Anda di halaman 1dari 4

Pneumatic System

Pneumatik adalah sistem penggerak yang menggunakan tekanan udara sebagai


tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik yang
membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya. Jika pneumatik menggunakan udara
sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan hidrolik menggunakan cairan oli sebagai
tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik tekanan udara inilah yang berfungsi untuk
menggerakkan sebuah cylinder kerja. Cylinder kerja inilah yang nantinya mengubah
tenaga/tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik (gerakan maju mundur pada
cylinder).

Sistem pneumatik ini biasa diaplikasikan pada mesin mesin industri.


Dikarenakan kurangnya daya/kekuatan mekanik dari pneumatik. Maka pneumatik ini
hanya bisa diaplikasikan pada mesin mesin yang tidak terlalu membutuhkan tenaga
mekanik yang kuat (mesin-mesin bertenaga ringan) dalam pengoperasiannya. Sedangkan
untuk mesin-mesin yang membutuhkan tenaga mekanik yang kuat harus menggunakan
sistem hidrolik. Berikut ini kelebihan dan kekurangan pada sistem pneumatik dan
hidrolik :
Kelebihan pada sistem pneumatik:
1.
2.
3.
4.

Ramah lingkungan / bersih (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).


Udara sebagai tenaga penggerak memiliki jumlah yang tak terbatas
Lebih cepat dan responsif jika dibandingkan dengan hidrolik
Harganya yang murah

Kekurangan pada sistem pneumatik:

1. Daya mekanik yang dihasilkan kecil


2. Membutuhkan perawatan yang lebih tinggi, karena udara sebagai penggeraknya
biasanya kotor dan mengandung air sehingga gesekan antara piston cylinder dan
rumah cylinder besar dan mempercepat kerusakan pada air cylinder.
Kelebihan pada sistem hidrolik:
1. Memiliki daya mekanik yang besar
2. Cylinder hidrolik lebih awet bila dibandingkan dengan cylinder pneumatik (air
cylinder).
3. Oli sebagai tenaga penggeraknya tidak akan habis/berkurang bila tidak terjadi
kebocoran. Sehingga hanya diperlukan investasi diawal.
Kekurangan pada sistem hidrolik:
1. Tidak ramah lingkungan (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
2. Harga oli yang cukup mahal.
3. Kurang responsif bila dibandingkan dengan pneumatik.
Komponen system pneumatic :
1. Kompresor
2. Regulator
a. filter
b. pressure regulator
c. lubricator
3. Acting cylinder
4. Control valve
5. Pneumatic control circuit

Cara kerja sistem pneumatik

Udara dihisap oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air (tabung udara)
hingga mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 9 bar. Bila tekanan hanya dibawah 6 bar
akan menurunkan daya mekanik dari cylinder kerja pneumatik dan sedangkan bila
bertekanan diatas 9 bar akan berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor.
Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari pneumatic. Pertama udara
harus melewati air dryer (pengering udara) untuk menghilangkan kandungan air pada
udara. Dan dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator, selenoid valve
dan menuju ke cylinder kerja.
Gerakan air cylinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid valve
menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari air cylinder maka piston akan
bergerak maju sedangkan bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke
outlet dari air cylinder maka piston akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah
penggunaan aplikasi pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC

ataupun

rangkaian

kontrol

listrik

lainnya.

Sehingga

mempermudah

dalam

pengaplikasiannya.
Pneumatic Circuit Diagram
System control pada pneumatic dapat dirancang dalam bentuk sirkuit pneumatic. Fungsi
dari sirkuit pneumatik untuk mengontrol injeksi dan pelepasan udara pada silinder serta
untuk mengontrol katup/valve.

Anda mungkin juga menyukai