Anda di halaman 1dari 12

Environmental Tobacco Smoke (ETS)

Apa itu ETS?


Environmental Tobacco Smoke (ETS) dikenal juga dengan istilah Secondhand smoke
(SHS). SHS adalah gabungan dari dua bentuk asap yang berasal dari tembakau
yang dibakar, yaitu:
1. Asap sidestream : Asap dari rokok, cerutu yang dinyalakan
2. Asap mainstream : Asap yang dihembuskan oleh perokok
Kedua asap tersebut berbeda. Asap sidestream memiliki karsinogen (cancercausing agents) dengan konsentrasi yang lebih tinggi serta lebih beracun/toksik
dibandingkan asap mainstream terutama asap sidestream di ujung/saat rokok
sudah mau habis. Selain itu partikelnya lebih kecil dari asap mainstream, akibatnya
asap sidestream tersebut makin mudah masuk ke paru-paru dan sel-sel tubuh.
Ketika orang yang tidak merokok menghirup SHS maka dinamakan perokok
pasif/involuntary.

[1] http://images.slideplayer.com/12/3520351/slides/slide_4.jpg

Bagaimana komposisi ETS?

[2] http://www.ct.gov/dph/lib/dph/hems/asthma/images/cigarette_chemicals.jpg
Ada bukti konklusif kalau tar yang terkandung dalam asap rokok dapat
menyebabkan kanker paru; faktor utamanya adalah usia individu saat mulai
merokok, kedalaman hisapan dan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari. Polonium,
sebuah unsur radioaktif, juga diketahui hadir dalam asap rokok; lebih dari 100
senyawa telah ditemukan termasuk nikotin, cresol, karbon monoksida, pyridene dan
benzopyrene, yang terakhir ini adalah zat karsinogen (penyebab kanker).
Walau ada 100 lebih senyawa, berikut senyawa-senyawa penting yang terdapat
dalam ETS :
1. Ammonia
Rumus molekul NH3. Umumnya digunakan untuk pupuk dan pada pabrik
serat dan perantara plastik. Sudah dikenal semenjak zaman purba. Pada suhu
dan tekanan standar, NH3 adalah gas yang tidak berwarna dengan bau
menusuk bila dalam konsentrasi kecil. Dalam konsentrasi besar, mampu
menghasilkan sensasi ketika dihirup.
2. Arsen
Senyawa kimia dengan simbol As. Nomor atom 33. Menyublim bila
dipanaskan dan tidak berubah pada udara yang kering, namun film oksida
terbentuk di udara lembab. Bila dipanaskan pada suhu 180 derajat Celsius di
udara membentuk arsenik trioksida yang berbau bawang putih dan beracun
3. Butana
Rumus molekul C4H10. Merupakan salah satu jenis hidrokarbon asiklik jenuh.
Toksisitas rendah.
4. Cadmium
Unsur kimia dengan simbol Cd dan nomor atom 48. Selalu berasosiasi
dengan seng walaupun hanya menyusun 0.15 bpj kerak bumi di urutan ke 57.
Memiliki sifat racun, khususnya dalam bentuk serbuk dan potongan. Manfaat
utamanya adalah untuk memperkuat daya tahan baja terhadap karat.
5. Karbon Monoksida

Rumus molekul CO, merupakan jenis oksida karbon. Merupakan senyawa


karbon inorganik. Merupakan hasil pembakaran tidak sempurna karena hanya
memuat satu atom oksigen. Ditemukan dalam asap knalpot. Tidak berbau
dan tidak berwarna namun sangat beracun. Afinitasnya terhadap hemoglobin
darah 300 kali lebih kuat dari oksigen sehingga paparan gas ini dapat
mengurangi atau sepenuhnya menghilangkan kemampuan hemoglobin
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, menyebabkan kematian bila dalam
konsentrasi tinggi.
6. Hydrogen Sianida
Rumus kimia HCN. Sangat beracun. Merupakan hasil dari reaksi amonia,
metana, oksigen dan nitrogen.
7. Metanol
Nama lainnya metil alkohol. Rumus kimia CH3OH. Saat terbakar, metanol
memiliki asap biru dengan api transparan. Pengaruh terbesar pada selaput
lendir. Dalam tubuh, produk ini terbentuk oleh oksidasi dengan formaldehida
dan asam formik, keduanya beracun.
8. Naphthalene
Senyawa ini adalah turunan dari tar batu bara. Merupakan hasil dari distilasi
tar mentah menjadi minyak kimia. Pemberian larutan caustik pada minyak
kimiawi menghasilkan lapisan minyak. Lapisan minyak kemudian diberi
larutan asam sehingga menjadi lapisan minyak netral. Lapisan minyak netral
kemudian di distilasi dan produk akhirnya adalah naphthalene.
9. Phenol
Rumus kimia C6H5OH, nama lainnya asam karbolik, asam fenilik, benzofenol
atau hidroksibenzena. Merupakan senyawa hidroksi aromatik paling
sederhana. Phenol juga merupakan petrokimia paling penting. Biasa
digunakan untuk pelapis triplek. Ia memiliki bau khas dan rasa terbakar yang
tajam. Beracun bila dihirup, dicerna atau diserap oleh kulit. Ia juga
mengakibatkan iritasi. Bila ada dalam larutan yang sangat lemah, ia akan
terasa manis.
10.Polonium 210
Isotop dari unsur kimia Polonium. Merupakan isotop Polonium paling stabil
dalam deret radioaktif Uranium dengan waktu paruh (half life) 138,4 hari.
Muncul secara alamiah hanya sebagai hasil peluruhan dari thorium dan
uranium.
11.Toluena
Rumus kimia C7H8. Umum diproduksi bersama dengan bensin, xylena, dan
aromatik C9 lewat pembentukan ulang katalitik C6-C9 naphtha.
12.Uretan
Rumus kimianya adalah CO(NH2)OC2H5, yang disebut juga etil karbamat
atau etil uretan. Terbentuk karena pemanasan etanol dan urea nitrat pada

suhu 120-130 derajat Celsius atau karena tindakan amonia pada etil karbonat
atau etil kloroformat.
13.Vinyl klorida
Rumus kimia CH2=CHCl. Pengaruh terbesarnya ada pada kulit manusia yang
dapat menyebabkan sindrom Raynaud, lisis tulang distal di jari dan dermatitis
fibrosa. Menghirup gas vinyl klorida selama bertahun-tahun dapat
menyebabkan jenis kanker hati yang langka, angiosarkoma. Vinyl klorida
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik PVC
Perbedaan Kadar Pada Mainstream Smoke (MSS) dan Sidestream Smoke
(SSS)
Kandungan bahan-bahan kimia pada SSS ternyata lebih tinggi daripada MSS. Hal ini
karena pada SSS, tembakau terbakar pada suhu yang lebih rendah ketika rokok
tidak sedang dihisap, sehingga pembakaran menjadi tidak lengkap (tidak
sempurna) dan menghasilkan bahan-bahan kimia dengan kadar yang lebih tinggi.
Perbedaan kadar bahan kimia pada MSS dan SSS dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Tabel. Komponen MSS dan SSS pada rokok sigaret non-filter


Komponen
Komponen gas
Karbon monoksida
Karbon dioksida
Metan
Asetilen
Amonia
Hidrogen sianida
Dimetilnitrosamin
Komponen partikel
Tar
Nikotin
Toluen
Fenol
Naftalen
Benzo (a) piren
Hidrazin

MSS

SSS/MS
S

10-20 mg
20-60 mg
1,3 mg
27 mg
80 mg
430 mg
10-65 mg

2,5
8,1
3,1
0,8
73
0,25
52

1-40 mg
1-2,5 mg
108 mg
20-150
mg
2,8 mg
20-40 mg
32 mg

1,7
2,7
5,6
2,6
16
2,8
30

Pada tabel di atas, dapat kita lihat bahwa kadar bahan-bahan kimia pada SSS
secara umum lebih tinggi daripada MSS. Misalnya, kadar karbonmonoksida pada
SSS adalah 2,5 kali lipat lebih tinggi daripada kadar yang ditemukan pada MSS.

Demikian pula kadar nikotin pada SSS adalah 2,7 kali lipat lebih tinggi daripada
kadar yang ditemukan pada MSS.
Di sinilah bahaya yang senantiasa mengintai bagi para perokok pasif. Komponen
utama asap rokok yang dihirup oleh para perokok pasif adalah SSS (85%),
sedangkan MSS yang dihirup hanya sekitar 15% dari MSS yang dihembuskan oleh
perokok aktif ke udara lingkungan. Sehingga, para perokok aktif juga ikut terpapar
dengan SSS ini (Rahmatullah, 2006)

Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari ETS?


Penyebaran ETS
Lingkungan perokok sangat mempengaruhi kesehatan orang-orang disekitarnya.
Nikotin dalam asap rokok akan bereaksi dengan gas nitrogen di udara bebas dan
menghasilkan senyawa tobacco-spesific nitrosamines (TSNAs) yang dapat
menyebabkan kanker. Selain itu, sisa asap rokok tidak akan menghilang begitu saja
saat tertiup angin, namun akan menempel pada baju, permukaan furnitur dan
lainnya. Sisa asap rokok ini kemudian dapat berpindah ke non perokok melalui
pakaian dan kontak kulit dengan perokok aktif. Disamping itu, bisa juga melalui
pertukaran udara dalam ruang dengan udara luar yang mengandung ETS.
Paparan asap rokok bisa didapatkan dari berbagai tempat, seperti di kantor, alat
transportasi umum, rumah makan, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan banyak
lagi. WHO memperkirakan sekitar 50% anak-anak di seluruh dunia terpolusi asap
rokok di rumah mereka.
Sumber asap rokok di dalam ruangan (indoor) lebih membahayakan daripada di luar
ruangan (outdoor) karena sebagian besar orang menghabiskan 60%-90% waktunya
selama satu hari penuh (24 jam) di dalam ruangan. Dalam asap rokok terdapat
sesedikitnya 30 jenis polutan. Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC)
menyatakan bahwa asap rokok mengandung sekitar 60 zat penyebab kanker.
Dampak kesehatan
1. Gangguan perkembangan organ pada anak-anak
Populasi yang rentan terhadap asap rokok adalah anak-anak, karena mereka
menghirup udara lebih sering daripada orang dewasa. Organ anak-anak
masih lemah sehingga rentan terhadap gangguan dan masih berkembang
sehingga jika terkena dampak buruk maka perkembangan organnya pun
tidak sesuai dengan semestinya.
Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) memperkirakan
setiap tahun merokok pasif menyebabkan 150.000-300.000 infeksi saluran
pernafasan bawah pada anak-anak di bawah usia 18 bulan, mengakibatkan
7.500-15.000 anak-anak tersebut dirawat di rumah sakit, terutama karena
gangguan organ pernafasan
2. Membahayakan dan mengganggu perkembangan janin

Wanita hamil yang merokok pasif biasanya melahirkan bayi yang berberat
badan rendah atau cacat karena tidak sempurnanya pembentukan dan
perkembangan janin. Dalam sebuah penelitian di Inggris, terbukti adanya
hubungan antara ibu-ibu yang merokok pasif dengan kematian anak yang
mendadak. Anak-anak yang orang tuanya merokok umumnya sering batuk,
berdahak, dan bersin-bersin. Meskipun tampak ringan, gangguan
kesehatan ini menghambat kegiatan anak-anak.
3. Membahayakan kaum usia lanjut dan orang dewasa tidak merokok
Kaum usia lanjut, serta mereka yang mengidap asma serta gangguan
jantung, juga sangat rentan terhadap asap rokok. Dampak umum ETS yang
segera adalah iritasi mata, hidung dan tenggorokan, sakit kepala,
gejala-gejala mirip asma, serta menurunnya kinerja. ETS juga
berhubungan dengan timbulnya gangguan bronkitis, radang paru dan
asma.
30 menit paparan asap rokok cukup untuk memperkecil aliran darah ke
jantung, mengakibatkan perubahan akut fungsi jantung dan
penurunan rata-rata detak jantung, sehingga meningkatkan risiko
terkena penyakit jantung. Paparan asap rokok dalam sekejap waktupun dapat
menyebabkan melengketnya keping darah sehingga menghambat peredaran
darah, yang jika menggumpal dapat menyebabkan serangan jantung. Di
Inggris, diperkirakan sekitar 1/5 dari total kematian kaum pekerja (20-64
tahun) disebabkan asap rokok di lingkungan kerja.
ETS menimbulkan berbagai resiko kanker dan penyakit kronis, diantaranya
seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini.

[3] https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/92/Risks_form_smokingsmoking_can_damage_every_part_of_the_body.png

Berikut melalui gambar di bawah ini penjelasan mengenai manfaat yang akan
diterima jika berhenti merokok:

[4]
http://images.medicaldaily.com/sites/medicaldaily.com/files/styles/embedded_full/pu
blic/2014/04/22/timeline-quitting-cigarettes.jpg
Orang yang berhenti merokok lebih lama hidupnya dari pada orang yang terus
merokok. Orang yang berhenti merokok sebelum berumur 50 tahun mempunyai
setengah risiko kematian pada 15 tahun yang akan datang dibandingkan dengan
orang yang masih terus merokok. Berhenti merokok menambah harapan hidup
sebab keadaan ini mengurangi risiko kematian yang disebabkan penyakit yang
berhubungan dengan rokok. Salah satu diantaranya adalah kanker paru, penyebab
utama yang tersering dari kematian karena kanker baik pada laki-laki maupun
perempuan. Risiko kematian kanker paru 22 kali lebih tinggi pada laki- laki perokok,
dan 12 kali lebih tinggi pada perempuan perokok dibandingkan dengan orang-orang

yang tidak merokok. Merokok merupakan penyebab utama penyakit PPOK (penyakit
paru obstruktif kronik). Merokok meningkatkan risiko PPOK dengan mempercepat
penurunan fungsi paru sesuai dengan pertambahan usia

Dampak terhadap Lingkungan

[5] http://1.bp.blogspot.com/-9xzFfmC2_sQ/VXqlE0GzFdI/AAAAAAAAAD8/YD7syNIbFM/s1600/puntung%2Brokok.jpg
Dampak negatif tidak hanya terhadap perokok tatapi juga orang-orang yang berada
disekitarnya dan lingkungan hidup. Berikut ancaman rokok terhadap kerusakan
lingkunagn hidup, yang disampaikan oleh Mochamad Zamroni aktivis Tunas Hijau,
diantaranya :
a. Menimbulkan polusi udara dan menurunkan kualitas udara
Sekitar 100.000 ton polusi udara dihembuskan oleh perokok di New South
Wales, Australia setiap tahunnya
Puntung rokok mengandung bahan kimia berbahaya seperti cadmium,
arsenic dan timah yang secara parsial dilepaskan ke udara selama proses
merokok yang menambah menurunkan kualitas udara sekitar
.Setelah dibuang, puntung rokok yang masih menyala bisa bertahan hingga 3
jam. Dengan 4000 bahan kimia beracun yang dikandungnya, maka hampir
tiap detik selalu ada racun yang dilepaskan ke duah
b. Mengancam kualitas dan ekosistem air
Ketika puntung-puntung rokok dibuang, angin dan hujan membawanya ke
saluran air. Kimia beracun yang dikandungnya kemudian dilarutkan pada
ekosistem air dan mengancam kualitas air dan kehidupan air.

Permasalahan serius lainnya adalah bahan beracun kadmium dan timah yang
dikandung puntung rokok dapat larut semuanya setelah puntung rokok
tersebut berada di air selama satu jam.
c. Menimbulkan peningkatan sampah dari puntung rokok yang sulit terurai dan
dibuang
Puntung rokok membutuhkan waktu 1,5 2,5 tahun untuk terurai dalam
tanah
Puntung rokok dapat terurai di air tawar sekitar satu tahun dan dapat terurai
di air laut/air asin sekitar lima tahun.
Diperkirakan 4,5 trilliun puntung rokok dibuang tidak pada tempatnya
(sembarangan) setiap tahun di seluruh dunia
Pada tahun 2005, sekitar 24 milliar rokok terjual di Australia. Dari jumlah ini
sekitar 7 milliar puntung rokok dibuang sembarangan
Menurut survei yang dilakukan oleh Tunas Hijau pada tahun 2005, 39 dari 40
perokok di Jawa Timur membuang puntungnya di sembarangan tempat.
d. Meningkatkan resiko kebakaran
Satu puntung rokok dapat tetap menyala selama tiga jam dan menyebabkan
kebakaran rumput dan semak-semak
Lebih dari 4500 kebakaran setiap tahun terjadi dunia yang disebabkan oleh
rokok dan material perokok

Apa saja pengendalian yang dapat dilakukan terhadap ETS?

[6] http://images1.rri.co.id/thumbs/berita_228127_800x600_124024_ilustrasi-orangmerokok_663_382.jpg
Beberapa pengendalian emisi ETS yang dapat diterapkan yaitu:

a. Merancang bangunan sedemikian rupa yang dapat mengalirkan udara


dengan baik
b. Menyediakan area khusus merokok
c. Meningkatkan regulasi dan pajak perusahaan rokok
Beberapa penanggulangan emisi ETS yang dapat diterapkan yaitu:
a. Memasang penghisap asap di bangunan
b. Memasang filter udara
Beberapa pengendalian terhadap perokok aktif yang dapat diterapkan yaitu:
a. Menegur orang yang merokok sembarangan
Langkah-langkah pencegahan bisa diterapkan pada tempat-tempat tersebut.
Meminta dengan sopan kepada perokok agar tidak merokok ketika
bersama Anda. Jika hal itu tidak berhasil, Anda bisa menjauh agar tidak
menghirup asap rokoknya.
Membuat rumah terbebas dari asap rokok merupakan salah satu
cara terbaik yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan keluarga.
Larang siapa pun yang ingin merokok di dalam rumah.
Asap rokok bisa ditemui di sejumlah tempat umum seperti bus, warung
dan kafe. Jika Anda memutuskan untuk pergi ke tempat umum, usahakan
untuk memilih tempat atau area non-smoking yang terbebas dari
asap rokok. Beberapa restoran dan mal telah menetapkan peraturan
larangan merokok di tempat umum dengan membuat tempat khusus bagi
para perokok.
b. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok
Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau arena yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi, ataupun penggunaan
rokok. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan
masyarakat terhadap resiko ancaman gangguan kesehatan karena
lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok perlu
diselenggarakan di tempat umum, tempat kerja, angkutan umum, tempat
ibadah, arena kegiatan anak-anak, institusi pendidikan dan tempat pelayanan
kesehatan.
c. Menyebarkan buletin dan spanduk yang berisi bahaya merokok dan
dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan
d. Menaikkan harga rokok
e. Memasang bahaya rokok pada bungkus rokok
Beberapa penanggulangan terhadap perokok aktif dan pasif yang dapat diterapkan
yaitu:
a. Pengecekan kesehatan secara berkala
b. Memberikan vitamin kepada masyarakat
c. Memberikan masker kepada perokok pasif

[7] http://2.bp.blogspot.com/pslfOllz75w/VP0IB0_WneI/AAAAAAAAAFU/qZGC_dOVSPc/s1600/jgn%2Bmerokok.jpg

Referensi
Agustin, Yiyie Stenny, (2009), Sosialisasi Kesehatan Masyarakat: Udara bebas rokok
adalah hak publik (diakses di
http://fikomuntarkapsel.blogspot.co.id/2010/06/sosialisasi-kesehatan-masyarakatudara.html)
F.B Monika (diakses di https://web.facebook.com/notes/fatimah-berliana-monikapurba/merokok-saat-tidak-ada-orang-lain-gak-masalah-pelajari-dulu-3rd-handsmoke-/10203415846622733/?_rdr)
Rahmatullah P. Pneumonitis dan penyakit paru lingkungan dalam Sudoyo AW,
Setiyohadi, Alwi I, Simadibraa M, Setiati S [ed.], 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi Keempat Jilid II, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 1033-1044. (diakses di
https://kesehatanmuslim.com/bahaya-mengintai-perokok-pasif/)
Van Nostrands Encyclopedia of Science (diakses di
http://www.faktailmiah.com/2011/03/10/kandungan-asap-rokok.html)
Yulianingsih, Estu R.D, (2015), Dampak Paparan Asapa Rokok Bagi Perokok Pasif
(Environmental Tobacco Smoke) (diakses di
http://estuyulianingsih.blogspot.co.id/2015/01/dampak-paparan-asap-rokok-bagiperokok.html)

Zamroni, Mochammad (diakses di


https://theklc.wordpress.com/2014/01/12/pengaruh-rokok-terhadap-kerusakanlingkungan-hidup/)
Bahaya menjadi perokok pasif (diakses di http://www.alodokter.com/bahayamenjadi-perokok-pasif)

Anda mungkin juga menyukai