Pit Limit
Pit Limit
Pit Limit
Bidang miring yang terbentuk pada jenjang disebut bench face (bidang muka
jenjang). Sudut yang terbentuk antara bench face dan lantai bawah jenjang disebut
sebagai bench face angle (individual sloope). Sedangkan sudut yang dibentuk antara
toe paling bawah dan crest paling atas adalah overall slope atau disebut juga sebagai
final pit slope angle (sudut lereng akhir).
a. Model Blok
Gambar 2.3
Model Blok
per ton
Nilai bersih (NV) = Nilai kotor (GV) Total biaya pengupasan (TC)
GV ($) = perolehan pabrik pengolahan (%) x perolehan pabrik
peleburan (%) x kadar (%) x harga mineral ($/lb) x 20 lb/%
TC ($) = biaya penambangan + biaya pengolahan + (biaya administrasi &
umum) + (biaya peleburan, pmurnian dan pengapalan)
Nilai ekonomi per blok
= nilai ekonomi per ton x volume blok faktor tonase
= nilai ekonomi per ton x berat blok
Nilai ekonomi blok waste (material buangan) akan selalu lebih kecil atau sama
dengan nol. Nilai blok bijih akan selalu lebih besar dari nol. Sedangkan nilai blok
campuran dapat bernilai lebih kecil dari nol, sama dengan nol atau lebih besar dari
nol, tergantung jumlah dan kualitas bijih dalam blok.
2 Perancangan Batas Akhir Penambangan Metode Lerchs-Grossmann
2.1 Metode 2D
Seperti halnya metode manual, metode Lerchs Grossman merancang tambang
pada penampang vertikal. Metode Lerchs-Grossmann 2D akan merancang pada
penampang vertikal tambang yang memberikan nilai bersih paling maksimal. Metode
ini pertama kali diperkenalkan oleh Helmut Lerchs dan Ingo Grossmann pada 1965.
Metode ini memiliki motivasi bahwa pada dasarnya penentuan batas akhir
penambangan yang optimum menggunakan penampang blok 2D, dapat dilakukan
dengan mudah (Arif, 1998).
Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang digunakan dalam pemrograman ini adalah bahwa nilai
ekonomi tiap blok dalam penampang sudah harus diketahui, demikian pula nilai
overall slope. Selain itu tujuan yang akan dicapai adalah mencari nilai keuntungan
total yang maksimal (nilai material yang ditambang dikurangi ongkos penambangan).
Algoritma
dari model blok, dengan nilai ekonomi yang masing-masing tertera dalam tiap-tiap
blok (merupakan nilai bersih dari setiap blok apabila ditambang dan diproses secara
individu). Berikut urutan penjelasan terhadap prinsip dasar dari perancangan Metode
Lerchs-Grossmann :
1.
Sudut Lereng, jika ukuran blok dalam model sudah pasti, maka dapat ditentukan
jumlah blok ke atas dan ke bawah untuk setiap blok (pada penampang) yang
paling mendekati kendala sudut lereng. Jika ukuran blok masih dapat diatur, maka
lebih baik ukuran blok disesuaikan dengan sudut lereng.
2.
Nilai ekonomi yang tertera pada tiap-tiap blok pada Gambar 2.4a, disebut sebagai
nilai pertama dari blok atau mij. Pada penampang 2D, blok (i,j) terletak pada baris
i dan kolom j.
3. Nilai ekonomis dari blok-blok yang berada dalam satu kolom dengan blok (i,j)
dijumlahkan secara kumulatif ke bawah. Nilai penjumlahan ini disebut sebagai
nilai kedua dari blok atau Mij (Gambar 2.4b).
i
4.
Pada penampang ditambahkan baris 0, lalu nilai ketiga dari blok atau Pij dapat
dihitung sebagai berikut :
P0j = 0
khusus untuk kolom pertama (j = 1), Pij dibuat = Mij
kemudian, untuk kolom selanjutnya mengikuti rumus berikut :
Pi-1, j-1
Pi, j-1
Pi+1, j-1
5. Tanda panah diberikan untuk menandai nilai termaksimum dari blok (i,j) ke arah
blok (i-1, j-1), (i, j-1) atau (i+1, j-1). Pij mewakili nilai paling besar yang dapat
diperoleh dari penambangan blok (i,j) dan semua blok di atasnya, serta blok-blok
di sebelah kirinya, yang ditandai oleh tanda panah.
6. Jalur yang paling optimal (yang akan menandai kontur permukaan tambang atau
batas akhir penambangan) dipilih, dengan mencari kolom j yang bernilai Pij positif
dan terbesar di permukaan (Gambar 2.4c baris 1). Kontur tersebut akan diperoleh
dengan mengikuti arah panah dari kanan ke kiri, mulai dari blok yang bernilai
terbesar tersebut. Jika pada baris 1 tidak ditemukan nilai Pij positif, maka tidak ada
blok yang ekonomis untuk ditambang dalam penampang tersebut.