Asuhan Keperawatan Pada Pasien Transplantasi Ginjal
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Transplantasi Ginjal
TRANSPLANTASI GINJAL
Oleh: SUMARNI
Renal Unit RSUD dr. Moewardi Surakarta
Pendahuluan
Di Indonesia transplantasi ginjal dimulai 4-oktober-1977 di RSCM, dan
kemudian disusul oleh RS PGI Cikini pada tanggal 8-oktober 1977, dan mulai tahun
1985 disusul oleh RS Karyadi, Bandung, Medan. Transplantasi baru dapat dilakukan
bila persyaratan antara donor dan resipient terpenuhi.
Pengertian
Transplantasi ginjal adalah pembedahan ginjal manusia yang ditransfer dari
satu individu ke individu lain (Lucman and Sorensen).
Transplantasi ginjal merupakan insersi pembedahan ginjal manusia dari sumber
yang hidup atau ginjal cadaver kepada klien dengan penyakit ginjal tahap akhir,untuk
mengganti hilangnya fungsi ginjal yang normal (Gorzemen and Bawdain).
Tujuan
Transplantasi mempunyai 2 tujuan yaitu:
1. Untuk membebaskan diri dari ketergantungan terhadap dialysis.
2. Dapat menikmati hidup yang lebih baik, makan/minum bebas, perasaan
sehat seperti orang lain/normal.
Syarat-syarat
Recipient:
- Usia 13-60 tahun
- Tidak mengidap penyakit berat, keganasan, TBC, hepatitis, Jantung
- Harus dapat menerima terapi imunosupresif dalam waktu yang lama dan
harus patuh minum obat
- Sudah mendapat HD yang teratur sebelumnya
- Mau melakukan pemeriksaan pasca transplantasi ginjal.
Donor:
- Usia 18-50 tahun
- Mempunyai motivasi yang tinggi tanpa paksaan
- Kedua ginjal normal, tidak terinfeksi
- Tidak mengidap penyakit berat yang dapat memperburuk fungsi ginjal
dan komplikasi setelah operasi
- Hasil laboratorium semuanya dalam batas normal.
Jika donor hidup tidak tersedia, pasien harus menunggu jaringan yang diambil
dari mayat yang cocok, dan untuk mendapatkan donor yang cocok akan diatur oleh
organisasi dibawah aturan pemerintah yaitu organisasi yang dibiayai secara federal
yang mengkoordinasi pertukaran organ,dan dengan sistim komputer akan
mencocokkan donor mayat dengan calon penerima.
Persiapan transplantasi ginjal
a. Persiapan resipient dan keluarga
Perawat mempunyai peran penting sebagai advokat untuk memastikan bahwa
semua upaya dibuat untuk menentukan dan bertindak atas keinginan pasien
berkenan dengan pendonoran dan perawat juga berperan vital dalam mendukung
keluarga secara psikologis, terutama saat mereka mencoba menerima donor dari
Catat dan amati letak kateter urether serta drainase urine dari tiap kateter
Temukan akses vaskuler dan tentukan patensinya dengan meletakkan jari
atau stetoskop tepat diatas tempat akses dan raba atau dengarkan
karakteristik bunyi denyutan disebut desiran (bruit)
Bila terpasang NGT sambungkan selang tersebut ke sistim drainase yang
sesuai
Ukur lingkar abdomen pada insisura iliaka, ini merupakan informasi dasar
yang digunakan nanti untuk pengkajian ada tidaknya komplikasi (mis:
kebocoran uretra, limfosel atau perdarahan)
Pada pasien anak dipantaunya lebih sering daripada pasien dewasa karena
sifat dinamik dari cairan anak dan status kardiovaskuler seperti tekanan
darah, BB
Rungan harus ditutup dan hanya anggota tim transplantasi ginjal yang
diperkenankan masuk
Setiap petugas yang memasuki ruangan harus memakai masker dan baju
serta alas kaki yang khusus
Keluarga pasien tidak diperkenankan masuk ruangan tersebut, hanya
diperbolehkan melihat melalui kaca, semua itu dilakukan untuk mencegah
infeksi.
Komplikasi
Komplikasi transplantasi ginjal ada 2 yaitu:
Komplikasi bedah: kebocoran, trombosis pada vena renalis dan ateri renalis
Komplikasi medik: infeksi, rejeksi, toksitas obat.
Pendidikan Pasien Sebelum Pulang
Sebelum pulang pasien harus dapat melakukan perawatan sendiri dengan
dibantu oleh keluarganya sesuai dengan yang dilakukan di rumah sakit, oleh
karena itu pasien dan keluarga harus dilibatkan selama perawatan di rumah
sakit. Misalnya mengenai obat-obatan sebaiknya ditulis pada kertas nama obat,
dosis, cara pemberian dan bila perlu waktu/jam pemberiannya.
Disamping itu dijelaskan juga efek sampingnya dan pentingnya obat
tersebut agar dapat diminum secara teratur dan tepat agar mendapatkan hasil
yang baik sesuai dengan keinginan kita. Pasien juga dianjurkan untuk membuat
catatan mengenai cairan yang masuk dan keluar selama 24jam, tekanan darah,
suhu badan, dan juga kelainan yang mungkin terjadi juga harus dicatat.
Karena masih mudahnya terkena infeksi, maka pasien dianjurkan untuk
mandi 2x sehari, pasien juga tidak boleh mengangkat beban yang berat, olah
raga, dan pasien harus rutin memeriksakan kesehatannya secara teratur
terutama bila ada keluhan dan kelainan-kelainan segera dilaporkan ke dokter.
POST OPERASI
1. Diagnosa keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi luka operasi, spasme otot,
atau adanya distensi abdomen/kandung kemih.
Kriteria hasil :
Pasien dapat toleransi terhadap rasa nyeri
Ungkapan rasa nyeri berkurang/hilang
Ekpresi wajah tenang.
Intervensi :
a. Beri support kepada pasien untuk menggungkapkan raya nyerinya
b. Atur posisi yang nyaman
c. Anjurkan untuk istirahat baring di tempat tidur
d. Pantau skala nyeri nyeri, tentukan lokasi, jenis factor yang meningkatkan rasa
nyeri serta tanda dan gejala yang menunjang
e. Ciptakan lingkungan yang tenang
f. Ajarkan tehnik relaksasi (latih nafas dalam)
g. Longgarkan atau kencangkan bebat daerah yang sakit
h. Beri kesempatan untuk istirahat selama nyeri, buat jadwal aktifitas bila nyeri
berkurang
c.
d.
e.
f.
g.
h.
DAFTAR PUSTAKA
Carpernito, Linda juall, 1995. Nursing Care Plans and Documentation : Nursing
diagnosis and colaborative problems. Second Edition J.B. Lippincott Company.
Engram, Barbara. 1998. Rencana asuhan keperawatan medical bedah. Edisi bahasa
Indonesia. Volume satu.
Hudak, Carolyn, 1996. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Edisi pertama.
Jakarta; EGC.
Hamilton, D. 1984. Kidney Transplantation in P. J. Morris (Ed). Kidney
Transplantation : Principles and Practice. New York : Grune & Stratton.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner Suddarth.
Edisi delapan. Volume dua. Jakarta. EGC.