Anda di halaman 1dari 25

MINI REVIEW

PERAN ALLERGEN SPECIFIC IMMUNOTHERAPY PADA


DERMATITIS ATOPIK

Oleh:
Arya Yuniardi Susatya

Pembimbing:

Program Pendidikan Dokter Spesialis – I


Ilmu Kesehatan Anak RSSA / Universitas Brawijaya
1 2018
LATAR BELAKANG

Dermatitis atopik terjadi pada 15–30% anak dan 2-10% orang


dewasa di seluruh dunia dampak kualitas hidup signifikan
(Ridolo et al, 2017)
Dermatitis atopik berkaitan dengan sensitisasi alergi dan dicetuskan oleh paparan
alergen diperlukan intervensi yang ditujukan untuk mengurangi respon alergen
spesifik
(Ridolo et al, 2017).
Allergen Specific Immunotherapy (AIT) merupakan satu-satunya terapi etiologi
yang tersedia sejauh ini

(Compalati, 2012).
Kegunaan klinis AIT untuk dermatitis atopik masih kontroversial  kurangnya
pengetahuan tentang tingkat kemanjuran, faktor prediktif untuk respon klinis
yang bagus, dan kriteria seleksi pasien yang mendapat pengobatan .

2 (Ridolo et al, 2017).


TUJUAN

Meninjau literatur ilmiah terbaru tentang AIT dan


kemungkinan perannya dalam pengobatan dermatitis atopik.

3
DEFINISI

Derma : Kulit
Itis : Peradangan
Atopik : Kecenderungan untuk menghasilkan Ig E

DERMATITIS = EKSIM

(Thomsen, 2014).
EPIDEMIOLOGI

Sekitar 50-75% pasien


Terjadi pada 15–30% dermatitis atopi peka
anak dan 2-10% orang terhadap alergen
dewasa di seluruh makanan, tungau debu
dunia rumah, atau serbuk sari

75% pasien dengan onset masa


95% mengalami onset di bawah kanak-kanak mengalami remisi
usia lima tahun spontan sebelum remaja, sisanya
25% terus mengalami dermatitis
atopik hingga dewasa

(Thomsen, 2014)
PATOFISIOLOGI
DERMATITIS ATOPIK
Dua mekanisme patofisiologi mayor

Inflamasi kulit disebabkan oleh


Abnormalitas pada struktur kausa berbeda seperti
dan fungsi dari epidermis ketidakcocokan respon imun
untuk menghadapi antigen
Disfungsi dari Pelindung Kulit

Gangguan dan kekeringan pada


kulit pelidung memicu alergen lebih
mudah mempenetrasi kedalam kulit,
menyebabkan sensasi alergi

Filaggrin bersifat esensial untuk


regulasi dari homeostasis epidermal
mutasi pada gen fillagrin telah
dikaitkan dengan peningkatan resiko
dari dermatitis atopik
Disfungsi dari Pelindung Kulit

Mutasi Th2 terkait sitokin interleukin-33 (IL-


33) dan timik stromal limfopoietin (TSLP)
dilaporkan menurunkan regulasi ekspresi
filaggrin

Peningkatan regulasi dari Th2 terkait


produk termasuk IL-4, IL-5, dan IL-13
memicu pada peningkatan kadar dari
imunoglobulin E (IgE) dan dihambat
diferensiasi Th1 dengan peningkatan
secara inkonsisten dari Th17 terkait sitokin
Disfungsi dari Pelindung Kulit
Dermatitis atopik pediatri ditemukan terutama
berupa ketidakseimbangan respon imun dari
Th2/Th1, dimana pada pasien dewasa diperoleh
respon yang lebih kuat terhadap Th2. P

Pendekatan terapeutik untuk mengatasi


dermatitis atopik pada pasien dewasa dan anak
dapat berbeda.

Sel mast pada manusia adalah pembentuk utama


dari IL-22 pada pasien dengan dermatitis atopik.
Sel mast pada kulit juga memproduksi IL-17 pada
penyakit inflamasi kronis kulit
TSLP Epidermal
2 Fase Dermatitis Atopik
Allergen Specific Immunotherapy (AIT)

Pemberian dosis alergen secara bertahap


untuk memodulasi respon dan
mempromosikan mekanisme toleransi
imun perifer

Menginduksi perpindahan dari pola respon


imun Th2 menjadi Th1, penurunan dari
pelepasan mediator sel mast dan produksi
dari penghambat antibodi IgG4
Allergen Specific Immunotherapy (AIT)

AIT dapat diberikan melalui dua rute yang berbeda,


subkutan (SCIT) dan sublingual (SLIT)

Pada studi yang meneliti tentang ikatan IgE pada alergen


setelah pemberian imunoterapi alergen spesifik, terdapat
peningkatan IgG4 yang menghambat pelekatan IgE
bersamaan dengan kekuatan ikatan alergen terhadap
reseptor itu sendiri pada peelitian peggunaan SLIT
serbuk sari pada pasien dermatitis atopik
Allergen Spesific Immunotherapy (AIT)

Terkait dengan penilaian klinis yang dilakukan


pada beberapa studi tanpa mempertimbangkan
patofisiologi.

Secara keseluruhan, imunoterapi spesifik


terkait dengan perbaikan signifikan pada
dermatitis atopik setelah 9 bulan terapi
dibandingkan dengan pemberian antihistamin
atau preparasi topikal lainnya
Bukti Klinis Penggunaan AIT pada
Dermatitis Atopi
Studi oleh Bae dkk menemukan bahwa AIT memiliki efek
positif yang signifikan pada dermatitis atopik

Studi double-blind oleh Werfel dkk menunjukkan imunoterapi


subkutan dengan alergen HDM yang diberikan tiap minggu
selama 1 tahun pada 89 pasien mampu memperbaiki gejala
klinis dan mengurangi penggunaan steroid

Sebuah studi oleh Pajno dkk menyimpulkan bahwa SLIT


dengan ekstrak HDM dinyatakan aman dan efektif pada
anak-anak dengan dermatitis atopik derajat ringan sampai
sedang
18

…Cont. Bukti Klinis


Dalam penelitian oleh Slavyanakaya dkk, pasien
dengan dermatitis atopik berat menunjukkan
respons klinis yang baik setelah pemberian SCIT
ditunjukkan dengan durasi penyakit yang jauh
lebih pendek (12,3 ± 8,5 tahun)

Penelitian oleh Nahm dkk menyimpulkan bahwa


inisiasi awal SCIT setelah onset gejala
memberikan hasil klinis yang menguntungkan
pada pasien dermatitis atopik yang sensitif
terhadap HDM
Terapi Potensial AIT pada Dermatitis
Atopik Saat Ini
20

AIT Subkutan pada Dermatitis Atopik

Bentuk alergen yang paling banyak digunakan sebagai


imunoterapi di USA adalah imunoterapi subkutan (SCIT).

Menurut review Cochrane, 2871 peserta menunjukkan


penurunan skor gejala, penurunan kebutuhan obat,
peningkatan kualitas hidup setelah pengobatan dengan SCIT

SCIT memiliki profil keamanan yang sangat baik tetapi risiko


reaksi sistemik tetap ada
21

AIT Sublingual pada Dermatitis Atopik

Imunoterapi sublingual (SLIT) dikenal sebagai varian


Imunoterapi yang lebih aman dari SCIT. Pengobatan
dengan SLIT dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh,
reaksi simpang umumnya bersifat lokal

Epitel mukosa tidak memiliki pembuluh darah tetapi


mengandung sel dendritik, sehingga sel dendritik dapat
disensitisasi dengan risiko efek samping sistemik yang
minimal. Dengan demikian, SLIT memiliki profil keamanan
yang lebih baik daripada SCIT. (Ozmen et al, 2014)
22

..Cont. AIT Sublingual pada Dermatitis Atopik

Ozmen dkk melaporkan bahwa pada pasien yang


menerima SLIT selama 3 tahun, manfaat klinisnya
bertahan selama 7 tahun. Pasien yang menerima SLIT
selama 4 atau 5 tahun menunjukkan manfaat klinis
selama 8 tahun. Disimpulkan bahwa durasi 4 tahun
untuk SLIT adalah durasi terapi yang optimal

Dosis kumulatif yang efektif dari SLIT dengan serbuk


sari adalah 20 hingga 30 kali lebih tinggi daripada dosis
SCIT.
23

KESIMPULAN
AIT memiliki peran potensial dalam pengobatan dermatitis
atopik, tetapi hanya ada bukti tingkat rendah yang mendukung
hipotesis ini.

AIT dalam kasus dermatitis atopik dapat disarankan sebagai


terapi tambahan pada pasien yang tidak responsif terhadap
terapi konvensional.

Keuntungan dari AIT adalah: alergen spesifik dan pasien dapat


diidentifikasi dengan diagnosa yang sesuai; pengobatan
bersifat disease-modifying; memiliki efek tahan lama bahkan
setelah penghentian; lebih efektif daripada farmakoterapi.
24

.. Cont. KESIMPULAN
Pemanfaatan terapeutik AIT masih rendah karena
berhubungan dengan kepatuhan yang buruk; cara
pemberian tidak nyaman; dan cenderung memiliki efek
samping.

Imunoterapi subkutan (SCIT) efektivitasnya sedikit lebih baik


dibandingkan SLIT. Khususnya pasien dengan dermatitis
atopik berat yang peka terhadap tungau debu rumah.

Sedangkan Imunoterapi sublingual (SLIT) relatif lebih aman


daripada SCIT dengan efek samping yang minimal.
25

Anda mungkin juga menyukai