Anda di halaman 1dari 11

M-1

PREPARASI
1.1
1.
2.
3.

Tujuan
Mengetahui mengenai preparasi
Mengetahui tahapan dan cara kerja pada proses preparasi
Mampu membuat specimen yang akan digunakan untuk pengujian
selanjutnya.

1.2

Dasar Teori

1.2.1 Mekanika Batuan


Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika.
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan
dan massa batuan serta mengkaji tentang respon batuan dan massa batuan
terhadap medan gaya dari lingkungan mereka. Hal ini menyebabkan mekanika
batuan memiliki peran yang dominan dalam operasi penambangan, seperti
pekerjaan penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan
lainnya.
Adapun beberapa Sifat-sifat fisik batuan yaitu yang terdiri dari sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Porositas
Densitas batuan.
Adsorbsi
Kadar air
Bobot isi
Selain Sifat-sifat fisik batuan, ada juga yang dikenal dengan sifat Mekanik

batuan yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :


1. Kuat Tekan
2. Kuat Tarik
3. Modulus Elastisitas
4. Poissons Ratio
5. Sudut Gesek Dalam
6. Kohesi
7. Kuat Geser
Untuk jenis pengujian sifat mekanik batuan yang umumnya dapat
dilakukan dilaboratorium, diantaranya :
1.
2.
3.
4.

Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength)


Pengujian Triaksial(traxial compression test)
Pengujian Kuat Tarik(Indirect Tensile Strength Test)
Pengujian Kuat Titik (point load test / test franklin)

5.
6.

Pengujian Kuat Geser Langsung (punch shear test)


Pengujian Kuat Gelombang Ultrasonik (ultrasonic velocity)

1.2.2 Preparasi
Preparasi adalah bagian dari proses analisis yang sangat penting,
dikarenakan proses preparasi ini merupakan proses yang dilakukan untuk
menyiapkan sampel sehingga siap untuk dianalisis dan diuji dengan
menggunaka instrumen yang sesuai pada tahapan selanjutnya.. Secara umum
proses analisis ini memiliki minimal 5 proses yang sesuai dengan standar yang
ada, diantaranya sampling, preservasi data, preparasi sampel, analisis, dan
interpretasi data. jika proses kurang maka akan merusak hasil analisi atau akan
dihasilkan data analisis yang tidak vaild.
Teknik preparasi sampel ini dilakukan untuk memisahkan material dari
matriks sample yang sangat kompleks, sehingga diperoleh material dengan
konsentrasi yang sangat tinggi, dan mengubah material lain yang dapat
dianalisis dengan instrumentasi yang tersedia.
Secara garis besar sampling dibagai menjadi 4 golongan dilihat dari
tempat pengambilan dimana batubara berada dan tujuannya yaitu exploration
sampling, pit sampling, production sampling, dan loading sampling (barging and
transhipment).
Preparasi sampel batuan meliputi pemotongan batuan, perataan dan
penghalusan permukaan. Sampel batuan dipotong dengan ukuran ketentuan
dan persyaratan standar ASTM D.3967-86 atau ISRM (1985) yang secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Ketentuan dan persyaratan ukuran contoh untuk uji laboratorium menurut
standar ASTM D.3967-86 atau ISRM (1985)
Persyaratan Ukuran Sampel
Jenis Uji

Uji UCS

ISRM (1985)

ASTM D.3967-86

L/D = 2,5-3

L/D = 2-2,5

ASTM D3967-86

D> 54 mm

D> 47 mm

ASTM D4543-85

Sumber : mitechonolgies.com

Keterangan

Permukaan sampel batuan yang sudah dipotong harus di ratakan dan


dihaluskan dengan menggunakan mesin asah atau ampelas. Hal ini bertujuan
agar terjadi kontak menyeluruh antara plat penekan dengan mesin UCS dan
permukaan sampel batuan uji pada saat sampel batuan ditekan sehingga terjadi
distribusi gaya yang merata pada sampel batuan tersebut. Pada sistem kontrol
digunakan dialhauge dengan ketelitian 1 mm.
Adapun Tahapan kegiatan-kegiatan dalam proses preparasi sampel yaitu
sebagai berikut :
1.

Pembuatan Coring/sampel

2.

Pemotongan Coring/sampel

3.

Pengukuran Coring/sampel

4.

Perataan Coring/sampel

1.3

Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Pembuatan Sampel Semen
Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.

Jangka Sorong

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.1
Jangka Sorong

b.

Mistar

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.2
Mistar

c.

Cutting Machine

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.3
Cutting Machine

d.

Grinding Machine

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.4
Grinding Machine

Sedangkan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :


a.

Semen

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.5
Coring Semen

2. Pemotongan Sampel Semen


Peralatan yang digunakan adalah

a.

Mesin pemotong( cutting machine ) dengan panjang diameter


pemotongnya 4 kali diameter core, digerakkan dengan motor 3 fase.
Dilengkapi dengan aliran air yang berfungsi sebagai pembilas dan
untuk mendinginkan edge.

3. Pengukuran Kerataan Sampel


Peralatan yang akan digunakan adalah
a.

Alat uji kerataan permukaan yang dilengkapi dengan dial gauge.

4. Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel


Alat yang digunakan adalah
a.

1.4
1.

Jangka sorong dengan ketelitian tertentu.

Prosedur
Pembuatan Sampel Semen
a.

Siapkan terlebih dahulu peralon yang telah disediakan untuk masingmasing ukuran.

b.

Mencampur semen dengan pasir dan air untuk membuat adonan


semen.

c.

Masukkan adonan semen tersebut kedalam peralon sesuai ukuran


dan perbandingan komposisi semennya.

d.

Diamkan selama 1 minggu untuk selanjutnya dikeluarkan dari


cetakan peralon.

2.

Pemotongan Sampel Semen


a.

Core diletakkan horizontal disesuaikan dengan alas yang ada pada


setting mesin.

b.

Kemudian batuan dijepit supaya sewaktu melakukan pemotongan


core silinder tidak bergerak.

c.

Air dialirkan degan debit yang konstan sesuai dengan jenis batuan
yang akan dipotong.

d.

Injak pedal pemotong untuk mendekatkan cutting edge dengan


batuan secara perlahan-lahan serta memperhatikan kemajuan edge
dalam pemotongan specimen.

e.

Perhatikan kondisi pemotongan sampai sampel yang akan diambil


sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.6
Proses Pemotongan Coring

3.

Pengukuran Kerataan Sampel


a.

Sampel diletakkan horizontal disesuaikan dengan bentuk letak rodaroda yang ada pada alat tersebut.

b.

Kemudian sampel dihimpitkan dengan panel kerataan yang ada


deket dial gauge.

c.

Perhatikan angka yang ditunjukkan dengan dial gauge, kemudian


setel gauge sehingga menunjukkan angka 0.

d.

Putar sampel sedikit demi sedikit dan perhatiikan perubahan


kerataannya dilihat dari perubahan jarum gauge.

e.

Syarat utama, jangan sampai dial gauge melebihi satu putaran atau
kemiringan sampel lebih dari 1 mm.

f.

Jika dari uji kerataan diperoleh nilai melebihi dari 2 mm atau lebih,
maka dilakukan perataan dengan diampelas atau jika terlalu besar
dilakukan pemotongan ulang.

g.

Lakukan prosedur a hingga e sampai didapatkan kerataan sampel


maksimal kurang dari 1 mm.

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.7
Proses Perataan Coring

4.

Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel

a.

Lakukan pengukuran panjang sampel sebanyak 3 kali pengukuran


untuk setiap sampel.

b.

Kemudian lakukan pengukuran diameter sampel, minimal 3 kali


pengukuran setiap ujungnya.

c.

Hasil pengukuran dilihat kembali, jika ada yang melebihi dari ukuran
yang diizinkan, maka harus dilakukan pemotongan kembali atau
cukup diampelas jika hanya sedikit.

Sumber :Data Hasil Praktikum Geomekanika, 2016

Foto 1.8
Proses Pengukuran Coring

1.5

Rumus-Rumus yang Digunakan


Rumus rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.

Bobot Isi Asli

2.

Bobot Isi Kering

3.

Bobot Isi Jenuh

4.

Apparent Specific Gravity

/Bobot Isi Air


5.

True Specific Gravity

/Bobot Isi Air


6.

Kadar Air Asli

7.

Derajat Kejenuhan

8.

Porositas

9.

Void Ratio

10. Saturated Water Content

1.6

Data Hasil Percobaan


Adapun data hasil percobaan yang didapat setelah melakukan percobaan

dan uji coba adalah sebagai berikut


Tabel 1
Data Hasil Pengamatan Kelompok 3

1.7

Pengolahan Data
Adapun data hasil pengolahan data yang telah didapat pada saat

percobaan preparasi dengan coring untuk uji UCS (t = 2 x d)


1.

1:1 Kecil :

d = 5,325 cm
t = 2 x 5,325 cm
= 10,650 cm

2.

1:1 Besar :

d = 6,72 cm
t = 2 x 6,72 cm
= 13,44 cm

3.

1:3 Kecil :

d = 5,23 cm
t = 2 x 5,23 cm
= 10,46 cm

4.

1:1 Besar :

d = 6,61 cm
t = 2 x 6,61 cm
= 13,22 cm

1.8

Analisa
Dalam preparasi ini merupakan suatu kegiatan mempersiapkan setiap

sampel yang akan diuji. Dalam setiap specimen yang akan diuji memiliki
komposisi yang berbeda dari setiap percobaan karena gaya yang diterima oleh
setiap specimen berbeda. Sehingga tahapan preparasi untuk tiap-tiap pengujian

pun akan memiliki perbedaan baik dalam perlakuan sampel atau coring maupun
metode preparasi yang akan digunakan nantinya

1.9

Kesimpulan
Preparasi adalah bagian dari proses analisis yang sangat penting,

dikarenakan proses preparasi ini merupakan proses yang dilakukan untuk


menyiapkan sampel atau coring sehingga siap untuk dianalisis dan diuji dengan
menggunaka instrumen-instrumen dan metode uji yang sesuai pada tahapan
selanjutnya. Adapun untuk Tahapan kegiatan-kegiatan dalam proses preparasi
sampel atau coring yaitu adalah Pembuatan

Coring/sampel, Pemotongan

Coring/sampel, Pengukuran Coring/sampel, Perataan Coring/sampel


Dengan melakukan tahapan dan proses pada metoda preparasi pada
suatu sampel atau conto dengan benar, akan didapatkan hasil berupa beberapa
sampel yang dapat digunakan untuk pengujian tahap selanjutnya sesuai dengan
karekteristik darai metode pengujian-pengujian yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Bachri, Iqbal, 2012 Preparasi, mitechnologies.co.in. Diakses tanggal 23 Maret


2016 pukul 19.30 WIB
Irawan, Ahmad 2013, Proses dan Metode Preparasi, Scribd.com Diakses
tanggal 23 Maret 2016 pukul 20.30 WIB
Rizal, Faisal 2013. Faktor Preparasi. arsipteknikpertambangan.blogspot.com
Diakses tanggal 23 Maret 2016 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai