41
42
Pipa bor.
Drill Collar.
Pipa konstruksi.
43
Pipa ini digunakan sebagai penahan pembilas pengeboran dan untuk menahan
lubang bor bagian atas agar lapisan batuan bagian atas tidak ambruk dan untuk
menjaga kestabilannya dilakukan penyemenan di sekitarnya.
4.2.2 Pelaksanaan Pengeboran
Kegiatan pengeboran dilanjutkan dengan pembuatan lubang bor dengan diameter
() 12 dari kedalaman 3,1-164,0 meter, lubang ini sebagai tempat kedudukan pipa
naik dan pipa jambang.
Pada kedalaman tiga meter mulai menembus batuan sedimen keras yang tersusun
oleh batu lanau gampingan atau napal, batu lempung, dan batu lanau tufan.
Selama dilakukan pengeboran diambil percontoh rempah pengeboran (cutting)
setiap interval satu meter, kemudian dilakukan pemerian untuk mengetahui jenis dan
sifat fisik batuan yang dapat bertindak sebagai lapisan pembawa air (Gambar 4.4).
Kecepatan tembus bor (penetration rate) diukur dan dicatat dalam meter per menit
sebagai pembanding rempah pengeboran selama kegiatan pengeboran berlangsung.
Pemeriksaan dan pencatatan muka air tanah (MAT) dilakukan sebelum dan
sesudah kegiatan pengeboran dilakukan sebagai perkiraan akan keberadaan air pada
lapisan batuan di dalam sumur bor juga sebagai pemantau ada tidaknya water loss,
yaitu masuknya pembilas pengeboran ke dalam formasi batuan.
45
Pada setiap akhir pengeboran seluruh rangkaian bor (drill string) diangkat dari
dalam lubang sumur untuk menghindari terjepitnya rangkaian bor akibat faktor
pengembangan lempung (swelling clay) (Gambar 4.5) dan runtuhnya formasi batuan,
hal ini dilakukan mengingat formasi batuan yang mendominasi lubang bor adalah batu
lanau gampingan.
Gambar 4.5 Batu Lanau Gampingan Yang Melekat Pada Rangkaian Bor.
Seluruh kegiatan pengeboran ini menggunakan air sekitar 186.000 liter serta
beberapa bahan kimia untuk pembuatan pembilas pengeboran.
Pelaksanaan pengeboran yang pada rencana awal mencapai 180 meter, dalam
pelaksanaannya dilakukan hingga kedalaman 164 meter, hal ini dikarenakan tidak
ditemukannya lapisan batuan pembawa air yang potensial (Tabel 4.1).
46
Tabel 4.1 Hasil Pemerian Batuan Berdasarkan Hasil Rempah Pengeboran Sumur Bor
di Desa Poncowarno, Kec. Poncowarno, Kab. Kebumen, Provinsi Jawa
Tengah.
Kedalaman
(mbmt)
02
2 18
18 21
21 51
51 66
66 68
68 94
94 107
107 109
109 127
127 143
143 157
157 164
Litologi
Keterangan
Akuitard
Tidak disarankan
pasang saringan
Akuiklud
Tidak disarankan
pasang saringan
Akuitard
Tidak disarankan
pasang saringan
Akuitard
Disarankan
pasang saringan
Akuitard
Disarankan
pasang saringan
Akuitard
Tidak disarankan
pasang saringan
Akuitard
Disarankan
pasang saringan
Akuitard
Tidak disarankan
pasang saringan
Akuitard
Disarankan
pasang saringan
Akuitard
Tidak disarankan
pasang saringan
Akuitard
Disarankan
pasang saringan
Akuitard
Tidak disarankan
pasang saringan
47
pengukuran
penampangan
geofisika
sumur
bor
(Gambar
4.6).
48
Tahanan jenis
Potensial diri
Penafsiran batuan
Keterangan
(mbmt)
02
2 18
18 21
(ohm-meter)
89
(milli-volt)
372
Tanah penutup
Batu lanau gampingan
Batu
lempung
21 51
7,5 13,5
342 373
gampingan
Batu lanau gampingan
saringan
Tidak disarankan pasang
51 66
7,5 13
312 370
Batu
66 68
7,5 12
362 375
gampingan
Batu lanau gampingan
68 94
6,5 11
362 378
94 107
7,5 11
318 373
saringan
Disarankan pasang saringan,
lanau
tufan
saringan
Disarankan pasang saringan,
7 9,5
373 374
109 127
7 11
350 374
saringan
Disarankan pasang saringan,
127 143
7 10
366 376
143 157
5,5 12,5
351 366
saringan
Disarankan pasang saringan,
kedalaman 145,0-148,0 mbmt,
157 164
9 11,5
345 360
bor (berdasarkan penampangan litologi) dan hasil penampangan geofisika sumur bor.
Rancangan konstruksi sumur bor air tanah yang ditetapkan adalah sumur bor
dikonstruksi lurus dengan pipa konstruksi dan pipa saringan berdiameter 6
Pipa konstruksi dan pipa saringan yang akan dimasukkan ke dalam sumur bor
diberi nomer secara berurutan sesuai dengan susunan pada rancangan konstruksi dan
melakukan penyambungan pipa konstruksi.
Sebelum pelaksanaan konstruksi, dilakukan pembersihan lubang sumur dengan
cara pembilasan (spulling) agar rangkaian pipa konstruksi dapat dimasukkan tanpa
hambatan.
Setelah dikonstruksi rangkaian konstruksi sumur bor diselesaikan hingga
kedalaman 160,5 m, dengan susunan sebagai berikut :
-
Pada ruang antara pipa saringan dengan dinding lubang bor (anulus)
diisi dengan kerikil pembalut (gravel pack) sebanyak 8 m3.
Pada ruang antara pipa jambang dan atau pipa naik dengan dinding
lubang bor diisi dengan bola-bola lempung (clay balls) dari kedalaman 3
sampai dengan 42 mbmt.
50
kedalaman
114 meter di bawah permukaan tanah. Pompa selam yang digunakan merupakan
pompa selam Grundfos SP5A-25 dengan total head 120 meter, buatan Denmark.
51
52
TKA
TPA
Qs
Surutan
Pulihan
[mbmt]
81,31
-
[mbmt]
108,87
-
[lt/detik]
0,4
-
[m]
27,56
27,56
[m2/hari]
1,76 x 10-1
3,16
[m/hari]
7,58 x 10-3
1,36 x 10-1
[lt/det/m]
0,01
0,01
54