METODE PENELITIAN
27
B. Metode Penelitian
Pada kesempatan ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis,
dengan menggunakan kajian etnokoreologi sebagai pisau bedahnya. Metode
deskriftif analisis merupakan suatu metode penelitian yang menguraikan atau
mendeskripsikan data atau fakta untuk kemudian dianalisis. Kegiatan analisis
dimaksudkan untuk lebih memahami fakta-fakta yang ditemukan, sehingga bisa
menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Whitney (Nazir, 2011: 54)
mengemukakan bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Interpretasi yang dimaksud adalah proses berfikir
menggunakan pemahaman serta analisis dari peneliti, yang diungkapkan dengan
teori-teori yang memperkuatnya.
Dalam penelitian ini peneliti mengkaji Tari Srikandi-Mustakaweni
menggunakan kajian etnokoreologi yang difokuskan pada bagian tekstual dan
kontekstual tarinya. Etnokoreologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan
untuk mengkaji sebuah pertunjukan atau karya tari. Selain etnokoreologi, dikenal
juga berbagai pendekatan lain seperti koreologi, dan antropologi tari. Kajian
etnokoreologi merupakan sebuah pendekatan yang multidisiplin, karena
merupakan perpaduan dari beberapa pendekatan diantaranya pendekatan sejarah.
Pengkajian tari melalui pendekatan ini, terfokus pada bagian atau lapis teks dan
konteks tarinya. Analisis tekstual merupakan analisis tari tentang hal-hal yang
bisa dilihat secara langsung diantaranya gerak, busana, rias, musik. Analisis
kontekstual adalah analisis tari dari hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat, seperti sejarah, latar belakang, fungsi, serta simbol dan makna.
C. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari
terjadinya
28
tercipta dari pertunjukan wayang wong priangan, khususnya berasal dari bagian
tari kembangan dan tari perang. Pertunjukan tari wayang ini berkembang di
daerah Bandung, Garut, dan Sumedang. Salah satu pertunjukan tari wayang yang
disenangi oleh masyarakat Garut pada waktu itu salah satunya adalah Tari
Srikandi-Mustakaweni. Tari ini menceritakan tentang perang tanding antara
Srikandi melawan Mustakaweni memperebutkan pusaka Layang Jamus
Kalimusada. Tari Srikandi-Mustakaweni ini dijadikan sebagai salah satu bahan
ajar mata kuliah Tari Wayang yang diberikan pada semester lima di STSI
Bandung. Pada kesempatan ini, Tari srikandi-Mustakaweni penulis kaji
menggunakan kajian etnokoreologi. Kajian entnokoreologi merupakan kajian
yang multi-layers/multilapis. Sehingga dalam penelitian ini, tari tidak hanya
dilihat dari satu aspek saja, melainkan dikaji melalui aspek tekstual dan
kontekstualnya.
akan
mempengaruhi
dalam
pengumpulan
data,
sehingga
dalam
instrumen
disesuaikan
dengan
teknik
atau
metode
29
30
31
Tari
Srikandi-Mustakaweni,
pengajar
Tari
Srikandi-
32
Ibu Eti Mulyati, salah dosen pengampu mata kuliah tari wayang di STSI
Bandung. Peneliti melakukan wawancara mengenai struktur gerak baik gerak
pokok, gerak khusus dan gerak peralihan yang terdapat pada Tari SrikandiMustakaweni. Selain itu, peneliti juga bisa melihat dan mengalami secara
langsung
proses
pelatihan
serta
pembelajaran
tari
tersebut.
Untuk
33
34
penulis jadikan acuan untuk membahas tentang ciri khas tari wayang, baik
dari segi rias, busana, serta gerak.
d. Khasanah Tari Wayang, merupakan salah satu buku yang ditulis oleh Iyus
Ruslian yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh STSI Press. Buku ini
membahas tentang beberapa tarian dari genre
satunya penulis kaji pada penelitian ini. Pokok pembahasan dalam buku
Khasanah Tari Wayang ini salah satunya membahas tentang Tari SrikandiMustakaweni. Pembahasan tersebut terfokus pada struktur gerak, rias serta
busana tari. Buku ini menjadi salah satu sumber pustaka yang memberikan
kontribusi relevan terhadap materi pokok penelitian yaitu Tari SrikandiMustakaweni.
e. Pengantar Penyajian Karya Seni Minat Utama Kepenarian (Tari Srikandi
xMustikaweni dan Tari Gaplek). Tulisan ini merupakan karya Dian
Anggraeni pada tahun 2007 sebagai pengantar dalam tugas akhir di STSI
Bandung. Dian Anggraeni mengambil tugas akhir minat utama kepenarian
dengan menyajikan Tari Srikandi-Mustakaweni dan Tari Gaplek.
f. Tari Gentra Pinutri Karya Indrawati Lukman Di Studio Tari Indra Bandung
(Pendekatan Etnokoreologi).merupakan salah satu skripsi di jurusan
Pendidikan Seni Tari di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Skripsi
tersebut di tulis oleh Nurlia Santika pada tahun 2009 sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi di program sarjana (S1). Skripsi ini
mengkaji Tari Gentra Pinutri yang merupakan karya dari salah satu tokoh
tari di Bandung yakni Indrawati Lukman. Dalam skripsinya Nurlia Santika
menggunakan kajian etnokoreologi sebagai pisau, sehingga penulis
berasumsi bahwa skripsi ini relevan menjadi salah satu referensi dalam
penulisan karya tulis ini. Akan tetapi, terdapat perbedaandengan penelitian
yang peneliti lakukan diantaranya pada objek yang ditelitinya.
g. Tata Rias dan Busana Tari Sunda ditulis oleh Endang Caturwati dkk. Buku
ini diterbitkan pada tahun 1996 oleh STSI Press. Buku tersebut membahas
tentang ragam rias dan busana yang dipergunakan pada tari-tari Sunda.
35
E. Tahapan Penelitian
Skripsi merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa
dalam menyelesaikan program sarjana (S1). Skripsi adalah salah satu karya tulis
ilmiah yang menggambarkan kemampuan mahasiswa dalam merancang,
melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian. Sebuah penelitian memerlukan
perencanaan yang matang dengan menggunakan tahapan-tahapan yang tepat.
Tahapan tersebut dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang telah
terukur kredibilitasnya dan akurat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
tahapan-tahapan sebagai berikut.
1. Persiapan Penelitian
Tahapan ini merupakan tahapan awal dimana peneliti mempersiapkan
bahan serta sumber-sumber yang relevan dengan materi penelitian. Dalam tahapan
ini, peneliti mulai merancang rumusan masalah serta mempersiapkan segala
sesuatu yang akan dibutuhkan nanti selama proses penelitian. Persiapan yang
dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diantaranya sebagai berikut.
a. Observasi Awal
Observasi awal dilakukan pada bulan September 2012 dan bertujuan untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan yang perlu diteliti dari Tari SrikandiMustakaweni. Pada observasi ini, peneliti mencari informasi sebanyak mungkin
tentang permasalahan serta kemungkinan pengangkatan materi tersebut menjadi
bahan dalam penelitian yang akan dilakukan. Setelah melakukan survei atau
observasi awal peneliti mengajukan judul serta rumusan masalah kepada Dewan
Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari.
b. Penyusunan Proposal Penelitian
Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah mengalami proses
penyaringan atau filterisasi judul dari dewan skripsi. Langkah selanjutnya setelah
penetapan judul oleh dewan skripsi adalah penyusunan proposal penelitian yang
dilaksanakan pada awal bulan oktober 2012. Data-data awal yang dikumpulkan
pada proposal penelitian kemudian di uji oleh beberapa dosen serta dewan skripsi.
Pengujian atau seminar proposal tersebut dilaksanakan 24 Oktober 2012 untuk
menguji kelayakan proposal tersebut serta fokus penelitiannya. Setelah dinyatakan
Samsul Aripin, 2013
Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
2. Pelaksanaan Penelitian
Tahapan ini merupakan tahapan inti dalam proses penelitian. Pada tahapan
ini, peneliti melakukan kegiatan observasi, pengumpulan data, pengolahan data
serta analisis data.
a. Pengumpulan Data
Pada tahapam ini data-data yang dikumpulkan merupakan hasil dari
observasi, wawancara, dokumentasi, serta triangulasi (penggabungan observasi,
wawancara dan dokumentasi). Pengumpulan data di lakukan secara bertahap dari
mulai bulan Januari 2013 sampai bulan April 2013. Data tersebut didapatkan dari
beberapa narasumber serta sumber-sumber lain sebagai referensi yang kompeten
di bidang tari tersebut. Data yang didapatkan merupakan data yang belum
tersusun atau masih acak sehingga perlu proses pengolahan data tersendiri.
b. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tujuan untuk memilah dan memilih
mana data-data yang penting. Pemilihan tersebut untuk mempermudah dalam
penulisan skripsi. Data yang didapatkan diolah dengan cara mengelompokan,
mengurutkan dan mengkategorikan sehingga data tersebut tersusun rapih. Setelah
pengklasifikasian tersebut kemudian penulis menentukan data-data sekunder dan
primer. Pengolahan data tersebut dilakukan mulai dari pertengahan bulan April
sampai bulan Mei 2013.
c. Penulisan Laporan
Penulisan laporan pada dasarnya dilakukan secara bertahap sejak
penelitian mulai dilaksanakan. Data yang sudah mengalami proses pengolahan
kemudian dianalisis sesuai dengan kajian dan metode yang dipergunakan. Dalam
37
penulisan laporan ini, peneliti melakukan bimbingan secara berkala baik dengan
dosen pembimbing I maupun dosen pembimbing II.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah proses tindak lanjut dari pengolahan data.
Data yang sudah diolah sedemikian rupa kemudian dianalisis dan diklasifikasikan
menjadi kelompok khusus sesuai dengan jenis datanya sehingga dihasilkan data
yang tersusun secara sistematis.
bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari , dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam tahap ini, data yang didapatkan selama proses penelitian yang
menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi pustaka, diklasifikasikan
menjadi sub-sub kecil. Pengklasifikasian tersebut dilakukan untuk mempermudah
dalam pemilihan materi atau data untuk ditelaah lebih lanjut dan kemudian di tulis
dalam bentuk laporan. Analisis data yang peneliti lakukan merupakan proses
berfikir dalam menentukan hubungan antara data yang didapatkan dilapangan
dengan teori yang dipergunakan untuk kemudian dikaji melalui kajian
etnokoreologi.
Pada dasarnya proses analisis data ini dilakukan ketika penelitian di
lapangan berlangsung bersamaan dengan pengumpulan data. Selain itu, analisis
juga dilakukan pada saat pra penelitian terhadap data-data hasil observasi awal.
Analisis ini meliputi sejauh mana data tersebut dapat menunjang terhadap
penilitian yang dilakukan. Dalam analisis pra penelitian peneliti menemukan
beberapa fakta baru yang menyebabkan terjadi perubahan terhadap fokus
penelitian. Akan tetapi fakta tersebut menjadi pijakan baru bagi penulis untuk
melakukan tahapan penelitian selanjutnya. Paparan yang sama mengenai analisis
38
pra penelitian dikemukakan juga dalam salah satu sumber yang menyatakan
bahwa analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun
demikian, fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah peniliti masuk dan selama di lapangan (Sugiyono, 2011: 336).
Sistem analisis data yang dipergunakan oleh peneliti merupakan
triangulasi. Triangulasi merupakan sistem analisis data yang menggabungkan data
hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan triangulasi peneliti
maksudkan untuk memperoleh data yang lebih akurat karena dengan teknik ini
data yang telah didapatkan secara otomatis akan diuji menggunakan teknik lain
secara serempak. Misalkan ketika penulis melakukan wawancara kepada
narasumber mengenai struktur gerak Tari Srikandi-Mustakaweni, kemudian
ditindak lanjuti dengan observasi secara langsung pada saat latihan serta
dipadukan dengan teknik dokumentasi. Dengan demikian selain mendapatkan
data secara lisan dari narasumber peneliti juga bisa langsung melakukan analisis
yang ditunjang dengan data hasil dari penggunaan teknik observasi dan
dokumentasi. Teknik triangulasi juga digunakan pada proses pengambilan datadata lainnya, untuk kemudian pada akhirnya secara tidak langsung didapatkan
data yang sudah teruji kredibilitasnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
sebagai berikut.
Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi , maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2012: 330).
Proses analisis tersebut dilakukan setelah data yang dimaksud berhasil
dikumpulkan serta dibandingkan secara terpadu. Terpadu disini artinya dalam
proses analisis selain menggunakan triangulasi juga disertai dengan interpretasi
dari peneliti.