Anda di halaman 1dari 1

Tatalaksana Ensefalopati Wernicke

Ensefalopati Wernicke memiliki onset akut dan merupakan suatu keadaan darurat
medis.1 Bila memiliki kecurigaan gejala mengarah ke ensefalopati Wernicke, maka setelah
stabilisasi kardiovaskular dan sistem respirasi, pasien harus segera diberikan terapi berupa
tiamin untuk menghindari kerusakan otak permanen, mencegah berkembangnya penyakit
menjadi sindroma Korsakoff, dan kematian.2 Pemberian tiamin sebanyak 2-3 mg cukup untuk
mengatasi gejala okular yang ada, namun tetap dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk
memperbaiki kondisi umum pasien dan menggantikan cadangan tiamin tubuh yang
berkurang. Dosis tiamin yang digunakan adalah 50 mg IV dan 50 mg IM, dosis ini diulangi
setiap hari sampai pasien kembali ke diet normal. Beberapa sumber menuliskan bahwa dosis
tiamin yang dibutuhkan untuk menghilangkan gejala klinis ensefalopati Wernicke dan
mencegahnya berkembang menjadi sindroma Korsakoff adalah sebesar 200-500 mg (rata-rata
250 mg).1 Selain itu, pasien juga harus menghentikan kebiasaan minum alkohol. Perbaiki
pula kondisi gizi pasien dengan diet seimbang, terutama asupan magnesium karena
magnesium merupakan kofaktor beberapa enzim thiamin-dependent.2
Gejala oftalmogplegia merupakan gejala pertama yang hilang setelah pemberian
terapi tiamin, gejala akan hilang beberapa jam setelahnya kecuali nistagmus horizontal yang
terkadang masih ditemui pada 60% pasien. Sedangkan, gejala ataksia akan sembuh dalam
waktu beberapa hari dan bisa tidak sembuh sempurna. Perbaikan status mental membutuhkan
waktu beberapa minggu.2
Sebagai tindakan pencegahan, pada instalasi gawat darurat, setiap pasien alkoholik
atau malnutrisi yang dipasang infus glukosa, harus ditambahkan 50 100 mg tiamin untuk
mencegah penyakit Wernicke. Kemudian, dianjurkan untuk memberikan suplemen vitamin B,
serta vitamin larut air lainnya seperti nikotinamide dan piridoksin pada pasien alkoholik.1,2
DAFTAR PUSTAKA
1. Ropper AH, Brown RH. Adams and Victors Principles of Neurology. Ed ke-8. New
York: Mc-Graw Hills; 2005.
2. http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/405/treatment/step-by-step.html.

Diakses tanggal 14 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai