7)
6.
Oralit merupakan campuran garam elektrolit (NaCl, KCl, atau trisodium sitrat hidrat) , serta
glukosa anhidrat.
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat
diare
Berikan oralit segera bila anak diare, sampai diare berhenti
Cara minum oralit: 1 bungkus oralit dicampur 200 cc air matang. Usia kurang dari 1 tahun
berikan 50-100cc setiap BAB. Anak lebih dari 1 tahun beri 100-200cc tiap BAB.
Saat ini oralit yang tersedia di pasaran merupakan oralit formula baru, yang dari penelitian
menunjukkan mampu mengurangi volume tinja hingga 25%, mengurangi mual muntah hingga
30%, mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena (infus). Pasien diare
yang tidak memerlukan infus (pasien diare tanpa dehidrasi) tidak harus dirawat di rumah sakit.
Hal ini akan menurangi resiko infeksi nosokomial, pemberian ASI tidak terganggu, dan lebih
menghemat biaya pengeluaran
2) Berikan Zinc Selama 10 Hari Berturut-turut
Zinc adalah micronutrient penting untk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc akan hilang
dalam jumlah besar saat diare. Sejak 2004, WHO dan UNICEF membuat kebijakan untuk
memberikan zinc selama 10-14 hari. Penelitian menunjukan pemberian tersebut terbukti
menurunkan angka kematian sampai 40%
Pemberian zinc juga meningkatkan kekebalan tubuh sehingga mencegah resiko
terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah sembuh.
Zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.
Dosis pemberian zinc untuk balita kurang dari 6 bulan tablet (10 mg) per hari. Sedang
usia 6 bulan ke atas 1 tablet (20mg) per hari.
Berikan terus zinc hingga 10-14 hari meskipun diare sudah berhenti.
Berdasarkan WHO , probiotik mungkin bermanfaat untuk AAD (Antibiotic Assosiated
Diarrhea), namun tidak cukup bermanfaat pada jenis diare yang lain. Oleh karena kurang nya
bukti ilmiah tersebut, maka WHO belum memasukkan probiotik sebagai bagian dari tata
laksana penanganan diare.
3) Teruskan ASI dan Pemberian Makanan
ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat mencegah diare. Bayi di bawah 6 bulan
sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan meningkatkan sistem imunitasnya.
Teruskan pemberian ASI sebanyak yang anak mau.
Anak diberi makanan seperti biasa dengan frekuensi lebih sering. Lakukan hal ini sampai 2
minggu setelah diare berhenti.
Untuk anak yang berusia kurang dari 2 tahun, anjurkan untuk mulai mengurangi susu
formula dan menggantinya dengan ASI.
4) Berikan Antibiotik Secara Selektif
Tidak semua kasus diare memerlukan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan bila ada
indikasi. Seperti diare berdarah, atau diare karena kolera.
Antibiotik yang diberikan tanpa indikasi akan menimbulkan bahaya resistensi, flora normal
yang dibutuhkan tubuh juga akan ikut mati.
Tidak boleh diberikan anti diare. Mengapa ? Karena saat diare, tubuh akan memberikan
reaksi berupa peningkatan gerak usus untuk mengeluarkan racun dan kotoran. Pemberian anti
diare akan menghambat hal tersebut, sehingga racun dan kotoran yang harusnya dikeluarkan
justru akan dihambat untuk keluar. Anti diare juga akan menimbulkan resiko usus terjepit, yang
dapat mengancam nyawa.
Konsultasikan dengan dokter untuk penggunaan antibiotic
5) Berikan Nasehat Pada Ibu/Pengasuh
Ibu harus segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika didapatkan tanda-tanda
berikut:
Buang air besar bertambah sering
Muntah berulang-ulang
Mengalami rasa haus yang nyata
Makan atau minum sedikit
Demam
Tinja berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari.