Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

EPIGENETIK PADA PENYAKIT WERNICKE-KORSAKOFF

Disusun oleh :
Nova Islamiyah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DIETESIEN
MALANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epigenetik adalah studi tentang perubahan gen yang diwariskan atau
perubahan gen yang diturunkan dari fenotip organisme tertentu yang tidak terjadi
karena perubahan urutan nukleotida gen. Regulasi epigenetik ekspresi gen
memainkan peran penting dalam fungsi sel karena terlibat dalam ekspresi gen
spesifik jaringan, inaktivasi kromosom X, dan pencetakan genom (ekspresi gen
dengan cara spesifik asal-asal-asal). Lebih lanjut, kelainan dalam ekspresi gen
yang diatur secara epigenetik menyebabkan penyakit termasuk penyakit Wernicke
Korsakoff. Mekanisme yang terlibat dalam regulasi gen epigenetik adalah metilasi
DNA, RNA yang tidak diterjemahkan, struktur kromatin, dan modifikasi.
Sindrom Wernicke-Korsakoff (WKS) adalah salah satu jenis kelainan otak
yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1 atau tiamin dalam tubuh. Sindrom ini
adalah kombinasi dari 2 penyakit, yaitu penyakit Wernicke dan sindrom Korsakoff.
Otak membutuhkan tiamin (vitamin B1) untuk memetabolisme glukosa yang
merupakan bahan bakar utama otak. Defisiensi tiamin dalam waktu lama
menyebabkan neuron di seluruh bagian otak menghilang atau menyusut.

B. Tujuan
Mengetahui epigenetik yang berkaitan dengan penyakit Wernicke-Korsakoff
BAB II

PEMBAHASAN

A. Wernicke-Korsakoff
Sindrom Wernicke-Korsakoff (WKS) adalah salah satu jenis kelainan otak
yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1 atau tiamin dalam tubuh. Sindrom ini
adalah kombinasi dari 2 penyakit, yaitu penyakit Wernicke dan sindrom Korsakoff.
Otak membutuhkan tiamin (vitamin B1) untuk memetabolisme glukosa yang
merupakan bahan bakar utama otak. Defisiensi tiamin dalam waktu lama
menyebabkan neuron di seluruh bagian otak menghilang atau menyusut. Hal
tersebut terutama terjadi di badan mamila (bagian dari hipotalamus) dan di talamus
dorsomedial, yaitu sebuah nukleus di talamus yang akson-aksonnya tumbuh ke
arah korteks prafrontal (Squire, Amaral, & Press, 1990; Victor, Adams, & Collins,
1971). Rumah sakit di kota-kota besar (di Amerika Serikat) melaporkan bahwa
terdapat 1 kasus sindrom Korsakoff di antara 1000 pendaftar. Terkadang
pengobatan menggunakan tiamin dapat menolong, namun semakin lama
berlangsungnya defisiensi tiamin, semakin buruk penampilan luar penderita
tersebut.
Penyakit Wernicke adalah kelainan saraf yang mengakibatkan penderita
kesulitan mengkoordinasikan pergerakan tubuh (ataksia), mengalami kelainan
pada mata (okular), dan merasakan linglung dikarenakan perdarahan otak bagian
bawah, termasuk talamus dan hipotalamus. Sedangkan, sindrom Korsakoff adalah
kondisi kelainan mental yang mengakibatkan seseorang kehilangan daya ingat
atau kondisi mental lainnya.
Secara umum, penyakit Wernicke dan sindrom Korsakoff adalah dua
penyakit yang berbeda, namun berkaitan. Penyakit Wernicke merupakan kondisi
yang termasuk akut dengan gejala yang serius, namun untuk waktu yang singkat.
Sedangkan sindrom Korsakoff termasuk kondisi yang kronis dan dapat dialami
untuk jangka waktu yang panjang. Jika penyakit Wernicke diobati secara dini,
potensi terserang sindrom Korsakoff pun akan menurun.
Penyebab Sindrom Wernicke-Korsakoff
Penyebab utama seseorang menderita sindrom Wernicke-Korsakoff adalah
ketergantungan alkohol kronis atau alkoholisme. Hal ini dikarenakan alkohol dapat
menurunkan kemampuan tubuh menyerap tiamin atau nutrisi yang dapat
membantu tubuh mengubah makanan menjadi sumber energi dan menjaga fungsi
jaringan tubuh, khususnya pada bagian usus. Defisiensi tiamin juga dapat
memengaruhi beberapa enzim yang diperlukan untuk metabolisme atau
pemecahan karbohidrat dalam tubuh, mengakibatkan beberapa fungsi sel dan
saraf terganggu, juga mempengaruhi beberapa bagian otak, seperti celebral
cortex, celebrum (otak besar), dan hipotalamus.
Selain alkoholisme, beberapa faktor berikut juga dapat memicu terjadinya sindrom
Wernicke-Korsakoff, di antaranya:
 Defisiensi tiamin atau B1.
 Penyakit pemicu kelaparan, seperti anoreksia nervosa, skizofrenia, atau
kanker.
 Masalah pencernaan, seperti radang pada dinding usus, obstruksi usus,
abses lambung, hingga kanker lambung.
 Pasca bedah bariatrik, yang berpotensi memicu penyakit Wernickhe
dalam waktu 2 minggu awal. Tindakan operasi panniculectomy atau
pemotongan jaringan kulit kendor di bawah pusar juga bisa menjadi salah
satu pemicu.
 Hiperemesis gravidarum.
 Penyakit sistemik, seperti AIDS, tumor ganas, tuberkulosis, gagal ginjal,
dan gagal jantung kongestif.
 Efek samping metode pengobatan, misalnya hemodialis (cuci darah)
jangka panjang atau transplantasi sel punca.
 Iatrogenik, atau kesalahan perawatan dari dokter.

Sindrom Wernicke-Korsakoff juga dapat menyerang bayi jika ibu menyusui


memiliki defisiensi tiamin dalam tubuhnya, mengakibatkan sang bayi menerima
kadar tiamin rendah.
Gejala Sindrom Wernicke-Korsakoff
Gejala sindrom Wernicke-Korsakoff akan tergantung dengan pemicu utama
yang dialami penderita. Jika sindrom dipicu oleh alkoholisme, gejala seperti
linglung, mual, muntah dan mudah merasa lemas atau lelah. Dalam kasus tertentu,
penderita dapat mengalami gejala hipotermia atau hipotensi jika tidak ditangani
dengan baik.
Mengingat sindrom ini disebabkan oleh dua jenis penyakit, yaitu penyakit
Wernicke dan sindrom Korsakoff, berikut adalah gejala-gejala yang dapat dialami
secara umum:

 Masalah pada mata, seperti penglihatan ganda, kelopak mata


menggantung atau kelainan pada pergerakan mata.
 Kehilangan keseimbangan dan kemampuan koordinasi (ataksia) pada otot
kaki, khususnya saat berjalan.
 Kehilangan daya ingat secara mendalam.
 Tidak mampu mengingat hal yang baru terjadi.
 Halusinasi atau konfabulasi (ingatan palsu).
 Gejala putus alkohol.

Diagnosis Sindrom Wernicke-Korsakoff


Untuk mendiagnosis sindrom Wernicke-Korsakoff, dokter akan melakukan
tes fisik yang meliputi refleks, pergerakan mata, tekanan darah, suhu tubuh,
kekuatan otot dan koordinasi tubuh. Beberapa tes pendukung juga akan dilakukan,
seperti:

 Tes darah dan urine, untuk memeriksa kadar tiamin, fungsi ginjal,
glukosa, kolestrol, protein, analisa gas darah arteri, dan aktivitas enzim
transketolase dalam sel darah merah.
 Pemindaian, seperti EEG, EKG, CT scan atau MRI.
 Pungsi lumbal. Pengambilan sampel cairan serebrospinal dari tulang
belakang untuk memeriksa jika terdapat bakteri atau virus tertentu.
 Tes neuropsikologi, untuk memeriksa jika terdapat defisiensi dalam segi
mental.
Pengobatan Sindrom Wernicke-Korsakoff
Secara umum, pengobatan sindrom Wernicke-Korsakoff dilakukan untuk
menekan keparahan gejala dan menghentikan gejala setelah jangka waktu
tertentu. Pengobatan pun akan disesuaikan dengan kondisi yang dialami pasien.
Pengobatan harus dilakukan dengan segera agar kondisi tidak memburuk dan
membahayakan nyawa.
Jika sindrom ini dipicu oleh alkoholisme, dokter akan menyarankan untuk
melakukan terapi dan menghentikan konsumsi alkohol. Pengaturan diet juga akan
dilakukan untuk mengembalikan nutrisi yang hilang dalam tubuh akibat efek
alkohol.
Suplemen vitamin B1, baik dalam bentuk oral atau suntik juga dapat
diberikan bagi pasien yang mengalami gejala defisiensi, seperti linglung,
perubahan kemampuan penglihatan dan penurunan koordinasi otot. Namun,
suplemen B1 tidak mampu mengobati efek yang diakibatkan oleh sindrom
Korsakoff, seperti penurunan daya ingat atau amnesia.
Apabila kondisi cukup parah, seperti letargi atau merasa lemas, kehilangan
kesadaran atau koma, pasien akan biasanya diharuskan menjalani perawatan
intensif di rumah sakit.

Komplikasi Sindrom Wernicke-Korsakoff


Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat dialami oleh penderita
sindrom Wernicke-Korsakoff jika tidak mendapatkan pengobatan dengan tepat:

 Gejala putus alkohol.


 Cedera dikarenakan ketidakseimbangan tubuh dan jatuh.
 Kesulitan berinteraksi dengan orang lain.
 Neuropati alkohol permanen.
 Kerusakan permanan pada kemampuan berpikir dan daya ingat.
 Perubahan pergerakan pupil mata secara horisontal atau vertikal
(nystagmus).
 Sendi melemah.
 Gagal jantung.
 Kematian.
Pencegahan Sindrom Wernicke-Korsakoff
Cara terbaik untuk mencegah sindrom Wernicke-Korsakoff terjadi adalah
dengan menghindari konsumsi alkohol berlebih, serta mengonsumsi makanan
atau minuman yang kaya akan vitamin B1, seperti:

 Nasi.
 Roti gandum.
 Daging tanpa lemak.
 Kacang polong.
 Bayam.
 Jeruk.
 Susu.

Mengonsumsi suplemen vitamin B1 juga disarankan bagi yang terbiasa


dengan konsumsi alkohol. Namun, hal ini tidak memastikan risiko akan tertekan
sepenuhnya.

B. Epigenetik pada penyakit Wernicke Korsakoff


Ekspresi genetik yang terkait dengan risiko penyakit dapat dimodifikasi oleh
lingkungan. istilah "perubahan epigenetik" menggambarkan metilasi DNA dan
perubahan protein histon yang mengubah kemungkinan gen tertentu akan
ditranskripsi. perubahan epigenetic pada Wernicke Korsakoff biasanya terjadi
selama perkembangan prenatal atau periode pascanatal awal. Asupan folat,
metionin, dan vitamin B1 yang tepat pada ibu sangat penting selama kehamilan,
karena memengaruhi metilasi DNA. sinyal nutrisi yang mencapai neuron
hipotalamus yang sedang berkembang selama kehamilan untuk memengaruhi
sensitivitasnya merespon sinyal serupa pascakelahiran. nutrisi bayi pada periode
neonatal juga dapat mempengaruhi risiko obesitas di masa depan dan
komplikasinya. meskipun diketahui efek positifnya, penurunan berat badan dapat
menyebabkan komplikasi neurologis yang serius, seperti pada penyakit Wernicke
korsakoff.
Metilasi DNA mengacu pada penambahan gugus metil (-CH3) ke sitosin basa
nitrogen (C) secara kovalen di situs 5′-CpG-3 ′. Situs CpG adalah daerah DNA di
mana nukleotida sitosin diikuti oleh nukleotida guanin sepanjang arah 5 ′ hingga 3
of dari untai DNA linier. Sitosin terkait dengan nukleotida guanin melalui kelompok
fosfat (p). Metilasi DNA diatur oleh DNA methyltransferase. Sitosin yang tidak
termetilasi dan termetilasi

Fungsi utama dari metilasi DNA adalah untuk mengatur ekspresi gen tergantung
pada persyaratan sel tertentu.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Perubahan epigenetic pada Wernicke Korsakoff biasanya terjadi selama
perkembangan prenatal atau periode pascanatal awal. Ekspresi genetik yang
terkait dengan risiko penyakit dapat dimodifikasi oleh lingkungan. Perubahan
epigenetic pada penyakit ini menggambarkan metilasi DNA dan perubahan
protein histon yang mengubah kemungkinan gen tertentu akan ditranskripsi.
Asupan folat, metionin, dan vitamin B1 yang tepat pada ibu sangat penting
selama kehamilan, karena memengaruhi metilasi DNA. sinyal nutrisi yang
mencapai neuron hipotalamus yang sedang berkembang selama kehamilan
untuk memengaruhi sensitivitasnya merespon sinyal serupa pascakelahiran
DAFTAR PUSTAKA

Robert P. Lisak, Daniel D. Truong, William M. Carroll, Roongroj Bhidayasiri.


International Neurology. Wiley Pubhlisher since 1807
https://www.alodokter.com/sindrom-wernicke-korsakoff

https://pstudent18.home.blog/2019/04/08/12-the-biology-of-learning-and-memory/

https://tofourfromthree.wordpress.com/2019/04/15/the-biology-of-learning-and-
memory/

Anda mungkin juga menyukai