Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah impian semua penduduk di muka bumi ini, tak
terkecuali Indonesia. Indonesia bahkan telah dua kali mencanangkan program
Indonesia Sehat. Yang pertama pada 2010, dimana indikator untuk menuju ke
arah Indonesia sehat masih belum terpenuhi dan kemudian diperbaharui
menjadi Indonesia Sehat 2015 .
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggitingginya di seluruh republik Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia
di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
tersebut dirumuskan sebagai INDONESIA SEHAT 2015.
Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar
yaitu proses reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik.
Tidak begitu lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia
bertemu di New York dan menandatangani Deklarasi Milennium yang
berisi

komitmen

untuk

mempercepat

pembangunan

manusia

dan

pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut diterjemahkan menjadi


beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development
Goals (MDGs). Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama
bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah sematamata tugas pemerintah tetapi merupakan tugas seluruh komponen bangsa.
Bagi pemerintah, biasanya lebih mudah memperbaiki bidang
pendidikan ketimbang kesehatan. Kemajuan dalam bidang pendidikan,
umumnya berkat sekolah. Sementara perbaikan di bidang kesehatan,
diperlukan lebih dari sekedar pelayanan yang efektif. Faktor lain, seperti
apakah seseorang merokok, atau apakah ia memiliki pola makan baik,
1

berperan cukup signifikan. Meskipun demikian, apapun bidangnya, sangat


mungkin untuk menetapkan target dan mengupayakan pencapainnya.
Misalnya, kita dapat menetapkan target bahwa setiap orang bisa mendapatkan
air minum yang bersih pada tahun tertentu. Begitu pula dalam pemberantasan
malaria, demam berdarah atau mengatasi banjir dan kemacetan. Tentu saja,
ada hal yang pencapaiannya memerlukan waktu lebih lama dibandingkan
yang lain.
Dalam rangka mewujudkan hal ini, kemudian dirumuskan 8
(delapan) Tujuan Pembangunan Milenium (Milennium Development Goals).
Delapan tujuan umum, seperti kemiskinan, kesehatan, atau perbaikan posisi
perempuan. Namun, dalam setiap tujuan terkandung target-target yang
spesifik dan terukur. Melihat komitmen dari berbagai bangsa tersebut,
pembangunan kesehatan di Indonesia juga menitikberatkan sasaran terhadap
acuan yang digarap pada MDGs. Sehingga visi Indonesia 2015 dengan misi
yang dirumuskan dalam empat komponen misi pembangunan, telah
merumuskan tujuan kebijakan pembangunan kesehatan melalui paket
program MDGs. Sehingga dalam makalah ini kami mengangkat topik
mengenai menuju Indonesia sehat 2015/ Millenium Development Goals yang
akan membahas secara rinci mengenai sasaran, waktu dan target yang terukur
mengenai delapan paket rumusan pembangunan.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui visi misi pembangunan kesehatan
2. Mengetahui delapan rumusan MDGs yang merupakan tujuan pokok
pembangunan kesehatan.

BABII
PEMBAHASAN

Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai


melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di
seluruh republik Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan
atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan
sebagai INDONESIA SEHAT 2015.
Dengan adanya rumusan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan
pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan
sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi
lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan
kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat
yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi akif dalam gerakan
kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah
layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di
Indonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Untuk dapat mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2015, ditetapkan
empat misi pembangunan kesehatan sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan


oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil
kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.
Untuk optimalisasi hasil kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan
masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan.
Dengan kata lain untuk dapat terwujunya INDONESIA SEHAT 2015, para
penanggungjawab program pembangunan harus memasukkan pertimbanganpertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. Program
pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, seyogyanya
tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan yang
berwawsasankesehatan, adalah seluruh tugas yang berelemen dari sistem
kesehatan untuk berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional
berwawasan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yang
sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapat pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor
kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau mengandung makna bahwa salah satu tanggungjawab
sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tidak semata-mata berada di tangan pemerintah, melainkan
mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat
dan berbagai potensi swasta.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat


beserta lingkungannya.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya mengandung makna bahwa tugas utama
sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap
warga negaranya, yakni setiap individu, keluarga dan masyarakat Indonesia,
tanpa meninggakan upaya menyembuhkan penyakit atau memulihkan
kesehatan penderita. Untuk terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya
kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif
yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif. Agar dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat diperlukan pula
terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu tugas-tugas penyehatan
lingkungan harus pula lebih diprioritaskan.
Kemudian mengenai tujuan kebijakan pembangunan nasional terekam
secara rinci dalam suatu paket program MDGs. Sasaran pembangunan milenium
(Millennium Development Goals atau MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsabangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir
tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam
pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan
diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan
kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York
pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri
Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi
Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas
internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini
(MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan
pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen

dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang


yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan
pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat
pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga
separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000
menyetujui agar semua negara:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Target 1A : Menurunkan hingga setengahnya proporsi
penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1,00
(PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015.
Target 1B

Mewujudkan

kesempatan

kerja

penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua,


termasuk perempuan dan kaum muda.
Target 1C

Menurunkan

hingga

setengahnya

proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun


waktu 1990-2015.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Target 2A

Menjamin pada 2015 semua anak-

anak, laki laki maupun perempuan

di manapun dapat

menyelesaikan pendidikan dasar.


3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Target 3A

Menghilangkan ketimpangan gender

di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2015,


dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 .
4. Menurunkan angka kematian anak
Target 4A

Menurunkan angka kematian balita

(AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.

5. Meningkatkan kesehatan ibu


Target 5A

Menurunkan angka kematian ibu

hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015.


Target 5B

Mewujudkan

akses

kesehatan

reproduksi bagi semua pada 2015


6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
Target 6A

Mengendalikan

penyebaran

dan

mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga


tahun 2015.
Target 6B

Mewujudkan

akses

terhadap

pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan


sampai dengan tahun 2015.
Target 6C

Mengendalikan

penyebaran

dan

mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria dan penyakit


utama lainnya hingga tahun 2015
7. Memastikan kelestarian lingkungan
Target 7A

Memadukan

prinsip-prinsip

pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan


program nasional serta mengembalikan sumber daya
berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program negaraserta
mengakhiri kerusakan sumberdaya lingkungan yang hilang.
Target 7B
keragaman

:
hayati,

Mengurangi
dan

mencapai

laju

hilangnya

pengurangan

yang

signifikan pada 2015


Target 7C

Menurunkan

separuh

proporsi

penduduk yang tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum


layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015

Target 7D

Mencapai

peningkatan

signifikan

dalam kehidupan miskin di permukiman kumuh( minimal


100 juta) pada tahun 2020.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target 8A

Mengembangkan sistem keuangan

dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat


diprediksi dan tidak diskriminatif.
Target 8D

Menangani

utang

negara

berkembang melalui upaya nasional maupun internasional


untuk dapat mengelola utang dalam jangka panjang
Target 8F

Bekerjasama dengan swasta dalam

memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi


dan komunikasi.
Dari delapan goals yang ditetapkan, lima goals yaitu MDG 1, 4, 5, 6 dan
7 terkait erat dengan kesehatan. MDG merupakan hasil kesepakatan lebih dari 180
Kepala Negara dan Pemerintah Anggota PBB tahun 2000. Kesepakatan untuk
mencapai MDG bertujuan meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Untuk
Indonesia, sasaran MDG

tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Renstra Kementerian Kesehatan


2010-2014 .
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian
diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya
dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah
menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia
dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa
kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Laporan Sasaran
Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk
menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian
sasaran MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya
menjadikan

pencapaian-pencapaian

ini

menjadi

kenyataan,

sekaligus
8

mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program


pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran-sasaran ini. Dengan tujuan
utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum
regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia
berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas
provinsi tidak seimbang.
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia,
mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalami kendala,
namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai sasaran-sasaran ini dan
dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk
masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di
Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya
di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang
untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di
daerah Asia dan Pasifik (Bappenas, 2008).
Untuk mewujudkan tercapainya target MDGs, terutama di bidang
kesehatan, dirumuskanlah INDONESIA SEHAT 2015. Sasaran pembangunan
kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah :
a. Perilaku hidup sehat.
Meningkatnya

secara

bermakna

jumlah

ibu

hamil

yang

memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan, jumlah bayi
yang memperoleh imunisasi lengkap, jumlah yang memperoleh ASI eksklusif,
jumlah anak balita yang ditimbang setiap bulan, jumlah pasangan usia subur
(PUS), peserta keluarga berencana (KB), jumlah penduduk dengan makan
dengan gizi seimbang, jumlah penduduk yang memperoleh air bersih, jumlah
penduduk buang air besar dijamban, jumlah pemukiman bebas vector dan
rodent, jumlah rumah yang mempunyai syarat kesehatan, jumlah penduduk
berolahraga, dan istirahat teratur, jumlah keluarga dengan komunikasi internal
dan eksternal, jumlah keluarga yang menjalankan ajaran agama dengan baik,

jumlah penduduk yang tidak merokok dan tidak minum-minuman keras,


jumlah penduduk yang tidak berhubungan seks diluar nikah serta jumlah
penduduk yang menjadi peserta JPKM.
b.

Lingkungan sehat
Meningkatnya secara bermakna jumlah wilayah/kawasan sehat,
tempat-tempat umu sehat, tempat pariwisata sehat, tempat kerja sehat, rumah
dan banguna sehat, sarana sanitasi, sarana air minum,sarana pembungan
limbah, serta berbagai standard an peraturan perundang-undangan yang
mendukung terwujudnya lingkungan sehat.

c. Upaya kesehatan
Meningkatkan secara bermakna jumlah sarana kesehatan yang
bermutu, jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan, penggunaan obat
generik dalam pelayanan kesehatan, penggunaan obat secara rasional,
memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif, biaya kesehatan yang
dikelola secara efisien, serta ketersediaan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan.
d. Manajemen pembangunan kesehatan
Meningkatnya secara bermakna sistem informasi pembangunan
kesehatan, kemampuan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, pembangunan
kesehatan, kepemimpinan dan manajemen kesehatan, peraturan perundangundangan yang mendukung pembangunan kesehatan, kerjasama lintas program
dan sektor.
e. Derajat kesehatan
Meningkatnya secara bermakna umur harapan hidup, menurunya
angka kematian ibu dan bayi, menurunnya angka kesakitan beberapa penyakit
penting, menurunya angka kecacatan dan ketergantungan serta meningkatnya
status gizi masyarakat, menurunya angka infertilitas.
Untuk dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan
pada dasar-dasar tersebut diatas, maka penyelenggaraan upaya kesehatan perlu
memperhatikan kebijakan umum yang dikelompokkan sebagai berikut:
10

a. Meningkatkan kerjasama lintas sektor


Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan,
kerjasama lintas sektor merupakan hal yang utama, dan karena itu perlu
digalang serta mantapkan secara seksama, sosialisasi masalah-masalah
kesehatan kepada sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan berkala.
Kerjasama lintas sektor haus mencakup pada tahap perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian serta melandaskan dengan seksama pada dasar-dasar
pembangunan kesehatan.
b. Peningkatan perilaku, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan swasta
Masyarakat dan swasta perlu berperan aktif dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan. Dalam kaitan ini perilaku hidup manusia sejak usia dini
melalui berbagai kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan,
sehingga menjadi bagian dari norma hidup dan budaya masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesadaran dan kemandirian untuk hidup sehat. Peran
masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan konsep
pembangunan kesehatan masyarakat tetap didorong atau bahkan dikembangkan
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan serta kesinambungan upaya
kesehatan.
c. Peningkatan kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan, lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan yang
bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup
manusia. Upaya ini perlu untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan pembangunan berwawasan
kesehatan.
Kesehatan lingkungan pemukiman, tempat kerja dan tempat-tempat
umum serta tempat pariwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta
pengawasan mutu air yang memenuhi persyaratan terutama perpipaan,
penerbitan tempat pembuangan sampah, penyediaan sarana pembuangan air
limbah serta berbagai sarana sanitasi lingkunan lainnya. Kualitas air, udara dan
tanah ditingkatkan untuk menjamin hidup sehat dan produktif sehingga
11

masyarakat terhindar dari keadaan yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan.


Untuk itu diperlukan peningkatan dan perbaikan peraturan perundangundangan, pendidikan lingkungan sehat sejak dari usia muda serta pembakuan
standar lingkungan.
d. Peningkatan upaya kesehatan
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta
upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat atau krisis.
Selanjutnya, pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu
terus menerus diupayakan. Dalam rangka mempertahankan status kesehatan
masyarakat selama krisis ekonomi, upaya kesehatan diprioritaskan untuk
mengatasi dampak krisis disamping tetap mempertahankan peningkatan
pembangunan kesehatan. Perhatian khusus dalam mengatasi dampak krisis
diberikan kepada kelompok berisiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajat
kesehatannya tidak memburuk dan tetap hidup produktif. Pemerintah
bertanggungjawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk penduduk
miskin.
Setelah melewati krisis ekonomi status kesehatan masyarakat
diusahakan ditingkatkan melaui pencegahan dan pengurangan morbiditas,
mortalitas dan kecacatan dalam masyarakat terutama pada bayi, anak balita,
dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas, melalui upaya peningkatan
(promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan
serta pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Prioritas utama diberikan kepada
penanggulangan penyakit menular dan wabah cenderung meningkat.
e. Peningkatan sumber daya kesehatan
Peningkatan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya
pembangunan kesehatan dan diarahkan untuk menciptakan tenaga kesehatan
yang ahli dan terampil sesuai pengembangan ilmu dan tekhnologi, beriamn dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, seta berpegang teguh pada pengabdian
bangsa dan Negara dan etika prfesi. Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan

12

untuk meningkatkan pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan


jumlah serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang
mampu melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam perencanaan tenaga
kesehatan perlu diutamakan penentuan kebutuhan tenaga di berbagai Negara
diluar negri dalam rangka globalisasi. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM), yakni cara pelayanan kesehatan melaui pembayaran
secara praupaya dikembangkan terus untuk menjamin terselenggaranya
pemeliharaan kesehatan yang lebih merata dan bermutu dengan raga yang
terkendali. JPKM diselenggarakan sebagai upaya bersama antara masyarakat,
swasta, dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan biaya pelayanan kesehatan
yang terus meningkat.Tarif pelayanan kesehatan perlu disesuaikan atas dasar
nilai jasa dan barang yang diterima oleh anggot masyarakat yang memperoleh
pelayanan. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui system JPKM
yang disubsidi oleh pemerintah bersamaan dengan itu dikembangkan pula
asuransi sebagai pelengkap / pendamping JPKM. Pengembangan asuransi
kesehatan berada dibawah pembinaan pemerintah dan asosiasi peransuran.
Secara bertahap puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah akan dikelola
secara swadana.
f. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin
ditingkatkan terutama melalui peningkatan secara strategis dalam kerja sama
antara sektor kesehatan dan sektor lain yang terkait, dan antara berbagai
program kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan
sendiri. Manajemen upaya kesehatan yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan penilaian diselengarakan secara sistematik
untuk menjamin upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Manajemen
terebut didukung oleh sistem informasi yang handal guna menghasilkan
pengambilan keputusan dan cara kerja yang efisien. Sistem informasi tersebut
dikembangkan secara komprehensif diberbagai tingkat administrasi kesehatan
sebagai

bagian

dari

pengembangan

administrasi

modern.

Organisasi

departemen kesehatan perlu disesuaikan kembali dengan fungsi fungsi :


regulasi, perencanaan nasional, pembinaan dan pengawasan.
13

g. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan


Penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan akan terus
dikembangkan secara terarah dan bertahap dalam rangka menunjang upaya
kesehatan, utamanya untuk mendukung perumusan kebijaksanaan, membantu
memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi kendala didalam pelaksanaan
program kesehatan. Penelitian dan pengembangan kesehatan akan terus
dikembangkan melalui jaringan kemitraan dan di desentralisasikan sehingga
menjadi bagian penting dari pembanguna kesehatan daerah.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi, pendayagunan obat, pengembangan
obat asli Indonesia, pemberantasan penyakit dan perbaikan lingkungan.
Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkan unutuk
mengoptimalkan pemanfaatan pebiayaan kesehatan dari pemerintah dan
swasta, serta meningkatkan kontribusi pemerintah dalam pembiayaan
kesehatan yang masih terbatas.
h. Peningkatan lingkungan sosial budaya
Selain berpengaruh positif globalisai juga menimbulkan perubahan
sosial dan budaya masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap
pembangunan kesehatan. Untuk itu sangat diperlukan peningkatan kesehatan
sosial dan budaya masyarakat melalui penungkatan sosio-ekonomi masyarakat,
sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar besarnya sekaligus
meminimalkan dampak negatif dari globalisasi.

14

BAB IV
KESIMPULAN

Tujuan pembangunan milenium merupakan agenda serius untuk


mengurangi kemiskinan dan meningkatkan tingkat kehidupan yang disetujui oleh
para pemimpin dunia pada Millennium Summit (pertemuan tingkat tinggi
Millenium) pada bulan September 2000.
Dalam

mencapai

sasaran

pembangunan

milenium

(millennium

development goals/MDGs) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan


pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia Sehat 2010, sasaran MDGs ada
indikatornya serta kapan harus dicapai. Sasaran MDGs ini bisa dijadikan slogan
Indonesia Sehat di tahun 2015 sebagai pengganti slogan sebelumnya. Dalam
visi ini Indonesia mempunyai delapan sasaran MDGs salah satunya yaitu
mengurangi angka kematian bayi dan ibu pada saat persalinan. Maksud dari visi
tersebut yaitu kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman serta bayi
yang akan dilahirkan hidup sehat, dengan misinya menurunkan kesakitan dan
kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan di dalam
menghadapi persalinan yang aman.

15

Sasaran MDGs yang lain yaitu menurunkan angka kelaparan (kurang


gizi) menjadi setengahnya (50 persen) di tahun 2015 dibanding tahun 1996.
Kemudian menurunkan angka kematian bayi dan balita, juga menjadi setengahnya
dibanding tahun 1996. Lalu menurunkan angka kematian ibu sebanyak 75 persen,
mengendalikan penularan penyakit menular, khususnya TBC dan HIV, sehingga
pada tahun 2015 nanti jumlahnya tidak meningkat lagi tetapi justru menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Millennium Development Goals 2000-2015. Diakses tanggal 6 April 2013.


http://www.betterbytheyear.org/
Syafrudin, SKM. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Trans Info Media : Jakarta.
UNV. 2011. Tujuan Pembangunan Milenium. Diakses tanggal 6 April 2013.
http://www.undp.or.id/unv/id/resources_mdg.html
Wikipedia.2011. Sasaran Pembangunan Milenium. Diakses tanggal 6 April 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sasaran_Pembangunan_Milenium
Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs. Indikator MDGs. Diakses
tanggal 6 April 2013.
http://mdgsindonesia.org/official/index.php/component/content/article/
Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs. Apa itu MDGs?. Diakses
tanggal 6 April 2013.
http://mdgsindonesia.org/official/index.php/component/content/article/

16

Anda mungkin juga menyukai