Anda di halaman 1dari 13

Kajian Kebijakan Kurikulum SMP

https://www.academia.edu/8788990/43_Kajian_Kebijakan_Kurikulum_SMP

UPLOADED BY
Fikri Zarman
KATA PENGANTAR
Pemberlakuan UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, PeraturanPemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun2006
tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menengah menuntut cara pandangyang berbeda tentang pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum. Dulu, pengembangan kurikulumdilakukan oleh
pusat dalam hal ini Pusat Kurikulum sedangkan pelaksanaannya dilakukan
oleh
satuan pendidikan. Kini, kurikulum disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan. Kondisi demikian memungkinkan adanya
perbedaan muatan dan pelaksanaan kurikulum antara satu sekolah
dengansekolah lainnya.Pengembangan kurikulum yang dilakukan langsung
oleh satuan pendidikan memberikan harapan tidak adalagi permasalahan
berkenaan dengan pelaksanaannya. Hal ini karena penyusunan kurikulum
satuan pendidikan seharusnya telah mempertimbangkan segala potensi dan
keterbatasan yang ada.Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaandan penilaian pendidikan. Dua dari dari kedelapan
standar nasional pendidikan tersebut, yakni standar isi (SI) dan standar
kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalammengembangkan kurikulum.Standar isi adalah ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentangkompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yangharus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.Sebagai acuan, standar isi masih perlu ditelaah.
Penelaahan dimaksudkan untuk memperoleh informasitentang ada-tidaknya
rumusan pada standar isi yang menimbulkan permasalahan bila digunakan
untukmengembangkan kurikulum. Sebagai naskah, kurikulum yang telah
dikembangkan oleh satuan
pendidikan juga perlu ditelaah. Penelaahan terhadap naskah kurikulum dima

ksudkan untuk memperoleh gambarantentang kemungkinan


keterlaksanaannya. Penelaahan standar isi dan kurikulum dilakukan melalui
berbagaitahapan kegiatan pengkajian keduanya. Hasil pengkajian antara lain
berupa naskah akademik :
1. Kajian Kebijakan Kurikulum PAUD
2. Kajian Kebijakan Kurikulum SD
3. Kajian Kebijakan Kurikulum SMP
4. Kajian Kebijakan Kurikulum SMA
5. Kajian Kebijakan Kurikulum SMK
6. Kajian Kebijakan Kurikulum Kesetaraan Dikdas
7. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama
8. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Kewarganegaraan
9. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa
10. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika
11. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA
12. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS
13. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Keterampilan
14. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Kesenian
15. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK
16. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan JasmaniSalah satu
hasil kajian tersebut di atas adalah
Naskah Akademik Kebijakan Kurikulum SMP.
Hasil kajianini memberikan gambaran tentang muatan naskah standar isi dan
kurikulum sebagai bahan usulan bagi perumusan kebijakan pendidikan lebih
lanjut.Pusat Kurikulum menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada banyak pakar yang berasaldari berbagai Perguruan Tinggi, Direktorat
di lingkungan Depdiknas, kepala sekolah, pengawas, guru, dan praktisi
pendidikan, serta Depag. Berkat bantuan dan kerja sama yang baik
dari mereka, naskah akademik inidapat diselesaikan dalam waktu yang
relatif singkat.Kepala Pusat KurikulumBadan Penelitian dan Pengembangan
Depdiknas,
Diah Harianti
ii
ABSTRAK
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan, salah satunya adalah standar isi. Rumusan-rumusan sta
ndar isi seharusnya bersifat konseptual, fundamental, esensial, bermakna, ak
urat, konsisten dan praktis gunamencapai Tujuan Pendidikan Nasional.
Sejauh ini standar isi yang telahdiimplementasikan oleh beberapa satuan
pendidikan antara lain SMP, belum
diketahui bagaimana keterlaksanaannya di lapangan. Kegiatan pengakajian s
tandar isi dilakukansebagai upaya untuk mengetahui berbagai permasalahan
berkenaan denganimplementasinya pada satuan pendidikan.Pengkajian
standar isi bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keunggulan

dankelemahan standar isi SMP ditinjau dari pelaksanaannya maupun isi dan
kesimpulantentang naskah standar isi dan implementasinya yang hasilnya
dapat memberikan saran bagi pembuat kebijakan tentang
pendidikan.Kegiatan dilaksanakan dengan melakukan kajian teoritis tentang
kurikulum, kajian naskahstandar isi dan kajian empiris implementasi standar
isi. Pengkajian standar isi mencakup:kerangka dasar, struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan,dan kalender pendidikan.
Seluruh aktivitas pengkajian dilakukan melalui penugasanindividual yang
dilanjutkan dengan diskusi dengan melibatkan guru, kepala
sekolah, pengawas, dan dosen dari UNJ serta UPI.Temuan yang didapatkan
pada pengkajian standar isi yakni: komponen pada SI belummencerminkan
secara utuh sebagai komponen yang membangun kerangka dasarkurikulum,
terminologi penamaan kelompok mata pelajaran menimbulkan
kerancuan pemaknaan, urgensi pengelompokkan mata pelajaran kurang kok
oh, rumusan prinsip pelaksanaan kurikulum masih terlalu umum, penetapan
alokasi setiap mata pelajaran belum didukung oleh pemetaan substansi yang
membangun body of knowledge setiapmata pelajaran, informasi tentang
muatan lokal; pengembangan diri; substansi IPA terpadudan IPS terpadu
serta jam praktikum yang tertera pda struktur kurikulum belum jelas, beban
belajar belum mengakomodasi kebutuhan jam praktikum beberapa mata
pelajaran, program sks belum dilengkapi dengan suplemennya, alokasi wakt
u maksimum padakalender pendidikan 55 minggu melebihi jumlah minggu
pertahun, komposisi mingguefektif belajaar pada semester ganjil dan genap
belum diatur.Rekomendasi dari hasil pengkajian adalah dokumen standar isi
perlu direvisi
meliputi: penambahan komponen fundamental pada kerangka dasar, pelurus
an konsep kelompokmata pelajaran, memperjelas rumusan prinsip
pengembangan dan prinsip pelaksanaankurikulum, menyusun peta
materi/topik/konsep mata pelajaran untuk menetapkan alokasiwaktunya,
informasi lebih operasional tentang muatan lokal; pengembangan diri;
substansiIPA terpadu dan IPS terpadu, menetapkan jam praktikum secara
lebih operasional, pendistribusian minggu efektif untuk semester ganji dan
semester genap.
iii
DAFTAR ISI
HalPengantar 1Abstrak
3Daftar Isi 4Bab I Pendahuluan 5A. Latar Belakang 6B. Tujuan 6C. Ruang Ling
kup 6Bab II Landasan 7A. Landasan Yuridis 7B. Landasan Teoritis 9Bab III Tem
uan Kajian dan Pembahasan 21A. Kajian Dokumen 21B. Kajian Lapangan 25C
. Pembahasan Temuan Kajian Dokumen dan Lapangan 26Bab IV Kesimpulan
dan Rekomendasi 32A. Kesimpulan 32B. Rekomendasi Jangka Pendek 33C. Re
komendasi Jangka Panjang 34
1

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang


Standar isi merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari delapan
standaryang termasuk dalam lingkup standar nasional pendidikan. Standar
isi tersebutmemuat lingkup materi dan tingkat kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian,kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh pesertadidik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Suatu standar yang berfungsi sebagaiacuan dan
main goals
di dalam membuat perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan, maka rumusan-rumusan standar isi hendaknya bers
ifat konseptual,fundamental, esensial, bermakna, akurat, konsisten dan
praktis guna mencapai TujuanPendidikan Nasional.Sifat konseptual standar
isi menghendaki adanya landasan dasar
filosofis, psikologis, akademis, sosiologis, dan manajemen, sehingga rumusa
n-rumusan yangtertuang dalam dokumen acuan mengakar pada dasar
keilmuan, memberikan batangtubuh yang kokoh dengan tidak terlalu
terombang ambing oleh dinamika perubahan,tetapi membuka
peluang secara fleksibel terhadap perkembangan baru.Sifat fundamental
standar isi menghendaki pemuatan hal-hal mendasar tentangkemampuan
yang hendaknya dimiliki sumber daya manusia baik untuk
kepentinganmenghadapi problematika masa kini maupun
adaptable
untuk kepentingan masamendatang (berifat futuristik).Sifat esensial standar
isi menghendaki pemuatan prinsip-prinsip pokok dari setiap bidang
keilmuan dengan terminologi dan ruang lingkup
yang telah disepakati pakarnasional, regional maupun internasional yang
memberi dukungan berarti
terhadap potensi sumber daya manusia yang akan diujudkan dan membuka
peluang terhadapdinamika perubahan (kemutakhiran isi).Sifat kebermaknaan
standar isi untuk pendidikan menghendaki adanya perubahankepada
paradigma
science/education for life
bukan
life for science/education
ataus
cience/education for science/education
. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan yangdimuati isi keilmuan hakikatnya
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraankehidupan. Kebermaknaan
standar isi menyangkut dimensi-dimensi pengalaman,aturan logis, elaborasi
seleksi yang disesuaikan dengan tradisi budayanya maupundunia disiplin
persekolahannya, tuntutan dunia kerja dan dimensi ekspresi yangkomunikatif
berdasarkan pertimbangan pedagogi.Sifat akurasi standar isi menghendaki
bahwa terminologi yang digunakan di dalamsetiap dokumen
penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan yang diakui
olehkesepakatan keilmuan. Dalam hal ini, jika dianut pandangan kurikulum
spiral, makatingkat kedalaman standar isi hendaknya jelas pada setiap

jenjang sekolah.Sifat konsistensi standar isi menghendaki adanya keajegan


dan kesinambungan.Keajegan dimaksud adalah semua terminologi rumusan
standar isi yang digunakandalam berbagai dokumen peraturan hendaknya
sama dan tidak menimbulkan kerancuan. Kesinambungan dimaksud adalah
terminologi standar isi yang tertuang pada
peraturan yang posisinya lebih tinggi dapat memayungi peraturan dengan
posisi
2. lebih rendah. Penjabaran rumusan standar isi pada peraturan lebih rendah
bersifat lebihoperasional tetapi tetap mempertahankan akurasi
terminologi.Sifat kepraktisan standar isi menghendaki bahwa rumusannya
tidak menimbulkankerancuan pemaknaan pada tingkat praktisi yang akan
menjabarkan dokumen lebihlanjut dan pengimplementasiannya di
lapangan.Kita telah ketahui bersama, bahwa sampai saat ini dokumen
standar isi telahdikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dan telahdiimplementasikan di beberapa satuan pendidikan termasuk
jenjang Pendidikan Dasardalam hal ini SMP. Sejauh ini
belum diketahui bagaimana keterlaksanaan standar isitersebut di lapangan
atau adakah permasalahan di lapangan sehubungan
dengan pelaksanaan standar isi. Selain itu, sesuai dengan tugas dan fungsin
ya yaknimemberikan usulan rekomendasi kebijakan kepada BSNP dan
mengembangkanmodel-model kurikulum sebagai masukan bagi BSNP, Pusat
Kurikulum memandang perlu mengkaji Standar Isi.Untuk mengefektifkan dan
mempertajam pengkajian standar isi tersebut khususnyauntuk dokumen
standar isi tingkat satuan pendidikan dasar (SMP), maka kegiatanyang
dilakukan adalah berupa diskusi diantara para ahli dan praktisi praktisi
dilapangan. Data hasil kajian dokumen standar isi dan kajian empiris diharap
kanmembuahkan suatu rekomendasi untuk jangka pendek berupa usulan
terhadap penyempurnaan standar isi maupun jangka panjang berupa usulan
tentang bentukstandar isi yang bisa memenuhi kaidah standar isi
seharusnya. Hasil-hasil yang telahdiperoleh akan dipresentasikan kepada
pihak-pihak terkait.
B. Tujuan
Kajian standar isi kurikulum pendidikan dasar (SMP) bertujuan :
1. Memperoleh gambaran tentang keunggulan dan kelemahan Standar isi
SMPditinjau dari pelaksanaannya maupun isi/muatannya.
2. Memperoleh berbagai kesimpulan tentang standar isi pada implementasi
maupunsebagai naskah dokumen .
3. Memberikan saran jangka pendek berupa penyempurnaan standar isi.
4. Memberikan saran jangka panjang berupa usulan bentuk standar isi atau
kurikulumuntuk tahun-tahun mendatang.
C. Ruang Lingkup
Secara umum standar isi mencakup kerangka dasar, struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan.

Kegiatan pengkajian ini dibatasi pada kerangka dasar, struktur kurikulum, be


ban belajar, dankalender pendidikan. Sedangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan tidak dikaji padakegiatan saat ini.Jenjang pendidikan terdiri atas
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.Jenjang pendidikan dasar antara
lain bisa berbentuk SMP/ Mts. pengkajian standar isiini dibatasi pada
SMP/Mts.
3 BAB IILANDASANA. Landasan Yuridis
Secara yuridis, penetapan Sandar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar(SMP)
didasarkan atas beberapa peraturan, yaitu :
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan
Nasional.
Bab IX : Standar nasional PendidikanPasal 35 ; ayat (1) : Standar Isi merupakan bagian integral
dari Standar NasionalPendidikan, ayat (2) : Standar Isi dijadikan acuan pengembangan
kurikulum, danayat (4) : Standar isi lebih lanjut diatur oleh Peraturan Pemerintah.Bab X :
KurikulumPasal 36 ; ayat (1) : Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Isi, ayat
(2):Kurikulum SMP dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai satuan pendidikan,
potensi daerah dan peserta didik, dan ayat (3): Kurikulum SMP harusmemperhatikan
peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak
mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensidaerah dan
nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni; agama;
dinamika perkembangan global; persatuan nasional dannilai-nilai kebangsaan.Pasal 37; ayat (1):
Kurikulum Pendidikan Dasar wajib memuat: pendidikanagama; pendidikan kewarganegaraan;
bahasa; mate-matika; ilmu pengetahuanalam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan budaya;
pendidikan jasmani dan olah raga;keterampilan/ kejuruan; muatan lokal.Pasal 38; ayat (1):
Kerangka dasar dan struktur kurikulum Pendi-dikan dasarditetapkan pemerintah, dan ayat (2) :
Kurikulum pendidikan dasar dikembangkanoleh satuan pendidikan, komite sekolah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentangStandar Nasional
Pendidikan.
Bab III : Standar IsiPasal 5; ayat (1): standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensiuntuk mencapai kompetensi lulusan, dan ayat (2): standar isi memuat kerangkadasar
dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan,dan kalender
pendidikan.Pasal 6 Kerangka dasar dan struktur kurikulum.Ayat (1): Kurikulum SMP terdiri atas:
kelompok mata pelajaran aga-ma danakhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian;kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok
mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, oleh raga, dan kesehatan,
4ayat (4) : setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik, ayat (5) :semua
kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan dasarPasal 7; ayat (1): kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
padaSMP/MTs dilaksanakan melalui kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian,lmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga dan kesehatan, ayat(2): kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian SMP/MTsdilaksanakan melalui muatan atau
kegiatan agama, akhlak mulia,
kewarnegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani, ayat (3): kelompok mata pelaj

aran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs dilaksanakan melaluimuatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan
dan/atau teknologi informasi, serta muatan lokalyang relevan, ayat (4): kelompok mata pelajaran
estetika pada SMP/MTsdilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan
budaya,keterampilan, dan muatan lokal yang relevan; ayat (5): kelompok mata
pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ada SMP/MTs dilaksanakan melalui muatandan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan
muatan lokal yang relevanPasal 8; ayat (1): Kedalaman muatan kurikulum SMP/MTs dituangkan dalamkompetensi pada setiap tingkat dan atau semester sesuai Standar NasionalPendidikan
dan ayat (2): Kompetensi terdiri atas standar kompetensi dankompetensi dasar.Pasal 10; Beban
BelajarAyat (1): Beban belajar SMP/MTs menggunakan jam pembelajaran setiap minggusetiap
semester dengan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiritidak terstruktur sesuai
kebutuhan dan ciri khas masing-masing, ayat (3):Ketentuan beban belajar, jam pembelajaran,
waktu efektif tatap muka,
dan persentase beban belajar setiap kelompok mata pelajaran ditetapkan denganPeraturan
Menteri berdasarkan usulan BSNP.Pasal 11; ayat (1): Beban belajar untuk SMP/MTs dinyatakan
dalam satuan kreditsemester (SKS), ayat (4) : Beban belajar minimal dan maksimal bagi
SMP/MTsyang menerapkan sistem SKS ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkanusul
dari BSNP.Pasal 12; ayat (2) : Beban belajar efektif per tahun ditentukan dengan
PeraturanMenteri berdasarkan usulan BSNP.Pasal 13; ayat (1): Kurikulum untuk SMP/MTs
dapat memasukkan pendidikankecakapan hidup ayat (2): Pendidikan kecakapan hidup mencakup
kemampuan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional, ayat(3):
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikankelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaranilmu pengetahauan dan teknologi,
pendidikan kelompok mata pelajaran estetika, pendidikan kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani, olah raga dan kesehatan,ayat (4): Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan non formal yang
sudahmemperoleh akreditasi.
5Pasal 14; ayat (1): Kurikulum SMP/MTs dapat memasukkan pendidikan berbasiskeunggulan
lokal, ayat (2): Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat
merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidika
n kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahauan dan teknologi, pendidikankelompok mata pelajaran estetika,
pendidikan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan, dan ayat (3): Pendidikan berbasis keunggulanlokal
dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan ataudari satuan
pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.Pasal 17; ayat (1): Kurikulum tingkat
satuan pendidikan SMP/MTs dikembangkansesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.Pasal 18;
ayat (1): Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, mingguefektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur, ayat (2): hari libur
dapat berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya satu minggu dan jeda antarsemester, ayat
(3): Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan diatur lebihlanjut dengan Peraturan
Menteri.

2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun2006 tentang


standar isi untuk satuan pendidikan dasar.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 tahun2006 tentang
standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 tahun2006
pelaksanaan Permen No. 22 tentang standar isi untuk satuanpendidikan dasar dan
menengah
Sedangkan kegiatan pengkajian standar isi ini mengacu pada Peraturan Mendiknas no.24 tahun
2006 Pasal 7, yang memuat tugas Badan Penelitian dan PengembanganDepartemen Pendidikan
antara lain:
a. mengembangkan model-model kurikulum sebagai masukan bagi BSNP
b. memberikan usulan rekomendasi kebijakan kepada BSNP dan/atau Menteri.
B. Landasan Teoritis
1. Rasionalisasi Perubahan Kurikulum
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sertaglobalisasi dewasa ini
berdampak positif dan negatif terhadap kehidupanmasyarakat, baik secara kehidupan individu
maupun sosial kemasyarakatan.Dampak positif dari perkembangan iptek dan globalisasi tersebut
adalahterbukanya peluang pasar kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan negara.Adapun
dampak negatifnya adalah terjadinya perubahan nilai dan normakehidupan yang seringkali
kontradiksi dengan norma dan nilai kehidupan yangtelah ada di masyarakat. Dalam konteks
inilah pendidikan berperan sangat pentinguntuk memelihara dan melindungi norma dan nilai
kehidupan positif yang telahada di masyarakat suatu negara dari pengaruh negatif perkembangan
iptek danglobalisasi. Proses pendidikan yang benar dan bermutu memberikan bekal dankekuatan
untuk memelihara jatidiri dari pengaruh negatif globaliasasi, bukanhanya untuk kepentingan
individu peserta didik, tetapi juga untuk kepentinganmasyarakat dan negara.
42-Kajian Kebijakan Kurikulum SMP Tahun 2007
6Oleh karena proses pendidikan itu terjadi di masyarakat, denganmenggunakan berbagai sumber
daya masyarakat dan untuk masyarakat,
maka pendidikan dituntut untuk mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasiterhadap
kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial,
ekonomi, politik, dan kenegaraan secara simultan dengan barometer nilai-nilai Agamamaupun
aturan perundang yang berlaku di masyarakat maupun negara Indonesia.Pengembangan
pendidikan untuk kepentingan masa depan bangsa dan negara yanglebih baik perlu dirancang
secara terpadu sejalan dengan aspek-aspek tersebut diatas, sehingga pendidikan merupakan
wahana pengembangan sumber dayamanusia yang mampu menjadi subyek pengembangan
iptek dan globalisasi.Selain itu, pengembangan pendidikan secara mikro harus selalu
memperhitungkanindividualitas atau karakteristik perbedaan antar individu peserta didik pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. Dengan demikian, kerangka acuan pemikiran
dalam penataan dan pengembangan kurikulum pendidikan dasar harus mampumengakomodasika
n berbagai pandangan tentang esensi dan fungsi pendidikandasar secara selektif, sehingga
terdapat keterpaduan dalam konsep kurikulum yangditawarkan. Dengan keterpaduan konsep
pengembangan kurikulum tersebutdiharapkan masa depan pendidikan nasional Indonesia akan
lebih efektif dan

lebih bermutu dalam penataannya, baik dari pengelolaanya, sumber daya manusia,fasilitas,
maupun kualitas lulusannya.
2. Esensi Karakteristik Pendidikan Dasar
Peningkatan kualitas penyelenggaraan sistem pendidikan dasar di masa depan memerlukan
berbagai input pandangan, antara lain: gagasan
tentang pendidikan dasar masa depan. Sehubungan dengan pendidikan masa depantersebut,
Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui UNESCO telah membentuk sebuahKomisi Internasional
tentang Pendidikan untuk Abad XXI (The InternationalCommision on Education for the TwentyFirst Century), yang diketuai olehJacques Delors. Komisi melaporkan hasil karyanya dengan
judul Learning: TheTreasure Within (1996). Komisi memusatkan pembahasannya pada
satu pertanyaan pokok dan menyeluruh, yaitu: jenis pendidikan apakah yang diperlukanuntuk
masyarakat masa depan?. Rekomendasi dan gagasan Komisi tersebut
tentang pendidikan masa depan, khususnya pendidikan dasar merupakan salah satu inputyang
dapat dijadikan pertimbangan dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar diindonesia.Komisi
Pendidikan untuk Abad ke 21 melihat bahwa pendidikan dasar masadepan merupakan sebuah
paspor untuk hidup. Pendidikan dasar untuk anakdibataskan sebagai pendidikan awal (formal
atau nonformal) yang pada
prinsipnya berlangsung dari dari usia sekitar 3 (tiga) tahun sampai dengan sekurang-kurangnya
berusia 12 sampai 15 tahun. Pendidikan dasar sebagai sebuah pasporyang sangat diperlukan
individu untuk hidup yang mampu memilih apa yangmereka lakukan, mengambil bagian dalam
bangunan masa depan secara kolektif,dan terus menerus belajar (Delors, 1996:118). Dengan
demikian, pendidikan dasarmemberikan sebuah surat jalan yang sangat penting bagi setiap
orang, tanpakecuali untuk memasuki kehidupan dalam masyarakat setempat, dan
masyarakatdunia, termasuk di dalamnya lembaga satuan pendidikan. Pendidikan dasar
sangat berkaitan dengan kesamaan untuk memperoleh kesempatan pendidikan yang layakdan
bermutu. Oleh karena itu, pendidikan dasar sangat erat dengan hak azasimanusia. Hal ini sejalan
dengan Deklarasi Beijing tentang Perempuan yang antaralain menyatakan sebagai berikut:
7
Pendidikan adalah hak azasi manusia dan sebuah alat yang pokok untuk mencapaitujuan
memperoleh kesamaan, perkembangan, dan perdamaian. Pendidikan yangtidak diskriminatif
memberikan keuntungan baik bagi anak-anak perempuanmaupun anak laki-laki, dan dengan
demikian pada akhirnya membantu untukmencapai hubungan yang mempunyai kesamaan yang
lebih besar antara perempuandengan laki-laki. Kesamaan dalam kemudahan mendapatkan dan
mencapai
mutu pendidikan adalah perlu apabila lebih banyak perempuan harus menjadi agen perubahan. P
erempuan yang melek huruf merupakan sebuah kunci penting untukmeningkatkan kesehatan,
gizi, dan pendidikan dalam keluarga dan untukmemberdayakan perempuan untuk berpatisipasi
dalam pengambilan keputusandalam masyarakat. Investasi dalam pendidikan formal dan
noformal serta latihan bagi para gadis dan perempuan, dengan hasil sosial dan ekonomi yang
sangat tinggi,telah terbukti menjadi salah satu cara pencapaian perkembangan dan
pertumbuhanekonomi yang dapat diandalkan.
Pada tahap awal, pendidikan dasar berusaha mengecilkan berbagai perbedaanyang alami dari
berbagai kelompok masyarakat, seperti: perempuan, penduduk pedesaan, orang miskin di kota,
minoritas etnik yang bersifat marginal, anak yangtidak bersekolah dan anak yang bekerja.

Pendidikan dasar dalam waktu yang


sama bersifat universal dan spesifik. Pendidikan dasar harus memberikan hal umumyang
mempersatukan semua manusia, sedangkan dalam waktu yang sama
harus berkenaan dengan tantangan khusus dari setiap kelompok peserta didik yangsangat
berbeda.Agar pendidikan dasar dapat terhindar dari pemisahan kualitas pendidikanyang
dewasa ini membagi dunia menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu: a) kelompoknegara industri dengan
tingkat pendidikan yang tinggi serta pengetahuan danketerampilan yang tersedia, dan b)
kelompok negara sedang berkembang dengantingkat pendidikan yang sangat rendah, maka
pendidikan dasar perlu untukmemperbaiki defisit pengetahuan di negara berkembang atau
terbelakang. Denganmendefinisikan keterampilan kognitif dan efektif yang perlu dikembangkan,
sertasosok pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik melalui pendidikan dasar,maka
mungkin para ahli pendidikan dapat memberikan jaminan bahwa semua anakusia pendidikan
dasar, baik yang ada di negara industri maupun di
negara berkembang dapat mencapai tingkat kemampuan minimal dalam bidangbidangketerampilan kognitif. Dalam hubungan ini, Komisi Pendidikan untuk Abad 21mengutip
Deklarasi Dunia tentang Pendidikan Untuk Semua (
Education for All
,Pasal 1 Ayat (1)), sebagai berikut:
Setiap orang anak, remaja, orang dewasa akan dapat memperoleh keuntungan
darikesempatan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar
yang pokok. Keuntungan ini terdiri atas alat belajar yang pokok (seperti: melek huruf,ekspresi
lisan, berhitung, dan pemecahan masalah) dan isi belajar yang pokok (seperti: pengetahuan,
keterampilan, nilai-nilai, dan sikap) yang diperlukan oleh manusia untukdapat bertahan hidup,
mengembangkan kemampuan mereka secara penuh, hidup
dan bekerja dengan bermartabat, berpatisipasi secara penuh dalam pembangunan,meningkatkan
mutu kehidupan mereka, membuat keputusan yang terinformasi, danterus menerus belajar.
Upaya perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan dasar di Indonesiatelah dilaksanakan
secara formal sejak tahun 1984 untuk tingkat SD,
dilanjutkan pada tahun 1994 untuk pendidikan dasar 9 tahun tingkat SMP. Hasil yang telahdicapa
i cukup memuaskan sebagaimana ditunjukkan dengan meningkatnya APK
8
dan APM. Namun akibat krisis ekonomi dan terjadinya konflik sosial di berbagaidaerah yang
mengganggu program-program pendidikan dasar, maka
angka partisipasi menjadi terganggu. Untuk menyelamatkan generasi mendatang dariancaman
kebodohan dan kemunduran, peningkatan partisipasi pendidikan dasarmerupakan agenda yang
tidak dapat diabaikan dalam pembangunan nasional.Untuk mendukung keberhasilan
penyelengaraan pendidikan dasar
yang bermutu di masa depan, maka strategi yang dapat dilakukan adalah, antara lain: pemantapa
n prioritas pendidikan dasar 9 tahun, pemberian beasiswa dengansasaran yang strategis,
pemberian insentif kepada guru yang bertugas di wilayahterpencil, pemantapan peran SD kecil
dan SMP terbuka, penggalakkan Kejar PaketA dan B, pemantapan sistem pendidikan terpadu
untuk anak berkelainan dan peningkatan keterlibatan masyarakat untuk menunjang
pendidikan untuk semua(
education for all)

.Supaya lebih bermakna, maka pemerataan dan perluasaan


kesempatan pendidikan dasar tidak hanya bernuansa kuantitatif melainkan juga kualitatif.Strategi
perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan dasar yang bermutu,termasuk pengembangan
pendidikan alternatif, dapat dijadikan sebagai wahanauntuk aktualisasi asas pendidikan
sepanjang hayat. Misalnya, pesantren sebagailembaga pendidikan Islam perlu diposisikan
kembali, sehingga tidak kehilangankarakternya sebagai wahana pendidikan yang populis yang
berperan besar dalammemperkaya pendidikan nasional.Pendidikan dasar adalah jenjang
terbawah dari sistem pendidikan nasional.Pendidikan dasar diselenggarakan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuanserta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar
yang diperlukan untukhidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar adalah pendidik
an umum yang lamanya sembilan tahun diselenggarakan selama enamtahun di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dan tiga tahun di SekolahMenengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/Mts) atau satuan pendidikan yangsederajat.
3. Kurikulum Pendidikan Dasar Masa Depan
Konsep dasar tentang kurikulum dan esensi pendidikan dasar yang dimiliki
para pengembang kurikulum pendidikan dasar pada tingkat satuan pendidikan ataupuntingkat
nasional akan berpengaruh terhadap formula kurikulum yang dirancang untuksatuan pendidikan
dasar. Program belajar atau kurikulum yang dirancang untuk pesertadidik pendidikan dasar di
masa depan harus mempertimbangkan esensi dan
fungsi pokok pendidikan dasar dalam pengembangan kualitas sumber daya manusa yangdiperluk
an untuk kehidupan mereka di masyarakat, dan sekaligus mempertimbangkankarakteristik
perbedaan kelompok peserta didik di masing-masing jenis dan jenjangsatuan pendidikan. Konsep
dasar yang komprehensif dan luas tentang fungsi pendidikan dasar tidak hanya dipergunakan
untuk semua masyarakat, tetapi hendaknyatertuju pada suatu kajian tentang praktek dan
kebijakan pendidikan pada tingkat awaldari semua negara yang memberikan suatu landasan yang
mantap bagi praktek belajar peserta didik di masa depan dan keterampilan hidup (
life skills
) yang esensial untukmenghidupi sebuah kehidupan yang konstruktif dalam masyarakat.Dalam
menghadapi harapan dan tantangan masa depan yang lebih baik, pendidikandipandang sebagai
esensi kehidupan, baik bagi perkembangan pribadi
maupun perkembangan masyarakat. Misi pendidikan, termasuk pendidikan dasar, adalah

Dalam membangun pendidikan di masa depan perlu dirancang sistem pendidikan yang
dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Sistem
pendidikan yang dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Dalam menghadapi harapan dan tantangan di masa depan, pendidikan merupakan sesuatu
yang sangat berharga dan dibutuhkan. Pendidikan di masa depan memainkan peranan yang
sangat fundamental di mana cita-cita suatu bangsa dan negara dapat diraih. Usaha untuk
mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai tantangan di dalam

kehidupan harus dimulai sedini mungkin melalui pendidikan. Salah satu dimensi yang tidak bisa
dipisahkan dari pembangunan dunia pendidikan nasional di masa depan adalah kebijakan
mengenai kurikulum.
Kurikulum merupakan jantungnya dunia pendidikan. Menurut Mutu pendidikan yang
tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan
tidak selalu tertinggal bahkan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
semua warga negara Indonesia.
Kesejahteraan bangsa Indonesia di masa depan bukan lagi bersumber pada sumber daya
alam, tetapi pada keunggulan seni budaya lokal yang tidak dimiliki bangsa lain. Agar lulusan
pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu
nasional dan internasional, kurikulum di masa depan perlu dirancang sedini mungkin. Hal ini
harus dilakukan agar sistem pendidikan nasional dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan cara seperti ini lembaga
pendidikan tidak akan kehilangan relevansi program pembelajarannya terhadap kepentingan
peserta didik. Segala kegiatan yang bertujuan untuk mendidik siswa selanjutnya diterjemahkan
dalam bentuk mata pelajaran - mata pelajaran yang keseluruhannya memberikan pengalaman
belajar yang bermakna dan bervariasi bagi siswa.
Pengalaman belajar di sekolah mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang saling menghargai, berempati, ulet untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.. Siswa
dikondisikan untuk melakukan aktivitas mengapresiasi, berkreasi dan mengaplikasikan seluruh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah diperolehnya untuk memecahkan masalah dan
membuat terobosan-terobosan model baru dengan gagasan yang baik di sekolahnya.
Seni budaya memberikan sumbangan kepada siswa agar berani dan siap bangga akan
budaya bangsa sendiri dan menyokong dalam menghadapi tantangan masa depan adalah mata
pelajaran seni budaya. Hal ini dikarenakan kompetensi dalam mata pelajaran ini merupakan
bagian dari pembekalan life skill kepada siswa. selain itu Kajian keseluruhan kegiatan
pembelajaran seni budaya yang merupakan aplikasi dari mata pelajaran lain dalam menghasilkan
suatu produk/karya yang dibuat langsung oleh siswa dapat membuat siswa semakin merasakan
manfaat memperoleh pengala-man estetis dalam berkarya. Seni budaya merupakan mata
pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam berbagai pengalaman

apresiasi maupun pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata
yang bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa.
Dalam mata pelajaran Seni budaya, siswa melakukan interaksi terhadap benda-benda
produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungan siswa, dan kemudian berkreasi
menciptakan berbagai produk kerajinan maupun produk teknologi, secara sistematis, sehingga
diperoleh pengalaman konseptual, pengalaman apre-siatif dan pengalaman kreatif. Orientasi
mata pelajaran Seni budaya adalah memfasilitasi pengalaman emosi, intelektual, fisik, konsepsi,
sosial, estetis, artistik dan kreativitas kepada siswa dengan melakukan aktivitas apreasiasi dan
kreasi terhadap berbagai produk benda di sekitar siswa yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia, mencakup antara lain ; jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi,
bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. Selain itu siswa
juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda kerajinan maupun produk
teknologi misalnya dengan cara meniru, mengembangkan dari benda yang sudah ada atau
membuat benda yang baru.
Berdasarkan paparan di atas, maka dianggap perlu segera dilakukan upaya untuk
membahas dan mengkaji kembali dokumen dan berdasarkan informasi yang berkembang bahwa
kurikulum secara keseluruhan khususnya mata pelajaran seni budaya dari jenjang SD & MI
sampai SMA & MA Karena berdasarkan hasil kajian dokumen dan kajian lapangan terbukti
bahwa revisi standar isi kurikulum perlu dilakukan, untuk untuk menyempurnakan berbagai
kelemahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai