“ KERACUNAN “
OLEH :
NIM : 16CP1010
A. Definisi Keracunan
Keracunan berarti bahwa suatu zat kimia telah mengganggu
proses fisiologis, sehingga keadaan badan organisme itu tidak lagi
dalam keadaan sehat. Dengan perkataan lain organisme itu
menjadi sakit (Koeman, 1987). Keracunan adalah keadaan sakit
yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam
tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti
paru paru, hati, ginjal dan lainnya.
B. Klasifikasi Racun
Racun diklasifikasikan menurut aksinya sebagai berikut:
a. Racun Korosif: racun ini adalah agen pengiritasi yang sangat
aktif yang menghasilkan peradangan dan ulserasi jaringan.
Kelompok ini terdiri dari asam kuat dan basa.
b. Racun Iritan : racun ini menghasilkan gejala sakit di perut, muntah
1) Racun Anorganik
Logam : arsen, merkuri, timbal, tembaga dan
antimon Non logam : fosfor, klorin, bromin, dan
iodin
2) Racun organik
Tumbuh-tumbuhan : minyak
jarak Hewan : ular,
kalajengking,laba-laba
3) Racun mekanik : bubuk kaca, debu berlian
c. Racun Saraf
Racun ini beraksi di sistem saraf pusa. Gejala yang
dirimbulkan biasanya sakit kepala, ngantuk, pusing, delirium,
stupor, koma, dan kejang.
1) Racun serebral: opium, alkohol, agen sedatif,
agen hipnotik, anastetik.
2) Racun spinal: Strychinine.
3) Periferal: Curare.
d. Racun jantung : Digitalis, rokok.
e. Asphyxiants: Gas batubara, CO, CO2, war gasses.
f. Lain-lain: Analgesik, antipiretik, penenang, antidepresan
(Chadha, 2003)
C. Penggolongan keracunan
a. Menurut cara terjadinya
1) Meracuni diri (Self poisoning). Penderita berusaha bunuh diri
dengan tujuan menarik perhatian saja. Penderita biasanya
menelan racun dalam dosis besar untuk membahayakan
dirinya. Contohnya adalah keracunan baygon (Anonim, 2009).
2) Usaha bunuh diri (attempted suicide). Dalam hal ini penderita
ingin benar-benar bunuh diri dan dapat berakhir dengan
kematian (Anonim, 2009).
3) Keracunan akibat kecelakaan (accidental poisoning).
Keracunan ini terjadi benar-benar karena kecelakan dan tidak
ada unsur kesengajaan (Anonim, 2009).
4) Keracunan akibat pembunuhan (homicidal poisoning). Terjadi
akibat tindakan criminal yaitu diracuni pasien (Anonim, 2009).
5) Keracunan akibat ketergantungan obat. Keracunan terjadi
akibat sifat toleransi obat sehingga memerlukan peningkatan
dosis. Peningkatan dosis yang tidak terukur/ tidak terkendali
menimbulkan overdosis yang fatal (Anonim, 2009).
b. Menurut cepat lambatnya proses keracunan
1) Keracunan akut
Gejala keracunan muncul dengan cepat segera setelah korban
menelan atau kontak dengan zat racun misalnya keracunan
makanan, sianida dan insektisida (Anonim, 2009).
2) Keracunan kronik
Gejala muncul dalam waktu relative lama sehingga korban
sering tidak sadar mengalami keracunan. Keracunan kronis
yang sering terjadi antara lain keracunan bromid, salisilat,
fenitoin dan digitalis karena tidak diawasi (Anonim, 2009).
c. Menurut organ yang terkena
Keracunan dapat dibedakan menurut organ yang terkenan
yaitu neurotoksik (racun saraf), kardiotoksik (racun pada jantung),
nefrotoksik dan hepatotoksik. Satu zat racun dapat mempengaruhi
beberapa organ sekaligus misalnya CCl4 mempengaruhi hepar,
ginjal dan jantung (Anonim, 2009).
d. Bahan kimia
Zat kimia dalam golongan sejenis biasanya menimbulkan
gejala keracunan yang sama seperti keracunan alkohol, logam
berat, fenol dan organofosfat (Anonim, 2009).
Efek sistemik hanya terjadi ketika jumlah racun dalam tubuh lebih besar
dari jumlah yang dapat tubuh tangani. Biasanya bila kontak dengan racun
berlangsung hanya dalam waktu singkat (akut), efek terjadi segera setelah
terpapar dan tidak berlangsung lama. Namun dalam beberapa kasus, efek
racun yang tidak terlihat selama beberapa jam atau bahkan hari setelah akut.
Ketika paparan racun berlangsung untuk waktu yang lama (kronis), efek
dapat berlangsung untuk waktu yang lama (WHO, 1997).
1. Mikroba
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang.
F. PATOFISIOLOGI
G. MANIFESTASI
a. Kelainan Visus
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b.Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d.Rasa takut
f. Pupil miosis
3. Keracunan sedang
a. Muntah – muntah
b. Kejang dan kram perut
c. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
c. Sesak nafas
h. Koma
H. KOMPLIKASI
1. Kejang
2. Koma
3. Henti jantung
5. Syok
I. PENATALAKSANAAN
a) Airway
b) Breathing
c) Circulation
Sirkulasi yang cukup diuji dengan mengukur tekanan darah, denyut nadi
dan ritme. Lakukan Cardiopulmonary resuscitation (CPR) jika tidak terasa
denyut nadi dan lakukan Advanced Cardiac Life support (ACLS) jika terjadi
aritmia dan shock. Berikan infus cairan dengan ringert laktat, larutan
dekstrosa 5% dalam air atau normal salin. Pada pasien yang memiiki sakit
yang serius (koma, hipotensi, kejang) pasang alat kateter di kandung kemih
dan urin diambil untuk uji toksisitas racun dan pengeluaran urin tiap jam
(Olson, 2004).
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
rutin
Keringat.
K. PENCEGAHAN
Jika Anda tinggal dengan orang yang mengalami keracunan makanan, hal-hal
yang perlu Anda lakukan adalah:
Simpan daging mentah di bagian paling bawah dari kulkas agar tidak menetes ke
makanan lain.
Cuci talenan tiap sebelum atau selesai memotong makanan (terutama setelah
selesai memotong daging mentah). Jangan menyatukan penggunaan talenan
untuk dua jenis makanan berbeda, kecuali diselingi dengan mencucinya terlebih
dahulu.
Bersihkan pisau dan peralatan lainnya setelah dipakai untuk makanan mentah
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran menurun
b. Pernafasan
Nafas tidak teratur
c. Kardiovaskuler
Hipertensi, nadi aritmia.
d. Persarafan
Kejang, miosis, vasikulasi, penurunan kesadaran, kelemahan, paralise
e. Gastrointestinal
Muntah, diare
f. Integumen
Berkeringat
g. Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan
h. Integritas Ego
Gelisah, pucat
i. Eliminasi
Diare
j. Selaput lendir
Hipersaliva
k. Sensori
Mata mengecil/membesar, pupil miosis
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
anoreksia
d. Kolaborasi d. untuk
pemberian mengurangi
antisida nyeri pada
sesuai abdomen
indikasi
http://nurseunijasumenep. /2014/12/asuhan-keperawatan-keracunan-makanan
https://id.scribd.com/doc/276450581/Pemeriksaan-Diagnostik-Pada-Intoksikasi
http://repository.ump.ac.id/266/3/Laila%20Safitrih_BAB%20II.pdf
https://id.scribd.com/doc/88461728/Klasifikasi-keracunan