Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan
keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk,
2012:87). Sedangkan menurut Menurut Taylor, Racun adalah setiap bahan atau zat
yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi
kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian. Dari zat zat racun ini lah yang
akan menyebabkan keracunan pada manusia.
Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat
atau makanan kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit. Keracunan juga merupakan
salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan organik ataupun bahan anorganik
yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan tidak normalnya mekanisme
di dalam tubuh. Akibat-akibat dari keracunan dapat menurunkan kesadaran
bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat menyebabkan kematian, jika cara
penanganan yang salah. Di Indonesia sering terjadi kasus keracunan, mulai dari
keracunan makanan, zat kimia hingga keracunan gas. Tidak jarang kasus
keracunan ini berujung pada kematian. Ketidak tahuan masyarakat terhadap
pertolongan pertama pada kasus keracunan juga menjadi salah satu penyebab
kematian tersebut. Untuk mengatasi dan membantu korban yang keracunan kita
harus mengetahui keracunan yang dialami oleh korban dan gejala gejala yang
ditunjukan oleh korban serta penanganan pertamanya. Karena keracunan dapat
meimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan hingga bisa menyebabkan
kematian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi keracunan?
2. Apa saja jenis jenis keracunan?
3. Bagaimana tanda dan gejala keracunan?
4. Bagaimana mekanisme keracunan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Umtuk mengetahui definisi keracunan
2. Untuk mengetahui jenis jenis keracunan
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala keracunan
4. Untuk mengetahui mekanisme keracunan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Keracunan
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada
kulit atau dihasilkan didalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil dapat
mengakibatkan cedera dari tubuh dengan adanya rekasi kimia (bunner dan
suddarth, 2001). Arti lain dari racun adalah suatu bahan dimana ketika diserap
oleh tubuh organisme makhluk hidup akan menyebabkan kematian atau perlukaan
(muriel, 1995). Racun dapat diserap melalui perncernaan, hisapan, intravena,
kulit, atau melalui rute lainnya. Reaksi dari racun dapat seketika itu juga, cepat,
lambat atau secara kumulatif.
Keracunan dapat diartikan sebagai setiap keadaan yang menunjukkan
kelainan multisistem dengan keadaan yang tidak jelas (arif mansjoer,1999).
Keracunan melalui inhalasi atau menelan materi toksik, baik kecelakaan atau
kesengajaan merupakan kondisi bahaya kesehatan.
2.2 Jenis-jenis keracunan (FK-UI, 1995) :
A. cara terjadinya
1. Self Poisoning
Pada keadaan ini pasien memakan obat dengan dosis yang berlebih tetapi
dengan pengetahuan bahwa dosis ini tak membahayakan. Pasien tidak
bermaksud bunuh diri, hanya bermaksud mencari perhatian saja.
2. Attempted Suicide
Pada keadaan ini pasien bermaksud bunuh diri, bisa berakhir dengan
kematian atau pasien dapat sembuh bila salah tafsir dengan dosis yang
dipakai.
3. Accidental Poisoning
Keracunan yang merupakan kecelakaan, tanpa adanya faktor kesengajaan.
4. Homicidal Poisoning
Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja
meracuni orang lain.

B. mula waktu terjadinya


1. Keracunan kronik
Keracuanan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah terpajan.
Gejala dapat timbul secara akut setelah pemajanan berkali-kali dalam dosis
relatif kecil. Ciri khasnya adalah zat penyebab diekskresikan 24 jam lebih
lama dan waktu paruh lebih panjang sehingga terjadi akumulasi.
2. Keracunan akut
Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering mengenai
banyak orang (pada keracunan makanan dapat mengenai seluruh keluarga
atau penduduk sekampung) dan gejalanya seperti sindrom penyakit
muntah, diare, konvulsi dan koma.
3. Menurut alat tubuh yang terkena
Keracunan digolongkan berdasarkan organ yang terkena. Contohnya :
racun hati, ginjal, SSP dan jantung.
4. Menurut jenis bahan kimia
Golongan zat kimia tertentu biasanya memperlihatkan sifat toksik yang
sama, misalnya golongan alkohol, fenol, logam berat, organoklorin, dsb.
Klasifikasi keracunan
Penggolongan keracunan yang lain (brunner dan suddath, 2001):
1. racun yang tertelan atau tercerna
2. keracunan korosif, yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif
yang meliputi produk alkalin (Lye, pembersih kering, pembersih toilet,
deterjen non fosfat. Pembersih oven, tablet klinitest, dan baterai yang
digunakan untuk jam, kalkulator dan kamera) dan produk asam (pembersih
tolet, pembersih kolam renang, pembersih logam, penghilang karat dan
asam baterai)
3. keracunan melalui inhalasi, yaitu keracunan yang disebabkan oleh gas
(karbondioksida, karbon monoksida dan hydrogen sulfid)
4. keracunan kontaminasi kulit (luka bakar kimiawi)

5. keracunan melalui tusukan yang terdiri dari sengatan serangga (tawon,


kalajengking, laba-laba) dn gigitan ular
6. keracunan makanan, yaitu keracunan yang disebabkan oleh perubahan
kimia (fermentasi) dan pembusukkan karenakerja bakteri ( daging busuk )
pada bahan makanan, misalnya ubi ketela (singkong) yang mengandung
asam sianida, jengkol, tempe bongkrek dan racun pada udang atau
kepiting.
7. penyalahgunaan zat yang terdiri dari penyalahgunaan obat stimulan
(Amphetamin, depresan (barbiturat) atau halusinogen (morfin) dan
penyalahgunaan alkohol.
2.4 Tanda dan Gejala Keracunan
a. keracunan bahan kimia korosif asam kuat atau basa yang tertelan akan
segera timbul tanda-tanda pada bibir dan selaput lendir mulut berwarna
keputih-putihan atau kebiru-biruan akibat luka bakar kimia timbul rasa
panas dan terbakar pada tenggorok, sakit dan nyeri pada lambung yang
disertai rasa mual, rasa ingin muntah dan cairan muntah berwarna coklat
(kopi) karena bercampur dengan darah. Pada bahan kimia yang lain seperti
DDT, baygon dan insektisida lain akan dijumpai konvulsi atau kejang,
tremor dan pengeluaran keringat dan ludah yang berlebih.
b. pada keracunan melalui inhalasi oleh karena menghirup bahan kimia
dalam bentuk gas, uap, atau kabut yang merangsang dan merusak selaput
lendir alat pernapasan, akan timbul gejala seperti rasa pedih dan panas
pada tenggorok, batuk kering dan pada kondisi yang parah akan disertai
dengan sesak nafas dan muntah darah. Pada keracunan gas hydrogen sulfid
yang sifatnya mempengaruhi, merangsang dan merusak sistem saraf pusat
dapat menimbulkan kematian mendadak dikarenakan kegagalan bernafas.
Pada keracunan gas CO akan ditemui tanda hipoksia cerebral, sakit keala,
kelemahan otot, kulit berwarna kemerahan sampai pucat, palpitasi, konfusi
mental dan koma.
c. pada keracunan yang disebabkan oleh sengatan bisa serangga atau ular
dapat ditemui ciri adanya gatal, malaise, ansietas, oedema larang,
bronkospasme berat, shyok dan kematian.

d. pada keracunan kontaminasi kulit oleh bahan kimia carbon disulfid maka
akan tampak kemerahan, timbul gelembung kecil dan merata seperti luka
bakar oleh air panas, kulit menjadi kering dan bersisik dan berpotensi
timbul infeksi sekunder dermatitis.
e. pada keracunan yang disebabkan oleh gigitan ular dapat dijumpai gejala
hemoragi pada rongga mulut dan pernafasan atau pori-pori, hematuria,
rasa haus, pusing, banyak keluar keringat, badan lemah, nadi kecil dan
lemah, badan menggigil, pernafasan pendek, dan akhirnya mati. Pada
keracunan karena gigitan laba-laba, dapat dijumpai gejala adanya sakit
perut, banyak

berkeringat, tremor, kelemahan badan, nekrotik, lokal

iskemik, ekskresi pada kulit, gelisah, nadi lemah, dan mual. Pada
keracunan gigitan tawon dan lebah, gejala yang dapat muncul adalah rasa
mual, pusing, muntah, diare, sinkop, kulit kebiruan, konvulsi, drowsines,
latergi, hipotensi, oedema paru, hemoragi, dan bronkospasme
f. keracunan oleh bahan makanan seperti jengkol, dapat dijumpai gejala
nyeri daerah pinggang, ginjal dan pusat, konvulsi, hematuria dan pyuria
dalam jumlah sedikit, perut gembung, urine berbau, kadang muntah atau
dalam keadaan parah dapat menyebabkan anuria (saluran kemih penuh
dengan asam jengkol). Gejala pada keracunan singkong dapat terdiri dari
mual, muntah, pusing, sulit nafas, palpitasi,

dan sinkop. Gejala pada

keracunan tempe bongkrek atau oncom dapat ditemui adanya kram peru,
muntah, diare, pusing, keringat berlebih, konvulsi, dan sinkop. Pada
keracunan makanan yang telah terkontaminasi dengan jamur dan bakteri
akan mengakibatkan adanya gejala yang adanya keracunan hati
(hepatotoxic), timbulnya kanker (carsiotoxic), dan perubahan sruktur
DNAsel (mutagenic) oleh alfatoxin yang dihasilkan jamur atau bakteri
yang bersangkutan.
g. pada keracunan narkotik golongan stimulan dapat dijumpai tremor, bibir
kering, anoreksi, mual, agresif, halusimasi, insomnia, hipertensi, dan
angina. Pada keracunan depresan akan dijumpai gejala depresi pada kerja
SSP sehingga terdapat tanda mudah tertidu. Pada golongan halusinogen
dapat dijumpai gejala europia, drowsiness, pusing, mual, muntah, gelisah,
hidung dan kulit gatal, kelemahan otot dan reflek, sianosis, kulit dingin

dan pucat, asfiksi, oedema paru, syok, dan koma. Alkohol yang menjadi
racun dan terkontaminasi oleh tubuh akan menyebabkan keracunan dengan
gejala gangguan emosi dan perasaan, agresuf, koordinasi dan reflkesi
lemah, diplopia, pusing, nadi cepat, berkeringat, muka merah, mual,
muntah, hipotensi, dan hipertensi, kulit pucat, takikardi, drowsiness,
sinkop dan syok.
2.5 Mekanisme Keracunan
Bahan-bahan racun masuk ke dalam tubuh organisme (jasad hidup) melalui:
1. Kulit luar
Melalui kulit, bahan racun dapat memasuki pori-pori atau terserap
langsung ke dalam sistem tubuh, terutama bahan yang larut minyak
(polar).
2. Mulut dan saluran makanan
Melalui mulut, racun dapat terserap seperti halnya makanan, langsung
masuk peredaran darah.
3. Saluran pernapasan
Melalui saluran pernapasan racun dapat terserap ke dalam sistem tubuh
dan dapat langsung mempengaruhi sistem pernapasan (pengambilan
oksigen dan pembuangan CO2).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya


suatu zat atau makanan kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti
melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit. Tanda
dan gejala keracunan berbeda beda tergantung jenis zat racun dan jalan
masuknya zat racun tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol. 2.
Jakarta: EGC
Arif Mansjoer., et. Al. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI
Muriel. 1995. Pertolongan Pertama Tindakan Paramedis. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai