Pendahuluan
Hemofilia: Penyakit gangguan pembekuan darah
bawaan yang pertama dikenal dan sudah banyak
diketahui sejak tahun 1911, sebagai akibat
gangguan pembekuan darah bawaan laki-laki
yang diturunkan seorang wanita sehat, (1)
sehingga lebih banyak terjadi pada pria,
sedangkan wanita umumnya hanya pembawa
sifat (carrier) atau dapat menjadi penderita
hemofilia jika memperoleh kromosom X dari
ayah hemofilia dan ibu carrier.
Definisi
Kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya
Epidemiologi
Di dunia, insidensi hemofilia A berkisar
antara
1
kasus/5000
laki-laki,
dan
diperkirakan
1/3
di
antaranya
tidak
mempunyai
riwayat keluarga dengan
hemofilia. Hemofilia B berkisar antara 1
kasus/25.000 laki-laki, merupakan dari
seluruh kasus hemofilia.(4)
Sedangkan untuk hemofilia C prevalensi
tertinggi diderita orang-orang Ashkenazi
Jews (di Israel, diperkirakan sekitar 8%).
Etiologi
Hemofilia diturunkan melalui kromosom
X secara resesif. Karena itu, hemofilia
umumnya diderita oleh anak laki-laki.
Karena
defeknya
terdapat
pada
kromosom X, maka biasanya perempuan
hanya
merupakan
pembawa
sifat(carrier),sedangkan
laki-laki
sebagai penderita.(8)
Hemofilia
diturunkan
oleh
ibu
sebagai
pembawa
sifat
yang mempunyai 1
kromosom
X
normal
dan
1
kromosom
X
hemofilia.
Patofisiologi
Mekanisme pembekuan normal pada
dasarnya dibagi 3 jalur yaitu : (1)
Jalur intrinsik, dimulai dari aktivasi F XII
sampai terbentuk F X aktif.
Faktor-faktor Pembekuan
Darah
Klasifikasi
Bergantung pada jenis faktor pembekuan yang
terganggu dan kadar/jumlahnya dalam tubuh. (2,4,5)
Berdasarkan jenis faktor pembekuan yang
mengalami kelainan
Hemofilia A: Kelainan yang disebabkan oleh
kekurangan faktor VIII (anti-hemophilic factor).
Hemofilia B: Kelainan yang disebabkan oleh
kekurangan faktor IX (Christmas factor).
Hemofilia C: Merupakan penyakit perdarahan
akibat kekurangan faktor XI.
Berdasarkan
pembekuan
kadar
atau
aktivitas
faktor
BERAT
SEDANG
RINGAN
<0,01
0,01-0,05
>0,05
Frekuensi kasus
50 70%
10%
30-40%
Hemofilia A
70%
15%
15%
Hemofilia B
50%
30%
20%
Spontan
Trauma
Penyebab perdarahan
kadang spontan
Frekuensi perdarahan
Jarang terjadi
Gejala Neonatus
Pendarahan otot/sendi
Tanpa trauma
Trauma ringan
Trauma kuat
Pendarahan SSP
Risiko tinggi
Risiko sedang
Jarang
Butuh bebat
Dapat terjadi
Kadang terjadi
Pendarahan
cabut gigi)
oral
Diagnosis
Diperlukan
pemeriksaan
riwayat
keluarga, analisis faktor pembekuan
tersebut, dan analisis DNA. Meskipun
perempuan karier (sehingga biasanya
tidak menunjukkan gejala/asimptomatik),
tetapi
pada
perempuan
dengan
kekurangan faktor tersebut yang sangat
parah dapat juga menunjukkan gejala
(simptomatik).(6)
Anamnesis
Secara klinis, gejala hemofilia A dan B
sulit
dibedakan,
kecuali
dengan
pemeriksaan laboratorium khusus.(2)
Anamnesis
dilakukan
dengan
menanyakan
keluhan
utama
(perdarahan), riwayat keluarga, dan
kondisi khusus (bayi).
Anamnesis Perdarahan
Perdarahan yang umum dijumpai pada penderita
hemofilia adalah hematoma, dapat berupa kebiruan
pada berbagai tubuh, dan hemarthrosis atau
perdarahan yang sukar berhenti.2
Tanda-tanda hemophilia A dan B hampir sama(17), yaitu:
Memar yang besar
Perdarahan pada otot dan sendi
Pemanjangan waktu pendarahan setelah eksisi gigi atau
post-operasi
Perdarahan yang berkepanjangan
khususnya setelah luka kepala
setelah
kecelakaan,
Gejala Klinis
Tanda dan gejala tersebut di antaranya adalah(19)
kengganan
untuk
Gastrointestinal
(GI):
hematoskezia, nyeri perut
Hematemesis,
melena,
Pemeriksaan Fisik
Adanya perdarahan yang dapat berupa :
Hematom di kepala atau tungkai atas/bawah
Hemarthrosis
Sering dijumpai perdarahan interstitial yang
akan
menyebabkan
atrofi
dari
otot,
pergerakan
terganggu
dan
terjadi
kontraktur sendi. Sendi yang sering terkena
adalah siku, lutut, pergelangan kaki, paha
dan sendi bahu.
Pemeriksaan
Laboratorium
Derajat berat ringannya hemofilia didasarkan pada konsentrasi FVIII
atau FIX di dalam plasma.
Defisiensi protein pada hemofilia A dan hemofilia B menyebabkan
terjadinya abnormalitas dari whole blood clotting times, prothrombin
time (PT), dan aktifitas partial thromboplastin times (aPTT).
Sedangkan pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mengetahui
adanya hemofilia C antara lain :
CBC
Kadar faktor XI
Pengukuran faktor VIII, von Willebrand factor
Prothrombin time (PT), aPTT, dan thrombin time (TT) : aPTT
memanjang jika terjadi defisiensi faktor XI, dimana PT dan TT
normal.
Pemeriksaan Pencitraan
Foto
MRI
Sedangkan
Kriteria Diagnosis
Kecenderungan untuk terjadi perdarahan yang sukar
berhenti setelah suatu tindakan atau timbulnya
kebiruan atau hematoma setelah trauma ringan atau
terjadinya hemaarthrosis
Masa
pembekuan
tromboplastin(thromboplastin
Tatalaksana
Pasien dievaluasi melalui berbagai disiplin ilmu,
biasanya terdiri dari hematologist, orthopedist,
physical
therapist,
hepatologist,
infection
disease specialist, psychologist, and genetics
counsellor.
Pada dasarnya, pengobatan hemofilia ialah
mengganti atau menambah faktor antihemofilia
yang kurang. Namun, langkah pertama yang
harus diambil apabila mengalami perdarahan
akut adalah :
Kemudian,
dalam
dua
jam,
diberikan
pengobatan komprehensif dengan memberikan
faktor pembekuan yang kurang atau terapi
pengganti (faktor VIII atau IX).21
Transfusi konsentrat faktor VIII dengan dosis
BB dalam kg x target faktor yang
diinginkan dalam IU / dl x 0.5. Waktu paruh
konsentrat faktor VIII adalah 8 12 jam. 1 vial
mengandung konsentrat faktor VIII sebanyak
250-3000 IU.
Transfusi faktor IX dengan dosis BB dalam Kg
x target
faktor yang diinginkan dalam
IU/dl. Waktu paruh konsentrat faktor IX adalah
18-24 jam. 1 vial mengandung konsentrat 2502000 IU.
Perdarahan akan berhenti bila pemberian faktor
VIII atau faktor IX mencapai kadar yang
Jenis perdarahan
Kadar
faktor
Dosis F IX (u/kgbb)
diinginkan (%)
Ringan
30%
Sedang
50%
tiap
1-2,
Berat
100%
Dosis
u/kgBB
awal
sedang
Simptom
<1
1-5
5-25
25-30
(%)
operasi
Kadar
normal)
Hemarthrosis ringan,
hematoma
faktor
VIII
(%
15 20%
10-15
20-40%
15-20
80-100%
40-50
Operasi besar
DDAVP
Dosis 0,2-0,5 ug/kgBB. Obat ini dilarutkan dalam 30
cc garam fisiologis dan diinfus selama 15-20 menit.
EACA dan Tranexamic Acid
Epsilon Amino Caproid Acid (EACA) dan asam
traneksamik (Tranexamic Acid). Dosis 50-100
mg/kgBB intravena atau peroral, segera sebelum
tindakan dimulai, kemudian diulang 3 jam berikutnya,
dan seterusnya tiap 6 jam selama 1 minggu berikutnya
memberikan hasil yang baik.
Kortikosteroid
Pada sinovitis akut yang terjadi sesudah serangan akut
hemarthrosis pemberian kortikosteroid sangat berguna.
Kortikosteroid juga diberikan bila timbul anti koagulan
atau reaksi anafilaksis sesudah pemberian kriopresipitat.
Analgetik
Bila terjadi suatu rasa sakit yang hebat pada sendi,
atau rasa sakit sebab lainnya, obat analgetik dapat
diberikan. Sebaiknya aspirin harus dihindarkan, begitu
pula obat analgetik lainnya yang mengganggu agregasi
trombosit.
Prognosis
Pemberian profilaktik anti hemofili faktor lebih
awal dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas
penderita hemofilia A dan B.
Angka bertahan hidup penderita dapat mencapai
11 tahun atau kurang tergantung dari beratnya
penyakit dan pengobatan yang diberikan.
Prognosis penderita hemofilia C dengan defisiensi
parsial cukup baik apalagi jika tidak didapatkan
manifestasi perdarahan. Jika terjadi perdarahan
masif maka diagnosisnya menjadi jelek. 10
Komplikasi
Perdarahan intracranial
Gangguan tumbuh kembang
Evaluasi dan
Pemantauan
Evaluasi dilakukan setiap 6-12 bulan
untuk semua pasien hemophilia, antara
lain:
Status musculoskeletal
Transfusion-related infection (terutama
pasien yang mendapat kriopresipitat atau
FFP)
Vaksinasi tetap dilakukan pada semua orang termasuk pada bayi, terutama
untuk vaksin hepatitis B.
Hindari trauma
Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kerja trombosit
Daftar Pustaka
Tambunan KL, Widjanarko A. Kelainan hemostasis bawaan. Dalam : Ssoeparman dkk
(eds). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 1990 : 452-9.
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Buku Ajar Hematologi-Onkologi. Jakarta:Badan Penerbit
IDAI; 2012. h.174-177.
dr. Arie Yulianto. 2010. Kenali Hemofilia Sejak Dini!. Available from: URL:
http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2010/03/kenali-hemofilia-sejak-dini. Accessed:
23 Maret 2016.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata. M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta:Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2009. h.1307-1312
NIH. 2013. What is Hemophilia?. National Institue of Health, U.S Department of Health
and Human Services. Diakses tanggal 20 Maret 2016
Elzinga HS. Hemophilia. In : Christopher T. Coughlin (ed). Hematology. 2002.
Http://www.Hemophilia.Html.
Building a family of support. Available from:
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/pdf.php?id=15042000001. Diakses tanggal 20 Maret
2016
dr. Arie Yulianto. 2010. Kenali Hemofilia Sejak Dini!. Available from: URL:
http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2010/03/kenali-hemofilia-sejak-dini. Accessed:
23 Maret 2016.
Bambang Permono, IDG Ugrasena, Mia Ratwita A. 2006. Hemofilia. Available from:
URL:
http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&fil
epdf=0&pdf=&html=07110-owmq240.htm
. Accessed: 23 Maret 2016.
2009. Hemofilia. Available from: URL:
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/hemofilia.pdf . Accessed: 23 Maret 2016.
Shapiro, Ami D. An overview of hemophilia. 2002. Http://www.hemophilia.pdf.Html
Brewer, A.,dkk. 2006. Guidelines for Dental Treatment of Patients with Inherited
Bleeding Disorders. Dalam
http://www.wfh.org/2/docs/Publications/Dental_Care/TOH-40_Dental_treatment.pdf .
Diakses pada tanggal 18 Maret 2016.
Little, J.W.,dkk. 2008. Dental Management of the Medically Compromized Patient 7th
Ed. Canada : Elsevier.
Scully, C.,dkk. 2008. Oral Care For People With Hemophilia Or A Hereditary Bleeding
Tendency Edisi Kedua. Canada: World Federation Of Hemophilia.
Karen J. Marcdante, Robert M. Kliegman, Hal B. Jenson, Richard E. Behrman.
Essentials of Pediatrics. 6th ed. Nelson. 2011.
Terima Kasih