Oleh :
Ekki Totilisa Rachmawati
105090101111010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum Anatomi Fisiologi Hewan yang berjudul Indera
Penglihatan dan Persepsi.
Sehubungan dengan itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada probandus karena tanpa peranan dari probandus
praktikum ini tidak akan berjalan dengan lancar. Selain itu juga ucapan
terima kasih kepada para asisten yang telah memberikan pengarahan
dan bimbingan mereka dalam menunjang kelancaran dari praktikum ini.
Tidak lupa pada keikutsertaan dan dukungan peserta praktikum,
sehingga kegiatan praktikum menjadi lancar dan menyenangkan.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini disusun masih
belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan pembuatan laporan
selanjutnya.
Penulis
BAB I
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Analisa Prosedur
1.1.1 Astigmatisma
Uji astigmatisma ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh
lensa pada setiap probandus. Peralatan yang digunakan dalam uji ini
adalah sampel cetakan yang berfungsi sebagai pembanding atau
parameter gejala astigmatisma pada setiap probandus. Hal pertama yang
dilakukan yaitu melepaskan kacamata probandus. Kemudian gambar
bentuk discus perlahan-lahan digerakkan dari bentuk X menjadi bentuk
+. Kemudian diamati perubahan yang terjadi dan apakah terdapat
perbedaan tebal dan warna pada gambar tersebut. Perubahan posisi
bentuk silang pada gambar berfungsi untuk melihat pengaruh perubahan
ketebalan garis gelap terang yang dilihat oleh probandus. Seluruh
perubahan yang terjadi dicatat dengan menjawab beberapa pertanyaan
yang diajukan, untuk mendapat data yang akurat.
1.1.2 Ke Dalam Persepsi Terang
Uji ini digunakan untuk mengetahui warna yang sensitif
terhadap sel batang dan sel kerucut dengan menggunakan kacamata
yang diberi filter merah dan biru. Alat yang dibutuhkan dalam uji ini
adalah sampel gambar berwarna, filter warna merah dan biru, serta
kacamata. Kacamata yang digunakan dipasang dengan filter warna
merah dan warna biru. Hal ini digunakan untuk mengukur kedalaman
persepsi terang probandus. Kedua filter itu akan dipasang secara
bergantian pada sisi kanan dan sisi kiri. Setelah menggunakan filter
keduanya maka diamati hasil yang terjadi ketika melihat gambar peraga
yang berbagai pola dan tersusun atas warna merah dan biru.
1.1.3
Buta Warna
Uji buta warna digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis
kelamin dan kelainan mata yang diderita oleh probandus terhadap
peristiwa buta warna. Uji ini hanya membutuhkan buku panduan untuk
tes buta warna. Langkah yang dilakukan yaitu probandus menebak 21
gambar dalam buku dalam waktu yang cepat. Salah satu anggota
kelompok menghitung jumlah angka benar dan salah yang dilakukan
Minus
Garis hitam dan putih sama tebalnya
Astigmatis Garis hitam lebih tebal dari garis putih
Minus
Garis hitam dan putih sama tebalnya
Gambar 1. Tabel Astigmatisma
Berdasarkan data hasil pengamatan pada tabel astigmatisma,
diketahui bahwa antara laki-laki astigmatis, minus dan perempuan
minus memiliki hasil yang sama yaitu tidak terbukti astigmatisma.
Sedangkan pada perempuan astigmatis terbukti menderita astigmatisma.
Astigmatisma dalam uji ini ditandai dengan adanya efek perbedaan garis
gelap yang dilihat oleh masing-masing probandus.
Salah 4
81%
Salah 2
Salah 4
81%
Salah 8
90,5%
61,9%
Gambar 4. Tabel Buta warna
Berdasarkan data hasil pengamatan pada tabel di atas, diketahui
bahwa hampir semua probandus memiliki kesalahan menebak sebanyak
rata-rata 2 kali. Meskipun hasilnya terdapat beberapa kesalahan dalam
menebak warna, bahkan ada yang keslahannya 8 sebenarnya semua
probandus tidak menderita buta warna. Keselahan tersebut busa dari
beberapa faktor yang mempengaruhi. Kita bisa membedakan warna,
umumnya dengan bantuan sel pada mata yang sangat sensitif terhadap
sinar yang berbentuk kerucut (Cone Cells). Letaknya pada lapisan
khusus yang berada pada sel di belakang mata yang dikenal dengan
retina. "Selain sel-sel kerucut, retina juga memiliki sel yang berbentuk
batang," terangnya. Sel kerucut terdiri dari tiga macam, yaitu sel untuk
warna merah, biru terang, dan hijau. Warna akan terlihat, apabila sel
kerucut ini menangkap perbedaan di antara warna-warna yang tampak
dari ketiga warna dasar di atas. Sel kerucut juga dapat dibagi dalam tiga
sistem penglihatan, yaitu Trichromat, Dichromat dan Monochromat.
Trichromat merupakan sistem penglihatan yang dimiliki oleh orang
yang mempunyai penglihatan normal. Sedangkan Dichromat merupakan
buta warna sebagian - juga dikenal dengan protanopia atau cleutronopia
- yaitu sistem mata di mana orang tersebut kehilangan satu sistem,
namun masih bisa menggunakan dua sistem lainnya. Umumnya,
kelainan ini menyebabkan orang tersebut buta pada warna hijau dan
merah. Dan Monochromat adalah buta warna total, yaitu hanya memiliki
satu sistem (terang-gelap). Penderita kelainan ini tak mampu
membedakan warna sama sekali, ia hanya mampu membedakan hitam,
putih, dan abu-abu (Ilyas, 2003).
1.2.4 Fenomena Purkinje
Probandus
Minus
LW=4
LW=4
BW=4
BW=4
(orange dan biru)
(orange dan biru)
Silinder
LW=5
LW=5
BW=4
BW=4
Gambar 5. Tabel Fenomena Purkinje
Keterangan:
LW: Lihat warna
Sama
Krem
Pink
Abu-abu
coklat
kebiruan
Coklat muda
Pink
astigmatis
keabuan
Abu-abu
Kuning tua
minus
pink
keunguan Coklat muda
Gambar 6. Tabel Pola Akibat Getaran Warna
Ungu
Krem
tua
Putih
>merah
astigmatis
Pink
minus
Searah
Berlawanan Searah jarum Berlawanan
jarum jam
jarum jam
jam
jarum jam
Minus - Tidak
- Riak
- Riak keluar - Riak
bergerak
kedalam - Hidung
kedalam
- Hidung
- Hidung tetap
mengecil - Hidung tetap
tetap
Astigma- Keluar
- Riak keluar - Riak masuk - Riak keluar
- Hidung
- Hidung kecil - Hidung
- Hidung tetap
tis
mengecil
mengecil
Gambar 8. Tabel Getaran Akibat Hasil Kerja
Proband
us
Hordeolum
peradangan pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan
rasa sakit, merah dan nyeri bila ditekan.
Kalazion
peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat.
Kelainan ini dapat mengakibatkan perubahan bentuk bola mata.
Pseudotopsis
kelainan pada kelopak mata sehingga mengakibatkan kelopak tidak
mudah bergerak atau diangkat.
Trikiasis
Kelainan yang dicirikan dengan tumbuhnya bulu mata kearah dalam
sehingga dapat menggores kornea dan dapat menimbulkan
peradangan.
Konjungtivitis
Infeksi yang disebabkan oleh asap, angin dan sinar kuat selain alergi,
demam, tampek dan penyakit lainnya. Penyakit ini mempunyai
gejala umum mata merah, sekret atau mata kotor dan pedes seperti
kelilipan.
Buta ayam (Niktalopia)
Terjadi pada defisiensi vitamin A yang berat. Keadaan ini disebut
buta ayam karena pada waktu malam cahaya yang tersedia terlalu
sedikit untuk memungkinkan penglihatan yang memadai.
BAB II
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa mata merupakan salah satu organ dari panca indra
yang memiliki peran penting dalam menangkap gambar yang ada
disekitar kita. Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang
dibungkus oleh tiga lapisan yaitu sklera, koroid dan retina. Kornea
merupakan bagian depan yang transparan dan berlanjut dengan sklera
berwarna putih dan tidak tembus cahaya. Iris merupakan tirai berwarna
di depan lemnsa yang terhubung dengan selaput khoroid. Pupil berupa
bintik tengah berwarna hitam yang merupakan celah dalam iris, tempat
masuknya cahaya menuju retina. Cacat mata yang disebabkan
berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh, rabun dekat dan
rabun dekat dan jauh. Selain tiga jenis itu, masih ada jenis cacat mata
lain yang disebut astigmatisma.
5.2. Saran
Diharapkan dalam praktikum selanjutnya probandus dalam
melakukan percobaan harus memusatkan pikiran dan konsentrasi penuh
agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang pernah didapatkan
dengan literatur.
DAFTAR PUSTAKA