Efek Sitogenetik Logam Terhadap Siklus S PDF
Efek Sitogenetik Logam Terhadap Siklus S PDF
Kata Kunci: akar Allium cepa, kromosom, Feulgen staining, siklus sel, indeks mitosis,
CuCl2, akuades
_______________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel, tahapan dimana terjadinya proses
pembelahan dan penduplikasian berbagai materi di dalam sel, merupakan konsep penting
yang mendasari proses reproduksi pada berbagai organisme. Pada organisme multiseluler,
dibutuhkan tahapan pembelahan sel yang panjang dan rumit untuk memproduksi organisme
fungsional yang baru; berbeda halnya dengan organisme uniseluler, setiap pembelahan sel
[1]
dapat menghasilkan organisme fungsional yang baru. Melalui praktikum ini, dilakukan
pengamatan secara mikroskopis proses pembelahan sel pada ujung akar bawang serta
penentuan pengaruh keberadaan logam terhadap proses pembelahan sel.
Siklus sel terbagi menjadi dua bagian besar berdasarkan aktivitas seluler yang
dilakukannya, yaitu fase M dan Interfase. Intefase merupakan tahapan persiapan sel untuk
mengalami pembelahan. Terdapat tiga fase dari tahapan interfase tersebut, yaitu fase G1 (Gap
1), S (sintesis), dan G2 (Gap 2). Fase G1 terdapat diantara fase M dan fase S, pada fase ini sel
menduplikasikan organel yang dimilikinya serta melakukan proses metabolisme secara
normal, selanjutnya pada fase S terjadi proses replikasi DNA serta duplikasi kromosom,
kemudian sel memasuki fase G2, dimana sel tumbuh danmempersiapkan kondisi untuk
memasuki proses mitosis. Fase M melingkupi proses mitosis, yaitu proses pemisahan
kromosom yang telah terduplikasi menjadi dua nuclei; serta proses sitokinesis, yaitu proses
pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan yang baru. Proses mitosis terdiri dari 4
[1]
tahap, yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase.
Pada profase, setiap kromosom memendek dan memadat melalui mekanisme
supercoiling. Kromosom tersebut terdiri atas 2 kromatid yang terikat pada sentromer. Pada
metaphase, kromosom tersusun berjajar di pusat sel. Pada Anafase, kromosom berpindah
1
menuju benang spindle yang berlawanan dan kromatid memisah. Pada telofase, kromosom
berkumpul pada ujung kutub pembelahan, nuclear envelope mulai terbentuk, dan kromosom
[1]
terkondensasi, serta kromosom dan jembatan kromatin berhamburan, sehingga tahap profase
sudah mulai terganggu oleh penambahan CuCl2. Kemudian block juga mulai terjadi tahap
metafase, dan terlihat dari hasil pengamatan terjadi penurunan tahap metafase dari 1 menjadi
0. Penghambatan tahap metafase tersebut akan mengakibatkan fase selanjutnya yaitu anafase
akan sangat menurun jumlah nya. Efek ini dapat terlihat pada hasil pengamatan, terjadi
penurunan pembelahan tahap anafase secara signifikan dan lebih terlihat dibanding kedua
tahap sebelumnya. Dimana teramati terjadi penurunan pembelahan pada tahap anafase dari 3
[2]
menjadi 0.
Efek sitogenetik dari perlakuan CuCl2 pada pembelahan mitosis di dalam sel akar
Allium cepa dapat dilihat pada Tabel 1.
Sampel +
Sampel +
CuCl2
Aquades
Tahapan Siklus
(100ppm)
Sel
1
1
Atas Bawah Atas Bawah
Interfase
50
44
50
50
Profase
0
1
0
0
Metafase
0
1
0
0
Mphase Anafase
0
3
0
0
Telofase
0
1
0
0
Sitokinesis
0
0
0
0
Indeks Mitosis
0
0.136
0
0
Tabel 1. Pengaruh CuCl2 pada pembelahan sel mitosis Allium cepa
Gambar 1. Preparat Sel Akar Bawah Alium cepa yang direndam di CuCl2 (gambar kiri) dan
akuades (gambar kanan). Terlihat akar yang direndam di dalam CuCl 2 tidak mengalami
proses pembelahan sel sama sekali, yang direndam di akuades melakukan tahapan
mitosis (inset bagian gambar kanan)
Indeks mitosis menurun seiring dengan penambahan CuCl2 dengan konsentrasi 100ppm.
Menurunnya indeks mitosis diduga karena CuCl2 menghambat pembelahan sel mitosis.
Penurunan aktivitas mitosis dapat terjadi dengan adanya inhibisi sintesis DNA. Pada
umumnya, jumlah persentase fase mitosis akan menurun seiring dengan meningkatnya
[3]
konsentrasi CuCl2 yang digunakan.
Menurut Dimitrova [4], konsentrasi besi, tembaga, yang tinggi dapat menekan
pertumbuhan organ vegetatif. Penghambatan pembelahan oleh CuCl2 paling teramati pada
anafase, hal ini disebabkan terdapat lebih dari satu fenomena abnormal yang terjadi dan
menghambat anafase, yaitu : pembentukan jembatan anafase akibat kromosom saling
melekat, distribusi kromosom yang tidak merata dan anafase multipolar. Kesimpulannya
CuCl2 memberikan dampak yang berbahaya pada sel akar Allium cepa. Peningkatan jumlah
logam berat pada tanah dan air terpolusi dapat mengakibatkan efek sitogenetik irreversible
[4]
pada tumbuhan atau bahkan organisme tingkat tinggi.
KESIMPULAN
Kontaminasi logam berat (tembaga) pada air dapat menyebabkan penurunan
reproduksi sel dan meningkatkan frekuensi mutasi kromosom, serta meningkatkan kegagalan
pada tahap anafase dan telofase pada fragmen dan jembatan kromosom. Konsentrasi tembaga
akan meningkatkan frekuensi kegagalan saat pembelahan sel karena bersifat mutagenik dan
beracun bagi sel tumbuhan. Metode sitogenetik yang digunakan berfungsi untuk
membuktikan dampak pemaparan logam berat pada sel tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Albert, Bruce., Alexander Johnson, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts, dan Peter
Walter. 2008. Molecular Biology of The Cell. USA: Garland Science, p.1054-1059,
1072-1073
[2]Ivanova, E., Staikova, T. A. dan Velcheva, I. 2005. Cytogenetic testing of heavy metal and
cyanide contaminated river waters in a mining region of Southwest Bulgaria. Journal
of Cell and Molecular Biology 4: 99-106
[3]Unceer, H. S., Ayaz, S., Beyazoulu, dan O. ent.RK, E. 2003. Cytogenetic Effects of
Copper Chloride on the Root Tip Cells of Helianthus annuus L. Turk. Journal of
Biology 27:43-46
[4]Dimitrova I. 1993. Studies of grass plants under conditions of industrial pollution with
heavy metals and sulfur dioxide. Journal of Balkan Ecology. 6: 212-218, 2003
[5]Marietta, J.. 2013. Mitosis on Onion Root Tip Cell. [online]
http://www.marietta.edu/~biol/introlab/Onion%20root%20mitosis.pdf. Waktu akses :
Senin, 3 Maret 2014, pk. 05.43