A. LATAR BELAKANG
Dalam struktur organisasi Pemerintah Daerah, Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) adalah salah satu dari sedikit unit kerja Pemerintah daerah
yang tidak memiliki wewenang untuk membuat kebijakan. Setiap kegiatan
penertiban Satpol PP merupakan konsekuensi dari suatu kebijakan yang
disusun oleh dinas tata kota dan dinas lainnya yang kemudian ditetapkan oleh
pimpinan daerah disetiap level pemerintah yaitu Gubernur, Bupati/Walikota,
dan Kecamatan. Satpol PP merupakan unit kerja yang tidak memiliki privilege
untuk mempertanyakan validitas suatu kebijakan kepada pimpinan daerah.
Target mereka adalah melaksanakan tugas yang diberikan untuk mencapai
ketertiban sipil.
Satpol PP sebagai unsur utama Sumber Daya Manusia Aparatur
mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Sosok Satpol PP yang mampu memainkan
peran tersebut adalah Satpol PP yang mempunyai kompetensi yang
diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan
ketaatan kepada Negara, bermoral, bermental baik, professional, dan sadar
akan tanggung jawab sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi perekat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk dapat membentuk sosok Satpol PP tersebut diatas, perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur pendidikan dasar yang mengarah
kepada upaya peningkatan:
1. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan
masyarakat, bangsa, Negara, dan tanah air.
2. Melaksanakan tugas Penegakan Peraturan Daerah, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan
masyarakat.
3. Efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan
dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab yang tinggi.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 38 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Satuan Polisi
Pamong Praja bahwa ketentuan Pasal 16 huruf f Peraturan Pemerintah No. 6
Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Praja mengamanatkan persyaratan untuk
diangkat menjadi Polisi Pamong Praja lulus Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Polisi Pamong Praja.
B. DASAR PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pendidikan Dasar Satpol PP Kabupaten Maros didasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1993);
Kegiatan pelatihan dasar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Maros ini
diikuti oleh 32 orang personil
Substansi Materi :
1. Tupoksi Satuan Polisi Pamong Praja
2. Pengetahuan Baris Berbaris
3. Patroli dan Penjagaan
4. Pengawalan
5. Penangkapan/Penggeledahan dan Interogasi
6. Olahraga
7. Tata Upacara Sipil
8. Pengenalan Unsur Pimpinan
9. Teknis Penegakan Perda dan Perbup
10.Teknik Penanganan Tempat Kejadian Perkara
11.Pengetahuan Dasar Hak Asasi Manusia
12.Hak dan Kewajiban Warga Negara Dalam Mata Hukum
13.Tata Urutan Perundang-undangan
14.Pengetahuan Dasar SAR
15.Pengamanan VIP Protokoler
16.Prosedur Pembinaan Kantibmas Swakarsa
17.Pengendalian Massa/Negosiasi Unjuk Rasa
18.Sikap dan Perilaku Aparatur
b.
Instruktur/Narasumber
1. Instruktur dan Pembina Personil Direktorat Pembinaan Masyarakat
Polda Sulsel.
2. Satuan Polisi Pamong Praja