SISTEM INDRA
(Penglihatan, Penciuman, dan Pendengaran)
Oleh :
1. Prawira Eka Wardana (NIM B04190161)
2. Puri Adzrok Abidah* (NIM B04190162)
3. Nia Nur Alfani (NIM B04190164)
4. Deandarla Naoremisa (NIM B04190165)
Dasar Teori
Tujuan
METODE
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
SISTEM PENGLIHATAN
Tujuan Praktikum
Dasar Teori
Bintik kuning (fofea) dan bintik buta (blind spot) merupakan dua bintik
pada retina. Apabila bayangan jatuh tepat pada fofea, maka suatu objek dapat
terlihat dengan jelas. Kelainan pada mata adalah miopi, hipermetropi,
asigmatisme, dan presbiopi.
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Optotypi
Snellen, kertas putih yang dilengkapi dengan palang hitam ditengah, lampu senter,
cahaya matahari, cermin, dan buku Ishihara.
Tata Kerja
Pemeriksaan bintik buta yang pertama pada mata kanan. Mata kiri OP
ditutup. Kartu pemeriksaan bintik buta ditempatkan pada jarak ± 30 cm di depan
OP sehingga mata kanan tepat di tanda tambah. Kertas tersebut digerakkan
perlahan mendekati mata OP dengan mata kanan tetap melihat ke tanda tambah
dan posisi bulatan hitam ada di bagian lateral mata kanan. Pada jarak ± 20 cm
dapat ditanyakan kepada OP apakah OP masih melihat bulatan hitam atau tidak.
Kalau OP tidak dapat melihat bulatan hitam maka wilayah tersebut merupakan
wilayah kebutaan. Sepotong kertas putih diambil dan sebuah palang hitam
digambar ditengahnya. Ujung pensil ditempatkan pada sisi luar-lateral, lalu ujung
pensil tersebut digeser menuju wilaya kebutaan. Bila ujung pensil menghilang
dari pandangan, tanda diberikan. Pensil kembali digeser hingga ujung pensil
kembali terlihat. Titik di mana pensil tidak terlihat dan terlihat dicatat. Semua titik
hilang dan titik timbul dihuungkan. Gambar yang nampak merupakan bercak buta
mata kanan. Jarak mata ke kertas pemeriksaan diukur. Cara tersebut diulangi pada
mata kiri OP.
Memeriksa pupil
Pembahasan
Simpulan
Tujuan Praktikum
Dasar Teori
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah garpu tala
dengan frekuensi 100, 256, dan 512 Hz, arloji tangan yang berdetak (atau
stopwatch), penggaris, OP, dan ruang kedap suara.
Tata Kerja
1. Cara Rinne
2. Cara Weber
3. Cara Schwabach
1. Percobaan Romberg
OP dipersilahkan berdiri dengan tumit dan jari kaki merapat serta tangan
direntangkan. Ayunan tubuh dan gerakan koreksi OP untuk
mempertahankan keseimbangan diperhatikan. Pertama-tama mata OP
dibuka dan untuk selanjutnya mata OP ditutup. Goyangan yang terlalu
keras dapat diperhatikan. Selanjutnya, OP dipersilahkan berdiri di atas satu
tungkai. Pertama-tama mata OP dibuka dan untuk selanjutnya mata OP
ditutup. OP dipersilahkan melihat ke langit-langit ruangan dan berdiri di
atas satu tungkai. Pertama-tama mata OP dibuka dan untuk selanjutnya
mata OP ditutup. Keseimbangan statis OP dan peranan mata terhadap
keseimbangan statis dinilai.
2. Hopping Reaction
3. Thrust Reaction
4. Shifting Reaction
5. Past Pointing
PEMBAHASAN
Hasil percobaan Romberg adalah OP tetap tegak ketika berdiri dengan dua
kaki dan membuka mata. OP teramati menunjukkan goyangan ringan saat
menutup mata. Ketika OP hanya merentangkan tangan OP teramati tidak
melakukan goyangan. OP teramati melakukan goyangan ringan ketika berdiri satu
kaki dan tangan direntangkan dengan mata terbuka. Ketika mata OP tertutup,
goyangannya lebih kuat. Ketika berdiri dengan satu kaki dan kepala diangkat, OP
teramati melakukan goyangan ringan. Ketika mata OP ditutup, OP terjatuh.