Anda di halaman 1dari 4

Penerapan standarisasi mutu suatu produk barang selalu dilakukan di dunia industri.

Dengan
tujuan agar produk barang hasil industri tersebut mempunyai kualitas yang sama walaupun produk
tersebut buatan cabang pabrikan ataupun vendor dari negeri atau wilayah yang berbeda.
Pada masa perdagangan global seperti sekarang, Penerapan standarisasi mutu terhadap suatu produk
barang bukan hanya sekedar untuk keseragaman kualitas melainkan juga telah menjadi syarat untuk bisa
masuk dan diperdagangkan di suatu negara atau wilayah tertentu.
Tujuan dilakukan standarisasi mutu tersebut dilakukan untuk keseragaman kualitas mutu serta
keamanan agar nantinya pihak konsumen yang membeli dan memakai produk tersebut terjamin keamanan
serta kualitas produknya.
Di Indonesia kita mengenal sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia). Sertifikasi SNI harus
tercantum pada produk barang produksi pabrikan dari luar indonesia atau disebut juga barang import,
yang akan memasuki pasar Indonesia, Produsen berhak memasang Tanda SNI pada produknya tentunya
setelah melewati persyaratan dan proses administrasi yang diperlukan dan disyaratkan oleh pemerintah
Indonesia guna memperoleh setifikasi SNI tersebut.
Dengan tujuan yang sama maka pada kawasan zone ekonomi Eropa, digunakan salah satu tanda
sertifikasi yang harus dipasang produsen pada produknya, yaitu penanda CE atau biasa disebut CE
marking. Yang dipasang pada jenis produk tertentu yang di tentukan. Karena tidak semua jenis produk
wajib memasang tanda CE marking tersebut.

Gambar.1. CE marking pada produk timbangan digital

Sejarah CE marking
Pada awalnya Tanda yang digunakan adalah Tanda EC. KemudianTanda EC tersebut secara
resmi diganti denganCE Markingdalam instruksi 93/68/EEC.
CE meruppakan singkatan yang berasal dari bahasa Perancis yaitu Communaut Europenne atau
Conformit Europenne yang artinya Perancis untuk persesuaian Eropa.
CE marking tersebut wajib dibubuhkan pada produk-produk tertentu jika ingin dipasarkan dalam kawasan
ekonomi Eropa. Apabila suatu produk tidak membubuhkan CE marking pada produk jadinya, Maka
produk tersebut tidak diperbolehkan beredar dipasaran Eropa. Dengan Demikian CE marking bisa
disebut juga sebagai pasport ataupun pintu masuk untuk bisa memasarkan produk kita di kawasan
masyarakat ekonomi Eropa.

Kegunaan CE marking
CE marking digunakan untuk produk yang telah disesuaikan dengan persyaratan:
1.Standar kesehatan Eropa,
2. Standar keamanan penggunaan Eropa
3. Perlindungan lingkungan sesuai perundang-undangan.
Sebelum CE marking bisa dipasang di setiap produk barang oleh produsen, Produk tersebut harus
mengalami serangkaian test dan prosedur sertifikasi, Selain beberapa prosedur administrasi. Itu artinya
sebelum CE marking diberikan pada sebuah produk, maka produsen produk tersebut harus melalui
proses percobaan dan prosedur sertifikasi yang telah di tetapkan (klosul CE Mark)

Jenis produk yang harus diberi CE marking.

Tidak semua jenis produk yang akan memasuki pasar kawasan ekonomi Eropa harus memasang CE
marking. Produk yang harus memakai CE marking diantaranya:

PeralatanMedis.

Mesin atau permesinan.

Instalasi industri.

Mainan.

PerlengkapanBertekanan.

Peralatan Perlindungan Pribadi.

AlatRekreasi.

Kulkas.

Dll.

Sedangkan Produk yang tidak perlu memakai CE marking diantaranya:

Kosmetik.

Kimia

Farmasi.

BahanMakanan.

Keuntungan mempunyai CE marking


Sertifikasi CE marking mempunyai beberapa keuntungan diantaranya:

1.

Keseragaman pada bermacam-macam regulasi nasional untuk konsumen dan industri produk
dalam lingkup anggota pemerintahan Eropa. Sehingga bagi produsen dapat melakukan perluasan
pasar,

2.

Meningkatkan standar keselamatan pemakaian produk.

3.

Pengawasan keseluruhan prosedur.

Catatan
CE marking bukan merupakan jaminan kualitas produk. CE marking lebih ditujukan untuk keamanan
daripada kualitas suatu produk.

Anda mungkin juga menyukai