20-30 cm dari permukaan tanah.
Tabung bambu atau paralon tersebut diletakkan dekat sebatang pohon. Penyiraman ini
mempunyai sasaran langsung ke perakaran sehingga akar dapat mengabsorbsi air. Teknik
ini biasa dilakukan pada musim kemarau yang laju evapotranspirasinya sangat cepat.
Dengan penyiraman ini, diharapkan dapat memperkecil laju evaporasi karena permukaan
air relatif kecil, seukuran penampang tabung. Biasanya dalam sehari dilakukan beberapa
kali pengisian air ke dalam tabung agar tanaman tidak mengalami defisit air.

Gambar 5. Penyiraman pohon dengan teknik tabung pada musim kemarau

Indikasi jumlah kebutuhan air siraman untuk tanaman secara praktis dapat diukur
dari kedalam penetrasi air siraman di dalam tanah. Apabila air siraman dapat menerobos
sedalam 15 20 cm ke dalam tanah, dapat dianggap siraman tersebut sudah cukup.
Namun, pada kondisi tertentu, misalnya pada musim kemarau, penyiraman dalam
bedengan atau tanaman massal sering dilakukan dengan cara di-leb hingga tercapai
kondisi jenuh.
Penyiraman tanaman, selain untuk menyeimbangkan laju evapotranspirasi, juga
berfungsi melarutkan garam-garam mineral tanah dan terutama sebagai unsur utama
dalam proses fotosintesis.
Tanah merupakan tempat atau media di mana akar tanaman tumbuh dan mengambil
air serta menyerap berbagai unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Tanah itu sendiri
pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air,
dan udara. Adanya air dan udara di dalam tanah sangat dikehendaki oleh tanaman. Tetap
kedua komponen tersebut dalam tanah bersifat komplemen, artinya apabila tanah banyak
mengandung air maka kandungan udaranya sedikit dan sebaliknya apabila tanah bayak
mengandung udara maka kandungan airnya sedikit.
Dalam hubungannya dengan kandungan air di dalam tanah, kondisi tanah dibagi
menjadi tiga, yaitu kondisi jenuh air, kapasitas lapang, dan titik layu permanen.
Kondisi jenuh air
Apabila kita menuangkan air ke dalam pot yang sudah ditanami dalam jumlah besar
maka sebagian air tersebut akan bertahan dalam pot dan sebagian lagi akan keluar melalui
lubang di bawah pot. Air yang keluar melalui lubang pot disebut air berlebihan atau air
perkolasi. Keluarnya air ini menandakan bahwa tanah di dalam pot tidak mampu
menampung semua air yang diberikan. Saat tanah tidak mampu menampung semua air
yang ada seperti ini disebut jenuh air. Pada keadaan ini hampir semua pori-pori tanah diisi
oleh air. Pada umumnya keadaan jenuh air tidak dikehendaki oleh tanaman bahkan sering
merugikan karena :
-

menyebabkan aerasi buruk .

memperlambat absorbsi unsur hara oleh akar.

menekan pertumbuhan jasad renik tanah yang bersifat aerob.

dapat menimbulkan zat-zat kimia yang merugikan tanaman, misalnya CH4, N2, Fe++,

Mn++.
-

memperlambat dekomposisi atau penguraian bahan-bahan organik dalam tanah.

Kapasitas lapang
Bila keluarnya air dari pot telah berhenti maka tanah dalam pot tersebut disebut
dalam keadaan kapasitas lapang

Dalam keadaan ini air hanya berada dalam pori-pori mikro dan disebut sebagai air
tersedia, sedang pori-pori makro ditempati oleh udara. Air tersedia adalah air yang dapat
diambil oleh tanaman, terdapat antara kondisi kapasitas lapang dan kondisi titik layu
permanen (Gambar 6). Air ini berbentuk larutan yang mengandung berbagai unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman misalnya N, K, Ca, Mg dan S. Kemampuan tanah untuk
menyimpan air tersedia tergantung stukturnya (Tabel 1).

Gambar 6. Tanaman pada Kondisi Jenuh Air, Kapasitas Lapang, dan Titik
Layu Permanen
Pada umumnya tanaman menghendaki tanah yang kapasitas lapangnya sedang agar
kandungan udara dan airnya cukup. Untuk mendapatkan kondisi seperti ini orang sering
membuat campuran liat, kompos, dan pasir dengan perbandingan tertentu untuk dijadikan
media tanam.
TABEL 1. KANDUNGAN AIR PADA KONDISI KAPASITAS LAPANG
No
1.
2.
3.
4.
5.

Struktur Tanah
Tanah liat
Humus
Debu
Pasir
Liat:Pasir:Humus=1:1:1

Sebagian Besar
Ukuran Pori
Kecil (mikro)
Sedang
Sedang
Besar
Sedang

Kandungan Air
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang

Titik layu permanen


Air yang ada di dalam tanah dapat berkurang karena adanya penguapan, perkolasi,
atau diserap oleh tanaman. Apabila dalam jangka waktu tertentu tidak ada penambahan air
oleh hujan atau oleh irigasi maka tanah akan mengering dan tanaman akan segera
memperlihatkan pengaruhnya terhadap kekeringan tersebut. Mula-mula tanaman akan
layu pada siang hari dan segar kembali pada malam hari. Tetapi lama-kelamaan tanaman
akan tetap layu baik siang maupun malam, bila tidak segera disiram. Dalam keadaan ini
sebenarnya tanah masih mengandung air tetapi berada dalam pori mikro yang sangat kecil

dan berbentuk uap yang tidak tersedia bagi tanaman atau tidak dapat diserap oleh
tanaman. Tanah yang berada dalam kondisi ini disebut titik layu permanen (Gambar 6).
TABEL 2. Kandungan Dan Bentuk Air Pada Beberapa Kondisi Tanah
No
1.
2.
3.

Kondisi Tanah
Jenuh air
Kapasitas Lapang
Titik layu permanen

Persediaan Air
Berlebih
Tersedia
Tidak tersedia

Bentuk Air
Larutan
Larutan
Uap

Kalau kita memotong tanah secara vertikal kita akan memperoleh profil tanah
berupa lapisan-lapisan yang disebut horison. Lapisan yang paling atas disebut lapisan top
soil sedang lapisan di bawahnya disebut lapisan sub soil. Top soil merupakan lapisan yang
banyak mengandung bahan organik, biasanya berrwarna gelap dan lebih gembur. Pada
lapisan ini, biasanya akar tanaman tumbuh dan mengambil air dari tanah. Akar tanamantanaman tahunan umumnya dapat mencapai lapisan sub soil sehingga bisa lebih tahan
terhadap kekeringan.
Ketebalan lapisan top soil berbeda-beda untuk setiap tempat tergantung antara lain
dari iklim dan pengolahan tanah. Semakin tebal lapisan top soil umumnya akan semakin
baik bagi tanaman karena akar juga semakin dalam sehingga kemampuannya untuk
mengisap air juga semakin besar. Lapisan ini dapat diperdalam melalui pembajakan,
pencangkulan, dan pemberian bahan-bahan organik

Gambar 7. Penampang Ujung Akar di Dalam Tanah


Tanaman mengambil air (beserta bahan-bahan kimia yang terlarut) dari tanah
melalui rambut-rambut yang terdapat pada permukaan akar (Gambar 7). Air yang berada
dekat dengan rambut-rambut akar tersebut diserap oleh tanaman dan melalui jaringan
xilem diangkut ke batang, kemudian diedarkan ke seluruh tanaman.
PERTANYAAN:

I.
1. Sebutkan 3 sistem irigasi menurut cara pemberiannya !
2. Sebutkan 5 peranan air bagi kehidupan tanaman !
3. Jelaskan cara merawat alat penyiraman agar awet ?
4. Apa yang dimaksud dengan Spingkler ?
5. Apa yang dimaksud dengan irigasi ?
II.
1. Tanaman pot dan tanaman-tanaman yang daunnya tidak begitu tahan terhadap
semprotan air yang kuat, sebaiknya

kita menyiram dengan menggunakan :

a. Gembor

c. Springkler

b. Selang

d. Pipa berlubang

e. Pompa

2. Cara penyiraman yang paling umum yaitu penyiraman dengan menggunakan alat :
a. Gembor

c. Springkler

b. Selang

d. Pipa berlubang

e. Pompa

Soal Uraian :
1. Sebutkan 2 fungsi penyiraman pada tanaman ?
2. Mengapa penyiraman tidak baik dilakukan pada siang hari ?
3. Apa yang harus kita perhatikan bila melakukan penyiraman dengan menggunakan
gayung ?
III.
Soal Pilihan Berganda :
1. Pada keadaan ini hampir semua pori-pori tanah didisi oleh air :
a. Titik layu permanen

c. Air perkolasi

e. Air

higroskopis
b. Kondisi jenuh air

d. Kapasitaa lapang

2. Yang dimaksud dengan Top Soil adalah :


a. Lapisan tanah yang paling bawah
b. Lapisan tanah yang paling atas
c. Lapisan tanah yang banyak batu padasnya
d. Lapisan tanah yang sedikit mengandung bahan organik
e. Lapisan tanah yang banyak mengandung pasir
3. Air yang hanya berada dalam pori-pori mikro disebut :
a. Air tidak tersedia

c. Air tersedia

perkolasi
b. Air higroskopis
Soal Uraian :

d. Air grafitasi

e. Air

1. Jelaskan bagaimana ciri tanah yang berada dalam kondisi Titik Layu Permanen !
2. Sebutkan 3 kondisi tanah bila dihubungkan dengan kandungan airnya 1
3. Sebutkan kerugian-kerugian bila tanah berada dalam kondisi jenuh air !

Anda mungkin juga menyukai