KIMIA LIPIDA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mempelajari identifikasi senyawa dengan menggunakan Grease Spot Test (tes
noda lemak).
b. Mempelajari identifikasi
kualitas
minyak
melalui
penentuan
bilangan
penyabunan.
c. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan asam.
d. Mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan peroksida.
2. Waktu Praktikum
Senin, 5 Oktober 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II dan III, Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Lipida memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Lipida adalah
senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air, yang dapat
diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform atau eter. Jenis
lipida yang paling banyak adalah lemak atau trigliserol yang merupakan bahan bakar
utama bagi hampir semua organisme. Asam lemak adalah asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24, asam lemak memiliki gugus
karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang, yang menyebabkan
kebanyakan lipida bersifat tidak larut di dalam air dan tampak berminyak atau
berlemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di dalam sel
atau jaringan, tetapi terdapat dalam bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai
kelas lipida yang berbeda (Lehninger, 1982 : 341).
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid,
malam (wax), dan senyawa terkait yang berkaitan lebih karena sifat fisik daripada sifat
kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa : relatif tidak larut dalam air ; larut dalam
pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini merupakan konstituen
makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi, tetapi juga karena
vitamin larut-lemak dan asam lemak esensial yang terkandung di dalam lemak makanan
alami. Lemak disimpan di jaringan adiposa, tempat senyawa ini juga berfungsi sebagai
insulator panas di jaringan subkutan dan di sekitar organ tertentu. Kombinasi lipid dan
protein (lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting, yang terdapat baik di membran
sel maupun di mitokondria dan juga berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dalam
darah (Murray,dkk, 2007 : 128).
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Asam lemak
bebas adalah asam lemak yang terbebaskan karena proses hidrolisis. Pada penelitian ini
bilangan asam dianalisis menggunakan metode titrasi dengan larutan kalium hidroksida
(KOH) sampai terbentuk warna merah jambu, indikator yang digunakan adalah
fenolftalein (pp). Hasil bilangan asam dari minyak yang telah diadsorpsi oleh bentonit
teraktivasi terhadap kadar FFA mengalami penurunan sebanding dengan massa
penambahan bentonit. Bentonit teraktivasi memiliki kemampuan untuk menyerap asam
lemak bebas pada minyak karena bentonit memiliki ruang antar lapis yang telah
diaktifkan dengan H2SO4 selain itu karena terjadi pemutusan ikatan rangkap oleh
bentonit (Dewi dan Nurul, 2012).
Bilangan penyabunan sesuai dengan miligram kalium hidroksida (KOH) yang
diperlukan untuk penyabunan ester dan menetralisir asam dalam 1 gram sampel.
Bilangan penyabunan umumnya menunjukkan isi dari kelompok-kelompok ester dalam
senyawa. Bilangan penyabunan dihitung dengan menggunakan persamaan :
( ab) 28,05
Bilangan penyabunan =
berat sampel( g)
Bilangan asam adalah miligram kalium hidroksida (KOH) yang diperlukan untuk
menetralisir asam dalam 1 gram sampel (Wakita,dkk, 2014).
Dalam penelitian ini, ampas tebu akan digunakan untuk mengurangi nilai
peroksida dalam minyak goreng yang digunakan. Nilai peroksida adalah ukuran dari
oksidasi atau tengik yang dapat mengurangi kualitas makanan. Dalam minyak goreng
yang digunakan, nilai peroksida akan meningkat sebagai hasil proses pemanasan
minyak goreng. Variasi berat adsorben dan waktu kontak yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai parameter untuk menentukan waktu yang efektif dan jumlah
adsorben yang harus digunakan dalam proses penyulingan minyak. Penurunan tertinggi
nilai peroksida dari penelitian ini adalah 21%. Hasil ini diperoleh ketika menggunakan
7,5 gram ampas tebu selama waktu kontak 10 menit (Wannahari dan Nordin, 2012).
Minyak bekatul mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat potensial
untuk mencegah serta mengurangi resiko penyakit arterosklerosis dan kardiovaskular.
Kandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak dapat terdegradasi pada ekstraksi
menggunakan pemanasan sehingga diperlukan cara untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas asam lemak tak jenuh tersebut. Fermentasi bekatul menggunakan kapang
Aspergillus terreus merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan dan memperkaya kandungan asam lemak tak jenuh pada bekatul.
Aspergillus terreus mampu memproduksi lipid yang mempunyai komposisi asam lemak
tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies Aspergillus lainnya
(Sukma,dkk, 2010).
Linolenic acid adalah asam lemak bebas ketiga terbanyak dalam tempe. Asam
lemak ini dapat lebih efektif menurunkan trigliserida darah dibanding asam linoleic.
Selama ini sumber linolenic acid yang popular adalah minyak ikan dan konsumsi dalam
dosis tinggi pada orang yang rentan harus dalam pengawasan dokter. Keuntungan dari
tempe adalah karena linolenic acid bukan asam lemak bebas utama, sehingga lebih
leluasa untuk dikonsumsi dalam jumlah banyak tanpa mengurangi manfaatnya.
Mengonsumsi tempe akan mendapatkan manfaat memperbaiki profil lipid sekaligus
mencegah radikal bebas (Utari, 2010).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat Praktikum
a. Buret 50 mL
b. Corong kaca 60 mm
c. Ember
d. Erlenmeyer 250 mL
e. Gelas arloji
f. Gelas kimia 250 mL
g. Gelas kimia 600 mL
h. Gelas ukur 50 mL
i. Gelas ukur 100 mL
j. Kertas saring
k. Klem
l. Kondensor liebig
m. Magnetic stirrer
n. Neraca analitik
o. Pemanas
p. Pipet tetes
q. Pipet volum 2 mL
r. Rubber bulb
s. Selang keluar
t. Selang masuk
u. Sendok
v. Spatula
w. Sumbat
x. Termometer 100oC
y. Tiang statif
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Alkohol 96%
b. Aquades (H2O)(l)
c. Eter
d. Larutan asam asetat glacial-kloroform (3:2)
e. Larutan HCl 0,5 N
f. Larutan indikator amilum
g. Larutan indikator fenolftalein (PP)
h. Larutan KI jenuh
i. Larutan KOH 0,5 N dalam etanol
j. Larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
k. Minyak goreng baru
l. Minyak goreng bekas pakai
D. SKEMA KERJA
1. Tes Noda Lemak (Grease Spot Test)
Minyak goreng
(baru dan bekas pakai)
+ sedikit eter
Dikocok
Dituang ke dalam gelas arloji
Diuapkan eternya
Diusapkan gelas arloji dengan kertas saring
Hasil
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
+ 50 mL KOH 0,5 N dalam etanol
2. Penentuan
Bilangan Penyabunan
Erlenmeyer
dihubungkan
dengan pendingin tegak
Minyak dididihkan dengan pemanas sampai semua minyak tersabunkan ( 30 menit)
Hasil
(Susu Sapi dan Susu Kedelai)
4. Penentuan
Hasil Bilangan Asam
(Susu Sapi dan Susu Kedelai)
Didinginkan
+ 3 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan KOH 0,5 N dalam etanol
Hasil
(Susu Sapi dan Susu Kedelai)
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tes Noda Lemak (Grease Spot Test)
Hasil Pengamatan
Langkah Kerja
Minyak goreng +
Minyak Baru
dikocok
Dituang dalam gelas
= bening. Campuran =
= bening. Campuran =
eternya
dipermukaannya.
dihasilkan lebih
dihasilkan transparan
Minyak Baru
Hasil Pengamatan
Minyak Bekas Pakai
4 gram minyak + 50 ml
etanol dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
Warna campuran =
Erlenmeyer
= kuning keruh.
Setelah direfluks,
coklat keruh.
Setelah direfluks,
dihubungkan dengan
pendingin tegak
Minyak didihkan
menjadi kuning
kecoklatan.
tersabunkan
Didinginkan + 3 tetes
indikator PP
0,5 N
= bening. Campuran =
= bening. Campuran =
titrasi, didapatkan
titrasi, didapatkan
bening.
Volume titrasi = 2,9 mL
Untuk blanko, volume titrasi = 24,8 mL
bening.
Volume titran = 4,5 mL
Hasil Pengamatan
Minyak Baru
Minyak Bekas Pakai
Warna awal minyak =
Warna awal minyak =
+ 30 mL CH3COOH
glasial-CHCl3 (3:2
CH3COOH glasial-
CH3COOH glasial-
campuran = bening.
Setelah dikocok, minyak
campuran = bening
homogen.
+ 0,5 mL KI jenuh,
kekuningan.
Setelah dikocok, minyak
goreng larut dan larutan
homogen.
Warna awal KI = bening.
didiamkan 20 menit,
Warna campuran =
Warna campuran =
sesekali digoyangkan
kuning.
minyak baru.
Warna awal aquades =
+ 30 mL aquades.
+ 0,5 mL indikator
amilum
Dititrasi dengan
Na2S2O3 0,1 N
bening. Campuran =
bening. Campuran =
2 fase).
Warna awal indikator
2 fase).
W arna awal indikator
Campuran = larutan
Campuran = larutan
coklat pudar.
serta berbuih.
Warna awal Na2S2O3 =
titrasi, didapatkan
titrasi, didapatkan
berbuih.
Volume titrasi = 0,7 mL
Hasil Pengamatan
Minyak Baru
Minyak Bekas Pakai
Warna awal minyak =
Warna awal minyak =
kuning. Warna awal
alkohol = bening.
alkohol = bening.
Campuran = minyak
Erlenmeyer
Campuran = minyak
menjadi putih
dingin.
terasa dingin.
Larutan berubah warna
dihubungkan dengan
pendingin tegak.
Larutan dipanaskan
mendidih.
mendidih.
hingga mendidih (T =
78oC) sambil digojok
kuat.
Didinginkan, + 3 tetes
indikator PP
berwarna putih
kekuningan.
Warna awal indikator PP
= bening. Campuran =
tidak mengalami
tidak mengalami
perubahan warna.
Warna awal KOH dalam
perubahan warna.
Warna awal KOH dalam
terbentuk larutan
terbentuk larutan
CH 2OH
keruh.
Warna awal indikator PP
= bening. Campuran =
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(l)
Asam lemak + etanol larut
CHOH
eter
Larut
b. Bilangan Penyabunan
c. Bilangan Peroksida
Minyak + kloroform + asam asetat galsial larut
2I- + ROOH + H2O I2 + ROH + 2OHI3- + amilum kompleks I3- amilum (ungu)
I2 + 2S2O32- 2I- + 3S4O62d. Bilangan Asam
2. Perhitungan
a. Penentuan Bilangan Penyabunan
Minyak Baru
Diketahui
: V titrasi blanko
= 24,8 mL
V titrasi sampel
= 2,9 mL
Berat minyak
= 4 gram
Ditanya
: Bilangan penyabunan
= ..?
Jawab
:
Bilangan penyabunan
( 24,82,9 ) mL 28,5
4 gram
= 156,0375 mL/gram
: V titrasi blanko
= 24,8 mL
V titrasi sampel
= 4,5 mL
Berat minyak
= 4 gram
Ditanya
: Bilangan penyabunan
Jawab
Bilangan penyabunan
= ..?
( 24,84,5 ) mL 28,5
4 gram
= 144,4375 mL/gram
b. Penentuan Bilangan Peroksida
Minyak Baru
Diketahui
: V titrasi Na2S2O3
= 0,7 mL
N Na2S2O3
= 0,1 N
Berat minyak
= 0,5 gram
Ditanya
: Bilangan peroksida = ...?
Jawab
:
V titrasi N Na2 S 2 O3 1000
Bilangan peroksida
=
berat minyak
=
= 140 mL/gram
= 0,3 mL
= 0,1 N
= 0,5 gram
Ditanya
Jawab
Bilangan peroksida
= 60 mL/gram
c. Penentuan Bilangan Asam
Minyak Baru
Diketahui
: VKOH
NKOH
Berat minyak
= 0,4 mL
= 0,5 N
= 20 gram
Ditanya
: Bilangan asam
Jawab
Bilangan asam
= ..?
= 0,561 mL/gram
: VKOH
= 1,1 mL
NKOH
= 0,5 N
Berat minyak
= 20 gram
Ditanya
: Bilangan asam
Jawab
Bilangan asam
= ..?
mL KOH N KOH 56,1
berat minyak
= 1,5428 mL/gram
d. Penentuan Bilangan Ester
Minyak Baru
Diketahui
: Bilangan penyabunan
Bilangan asam
Ditanya
: Bilangan ester
Jawab
Bilangan ester
= 156,0375 mL/gram
= 0,561 mL/gram
= ..?
: Bilangan penyabunan
Bilangan asam
Ditanya
: Bilangan ester
Jawab
Bilangan ester
= 144,4375 mL/gram
= 1,5428 mL/gram
= ..?
G. PEMBAHASAN
Lipid berasal dari bahasa Yunani yaitu lipos yang berarti lemak. Lipid
merupakan penyusun hewan yang dicirikan sifat kelarutannya. Lipid merupakan
senyawa heterogen dan termasuk salah satu bahan makanan yang sangat penting. Lipid
berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh, sumber asam lemak esensial, dan sebagai
pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organik nonpolar seperti ester, kloroform, aseton, benzena dan karbon tetraklorida. Sifat
kelarutan ini membedakan lipid dari tiga golongan utama lain dari produk alam lainnya,
yaitu karbohidrat, protein, dan asam nukleat, yang pada umumnya tidak larut dalam
pelarut organik. Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi
sumber makanan dan kira-kira 40% dari yang kita makan setiap hari. Lipid dapat
diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar yang mengandung unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan
fosfor. Apabila lipid dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak.. Lipid merupakan
golongan senyawa organic kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira
40% dari makanan yang dimakan setiap hari.
Pada praktikum kimia lipida ini memiliki beberapa tujuan yaitu mempelajari
identifikasi senyawa dengan menggunakan grease spot test (tes noda lemak),
mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan penyabunan,
mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan peroksida dan
mempelajari identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan asam. Dalam hal
ini dilakukan empat percobaan.
Percobaan pertama yaitu grease spot test (tes noda lemak). Tujuan uji noda
lemak adalah untuk mengetahui adanya lemak dalam suatu senyawa. Pertama-tama
minyak goreng baru dan bekas pakai ditambahkan sedikit eter dan diuapkan eternya.
Didapatkan hasil pada minyak goreng baru yang warna awalnya kuning setelah
dicampurkan eter dan diuapkan minyak larut dalam eter dan ada lemak dipermukaannya
dengan warna kuning keruh. Pada minyak bekas warna awalnya coklat, setelah
ditambahkan eter dan diuapkan minyak larut dan lemak yang terbentuk lebih banyak
daripada minyak baru dengan warna lebih kuning kecoklatan dan keruh dari minyak
baru. Tujuan penggunaan eter adalah untuk melarutkan minyak, dikarenakan minyak
tidak dapat larut dalam air yang berbeda sifat kepolarannya. Eter dan minyak memiliki
sifat polar yang sama yaitu non polar sehingga dapat saling melarutkan. Kemudian
penguapan eter dilakukan untuk menghilangkan zat-zat selain lemak yang akan
menguap bersama eter. Agar area penguapan lebih besar campuran minyak dengan eter
dituangkan pada gelas arloji sehingga proses penguapan terjadi lebih cepat. Selanjutnya
diusapkan kertas saring pada gelas arloji, didapatkan hasil pada minyak baru noda
lemak transparan dengan warna noda lemak jernih sedangkan pada minyak bekas noda
lemak yang dihasilkan transparan namun tidak sejernih pada minyak baru dengan warna
noda lemak agak kecoklatan. Kertas saring terbuat dari serat selulosa dimana ketika
selulosa berikatan dengan partikel lemak, pori-pori kertas menjadi lebih mudah
ditembus cahaya dan tampak transparan. Sehingga berdasarkan hasil yang diperoleh
membuktikan bahwa pada minyak goreng baru dan bekas mengandung lemak karena
kertas saring yang digunakan menjadi transparan.
1. Identifikasi senyawa dengan menggunakan grease spot test dapat dilakukan dengan
mengusapkan kertas saring pada sampel yang dalam hal ini adalah minyak goreng
baru dan bekas yang telah dicampurkan dengan eter. Didapatkan noda lemak
transparan yang
transparan namun tidak sejernih pada minyak goreng baru. Hal ini menunjukkan
bahwa minyak goreng baru dan bekas mengandung lemak karena kertas saring yang
digunakan menjadi transparan.
2. Identifikasi kualitas minyak melalui bilangan penyabunan menunjukkan banyaknya
alkali yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah contoh minyak. Didapatkan
bilangan penyabunan pada minya baru sebesar 156,0375 mL/gram dan minya bekas
sebesar 144,4375 mL/gram.
3. Identifikasi kualitas minyak melalui bilangan peroksida menunjukkan indeks jumlah
lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi. Didapatkan bilangan peroksida
pada minyak baru 140 mL/gram dan minyak bekas 60 mL/gram. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang telah ada, dimana semakin tinggi nilai peroksida menunjukkan
semakin besar kerusakan minyak dan semakin tinggi minyak mengalami ketengikan.
4. Identifikasi kualitas minyak melalui bilangan asam menunjukkan asam lemak bebas
yang berasal dari hidrolisa minyak atau lemak, ataupun karena proses pengolahan
yang kurang baik. Didapatkan bilangan asam pada minyak baru sebesar
0,561
mL/gram dan minyak bekas 1,5428 mL/gram. Semakin tinggi bilangan asamnya
maka akan semakin banyak minyak yang sudah terhidrolisis.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Mega Twilana Indah dan Nurul Hidajati. 2012. Peningkatan Mutu Minyak
Goreng Curah Menggunakan Adsorben Bentonit Teraktivasi. Surabaya : UNESA
Journal of Chemistry.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Murray, Robert K., dkk. 2007. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Sukma, Lingga Nurul, dkk. 2010.Pengkayaan Asam Lemak Tak Jenuh pada Bekatul
dengan Cara Fermentasi Padat Menggunakan Aspergillus terreus. Bandung :
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia.
Utari, Diah M. 2010. Kandungan Asam Lemak, Zink dan Copper pada Tempe,
Bagaimana Potensinya untuk Mencegah Penyakit Degeneratif?. Jakarta : Gizi
Indon.
Wakita, Kazuaki, dkk. 2014. A Comperative Study of the Hydroxyl and Saponification
Values of Polysorbate 60 in International Food Additive Specifications. Jepang :
American Journal of Analytical Chemistry.
Wannahari, R dan Nordin M.F.N. 2012. Reduction of Peroxide Value in Used Palm
Cooking Oil Unsing Baggase Adsorbent. Malaysia : American International
Journal of Contemporary Research.