Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Salah satu organisasi yang manangani masalahan kesehatan adalah Pusat
Kesehatan Masyarakat atau lebih di kenal dengan nama PUSKESMAS . Menurut
azwar pada tahun 1999 , Pusat Kesehatan Masyarakat itu sendiri memiliki arti
yaitu satu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan
secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
Tujuan dari Pembangunan kesehatan sendiri adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Setiap delapan tahun fungsi puskesmas terus berkembang
yang semula sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka sekarang
berkembang kearah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang
mencakup aspek promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Selain

itu

Puskesmas

dan

jaringannya

secara

langsung

juga

bertanggungjawab dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup


sehat dalam lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggungjawaban
wilayah, azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program dan lintas
sector serta azas rujukan Perubahan dan pembaharuan menuntut adanya
transparansi, akuntabilitas, good governance, responsif dan partisipatif dalam
segala bidang termasuk kesehatan. Untuk itu perlu adanya Reformasi di Bidang
Kesehatan dalam proses penataan sistem berupa revitalisasi, pengembangan
program dan inovasi untuk mencapai efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam
konteks penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Berdasarkan proporsinya terhadap keseluruhan pemberian pelayanan


kesehatan kepada masyarakat, Puskesmas menyumbang peran yang paling besar
yaitu sebanyak 88,31% dibandingkan dengan Rumah Sakit (11,69%). Namun
sayangnya banyak masih banyak masyarakat yang memanfaatkan Puskesmas
hanya sebagai sarana pengobatan. Seharusnya Puskesmas lebih mengutamakan
upaya preventif-promotif, bagaimana menjadikan penduduk tetap sehat, berbeda
dengan rumah sakit yang lebih mengutamakan upaya kuratif-rehabilitatif.
Idealnya diharapkan yang datang ke Puskesmas itu adalah kunjungan masyarakat
sehat lebih banyak dari pada orang sakit yang ingin berobat. Dengan demikian
biaya pengobatan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga bisa diperoleh costeffective.
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau
pada suatu daerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).
Puskesmas adalah salah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan
kesehatan, tetapi sampai saat ini pemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.
Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum
terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana
dan prasarana kesehatan masih rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh
Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 21.267 unit,
Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392 unit. Penyebaran sarana dan prasarana
kesehatan belum merata. Rasio sarana dan prasarana kesehatan terhadap jumlah
penduduk diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa hanya
saja keadaan transportasi diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau
jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti
Puskesmas telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh
tiga puskesmas pembantu, namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh
masyarakat. Indonesia masih menghadapi permasalahan pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan, diperkirakan hanya 30% penduduk yang
memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Depkes RI,
2004a).

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan


sekitar 33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan
kesehatan lain yang dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan Rumah Sakit
swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskesmas tersebut mungkin
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, pengetahuan, status
pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan,
kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan
Puskesmas.
Menurut Wibowo (2010) stigma adalah ciri negatif yang menempel pada
pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya, Sedangkan stigma pelayanan
kesehatan adalah anggapan buruk atau negatif yang diterima oleh individu terkait
hal yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas.
Sampai saat ini belum ada penelitian yang meneliti tentang hubungan antara
stigma dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan
masyarakat tidak memanfaatkan pelayanan bidan didesa. Syafriadi, Kusnanto dan
Lazuardi (2008) menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya
transportasi

merupakan

hambatan

untuk

menjangkau

sarana

kesehatan.

Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada hubungan antara biaya berobat, biaya


transportasi, jarak dan lama waktu terhadap pemanfaatan pelayanan.
Untuk itu petugas kesehatan Puskesmas diharapkan mampu melakukan
deteksi penyakit secara dini untuk mencegah banyaknya kasus rujukan ke rumah
sakit, melalui kegiatan kampanye hidup bersih dan sehat, penyuluhan kesehatan,
imunisasi serta pemberian pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medik
dasar. Selain itu kepedulian masyarakat untuk hidup sehat dan kemampuan
berperan aktif untuk dapat memecahkan permasalahan kesehatannya secara
mandiri juga dapat memperlancar penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
masa mendatang.

BAB II
HASIL OBSERVASI
Kegiatan observasi yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17
Oktober 2014, bertempat Puskesmas Kejaksan di Kota Cirebon. Kota Cirebon
terletak di pantai utara propinsi Jawa Barat . Secara geografis Kota Cirebon
terletak pada posisi 108,33 dan 6,41 LS pada pantai utara Pulau Jawa dengan
ketinggian 5 m dari permukaan laut. Kota Cirebon beriklim tropis dengan suhu
udara berkisar antara 24C - 33C.
Puskesmas Kejaksan berada di Kecamatan Kejaksan, dengan wilayah kerja
meliputi 1 kelurahan, yaitu kelurahan Kesenden. Letak Puskesmas Kejaksan ada
disebelah utara pusat Kota Cirebon dengan jarak kurang lebih 1 km dengan waktu
tempuh kurang lebih 5 menit menggunakan kendaraan roda empat maupun roda
dua. Wilayah kerja Puskesmas Kejaksan merupakan daerah padat perkotaan yang
merupakan wilayah perdagangan dan jasa.
Wilayah kerja Puskesmas Kejaksan berbatasan dengan:
- Sebelah Utara

: Sungai Kedung Pane

- Sebelah selatan : Kelurahan Kejaksan


- Sebelah Barat

: Kelurahan Sukapura

- Sebelah Timur

: Laut Jawa

Luas wilayah Kelurahan Kesenden 34,595 Ha terdiri dari 11 RW dengan


51 RT. Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Kejaksan adalah RW I Kampung
Baru berjarak kurang lebih 500 m dengan jarak tempuh kurang lebih 5 menit
dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Secara umum
seluruh RW yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan mempunyai akses
yang mudah dijangkau dikarenakan wilayah Puskesmas Kejaksan ada di wilayah
perkotaan.

Ketika saya sampai di Puskesmas Kejaksan saya melihat dari luar


bangunan Puskesmas sudah sangat bagus,namun ketika saya melihat di sekeliling
Puskesmas masih ada sampah yang berserakan serta saluran air yang kotor.
Kegiatan yang diawali dengan senam pagi yang dimulai pada pukul 07:00
pagi sampai dengan 07:30. Ketika para pegawai melakukan senam pagi,
masyarakat yang ingin berobat sudah banyak yang datang. Mereka menunggu di
pinggir jalan. Ketika senam telah usai ada beberapa petugas yang masuk ke dalam
, ada yang pergi dan ada beberapa yang berkumpul di satu tempat. Padahal saat itu
masyarakat yang datang untuk berobat sudah datang.
Ketika saya dan teman-teman datang dan meminta izin untuk melakukan
observasi kepada Bapak M.Agus Ariefuddin, SST, M.kes selaku kepala UPTD
Pusekesmas Kejaksan. Selanjutnya kami diberi sedikit pengarahan secara umum
mengenai Puskesmas Kejaksan oleh dr.Hj.Sri Murdiyah Hidayati. Beliau
menjelaskan bahwa Puskesmas Kejaksan memiliki Koordinator Usaha Kesehatan
Perseorangan yang dipimpin oleh beliau serta Koordinator Usaha Kesehatan
Masyarakat yang dipimpin oleh dr.Wendy Prihantinah. Puskesmas Kejaksan
sendiri melayani :
1. Pengobatan Dasar / Primer
2. Tindakan Medik Umum
3. Pemeriksaan Kesehatan (Keuring)
4. Pelayanan Medis Gigi
5. Pemeriksaan Kehamilan(ANC)
6. Pelayanan KB
7. Imunisasi
8. Konsultasi Kesehatan
9. Layanan RSBM
10. Periksaan USG
11. Laboratorium
Selain itu Puskesmas juga memiliki kegiatan di luar Puskesmas yaitu
Posyandu,Poswindu,UKG dan UKGS. Posyandu balita dan Poswindu biasanya
diadakan pada waktu dan tempat yang bersamaan. Hanya saja Posyandu balita
melakukan kegiatan pokok yaitu: KIA, KB, Imunisasi, Gizi, Penanggulangan
diare. Dengan memiliki tujuan :
1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu
hamil), melahirkan dan nifas.

2. Membudayakan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKBS)


3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan keluarga berencana (KB) serta kegiatan
lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga
sejahtera.
Sedangkan Poswindu diadakan untuk memberi penyuluhan dan
pengobatan kepada para lansia ( lanjut usia ) yang memiliki usia diatas 45 tahun.
Posyandu lansia sendiri memiliki tujuan:
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Lalu UKG dan UKGS biasanya dilakukan diwaktu yang sama namun di
tempat yang berbeda . UKG atau Upaya Kesehatan Gigi Mulut yaitu kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat diwilayah Kelurahan Kesenden tentang kesehatan
gigi dan mulut. Sedangkan UKGS atau Upaya Kegiatan Gigi Mulut di Sekolah
yaitu kegiatan sosialisasi kepada anak-anak PAUD,TK,SD,SMP dan SMA tentang
kesehatan gigi dan mulut. Tujuan dari UKG dan UKGS adalah mengingatkan
kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi
dan mulut . Serta pentingnya memeriksakan gigi serta mulut ketika terkena
penyakit kepada dokter atau perawat gigi sebelum semakin parah. Lalu dr.Diyah
menjelaskan bahwa Puskesmas ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi
TERWUJUDNYA MASYARAKAT KEJAKSAN
MANDIRI DAN PRODUKTIF

YANG

SEHAT,

Untuk mewujudkan visi tersebut Puskesmas Kejaksan telah menetapkan


misi yang merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang
dicapai.
Adapun misi tersebut adalah:
1.

Menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

yang

bermutu

serta

melaksanakan upaya kesehatan secara komprehensif.


2. Menggerakkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Menggalang kemitraan dengan lintas sektor untuk meningkatkan
kemandirian dan produktifitas individu, keluarga dan masyarakat.
Puskesmas juga memiliki janji pelayanan yaitu:
"PELAYANAN CEPAT, TEPAT, TANGGAP DAN BERSAHABAT!"
Tanda ! (seru) merupakan simbol keseriusan yang berarti sebuah
keharusan untuk memenuhi janji tersebut.

Adapun budaya pelayanan yang kami kembangkan adalah FRIENDLY


SERVICE yang dapat diuraikan sebagai pelayanan yang:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Fast (cepat)
Responsif (tanggap)
Integrated (terintegrasi)
Emphatic (berempati)
Normatif (sesuai standar)
Dynamic (dinamis dan inovatif)
Low profile (rendah hati)
Young spirit (semangat muda; samangat pembaharuan)

Setelah kami mendapatkan informasi umum dari dr. Diyah kami berpencar
ke berbagai ruangan untuk mengobservasi satu persatu. Ruangan yang saya

kunjungi pertama kali adalah Poli gigi,dokter yang bekerja di poli ini adalah drg.
Didit Noviyanto. Hanya saja beliau tidak datang karena beliau sedang izin
mengurus anaknya yang sedang sakit. Sehingga saya hanya di temani oleh Ibu Irin
Aprijani, SKM selau KA.SUB.BAG Tata Usaha. Beliau menjelaskan bahwa
pasien yang berkunjung di poli gigi rata-rata sehari 20 sampai 25 pasien. Pasien
yang biasa datang ke Poli Gigi biasanya mereka melakukan pembersihan karang
gigi , pencabutan gigi,insisi,drainase abses dan penambalan gigi, dengan tarif
secara umum yaitu:
JASA TINDAKAN MEDIK GIGI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jasa Pelayanan
Tarif
Pembersihan karang gigi perkuadran
Rp.15.000
Pencabutan gigi tanpa suntikan
Rp.10.000
Pencabutan gigi dengan suntikan
Rp.20.000
Pencabutan gigi dengan suntikan citoject
Rp.30.000
Pencabutan gigi dengan komplikasi
Rp.25.000
Insisi dan drainase abses
Rp.20.000
Koretase soket
Rp.15.000
Jahitan perjahitan
Rp.5.000
Penambalan sementara
Rp.5.000
Penambalan permanen
Rp.20.000
Perlengkapan yang ada di Poli Gigi memang sudah lengkap, namun ada

alat pembersih karang yang sudah rusak dan belum di perbaiki. Setelah dari Poli
gigi saya mengobservasi ruangan pendaftaran. Disana saya mengetahui bahwa
kebanyakan pasien yang berobat di Puskesmas Kejaksan adalah pengguna BPJS.
Meskipun sekarang harus menggunakan BPJS tapi pasien yang menggunakan
JAMKESMAS dan ASKES juga masih bisa ditangani. Hanya saja jika pasien
yang menggunakan ASKES adalah orang luar maka pasien wajib melapor kepada
pihak ASKES di wilayah kota Cirebon. Puskesmas juga menerima pasien umum
dengan membayar uang karcis sebesar Rp.5.000 serta pembayaran jasa dan obat
sesuai pelayanan yang dibutuhkan pasien. Dari bagian pendaftaran saya dapat
mengetahui alur pelayanan di Puskesma Kejaskan yaitu sebagai berikut:

DIAGRAM ALUR PELAYANAN


UPTD PUSKESMAS KEJAKSAN

PENDAFTARAN

BP
UMUM

MTBS

KIA/KB

KONSELING
KLINIK TERPADU

BP GIGI

10

OBAT

RUJUK

PULANG

RSBM

RS RUJUKAN

Setelah itu saya mengobservasi ruangan KIA disana saya melihat peralatan
yang sudah lengkap. Pasien yang datang di Ruangan Kia biasanya para wanita
yang memasang atau melepaskan alat kontrasepsi, memeriksakan kandungan
hanya saja mereka tidak membantu persalinan. Lalu saya pindah ke laboratorium ,
kegiatan yang biasanya dilakukan di labolaturiom adalah pengecekan dula darah
dan lain-lain. Hanya saja untuk pengecekan gula darah di Puskesmas Kejaksan
selalu gratis baik yang BPJS,JAMKESMAS maupun umum. Ruangan
labolatorium memang sudah bagus , namun wastafel yang tersedia kotor , sabun
pencuci tangan pun masih dalam kemasan namun kotor seperti tidak pernah di
bersihkan
Setelah itu saya mengobservasi poli umum, disana saya melihat berbagai
pasien. Dokter yang menangani hanya dr.Diyah karena kebetulan dr.Wendy tidak
datang. Pasien yang datang pertama kali diperiksa tekanan darah dan berat badan.
Setelah itu pasien diperiksa oleh dr.Diyah. Ketika pemeriksaan berlangsung,
mungkin karena antrian obat yang memang penuh seorang perempuan muda tiba-

11

tiba pingsan. Memang perempuan itu ditolong lalu ditanyai lalu di tensi namun
setelah itu dibiarkan saja tertidur diatas ranjang dan hanya ditunggui.
Ruangan yang saya observasi terahir adalah ruang konseling atau BK.
Tempatnya memang rapih tapi saat itu tidak ada pasien yang datang ke ruangan
tersebut. Ketika saya pergi ke kamar mandi saya melihat kamar mandi yang kotor,
serta banyak dus-dus obat yang disimpan sembarang dipojok ruangan samping
kamar mandi. Sehingga mengganggu penglihatan.
Ketika hari Jumat Puskesmas kejaksan hanya menerima pendaftaran
hingga pukul 11:00 dan tutup ketika semua pasien telah ditangani . Sehingga
ketika pukul 11:00 saya dan teman-teman berpamitan untuk pulang kepada kepala
UPTD Puskesmas Kejaksan.

Beberapa gambar yang diambil ketika melakukan observasi di Puskesmas


Kejaksan

12

13

BAB III
REFLEKSI OBSERVASI TERHADAP TEORI
Menurut Depkes 1991, Puskesmas adalah Suatu kesatuan organisasi
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.
Fungsi Puskesmas:
Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi
a. Fungsi Pokok
1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan
2) masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
b. Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil
dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan secara mandiri
c. Cara-cara yang ditempuh
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien dan efektif.
3) Memberikan bantuan teknis
4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5) Kerjasama lintas sektor

14

Dari penjelasan diatas menurut saya Puskesmas Kejaksan sudah


melaksanakan kegiatan menurut fungsi dan peran Puskesmas itu sendiri dengan
cukup baik. Namun jika dilihat dari cara yang ditempuh oleh Puskesmas belum
terselenggara dengan optimal. Karena saya melihat di sekitar daerah tersebut
masih ada sampah dimana-mana meskipun tidak banyak, lalu saluran air kotor.
Selain itu terdapat bangunan yang tidak semestinya berada di atas saluran air
sehingga menutupinya.
Program Pokok Puskesmas
1) KIA
2) KB
3) Usaha Kesehatan Gizi
4) Kesehatan Lingkungan
5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan
7) Penyuluhan kesehatan masyarakat
8) Kesehatan sekolah
9) Kesehatan olah raga
10) Perawatan Kesehatan
11) Masyarakat
12) Kesehatan kerja
13) Kesehatan Gigi dan Mulut
14) Kesehatan jiwa
15) Kesehatan mata
16) Laboratorium sederhana
17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK
18) Pembinaan pemgobatan tradisional
19) Kesehatan remaja
20) Dana sehat
Dari rangkaian fungsi pokok diatas Puskesmas Kejaksan sudah hampirr
memenuhi fungsi pokok tersebut, namun setahu saya Puskesma Kejaskan tidak
memiliki dokter spesilis mata. Ketika ada pasien yang yang datang ingin memiliki
keluhan tentang penyakit mata, pasien tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit.

15

Satuan Penunjang Puskesmas


1) Puskesmas Pembantu
Pengertian puskesmas pembantu yaitu Unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang lebih
kecil.
2) Puskesmas Keliling
Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.Dengan fungsi dan
tugas yaitu Memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil ,Melakukan
penyelidikan KLB,Transport rujukan pasien, Penyuluhan kesehatan dengan
audiovisual.
3) Bidan desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab
kepada kepala puskesmas.
Dari uraian diatas Puskesmas Kejaksan sudah memiliki Puskesma bantuan
atau lebih sering dikenal dengan Pustu. Pustu itu sendiri tidak dibuka setiap hari
melainkan hanya dibuka pada hari Senin,Rabu dan Sabtu. Puskesmas Kejaksan
juga sudah ada bidan yang siap membantu setiap pasien. Namun saya tidak
mengetahui apakah Puskesmas Kejaksan sudah menyediakan Puskesmas keliling
atau tidak.
Indikator yang harus dimiliki oleh setiap Pusekesmas adalah :
1. Kondisi Bangunan Puskesmas
Kondisi bangunan puskesma harus bersih, nyaman dan layak untuk
dijadikan tempat pemberian pelayanan kesehatan
Dari uraian diatas Puskesmas kejaksan sudah memiliki bangunan yang
sangat kokoh dan bagus serta memang layak untuk ditempati. Hanya saja
Puskesmas Kejaksan masih belum dapat dikatakan bersih. Karena WC umum
yang masih kotor dan tidak tersedianya sabun, serta banyaknya dus obat yang
disimpan dipojok ruangan dengan sembarangan. Selain itu wastafel yang ada di

16

labolatorium pun berdebu seperti tidak pernah dibersihkan. Dan sabun pencuci
tanganpun masih dalam kemasan serta tempat sabunnya pun kotor.
2. Ketersediaan listrik 24 jam
Ketersediaan listrik tentunya sangat penting bagi pemerian pelayanan pasien
serta kenyamanan pasien
Dari uraian diatas Pusekesmas Kejaksan sudah memiliki listrik yang
memadai dan bagus serta pasien terlihat sangat nyaman.
3. Alat kesehatan sesuai standar
Ketersediaan alat-alat kesehatan sangat diperlukan karena alat-alat tersebut
sangat dibutuhkan dalam menangani pasien secara umum seperti stetoskop,
timbangan dan lain-lain
Dari uraian diatas Puskesmas Kejaksan sudah memiliki fasilitas yang baik
dimulai dari poli umum yang memiliki alat pengukur tekanan darah, timbangan
dan stetoskop. Di poli Kia juga sudah memiliki alat USG serta poli Gigi yang
sudah memiliki alat yang lengkap. Namun di poli gigi alat pembersih karang
sudah rusak dan belum diperbaiki.
4. Kecukupan sarana komputer
Sarana komputer sangat dibutuhkan terutama pada bagian administrasi
Dari uraian diatas Puskesmas Kejaksan sudah memiliki komputer namun
hanya diruangan tertentu . Di bagian pendaftaran tidak terlihat satu unit
komputer , pelayanan pendaftaran dilakukan secara manual.
5. Pelaksanaan perencanaan
Suatu perencanaan tentunya akan menjadi tidak berguna apabila tidak ada
tindakan pelaksanaan. Oleh karena itu setiap Puskesmas wajib melaksanakan
berbagai perencanaan yang dirangkum dalam visi dan misi Puskesmas setiap
daerah
Dari uraian diatas Puskesmas Kejaksan memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi
TERWUJUDNYA MASYARAKAT KEJAKSAN
MANDIRI DAN PRODUKTIF

YANG

SEHAT,

17

Untuk mewujudkan visi tersebut Puskesmas Kejaksan telah menetapkan


misi yang merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang
dicapai.
Adapun misi tersebut adalah:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu serta
melaksanakan upaya kesehatan secara komprehensif.
b. Menggerakkan kemandirian individu, keluarga

dan

masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.


c. Menggalang kemitraan dengan lintas sektor untuk
meningkatkan kemandirian dan produktifitas individu,
keluarga dan masyarakat.
Secara praktiknya Puskesmas sudah melaksanakan kegiatan menurut visi
dan misi yang tercantum. Walaupun ada beberapa yang tidak terlaksana dengan
baik.
6. Presentasi penduduk miskin yang ditangani.
Setiap puskesmas harus mengetahui jumlah penduduk miskin yang ada
disekitarnya. Hal itu untuk mengkaper biaya pengganti dari pihak asuransi.
Seperti yang tercantum dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional yang
merupakan program yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat, Untuk melaksanakan Undang-Undang
No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diperlukan
sinergi dari berbagai jalan yang telah disusun oleh Kementerian Kesehatan, DJSN,
PT Askes Indonesia, dan PT Jamsostek, serta masukan dari berbagai pemangku
kepentingan lainnya.
Secara praktiknya Puskesmas Kejaksaan menerima pasien dari berbagai
kalangan baik yang menggunakan JAMKESMAS,BPJS,ASKES dan umum.
Hanya saja jika pasien menggunakan ASKES pasien harus berdomisili diwilayah
kelurahan kesenden ataupun asli orang Cirebon. Jika pasien yang menggunakan
ASKES bukanlah orang Cirebon maka pasien tersebut harus terlebih dulu melapor
ke kantor ASKES yang berada di wilayah Cirebon. Pelayanannyapun sama merata

18

tanpa membeda-bedakan apakah pasien umum ataupun pengguna asuransi, semua


ditangani sama.
7. Ketersediaan dan kecukupan air bersih.
Ketersediaan air bersih sangat penting, terutama untuk keperluan MCK,
memasak dan keperluan medis lainnya
Dari uraian diatas Puskesmas Kejaksan sudah memiliki saluran air yang baik.
Air yang keluarpun lancer dan juga bersih. Disetiap poli tersedia wastafel untuk
mencuci tangan.
8.

Kecukupan tenaga medis.

Adanya tenaga kesehatan yang professional merupakan hal yang harus


mutlak ada pada setiap Puskesmas. Selain untuk mencegah malpraktek seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, juga untuk mempercepat penanganan
pelayanan kesehatan.
Secara praktik Puskesmas Kejaksan masih kekurangan tenaga medis. Apalagi
melihat pasien yang berkunjung sangat banyak. Dokter yang tersedia disana hanya
3 orang dengan rincian, 2 dokter umum dan 1 dokter gigi. Ketika hari Jumat pun
yang ada hanya 1 orang dokter umum dan itu menyebabkan antrian yang sangat
panjang. Petugas obatpun masih kurang sehingga masih dibantu oleh pekerja yang
lain. Selain itu Poli gigi pun tanpa ada dokter gigi masih membuka praktik ,
sehingga yang melayani pasien pada saat itu kebanyakan oleh perawat.
Selain itu jika dilihat dari Peran dokter gigi dan dokter umum sebagai berikut:
a) Peran dokter gigi di Puskesmas meliputi :
1) Peran sebagai tenaga klinis di Balai Pengobatan Gigi di Puskemas,
seorang dokter gigi hendaknya mampu mengindentifikasi,
merencanakan dan memecahkan masalah di bidang kesehatan gigi dan
mulut masyarakat. Apabila dirasa belum mampu memecahkan sebuah
permasalahan atau menjumpai sebuah kasus kesehatan gigi dan mulut
di luar wewenangnya, maka hendaknya segera merujuk kepada tenaga
medis yang lebih kompeten, seperti dokter gigi spesialis
2) Mengkoordinir serta menggerakkan tenaga perawat gigi dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut, dengan
demikian seorang dokter gigi harus mampu membimbing dan

19

mengawasi perawat gigi dalam bidang medis teknis bila mendapat


pendelegasian dari dokter gigi.
3) Sebagai tenaga klinis dan penyuluh dalam Program Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah.
Dilihat dari uraian di Puskesmas Gigi hanya ada 1 orang ketika hari jumat
dokter gigi tidak datang karena izin, dan beliau mendelegasikan pekerjaan di poli
umum kepada perawat gigi yang ada. Sesuai dengan peran diatas. Namun
seharusnya dokter yang tersedia tidak hanya 1 melainkan minimal 2 , sehingga
ketika salah satu tidak ada yang lain bisa menggantikan. Sehingga tidak ada hari
tanpa tidak adanya dokter.
Namun sebenarnya jika dilihat dari Dikarenakan terbatasnya jumlah
Dokter sehingga banyak tenaga Perawat yang melakukan praktek kedokteran,
dimana hal tesebut tidak sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia No.
29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, seperti dalam pasal 51 bahwa Dokter
atau Dokter Gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran mampunyai kewajiban
dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien, menjaga rahasia kedokteran dan
memberikan pelayanan selalu mengacu pada etika kedokteran yang berlaku.
Dari uraian diatas seharunya poli gigi yang ada di Puskesmas Kejaksan
pada saat itu tidak dibuka karena pada saat itu tidak adanya dokter gigi,sehingga
perawat tidak mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan tanpa
pengawasan seorang dokter. Karena itu tidak sesuai dengan peraturan yang
tercantum dalam undang-undang no.29 tahun 2004 pasal 51.
UKGS adalah upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sedini
mungkin. Di sini seorang dokter gigi harus mampu menjalin komunikasi yang
baik dengan Lintas Sektor Terkait seperti Dinas Pendidikan, Sekolah yang
merupakan sasaran kerja di wilayah tempatnya bertugas, Dinas Kesehatan Daerah
ataupun Pusat. Terutama yang membidangi Program Kesehatan Remaja dan
Sekolah.
Seperti menurut UU kesehatan no.36 tahun 2009

Bab V

pasal 48

berbunyi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memulihkan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan
gigi, pencegahan penyakit gigi dan pengobatan penyakit gigi dan pemulihan

20

kesehatan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat yang


dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.
Tujuan dari kegiatan Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut di sekolah adalah :
1. Untuk memberi pengertian pada siswa tentang pentingnya memelihara
kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan.
2. Menginfomasikan kepada siswa tentang kelainan gigi dan mulut,
penyebab dan cara pencegahannya.
3. Memberikan pelayanan kesehatan gigi bagi siswa yang bermasalah
giginya
4. Memberikan rujukan dan perawatan selanjutnya untuk gigi yang tidak
dapat ditindak lajuti saat itu.
Sasaran kegiatan adalah anak sekolah (Siswa/siswi SD dan SLTP) dengan
tujuan sejak dini Anak- anak telah mengetahui bagaimana memelihara kesehatan
giginya sendiri dan program kesehatan gigi ini merupakan salah satu program
yang dilaksanakan di Pusat-pusat pelayanan khususnya Puskesmas.
Dari uraian di atas Puskesmas Kejaksan sudah melaksanakan program
UKGS dan UKG sesuai dengan UU no.36 tahun 2009 sangat baik. Namun
sepertinya yang turun untuk melakukan penyuluhan UKG dan UKGS adalah
perawat gigi bukan dokter gigi itu sendiri.
9. Ketersediaan obat sesuai standar.
Setiap Puskesmas tentunya harus mempunyai persediaan obat-obatan yang
memenuhi standar baik itu obat-obatan generik maupun obat yang lainnya
Puskesmas Kejaksan sudah memiliki obat-obatan yang sangat lengkap, baik
obat generik maupun yang lainnya.
10. Ketersediaan sarana transportasi.
Hal yang tidak boleh di abaikan adalah tersedianya sarana tranportasi seperti
ambulan ataupun kendaraan lain untuk operasional petugas Puskesmas.

21

Dari yang saya lihat Puskesmas Kejaksan memiliki kendaraan operasional


berupa mobil , namun saya tidak melihat ambulan disekitar Puskesmas.
Mungkinkah Puskesmas Kejaksan tidak memiliki ambulan atau mungkin
disimpan di tempat lain.
Lalu jika dilihat dari hak dan kewajiban seorang dokter dan pasien jika
dilihat dari:
Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50
dan 51, Hak dan Kewajiban Dokter
Hak
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
standar profesi dan standar operasional prosedur .
b. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur .
a. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya .
c. Menerima imbalan jasa .
Kewajiban
a. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur serta kebutuhan medis .
b. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter atau sarana
kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik .
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
setelah pasien itu meninggal dunia .
d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang mampu melakukannya .
e. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran .
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50
dan 51, Hak dan Kewajiban Pasien
Hak
a. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang
akan dilakukan dokter .
b. Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion) .
c. Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan .
d. Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada
keraguan .
e. Bisa mendapat informasi rekam medis .

22

Kewajiban
a. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah
kesehatannya .
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter .
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang prima .
Secara praktik Puskesmas Kejaksan sudah melaksanakan pelayanan sesuai hak
dan kewajiban seorang pasien dan dokter sebagaimana tertera dalam UndangUndang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan
Kewajiban Pasien. Namun kerahasiaan penyakit seorang pasien tidak terjaga
karena pasien yang dipanggil kedalam poli umum tidak perorang melainkan dari 2
sampai 4 pasien. Sehingga setiap pasien yang datang mengetahui setiap penyakit
yang diderita oleh tiap pasien.
Selain itu komunikasi interpersonal yang dilakukan antara Dokter dan juga
pasien tidak terlalu lengkap hanya ditanyakan nama saja, sehingga yang lebih
dominan berbicara adalah dokter. Dokter juga langsung melakukan pemeriksaan
tanpa menjelaskan apa yang akan dokter lakukan kepada pasien. Disaat
pemeriksaan juga sepengetahuan saya dokter tidak melakukan prosedur aseptic
dan tidak menggunakan hand scone. Lalu pemeriksaan fisik yang dilakukan
dokter hanya sebatas auskultasi tanpa melalui tahap inspeksi,palpasi dan perkusi.
Dan pemeriksaanpun dilakukan dengan cara pasien duduk di kursi tidak berbaring
diranjang,padahal diruangan tersebut terdapat sebuah ranjang. Dan jika dilihat
ranjang tersebut seperti tidak pernah digunakan hanya dipakai sebagai pajangan
atau pelengkap peralatan yang harus ada diruangan poli umum tersebut.

23

BAB IV
REFLEKSI TERHADAP DIRI SENDIRI
Dari kegiatan observasi yang telah dilakukan saya dapat mengetahui alur
pelayanan di Puskesmas, dimulai dari pendaftaran sampai pengambilan obat. Saya
juga dapat mengetahui bagaimana pelayanan yang dilakukan

serta fungsi

Puskesmas yang bukan hanya menyediakan layanan pengobatan, melainkan juga


dapat memberi layanan konseling kepada masyarakat yang membutuhkan. Saya
juga mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan bukan hanya di dalam ruangan
puskesmas melainkan juga di luar ruangan.
Disana saya bisa melihat secara langsung bagaimana proses pelayanan
kesehatan dimulai ketika pasien datang dan melakukan pendaftaran lalu dilakukan
tindakan pemeriksaan hingga pemberian obat kepada pasien. Dari sana saya dapat
mengerti bahwa menjadi seorang dokter bukanlah seberapa pintar dan seberapa
besar IPK yang dimiliki, melaikan perilakulah yang menentukan apakah dokter itu
baik atau tidak. Seperti yang saya lihat ketika dr. Diyah memeriksa pasien beliau
sangat ramah terhadap pasien sehingga pasien terlihat sangat nyaman untuk
menceritakan keluhannya.
Dan saya juga mengetahui bahwa Puskesmas sangatlah berperan dan
berpengaruh terhadap kesehatan dan kebersihan masyarakat disekitas Puskesmas
tersebut. Peran tersebut dilakukan dengan cara penyuluhan dan pendekatan
terhadap setiap masyarakat yang ada di sekitar Puskesmas oleh para petugas
Puskesmas itu sendiri.

24

Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan, 1997, Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
Kitab Undang-undang tentang Kesehatan dan Kedokteran.Jogyakarta:Buku biru
Mundiharno, Hasbulah Thabrani, 2012, Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan
2012-2019 ,Jakarta: Dewan Jaminan Sosial Nasional.
Kementrian Kesehatan, 2011, Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011,
Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Republik Indonesia, Peraturan Mentri Kesehatan No:
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis, Bab I, pasal 1a
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan, Bab I, pasal 1
Siswanto Sunaryo, 2009, Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik Studi
Kasus : Prita Mulyasari, Jakarta: Rineka Cipta.
Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai