LANDASAN TEORI
II-1
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Menurut Yamit dalam Dannyanti (2010), setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan
awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain setiap pekerjaan yang dimulai pada waktu
tertentu dan direncanakan selesai atau berakhir pada waktu yang telah ditetapkan disebut
proyek.
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Gambar 2.1 Hubungan Keperluan Sumber Daya Terhadap Waktu dalam Siklus Proyek
(Sumber: Soeharto, 1999)
Menurut Soeharto (1999), salah satu sistematika penahapan yang disusun oleh Project
Management Institute (PMI) terdiri dari tahap-tahap konseptual, perencanaan dan
pengembangan (PP/Definisi), implementasi, dan terminasi.
a. Tahap Konseptual
Dalam tahap konseptual, dilakukan penyusunan dan perumusan gagasan, analisis
pendahuluan, dan pengkajian kelayakan. Deliverable akhir pada tahap ini adalah
dokumen hasil studi kelayakan.
b. Tahap PP/Definisi
Kegiatan utama dalam tahap PP/Definisi adalah melanjutkan evaluasi hasilkegiatan
tahap konseptual, menyiapkan perangkat (berupa data, spesifikasi teknik, engineering,
dan komersial), menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis, serta memilih
peserta proyek. Deliverable akhir pada tahap ini adalah dokumen hasil analisis lanjutan
kelayakan proyek, dokumen rencana strategis dan operasional proyek, dokumen
anggaran biaya, jadwal induk, dan garis besar kriteria mutu proyek.
II-3
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
c. Tahap Implementasi
Pada umumnya, tahap implementasi terdiri dari kegiatan desain-engineering yang rinci
dari fasilitas yang hendak dibangun, pengadaan material dan peralatan, manufaktur atau
pabrikasi, dan instalasi atau konstruksi. Deliverable akhir pada tahap ini adalah produk
atau instalasi proyek yang telah selesai.
d. Tahap Terminasi
Kegiatan pada tahap terminasi antara lain mempersiapkan instalasi atau produk
beroperasi (uji coba), penyelesaian administrasi dan keuangan lainnya. Deliverable
akhir pada tahap ini adalah instalasi atau produk yang siap beroperasi dan dokumen
pernyataan penyelesaian masalah asuransi, klaim, dan jaminan.
e. Tahap Operasi dan Utilitas
Dalam tahap ini, kegiatan proyek berhenti dan organisasi operasi mulai bertanggung
jawab atas operasi dan pemeliharaan instalasi atau produk hasil proyek.
2.5 Pengertian Manajemen Proyek
Menurut Kerzner dalam Soeharto (1999), manajemen proyek didefinisikan sebagai :
Project manajement is the planning, organizing, directing, and controlling of company
resources for a relatively short term objective that has been establish to complete specific
goals and objectives. Furthermore, project management utilizes the systems approach to
management by having functional personnel (the vertical hierarchy) assigned to a specific
project (the horizontal hierarchy).
Manajemen
proyek
adalah
merencanakan,
mengorganisir,
memimpin,
dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah
ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hierarki
(arus kegiatan) vertikal dan horisontal.
Jelas di sini tidak terlihat diperlukannya unsur-unsur prasarana (dalam arti bangunan
dan jalan) untuk memulai sebuah proyek.
Lebih jauh OBrien dalam Soeharto (1999) mengatakan manajemen proyek adalah :
Project management accours when managemet gives emphasis and special attention to the
conduct of non repetitive activities for the purpose of meeting a single set of goals.
II-4
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
II-5
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
sumber daya manusia yang profesional di bidang - bidang yang dibutuhkan dalam
menjalankan setiap proyek. Manajer proyek secara aktif melakukan kegiatan - kegiatan
proyek dan bertanggung jawab dalam hal :
Melakukan konsolidasi dan integrasi rencana pelaksanaan proyek untuk menentukan
secara layak uraian kegiatan, penjadwalan, anggaran, alokasi sumber daya dan
pengendaliannya.
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait baik internal maupun
eksternal perusahaan dalam merealisasikan kegiatan proyek menyangkut desain /
rekayasa sistem, pengembangan produk, operasi / produksi, instalasi / testing /
commissioning dan purna jual serta mengendalikan penyerahan hasil proyek agar
sesuai dengan permintaan baik dari aspek waktu, anggaran biaya dan tingkat kualitas
yang dibutuhkan.
Melaporkan status proyek dan proses kemajuannya secara berkala.
Melakukan
pengendalian
terhadap
ketidaksesuaian
pelaksanaan
proyek
dan
II-6
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Menurut Husen (2009) WBS pada umumnya dibuat dalam bentuk grafis. Adapun
contoh dari pembuatan WBS dalam bentuk grafis dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini.
Menurut Husen (2009) Namun demikian pada beberapa periode terakhir ini banyak
manajer proyek yang meninggalkan representasi WBS dalam bentuk grafis. Sebagai gantinya,
WBS ditampilkan dalam bentuk baru yang dinamakan indented list format. Pembuatan WBS
dalam bentuk baru dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
1. Pekerjaan Sipil
1.1. Pekerjaan Persiapan
1.2. Pekerjaan Tanah
1.3. Pekerjaan Pondasi
1.4. Pekerjaan Struktur
1.4.1. Pekerjaan Struktur Lantai 1
1.4.2. Pekerjaan Struktur Lantai 2
2. Pekerjaan Arsitektur
2.1. Pekerjaan Pasangan Lantai
2.2. Pekerjaan Plesteran Lantai
2.2.1. Plesteran Trassam
2.2.2. Plesteran Dinding
2.2.3. Plesteran Beton
2.2.4. Acian
2.2.5. Benangan
2.3. Pekerjaan Plafond
II-7
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Menurut Husen (2009) Adapun tiga manfaat utama WBS dalam proses perencanaan
dan pengendalian proyek adalah sebagai berikut:
a. Analisis WBS yang melibatkan manajer fungsional dan personel yang lain dapat
membantu meningkatkan akurasi dan kelengkapan pendefinisian proyek.
b. Menjadi dasar anggaran dan penjadwalan.
c. Menjadi alat kontrol pelaksanaan proyek, karena penyimpangan biaya dan jadwal
paket kerja tertentu dapat dibandingkan dengan WBS.
Pemahaman
terhadap
hubungan
ketergantungan
antar
proses
dapat
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
adalah model manajemen proyek yang mengutamakan biaya sebagai objek yang dianalisis
(Siswanto dalam Dannyanti 2010). CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha
mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian
total proyek yang bersangkutan.
Menurut Heizer dan Render dalam Dannyanti (2010), ada dua pendekatan untuk
menggambarkan jaringan proyek, yaitu kegiatan-pada-titik activity-on-node (AON) dan
kegiatan-pada-panah activity-on-arrow (AOA). Pada pendekatan AON, titik menunjukkan
kegiatan, sedangkan pada AOA, panah menunjukkan kegiatan. Gambar 2.4 mengilustrasikan
kedua pendekatan tersebut.
II-9
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Lintasan Kritis
Heizer dan Render dalam Dannyanti (2010) menjelaskan bahwa dalam dalam
melakukan analisis jalur kritis, digunakan dua proses two-pass, terdiri atas forward pass dan
backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward pass, LS dan LF ditentukan selama
backward pass. ES (earliest start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai,
dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai. EF (earliest finish) merupakan waktu
terdahulu suatu kegiatan dapat selesai. LS (latest start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan
dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF (latest
finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu
penyelesaian keseluruhan proyek.
EF = ES + Waktu kegiatan
LS = LF Waktu kegiatan
Setelah waktu terdahulu dan waktu terakhir dari semua kegiatan dihitung, kemudian
jumlah waktu slack (slack time) dapat ditentukan. Slack adalah waktu yang dimiliki oleh
sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan
(Heizer dan Render dalam Dannyanti, 2010).
Slack = LS ES
Slack = LF EF
Menurut Husen, float adalah batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat
dimanfaatkan untuk optimasi waktu dan alokasi sumber daya. Jenis jenis float adalah:
TF (Total Float)
Waktu tenggang maksimum dimana suatu kegiatan boleh terlambat tanpa menunda
waktu penyelesaian proyek, berguna untuk menentukan lintasan kritis, dimana nilai
TF = 0, Tfij
FF (Free Float)
Waktu tenggang maksimum dimana suatu kegiatan boleh terlambat tanpa menunda
penyelesaian sesuatu kegiatan, dan berguna untuk alokasi sumber daya dan waktu
dengan memindahkannya kekegiatan lain
Ffij
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Dalam metode critical path method dikenal dengan adanya jalur kritis, yaitu jalur yang
memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama. Jalur
kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada
kegiatan terakhir proyek (Soeharto, 1999). Lintasan kritis (critical path) melalui aktivitasaktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan
yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan
anak panah tebal (Badri dalam Dannyanti, 2010). Menurut Badri dalam Dannyanti (2010),
manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut :
a. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek
tertunda penyelesaiannya.
b. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada
lintasan kritis dapat dipercepat.
c. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat
dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off (pertukaran waktu dengan biaya
yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat
dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan
biaya lembur.
d. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui
lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga
kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan efisien.
II-11
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
II-12
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Untuk menentukan kegiatan mana (dari suatu proyek) yang merupakan bottlenecks
(menentukan waktu penyelesaian seluruh proyek) sehingga dapat diketahui pada
kegiatan mana kita harus berkerja keras agar jadwal dapat dipenuhi.
Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan perubahan program, pert-type system ini
juga dapat mengevaluasi dari terjadinya penyimpangan pada proyek
Tiga perkiraan waktu ini secara berurutan digunakan untuk memperkirakan nilai rata rata
dan variansi:
a = estimasi waktu optimasi
m = estimasi waktu yang paling sering terjadi
b = estimasi waktu pesimis
rata rata (t) dihitung sebagai berikut:
t=
+4 +
6
II-13
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
lambat, tenggang waktu total dan tenggang waktu bebas.Kegiatan dalam PDM digambarkan
dalam lambang segi empat, karena letak kegitan dibagian node sehingga sering disebut juga
Activity On Node (AON).Kelebihan PDM dengan Arrow Diagram adalah tidak diperlukan
kegiatan fiktif atau dammy sehingga pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana dan
hubungan operlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan. Kegiatan
dalam PDM diwakili oleh lambang yang mudah diidentifikasi. (Soeharto, 1995)
Di dalam pengaplikasian konsep kerja AON, ada beberapa dasar yang harus diketahui.
Dasar ini akan mempengaruhi cara pandang terhadap proyek dan aktivitasnya.
J,K, dan L dapat dimulai
bersamaan (pada
dasarnya merupakan
aktivitas paralel)
J
A
C
K
B (C) didahului
oleh A (B).
(A)
(C)
tetapi
J,K, dan L harus selesai
sebelum M dimulai.
AA
X
Z
(B)
(D)
II-14
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Construction
plans
Staff report
15
15
H
Occupancy
Traffic
study
Application
approval
35
Wait for
construction
Commission
approval
10
170
10
ES
ID
SL
Description
LS
Dur
Service
check
EF
LF
E
F
20
20
20
35
Staff report
Construction
plans
15
15
15
35
200
235
Occupancy
5
Application
approval
15
20
20
Traffic
study
10
15
30
Commission
approval
10
30
200
Wait for
construction
35
235
200
170
10
5
ES
ID
EF
SL
Description
LS
Dur
10
Service
check
LF
EF
II-15
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Menurut Soekarno (1995) Konsep kerja AON di atas juga mengimplementasikan apa
yang dikenal sebagai Precedence Diagramming Method (Metode Diagram Pendahuluan). Di
dalam PDM ini dikenal istilah-istilah sebagai berikut :
o Finish-to-start (FS): aktivitas dari harus selesai sebelum aktivitas ke boleh dimulai;
Dari
Ke
o Finish-to-finish (FF): aktivitas dari harus selesai sebelum aktivitas ke boleh selesai;
Dari
Ke
o Start-to-start (SS): aktivitas dari harus dimulai sebelum aktivitas ke boleh dimulai
(dengan kata lain aktivitas dari dan ke boleh mulai bersamaan);
Dari
Ke
o Start-to-finish (SF): aktivitas ke tidak boleh selesai sampai aktivitas dari dimulai;
Dari
Ke
II-16
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
informasi
progress
biaya
dan
jadwal
proyek.
Indikator
ini
menginformasikan posisi kemajuan proyek dalam jangka waktu tertentu serta dapat
memperkirakan proyeksi kemajuan proyek pada periode selanjutnya.
Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk menganalisis kinerja dan membuat
prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan 3 indikator, yaitu :
1. ACWP (Actual Cost of Work performed)
ACWP adalah sejumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Biaya ini
diperoleh dari data-data akuntansi atau keuanganproyek pada tanggal pelaporan
(misalnya akhir bulan), yaitu catatan segalapengeluaran biaya aktual dari paket kerja
atau kode akuntansi termasukperhitungan overhead dan lain lain. Jadi, ACWP
merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaanpada kurun waktu tertentu.
2. BCWP (Budgeted Cost of Work Performed)
Indikator ini menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaanyang telah
diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untukmelaksanakan pekerjaan
tersebut. Bila angka ACWP dibanding dengan BCWP, akan terlihat perbandingan
antara biaya yang telah dikeluarkanuntuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap
biaya yang seharusnyadikeluarkan untuk pekerjaan tersebut.
3. BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled)
BCWS sama dengan anggaran untuk suatu paket pekerjaan, tetapi disusundan
dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduanantara biaya, jadwal
dan lingkup kerja, dimana pada setiap elemenpekerjaan telah diberi alokasi biaya dan
jadwal yang dapat menjadi tolokukur dalam pelaksanaan pekerjaan. (Husen, 2009)
II-17
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Tabel dan Rumusan yang digunakan dalam Metode Earned Value adalah:
Tabel 2.1 Metode Earned Value
No
1
2
3
4
5
Kegiatan
BCWS
BCWP
ACWP
CPI
SPI
SV
CV
Jumlah
Interpretasi
o Angka indeks kurang dari 1 berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu
pelaksanaan lebih lama dari yang direncanakan.
o Angka indeks lebih dari 1 berarti kinerja proyek lebih baik dari perencanaan,
pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana
o Makin besar perbedaan dari angka 1 maka semakin besar penyimpangan dari
perencanaan atau anggaran.
II-18
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
Varians Biaya
CV=BCWP-ACWP
Positif
Positif
Nol
Positif
Positif
Nol
Nol
Nol
Negatif
Negatif
Nol
Negatif
Negatif
Nol
Positif
Negatif
Keteangan
Pekerjaan terlaksana lebih cepat daripada jadwal
dengan biaya lebih kecil dari anggaran
Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dari dengan
biaya lebih rendah daripada anggaran
Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan selesai
lebih cepat daripada jadwal
Pekerjaan terlaksana sesuai dengan jadwal dan
anggaran
pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya lebih
tinggi daripada anggaran
pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan
biaya lebih rendah
pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya sesuai
anggaran
pelaksanaan selesai lebih cepat daripada rencana
dengan menelan biaya di atas anggaran
II-19
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
LANDASAN TEORI
untuk meyakinkan diri bahwa memang benar faktanya sesuai dengan yang diminta; aktivitas
dalam rangka meyakinkan diri ini mengandung pengertian yang lebih diarahkan sebagai dasar
penerimaan (acceptance). (Joomla, 2011)
II-21