Block Book HUKUM KETENAGAKERJAAN
Block Book HUKUM KETENAGAKERJAAN
Team Penyusun :
I Ketut Markeling,SH.,MH. ( Kordinator )
Bagian Hukum Keperdataan FH Unud, Telp. (0361) 428352, (0361)
7942603, 085857036264
I Nyoman Mudana, SH.,MH.
Bagian Hukum Keperdataan, FH Unud, Telp. (0361) 410002, (0361)
8080902
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2009
1
PENGANTAR KULIAH
Mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan merupakan mata kuliah wajib
institusional, yang memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang
perkembangan hukum positif di Indonesia. Hukum Ketenagakerjaan yang
mulanya disebut dengan hukum perburuhan, tidak saja menyangkut hubungan
kerja antara pekerja dengan pengusaha, melainkan mengatur juga hubungan kerja
seperti pra pekerja/sebelum bekerja dan purna kerja/setelah bekerja.
Dengan adanya istilah buruh yang merupakan istilah teknis saja yang
kemudian berkembang menjadi istilah pekerja karena lebih sesuai dengan nilai
dalam kaidah ketenagakerjaan yaitu falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila,
dimana nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila ingin diterapkan dalam tata nilai
hukum nasional sebagai perubahan tata nilai hukum warisan Hindia Belanda yang
masih berlaku dalam hukum positif Indonesia.
Sebutan buruh akan masih memberikan suatu pengertian pada kelompok
pekerja golongan bawah/pekerja kasar yang hanya bekerja dengan kekuatan fisik
saja, sehingga orang-orang yang bekerja tidak dengan kekuatan fisik seperti
bekerja di bidang administrasi merasa enggan disebut buruh.
Dari sejarah perburuhan dapat dicatat bahwa jaman feodal istilah buruh
hanya digunakan untuk orang yang melakukan pekerjaan kasar seperti kuli,
tukang, dan sejenisnya yang lebih dikenal dengan sebutan blue collar , sedangkan
orang yang melakukan pekerjaan halus terutama yang mempunyai pangkat, dan
sejenisnya dinamakan dirinya pegawai yang berkedudukan sebagai priyayi yang
dikenal sebagai sebutan white collar.
Memang yang diatur dalam hukum perburuhan mula-mula adalah
golongan blue collar, sedangkan golongan white collar baru kemudian masuk
hukum
perburuhan,
misalnya
Kitab
Undang-Undang
Hukum
Perdata
(KUHPerdata) Buku III Bab 6 titel 4, dahulu satu-satunya bagian yang mengatur
perburuhan, tapi hanya mengatur pelayan dan tukang. Baru mulai 1 Januari 1927
KUHPerdata Buku III Bab 7A mengatur masalah-masalah buruh, baik buruh kasar
maupun halus.
: Hukum Ketenagakerjaan
Kode MK
: WHI 4231
SKS
: 2 SKS
Team Pengajar
menguasai
prinsip-prinsip
dasar
dan
substansi
hukum
kepada
mahasiswa
masalah-masalah
Hukum
istilah
dan
pengertian
Hukum
Ketenagakerjaan,
hukum
yang
berkaitan
dengan
Hukum
Ketenagakerjaan.
4. Metode dan Strategi Proses Pembelajaran
Metode perkuliahan menggunakan Problem Based Learning (PBL), yakni
pusat pembelajaran ada pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah
belajarbukan mengajar
Strategi pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50 % ( 6 kali pertemuan
perkuliahan ) dan tutorial 50 % ( 6 kali peretemuan tutorial ). Satu kali
pertemuan untuk Tes Tengah Semester, dan satu kali pertemuan untuk
Ujian Akhir Semester. Total pertemuan 14 kali.
.
Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial
Dalam
Mata
Kuliah
Hukum
Ketenagakerjaan
ini,
perkuliahan
Sebelum
mengikuti
perkuliahan
mahasiswa
sudah
___________________
3
Nilai :
Skala Nilai
Huruf Angka
A
4
B+
3,5
B
3
C+
2,5
C
2
D+
1,5
D
1
E
0
Penguasaan Kompetisi
Sangat baik
Antara sangat baik dengan baik
Baik
Antara baik dan cukup
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Gagal
Pengantar
Pre
Employment,
During
Employment,
dan
Post
Employment
II.
III.
IV.
Peraturan Perusahaan
Perlindungan Upah
V.
VI.
Pengawasan Ketenagakerjaan
7. Bahan Bacaan
Perundang undangan :
=
10
Pertemuan 1 : Perkuliahan 1
Pengantar
11
12
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan PerundangUndangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja,
Cet.VI, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Prints,Darwan, 2000, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Cet.II, PT. Citra
Aditya bakti, Bandung
Pertemuan 2 : Tutorial 1
Discussion Task Study Task
Setelah pembelajaran terhadap materi perkuliahan mengenai
pengantar yang merupakan pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan
diatas, maka mahasiswa diharapkan dapat menjawab dan mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
1
13
3. Diskusikan, apa yang saudara ketahui tentang hakikat dan sifat Hukum
Ketenagakerjaan
4. Terangkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan tenaga kerja
5. Ceritakan asas-asas dari hubungan kerja
Literatur :
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan PerundangUndangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja,
Cet.VI, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Prints,Darwan, 2000, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Cet.II, PT. Citra
Aditya bakti, Bandung
14
Pertemuan 3 : Perkuliahan 2.
Hubungan Kerja dan Norma Kerja
Perjanjian Kerja dan hubungan Industrial
Dalam Hukum Ketenagakerjaan memang belum dapat diberikan batasan yang
jelas tentang definisi dari hubungan kerja, namun dapat diperoleh pengertian
bahwa : hubungan kerja itu timbul sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian
kerja, dimana pekerja atau serikat pekerja disatu pihak mengikatkan dirinya
untuk melakukan pekerjaan pada pengusaha atau organisasi pengusaha dilain
pihak selama suatu waktu, dengan menerima upah.
Peraturan yang mengatur perjanjian kerja adalah sebagaimana diatur dalam
KUHPerdata tentang perjanjian untuk melakukan pekerjaan.
Pengertian hubungan kerja antara pelaku proses produksi baik barang maupun
jasa pada dewasa ini lebih dikenal dengan istilah Hubungan Industrial yang
merupakan suatu peningkatan tata nilai kaidah hukum ketenagakerjaan.
Peraturan Perusahaan
Kesepakatan Kerja adalah perjanjian perburuhan antara pekerja atau serikat
pekerja dengan pengusaha atau organisasi pengusaha sebagaimana dimaksud
oleh UU No.13 Tahun 2003
Istilah Kesepakatan Kerja merupakan perubahan istilah perjanjian perburuhan
atau perjanjian kerja sebagai pencerminan Hubungan Industrial Pancasila.
Kesepakatan Kerja merupakan salah satu sarana pendukung pelaksanaan
Hubungan Industrial Pancasila yang dari waktu kewaktu perlu ditingkatkan
baik kuantitas maupun kualitasnya.
Perjanjian Kerja Bersama
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan salah satu sarana hubungan
Industrial Pancasila yang pada hakikatnya merupakan perjanjian perburuhan
sebagaimana dimaksud dalam Undang _ Undang Nomor 13 Tahun 2003
15
Permintaan pembuatan PKB selain harus diajukan oleh salah satu pihak, juga
harus diikuti oleh itikad baik, jujur, tulus, dan terbuka. Sedang tempat
pembuatannya dilakukan di Kantor Perusahaan yang bersangkutan dengan
biaya perusahaan, kecuali bila Serikat Pekerja mampu ikut membiayai.
Pembinaan Norma Kerja
Pemerintah membina perlindungan kerja termasuk norma kerja yang
meliputi : perlindungan tenaga kerja yang berkaitan dengan waktu kerja,
system pengupahan, istirahat, cuti, pekerja anak dan wanita, tempat kerja,
perumahan, kesusilaan, beribadat menurut agama dan kepercayaan yang
diakui oleh pemerintah, kewajiban sosial dan sebagainya. Hal ini wajib
dilakukan untuk memelihara kegairahan dan noral kerja yang dapat menjamin
daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama.
Sedang yang dimaksud dengan pembinaan norma perlindungan adalah
pembentukan, pengertian dan pengawasannya. Norma adalah standard/ukuran
tertentu yang harus dijadikan pegangan.
Literatur :
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan PerundangUndangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003 Soepomo, Iman, 1996, Hukum
Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit Djambatan, Jakarta
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Cet.VI,
Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
16
Pertemuan 4 : Tutorial 2.
Discussion Task - Study Task
Setelah pembelajaran pokok bahasan hubungan kerja dan norma kerja
serta sub-sub pokok bahasan , mahasiswa diharapkan dapat menjawab dan
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini, sebagai berikut :
1. Diskusikan, apa yang anda ketahui tentang Perjanjian Kerja
2
17
Literatur :
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan PerundangUndangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003 Soepomo, Iman, 1996, Hukum
Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit Djambatan, Jakarta
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Cet.VI,
Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djumialdji,F.X., Wiwoho Soejono, 1982, Perjanjian Perburuhan dan hubungan
Perburuhan Pancasila, Bina Aksara, Jakarta
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rachmat, Martoyo, 1991, Serikat Pekerja, Pengusaha dan Kesepakatan Kerja
Bersama, Cet.II, Penerbit Fikahati Aneska, Jakarta
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Anonim,
2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen
Tenaga Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen embinaan
Hubungan Industrial, Bagian Proyek Penembangan
Syarat-Syarat Kerja.
Anonim, 2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen Tenaga
Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen embinaan Hubungan
18
Pertemuan 5 : Perkuliahan 3
Perlindungan Tenaga Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja bukanlah masalah kecil bagi
pengusaha. Kecelakaan kerja sangat merugikan baik pengusaha, tenaga kerja,
pemerintah, dan masyarakat.
Dengan terjadinya kecelakaan kerja , maka akan menimbulkan kerugian yang
berupa hilang atau berkurangnya kesempatan kerja, modal, dan lain
sebagainya.
Pengusaha diwajibkan untuk mengatur dan memelihara tempat kerja yang
menyangkut ruangan , alat, perkakas dimana pekerja melakukan tugasnya,
termasuk petunjuk-petunjuk bagi pekerja agar pekerja terhindar dari
kecelakaan kerja. Terhadap pengusaha yang tidak mengindahkan hal ini, maka
mereka wajin mengganti kerugian apabila terjadi musibah terhadap pekerja.
Sedang disisi lain harus diadakan kesehatan kerja yaitu perlindungan terhadap
tenaga kerja dari eksploitasi tenaga kerja oleh pengusaha.
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sasaran utamanya adalah
meningkatkan kesejahteraan bangsa secara merata.
Tenaga kerja sebagai salah satu unsure pembangunan yang mempunyai
kegiatan produktif perlu mendapat perlindungan, pemeliharaan, dan
pengembangan terhadap kesejahteraannya
Perlindungan tersebut diberikan baik semasa pekerja ada dalam hubungan
kerja maupun setelah berakhirnya hubungan kerja.
19
Perlindungan Upah
Kebijakan ketenagakerjaan di bidang perlindungan tenaga kerja ditujukan
kepada perbaikan upah, syarat-syarat kerja, kondisi kerja , dan hubungan
kerja.
Sistem pengupahan ditujukan
20
Pertemuan 6 : Tutorial 3
Discussion Task Study Task
Setelah mempelajari, mengetahui, dan memahami perlindungan tenaga
kerja sebagai pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasannya, mahasiswa
diharapkan dapat menjawab dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini :
1. Diskusikan tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja
2. Bandingkan pengertian keselamatan kerja dengan kesehatan kerja
3. Diskusikan, apa yang saudara ketahui tentang jaminan social
4. Bagaimana ketentuan-ketentuan jaminan social yang ada sekarang ini
5. Ceritakan perkembangan jaminan social tenaga kerja.
6. Jelaskan tentang kebijakan pengupahan
7. Diskusikan, aspek-aspek apa yang mempengaruhi system pengupahan.
Literatur :
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial dilengkapi
dengan Peraturan-Peraturan Tahun 1993 dan Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil, dan Asuransi Sosial ABRI (ASABRI).
21
Pertemuan 7 : Perkuliahan 4
Perselisihan Hubungan Industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja
Kebijakan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan
Hubungan Kerja selama ini belum mewujudkan penyelesian perselisihan
secara cepat, tepat, adil, dan murah sehingga dicabut dan diganti dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
Menurut undang-undang ini penyelesaian perselisihan hubungan industrial
diupayakan jalan damai melalui musyawarah dan sejauh mungkin dihindarkan
pemutusan hubungan kerja
Apabila hal ini tidak tercapai, maka pemerintah dalam upayanya untuk
memberikan pelayanan masyarakat khususnya kepada masyarakat pekerja dan
22
23
Pertemuan 8 : Tutorial 4
Discussion Task Study Task
Setelah proses pembelajaran terhadap pokok bahasan dan sub-sub pokok
bahasan tersebut diatas, maka mahasiswa diharapkan dapat menjawab dan
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan seperti dibawah ini :
1. Diskusikan, bagaimana cara penyelesaian perselisihan hubungan industrial
2. Diskusikan proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial
3. Diskusikan prinsip-prinsip penyelesaian perselisihan hubungan industrial
4. Diskusikan proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial
5. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang pemutusan hubungan kerja
6. Sebutkan alasan dan izin pemutusan hubungan kerja
Literatur
- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Undang-Undang nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
-
Surat
Edaran
Menteri
Tenaga
erja
dan
SE.907/Men.PHI.PPHI/X/2004
Transmigrasi
tentang
Nomor
Pencegahan
24
Pertemuan 9 : Perkuliahan 5
Organisasi Perburuhan Internasional/International Labour Organization
Sejarah, Struktur Organisasi dan Kegiatan-Kegiatan ILO
Organisasi Perburuhan Internasional atau sisingkat menjadi ILO adalah
merupakan organisasi internasional yang khusus membahas masalah-masalah
ketenagakerjaan secara luas
25
konvensi
mempunyai
kewajiban
yang
mengikat
untuk
26
Pertemuan 10 : Tutorial 5
Discussion Task Study Task
Setelah mempelajari , mengetahui, dan memahami pokok bahasan
mengenai organisasi perburuhan internasional beserta sub pokok bahasannya,
mahasiswa diharapkan dapat menjawab dan mendiskusikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Ceritakan sejarah ILO secara singkat
2. Bagaimana struktur ILO
3. Diskusikan, bagaimana cara ILO untuk meningkatkan kondisi kerja dan
kesejahteraan pekerja
4. Ada bebrapa buah konvensi yang telah diratifikasi oleh pemerintah RI.
5. Hambatan apa yang dihadapi oleh anggota ILO untuk meratifikasi
konvensi
6. Bagaimana tata cara pembuatan laporan tahunan tentang pelaksanaan
konvensi
Literatur
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Bidang
Ketenagakerjaan, Depnaker, 1988
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Cet.VI,
Penerbit Djambatan, Jakarta.
27
Pertemuan 11 : /Perkuliahan 6
Pengawasan Ketenagakerjaan
Peranan Pengawasan Ketenagakerjaan
Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pelaksanaan hubungan kerjs, seperti mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan
dengan
memberikan
penyuluhan,
melakukan
28
29
Pertemuan 12 : Tutorial 6
Discussion Task Study Task
Mahasiswa diharapkan dapat menjawab dan mendiskusikan pertanyaanpertanyaan dibawah ini :
1. Diskusikan, apa pentingnya dari pengawasan ketenagakerjaan
2. Diskusikan fungsi dari pengawasan ketenagakerjaan
3. Diskusikan, apa yang dimaksud dengan pengawasan terpadu
4. Ceritakan dasar pelaksanaan pengawasan
Literatur :
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1948 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun
1951 tentang Pengawasan Perburuhan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Anonim, 1978, Simposium Hukum Perburuhan, Cet.I, Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Penerbit Bina
Cipta, Jakarta.
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Husni, Lalu, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Edisi
Revisi), PT.aja Grafindo Persada, Jakarta
Asikin, Zainal (ed.), 1993, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja grafindo
Persada, Jakarta.
Djumadi, 1995, Kedudukan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dalam
Hubungan Industrial Pancasila (HIP), Cet.I , PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
30