2. KATA KUNCI
-
Semakin hari luka di kaki klien semakin melebar dan berbau busuk.
Malam tidurnya terganggu karena sering terbangun kencing
Sering haus dan lapar
BB klien semakin merosot
GDS: 370 mg/dl
3. MIND MAP
diabetes
mellitus
LUKA
SUSAH
SEMBUH
cushing
syndrome
diabetes
insipidus
diabetes mellitus
cushing syndrome
diabetes insipidus
Hal
ini
dapat
disebabkan
lingkungan (mis. virus)
oleh:
Luka
sejakII:2disebabkan
bulan lalu; luka
di kaki
3.Tumor
Ektopik
insulin. Faktor resiko
liter cairan sehari,
4.
Gangguan
primer
kelenjar
busuk
yang
berhubungan
disertai keinginan
adrenal
dengan proses terjadinya
Lemah
5.Sindrom
chusing
diabetes tipe II : usia,
dingin.
alkoholik.
Tiap
malamriwayat
tidurnya
karena
obesitas,
danterganggu
manifestasi klinis:
Pouliria terus berlanjut
keluarga
Henti pertumbuhan,
walaupun tanpa
terbangun
sering
manifestasi
klinis:kencing
penambahan berat badan
Sering
merasapolidipsia,
haus.
- penggantian cairan.
poliuria,
dan obesitas.
Gambaran
klasik:
obesitas
Sering
merasa perubahan
lapar
- merupakan keturunan,
pandangan
kelemahan
dan kelesuan
gejala primernya dapat
mendadak,
sensasi
Katabolisme protein yang
muncul saat kelahiran.
merosot
kesemutan atau kebas di
berlebihan.
tangan
atau
kaki,
kulit
Retensi natrium dan air,
GDS: 370 mg/dl
mental.
5) Mengapa berat badan pasien
terus merosot turun?
6) Apa hubungan hasil pemeriksaan GDS pasien dengan kondisi pasien yang
sekarang?
5. JAWABAN PERTANYAAN
1) Luka di kaki pasien disebabkan oleh tusukan tulang ikan semenjak 2 bulan
yang lalu. Luka tersebut terus melebar dan berbau busuk sehingga
Ketika insulin yang memadai tidak melekat pada reseptor, sel-sel tubuh
tidak memperoleh energi apapun. Hal ini mungkin disebabkan oleh
resistensi insulin, dimana insulin tidak lagi bekerja sebagaimana mestinya
atau sel-sel tidak merespon insulin dengan baik, dan mungkin karena
adanya kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel.
Karenanya, sel-sel itu mengirimkan suatu pesan lapar ke otak. Otak
merespons pesan tersebut dengan memberi anda suatu rasa lapar yang
berlebihan. Kendati makan lebih banyak, glukosa yang diperoleh dari
makanan tidak dapat digunakan untuk energi karena dilepaskan semuanya
melalui urine. (gejaladiabetes, 2013)
5) Ketidaksediaan glukosa di dalam sel juga mengakibatkan terjadinya
glukoneogenesis secara berlebihan. Sel-sel hati akan meningkatkan
produksi glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah
merombak
kadar gula darah pada pasien dan pasien tersebut terindikasi mengidap
penyakit diabetes mellitus.
penyembuhan
dan
pembentukan
granulasi
jaringan
yang
lembab
dan
mengeluarkan
cairan
interstitial,
2)
atau sodium.
Indeks glikemik dan muatan glikemik: menggantikan makanan yang
mengandung glikemik rendah dengan makanan yang mengandung
kadar
glikemik.
Pada
penderita
diabetes
tipe
II
fibroblast
dan
angiogenesis
yang
menyebabkan
mendukung
terbentuknya
perilaku
sehat
dan
dapat
bahwa
pada
kelompok
kasus
lebih
banyak
yang
berpergian keluar.
merawat kuku kaki: perawatan kuku kaki pasien DM sebaiknya setelah
mandi sehingga menolong kuku, kuku menjadi lembut. Hindari
alas kaki.
pertolongan pertama (P3K): pertolongan pertama dimaksudkan agar
luka tidak terinfeksi. Apabila kaki terluka, bersihkan luka di bawah air
mengalir. Kemudian oleskan krim antiseptic dan balut dengan perban
atau balutan.
mendapat penyuluhan untuk mengurangi faktor resiko, seperti
konseling tentang kebiasaan merokok dan kenaikan lemak darah yang
6)
10
8. KLARIFIKASI INFORMASI
a) Using negative pressure therapy in wound healing
Author Heidi;Grothier, Lorraine
Nursing Times; Sep 4-Sep 10, 2012; 108, 36; ProQuest Nursing & Allied
Health Source pg. 16
b) Nutrition Therapy Recommendations for the Management of Adults With
Diabetes
Alison B. Evert, MS, RD, CDE;Jackie L. Boucher, MS, RD, LD, CDE;
Marjorie Cypress, PhD, C-ANP, CDE; Stephanie A. Dunbar, MPH, RD;
Marion J. Franz, MS, RD, CDE; Elizabeth J. Mayer-Davis, PhD, RD;
Joshua J. Neumiller, PharmD, CDE, CGP, FASCP; Robin Nwankwo,
MPH, RD, CDE; Cassandra L. Verdi, MPH, RD; Patti Urbanski, MEd,
RD, LD, CDE; and William S. Yancy Jr., MD, MHSC
Volume 37, Supplement 1, January 2014
c) oksigen hiperbarik: terapi percepatan penyembuhan luka
Adityo Wibowo
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, 2015
d) Faktor-faktor resiko pasien diabetes mellitus
11
Zahtama dkk.
Berita kedokteran masyarakat, volume 23, no 3 hal 142-143, 2007
e) Gambaran pengetahuan tentang pencegahan luka DM pada anggota
keluarga pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Pisangan, Ciputat Timur
Suci Rahma Wardani
Faculty of medicine and health sciences school of nursing syarif
hidayatullah state Islamic university of Jakarta, thesis 2015
f) Pelatihan Senam Kaki Pada Penderita Diabetes Mellitus Dalam Upaya
Pencegahan Komplikasi Diabetes Pada Kaki (Diabetes Foot)
Rostika Flora, Hikayati, Sigit Purwanto
Jurnal Pengabdian Sriwijaya, 2013.
Pada kasus diatas pasien mengalami luka yang tindak kunjung sembuh
sejak 2 bulan yang lalu. Selain itu dikatakan pula bahwa lukanya melebar
dan berbau busuk. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak mengetahui
cara yang tepat dalam menangani luka tersebut. Dalam terapi penyembuhan
luka terbaru terdapat metode dengan menggunakan terapi tekanan negative
seperti yang di lansir dalam jurnal Using negative pressure therapy in
wound healing. Tekanan negative (suction) di pakai pada dasar luka
menggunakan foam dan kasa medium. Keuntungan dari terapi tekanan
negative mempertinggi penyembuhan dan pembentukan granulasi jaringan
selain itu terapi ini mengurangi waktu perawatan, mengurangi biaya, dan
memperbaiki kualitas hidup. Treatment ini berguna untuk membantu dalam
penyembuhan dengan cara menyediakan lingkungan yang lembab dan
mengeluarkan
cairan
interstitial,
meningkatkan
granulasi
jaringan,
3)
13
pengetahuan. Pada jurnal dikatakan bahwa usia lebih dari 45 tahun adalah
kelompok usia yang berisiko menderita DM. Lebih lanjut dikatakan bahwa
DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh
(degeneratif) terutama gangguan organ pangkreas dalam menghasilkan
hormon insulin, sehingga DM akan meningkat kasusnya sejalan dengan
pertambahan usia.
Pada kasus diatas, mungkin saja salah satu faktor yang mempengaruhi
pasien mendapatkan penyakit tersebut adalah umurnya yang rentan. Pada
skenario tidak dikaji faktor riwayat keluarga yang mengidap DM, tapi
penderita juga memungkinkan untuk mendapatkannya dari keluarga pasien.
Tingkat pengetahuan dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat kadar
glukosa darah penderita. Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan
merupakan salah satu penyebab tingginya angka kasus suatu penyakit.
Pengetahuan bisa diperoleh melalui upaya promosi kesehatan. Promosi
kesehatan yang meliputi pendidikan kesehatan, faktor ekonomi dan
lingkungan mendukung terbentuknya perilaku sehat dan dapat menurunkan
faktor risiko DM.
Pada kasus dikatakan bahwa pasien adalah seorang pensiunan PNS.
Pensiunan PNS memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang cukup
tinggi bila dibandingkan dengan orang biasa. Namun pasien memiliki kadar
glukosa darah tinggi, hal ini membuktikan bahwa pasien tidak mendapat
pengetahuan yang cukup tentang Diabetes Melitus. Kesimpulannya, tingkat
pendidikan dan pengetahuan yang tinggi tidak membuat pasien terbebas dari
penyakit tersebut.
4)
14
cm.
perawatan kaki: perawatan kaki meliputi perhatian dan pemeriksaan
pada kondisi kaki pasien DM serta pemakaian pelindung kaki agar kaki
tidak ada lepuh, kemerahan, fisura, kalus, atau ulserasi akibat terkena
trauma. Kaki harus dicuci bersih setiap hari. kemudian dikeringkan.
Pasien DM harus menghindari berjalan dengan kaki telanjang/ tanpa
alas kaki.
pertolongan pertama (P3K): pertolongan pertama dimaksudkan agar
luka tidak terinfeksi. Apabila kaki terluka, bersihkan luka di bawah air
mengalir. Kemudian oleskan krim antiseptic dan balut dengan perban
atau balutan.
mendapat penyuluhan untuk mengurangi faktor resiko, seperti
konseling tentang kebiasaan merokok dan kenaikan lemak darah yang
5)
15
cukup. Selain itu senam kaki juga berguna untuk melatih otot-otot kecil di
kaki, sehingga komplikasi pasien mengalami masalah persarafan di kaki
akan berkurang.
Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan dalam
memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam membimbing
pasien untuk melakukan senam kaki sampai dengan penderita dapat
melakukan senam kaki secara mandiri.
DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran selsel beta pancreas yang disebabkan oleh :
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic
-
16
17
3) Patofisiologi
Faktor
genetic,
infeksi virus, imunogenik, umur, obesitas, pola hidup
Kasus
III
Kerusakan sel
Anabolisme protein
hiperglikemia
glukosuria
diuresis
Kerusakan pd antibodi
Invasi bakteri
Kekurangan volume cairan
Merangsang hipothalamus
Luka melebar dan busuk
Pusat lapar
Kerusakan integritas kulit
polifagia
18
4) Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari Diabetes Melitus adalah :
Poliuria, polidipsia, dan polifagia.
Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secara mendadak,
sensasi kesemutan atau kebas di tangan atau kaki, kulit kering,lesi
sebenarnya di tegakkan.
Tanda dan gejala ketoasidosis diabetes (DKA) mencakup nyeri
abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, dan napas berbau buah. DKA
yang tidak tertangani dapat menyebabkan perubahan tingkat
kesadaran, koma, dan kematian.
(Brunner & Suddarth 2013)
5) Komplikasi
a. Komplikasi akut terterjadi akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
dalam jangka waktu pendek dan mencakup berikut :
Hipoglikemia
DKA
HHNS
19
maupun makrovaskular.
Penyakit neuropatik: memengaruhi saraf sensori motorik dan
otonom serta berperan memunculkan sejumlah masalah, seperti
impotensi dan ulkus kaki.
(Brunner & Suddarth 2013)
6) Pemeriksaan Diagnostic
a. kadar glukosa
gula darah sewaktu/ random > 200 mg/dl
gula darah puasa/ nuchter > 140 mg/dl
gula darah 2 jam PP (post orandial) >200 mg/dl
b. aseton plasma hasil (+) mencolok
c. asam lemak bebas peningkatan lipid dan kolesterol
d. osmolaritas serum (>330 osm/l)
e. urinalisis proteinuria, ketonuria, glukosuria(Andra; Yessie, 2013)
7) Penatalaksanaan
Tujuannya dari penatalaksanaan DM adalah
Jangka panjang : mencegah komplikasi
Jangka pendek : menghilangkan keluhan/gejala DM
Penatalaksanaan DM:
a. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan persatuan Dietetik Amerika
merekomendasikan = 50-60% kalori yang berasal dari :
Karbohidrat : 60-70%
Protein
: 12-20%
Lemak
: 20-30%
b. Obat hipoglikemik oral (OHO)
Sulfonilurea
Biguanid
Inhibator a glukosidae
20
KONSEP KEPERAWATAN
1) Pengkajian
1. Data demografi.
a. Biodata pasien
Nama pasien
: Tn. Ms
Umur
: 60 tahun
Agama
: Tidak dikaji
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status
: Tidak dikaji
Pendidikan
: Tidak dikaji
Pekerjaan
: PNS
Suku bangsa
: Tidak dikaji
Alamat
: Tidak dikaji
Tanggal masuk
: Tidak dikaji
Tanggal pengkajian : Tidak dikaji
2. Status kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Alasan masuk rumah sakit :
Di bawa ke UGD dengan keluhan luka di telapak kaki kanan.
Keluhan utama :
Luka lama sembuh
Riwayat keluhan utama :
21
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: sering BAK saat
malam hari
4) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas
Sebelum sakit
Saat sakit
5) Pola kognitif dan persepsi
6) Pola konsep diri
7) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit
Saat sakit
sering terbangun kencing.
8) Pola peran hubungan
9) Pola seksual-reproduksi
Sebelum sakit
Saat sakit
10) Pola toleransi stress-koping
11) ; Pola nilai kepercayaan
4. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum
22
: lemah
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: terganggu
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
: Tidak dikaji
karena
2) Analisa Data
No.
1.
Data
DS :
-
Etiologi
Faktor genetic, infeksi
tiap
malam
tidurnya
virus, pengrusakan
imunogenik, umur,
kencing
Haus
obesitas.
DO:
-
Kerusakan sel
BB menurun
Ketidakseimbangan
produksi insulin
Hiperglikemia
Dieresis
Poliuri polidipsi
23
Diagnose keperawatan
Kekurangan volume cairan
Kekurangan volume
2.
cairan
Faktor genetic, infeksi
DS:
-
klien
mengatakan
dirinya
terus
lemah
karena
malam
merasa
tiap
virus, pengrusakan
kurang
imunogenik, umur,
tubuh
obesitas.
tidurnya
Kerusakan sel
kencing
sering merasa haus dan
lapar.
BB klien semakin hari
Ketidakseimbangan
produksi insulin
semakin merosot.
DO:
-
dalam sel
Hiperglikemia
Glukouria
Merangsang
hypothalamus
Pusat lapar
Polifagia
24
Ketidakseimbangan nutrisi
dari
kebutuhan
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
3.
kebutuhan tubuh
Faktor genetic, infeksi
DS:
-
Tertusuk
tulang
ikan
virus, pengrusakan
imunogenik, umur,
obesitas.
berbau
DO:
Kerusakan sel
Ketidakseimbangan
produksi insulin
Anabolisme protein
Kekebalan tubuh
Invasi bakteri
Kerusakan integritas
kulit
25
3) Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan (00027) Domain: 2 nutrisi Kelas: 5 hidrasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Domain : 2 nutrisi kelas : 1 makan
3. Kerusakan
integritas
kulit
(00046),
26
Domain
11
4) Rencana Keperawatan
No Dx Keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan
(00027)
Domain: 2 nutrisi kelas: 5
hidrasi
Definisi: Penurunan cairan
intravaskular, interstitial, atau
intrasel
Batasan Karakteristik:
DS :
- Haus
- BB turun
DO: Faktor yang berhubungan:
-
Kehilangan cairan
aktif
NOC
NIC
Rasiona;
- Keseimbangan elektrolit Observasi
Observasi
1. Fluid Monitoring
1. Fluid Monitoring:
asam-basa:
- Kaji riwayat intake dan
- Memberikan
Keseimbangan elektrolit
output cairan
perkiraan
akan
dan non-elektrolit dalam
- Kaji
turgor
kulit
cairan
pengganti,
komponen intrasel dan
dengan
cara
fungsi ginjal dan
ekstrasel tubuh
menggenggam
ketidakefektifan
- Keseimbangan
cairan:
jaringan pada area
terapi
Keseimbangan air dalam
tulang seperti tangan,
- Bila saat dilepaskan,
kompartemen
intrasel
cubit dengan pelan dan
warna kulit tidak
dan ekstrasel tubuh
tahan selama beberapa
kembali
seperti
- Hidrasi: Jumlah air dalam
detik
sebelum
semula,
komponen intrasel dan
melepaskannya
kemungkinan pasien
ekstrasel tubuh yang
- Monitor intake dan
mengalami dehidrasi
adekuat
ouput
- Status Nutrisi: Asupan
2. Vital Signs Monitoring
2. Vital Signs Monitoring:
makanan dan cairan:
- Monitor tekanan darah,
Hipovolemia
dapat
27
Jumlah
makanan
dan
tubuh
selama
periode 24 jam
denyut
nadi,
tubuh
dan
suhu
status
respirasi
3. Neurologic Monitoring
- Monitor
gangguan
penglihatan
Kekurangan
cairan teratasi
Memiliki konsentrasi Mandiri
urine yang
Tindak
mengalami
yang
volume
tidak
normal
Menampilkan
3. Neurologic Monitoring:
Kehilangan cairan dapat
haluaran
seimbang
dalam 24
jam
Memiliki
asupan
4. Electrolyte Management
- Berikan diet yang tepat
untuk pasien dengan
(kaya
potassium,
rendah
sodium,
rendah
karbohidrat)
5. Fluid Management
- Berikan intake oral
- Distribusi pemasukan
intake selama 24 jam
28
seseorang
Mandiri
elektrolit
yang
pada
ketidakseimbangan
keseimbangan asupan
dan
penglihatan
dengan
berpengaruh
Kriteria Hasil:
haus
ditandai
4. Elektrolit Management:
Berguna agar elektrolit
di dalam tubuh pasien
berada
dalam
status
normal
5. Fluid Management:
- Agar
dehidrasi
pasien tidak menjadi
-
lebih buruk
Hal ini berguna
untuk mengatasi rasa
Berikan
terapi
untuk
ekstraseluler
IV
rehidrasi
(Ringer
meningkatkan
keinginan
intraseluler (ex: 5%
dan
sodium klorida)
Pertahankan
jumlah
mengakibatkan
benar
6. Hipovolemia Management:
Mengembangkan
volume
menerus
hilangnya
untuk
dan
banyak
cairan.
Mempertahankan
hidrasi
volume
sirkulasi
yang
mengalami
penurunan cairan
6. Hipovolemia
Management:
Kehilangan
cairan
intravaskular
dapat
membuat
29
seseorang
beresiko
Kolaborasi
mengalami
syok hipovolemik
7. Medicatiton Management:
- Kolaborasikan dengan
dokter
tentang
Kolaborasi
7. Medication
poliuria
(pemberian ADH)
Management:
ADH
berfungsi
untuk
mempertahankan
Health Education
8. Anjurkan
pasien
menginformasikan perawat
normal
bila haus
-
(intake=output)
Tipe dan jumlah
cairan
tergantung
pada
derajat
kekurangan
cairan
30
Health Education
8. Agar
2.
Ketidakseimbangan
Kurang
dari
Nutrisi
Tubuh (00002)
Domain : 2 nutrisi kelas : 1
makan
Definisi: Asupan nutrisi tidak
cukup
untuk
Nutritional
Energy
Nutritional
Status:
Biochemical Measures
Weight: Body Mass
Knowledge: Healthy
Diet
Eating Disorder Self-
makan
2. Pantau nilai laboratorium
3. Manajemen nutrisi (NIC):
- Pantau
kandungan
Control
Knowledge:
memenuhi
kebutuhan metabolik
Eating
Batasan Karakteristik
DS :
- Lemah
- Haus
- Lapar
- Berat badan semakin
catatan asupan
Timbang pasien pada
31
dan
jumlah
kalori
4. Nutrition Management:
- Bantu atau sediakan
atau
nutrisi
(NIC):
- Mengetahui
Mandiri :
DO :
normal
tidak
3. Manajemen
nutrisi
kebiasaan
makannya
2. Untuk melihat kadar
Disorder Management
tercegah
dari dehidrasi
Status: Observasi :
Observasi :
1. Tentukan motivasi pasien 1. Tanpa motivasi, pasien
Kebutuhan
pasien
klien
Untuk
mengetahui
berat
badan
klien
pada
waktu
yang
Atur
jadwal
diet
-
(menyediakan
Ketidakmampuan
makanan
mengabsorpsi nutrien
tinggi,
menigkatkan
kalori,
mengurangi
atau
kadar
dengan
mudah
gula,
atau
meningkatkan
sesuai
keinginan klien
Mandiri:
4. Nutrisi management:
- Membantu keluarga
dank
suplemen)
menyediakan asupan
5. Diet Staging
- Tawarkan
sedikit,
bila
dibutuhkan.
Ajarkan pasien untuk
mempelkan jadwal diet
32
dilakukan
menyediakan
menurunkan
pemenuhan
berprotein
pengganti
tepat
Agar
klien
dalam
yang seimbang
Untuk
menyeimbangkan
di
samping
tidur,
yang
tempat
mengingat makanan
pasien
untuk
diet:
agar
untuk
melakukan
diet
seimbang
guna
asupan
nutrisinya.
bantuan
menyesuaikan
mengobati
7. Hiperglikemia
management:
- Untuk
membantu
hiperglikemia (contoh:
pasien
menaikkan
mengalami
insulin)
Tingkatkan
klien
termotivasi
meningkatkan
kadar
intake
33
dibuat
dll.
yang
kekurangan
kadar
insulin
dalam
menyesuaikan
hiperglikemianya
darah
teratasi.
Untuk
melebihi
dari
-
250 mg/dl.
mengganti
Disorder
Management:
Batasi
jumlah
sesuai
makanan
schedule diet
9. Berikan terapi IV
10. Sediakan infomasi
berupa
tulisan
baik
pemberian
obat-obatan
dengan
34
tubuh berlebihan.
8. eating
menentukan
disorder
management:
mengontrol
nutrisi
agar
untuk
asupan
tidak
berlebihan
9. membantu klien yang
sulit
cairan
maupun
tentang
mandiri,
visualisasi
secara
mengonsumsi
ansietas
pasien
yang
mengenai
proses
mengalami
ketidakadekuatan
protein
atau
asupan
kehilangan
protein
13. Rujuk ke program gizi di
pengobatan
yang
dijalani.
11. Mempromosikan
bentuk-bentuk
latihan
proses metabolism
dengan
melakukan
kolaborasi
bersama
gizi,
ahli
jika
asupan
diterima
dibutuhkan
untuk
melalui
memenuhi
kebutuhan
dengan
yang
seimbang
nutrisi
15. Konsultasikan
35
Kolaborasi:
nutrisinya
bantuan
dari
komunitas disekitarnya.
14. Manajemen
nutrisi
(NIC):
menyesuaikan
kondisi
obat
(pemberian
injeksi
insulin)
pasien
diberikan
dalam
memenuhi
Health Education:
16. Ajarkan
metode
untuk
perencanaan makan
17. Manajemen nutrisi (NIC):
Berikan
tepat
informasi
yang
normal
dan
bagaimana
penderita
memenuhinya
18. Medication Management:
- Ajarkan pasien dan
mellitus.
keluarga,
cara
serta
mendapatkan
yang digunakan
cara
obat
agar
dapat
36
kebutuhan
atau
kebutuhan
klien.
15. Untuk mengatasi kadar
tentang
nutrisi
dan
pada
diabetes
Health education:
16. Agar klien memahami
perencanaan
makan
yang dibuat
17. Manajemen
nutrisi
klien
kadar
mandiri
Bantu pasien dalam
dalam
nutrisi
18. Medication
management:
- untuk menghindari
kegagalan
dalam
menginterpretasikan
medikasi
GDS
Ajarkan pasien tentang
manajemen
seperti
diabetes,
penggunaan
insulin, memonitoring
intake
management:
- Agar klien
mengetahui
-
dalam
dapat
kadar
glukosanya sendiri
Agar
klien
mengetahui batasan-
bantuan
oleh
dengan
baik
sampingnya
19. Hyperglikemia
cairan,
mengganti karbohidrat,
37
pemenuhan
manusia
Agar klien
secara
memantau
dapat
mandiri
kesehatannya
terutama
dalam
dan
mencari
kesehatan
juga
bantuan
saat
kesehatannya
menurun.
3.
Domain
11
keamanan/perlindungan kelas
: 2 cedera fisik
Definisi : Kerusakan pada
epidermis dan/atau dermis
Batasan Karakteristik :
DS :
- Luka di telapak kaki
-
kanan
Luka di kaki klien
Respons
Alergi: Observasi
Obsrevasi
1. Kaji
luka
terhadap
1. untuk mengetahui
Setempat:
Tingkat
karakterisitik berikut:
tingkat
keparahan
keparahan
respons
- Lokasi,
luas
dan
dari luka baik itu
hipersentivitas
imun
kedalaman
lokasi
ataupun
setempat
terhadap
- Adanya dan karakter
kedalaman luka
antigen
lingkungan
eksudat,
termasuk
- Untuk mengetahui
(eksogen) tertentu
kekentalan, warna dan
banyaknya eksudat
Akses Hemodialisis :
bau
yang
meyebabkan
keberfungsian area akses
- Ada
atau
tidaknya
warna dan bau yang
dialisis
jaringan
nekrotik.
Integritas
jaringan:
terjadi pada luka
Deskripsikan
warna,
38
berbau busuk
DO :
-
tusuk
tulang
dicapai
yang lalu)
Gangguan
oleh
sel
diabetes
melitus , dll)
Gangguan
metabolisme
Usia ekstrem (tua)
setelah
yang
luka:
Sekunder:
regenerasi
jaringan
Tingkat
yang
oleh
saat
sel
pada
telah
palpasi,
pruritus,
indurasi,
hangat,
bau
busuk,
eskar
dan
eksudat)
Ada
atau
Untuk
memastikan
terjadi
kematian
sebagian
(misalnya,
perluasan
diharapkan
Penyembuhan
dicapai
dan
luka
edema,
telah
penutupan
yang
jaringan
sensasi
nyeri
Tingkat
regenerasi
infeksi
setempat
jaringan
pada
sekitar
luka
yang
menyebabkan
tidaknya
luka
ke
luka setempat
Untuk mengetahui
terjadinya perluasan
dan
pembentukan
saluran sinus
lainnya
yang
dan
mengakibatkan
luka Mandiri:
perluasan luka
terbuka
2. Surveilans
kulit:
dibawah
kulit
data
pembentukan saluran
pasien
untuk
mempertahankan integritas
39
jaringan
ke
sinus
hingga
5. Konsultasikan
pada
ahli
protein,
obat
mineral,
kalori,
dan vitamin)
6. Konsultasikan pada dokter
tentang
implementasi
40
enteral
atau
untuk
Kolaborasi
5. Untuk
mengganti
asupan
gizi
protein,mineral,kalor
i, dan vitamin yang
hilang
meningkatkan
potensi
penyembuhan luka.
7. Perawatan Luka (NIC):
Gunakan
unit
TENS
(transcutaneous eletctrical
nerve) untuk peningkatan
proses penyembuhan luka,
jika perlu.
8. Kolaborasikan
dengan
hiperbarik
sesuai
dalam
penyembuhan luka.
6. Untuk
pemenuhan
diberikan
di
nutrisi
darah
( nutrisi parenteral )
7. Untuk meningkatkan
penyembuhan luka
8. Untuk
memenuhi
kebutuhan
oksigen
Health Education:
Health education
9. Mengajarkan
untuk
mencuci
luka
41
9. Agar
pasien
dan
keluarga mengetahui
perwatan
mandiri
luka
pasien
tentang
10. Untuk
iritasi
yang
akan
terjadi
dan
tidak
dapat menyebabkan
tingkat
luka
42
mencegah
keparahan
DAFTAR PUSTAKA
http://lukadiabetes.com/mengenal-penyebab-gejala-luka-
pada-penderita-diabetes-melitus/
43
Penyakit yang menyebabkan kita sering buang air kecil pada malam hari.
www.asgar.or.od/berita-kesehatan-kita-sering-buang-air-kecil-padamalam-hari/
Using negative pressure therapy in wound healing
Author Heidi;Grothier, Lorraine
Nursing Times; Sep 4-Sep 10, 2012; 108, 36; ProQuest Nursing & Allied
Health Source pg. 16
Nutrition Therapy Recommendations for the Management of Adults With
Diabetes
Alison B. Evert, MS, RD, CDE;Jackie L. Boucher, MS, RD, LD, CDE;
Marjorie Cypress, PhD, C-ANP, CDE; Stephanie A. Dunbar, MPH, RD;
Marion J. Franz, MS, RD, CDE; Elizabeth J. Mayer-Davis, PhD, RD; Joshua
J. Neumiller, PharmD, CDE, CGP, FASCP; Robin Nwankwo, MPH, RD,
CDE; Cassandra L. Verdi, MPH, RD; Patti Urbanski, MEd, RD, LD, CDE;
and William S. Yancy Jr., MD, MHSC
Volume 37, Supplement 1, January 2014
oksigen hiperbarik: terapi percepatan penyembuhan luka
Adityo Wibowo
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, 2015
Faktor-faktor resiko pasien diabetes mellitus
Zahtama dkk.
Berita kedokteran masyarakat, volume 23, no 3 hal 142-143, 2007
Gambaran pengetahuan tentang pencegahan luka DM pada anggota keluarga
pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Pisangan, Ciputat Timur
Suci Rahma Wardani
44
45