Anda di halaman 1dari 18

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PEMBORAN DAN

PELEDAKAN PADA PEMBUATAN TEROWONGAN


TAMBANG BAWAH TANAH IOZ DI PT. FREEPORT
INDONESIA COMPANY

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
112990020

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2004

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PEMBORAN DAN


PELEDAKAN PADA PEMBUATAN TEROWONGAN
TAMBANG BAWAH TANAH IOZ DI PT. FREEPORT
INDONESIA COMPANY

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Skripsi pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
112990020

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2004

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PEMBORAN DAN


PELEDAKAN PADA PEMBUATAN TEROWONGAN
TAMBANG BAWAH TANAH IOZ DI PT. FREEPORT
INDONESIA COMPANY

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Skripsi pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
112990020

Mengetahui,

Menyetujui

Dosen Wali

Pembimbing I

(Dr.Ir.S. Koesnarya, Msc)

BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL SKRIPSI
KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PEMBORAN DAN PELEDAKAN PADA
PEMBUATAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH IOZ DI PT.
FREEPORT INDONESIA COMPANY.
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Cadangan Tembaga dan Emas milik PT. Freeport Indonesia di tambang dengan
sistem tambang terbuka (Open Pit) dan tambang dalam (underground). Kegiatan
utama pada penambangan dalam adalah pengembangan terowongan melalui endapan
mineral bijih (undercutting) kemudian melakukan pengambilan endapan bijih dengan
menggunakan metode Block Caving.
Metode yang digunakan oleh PT. Freeport Indonesia untuk arah kemajuan dari
terowongan adalah dengan cara menggunakan metode Heading yang merupakan cara
penggalian yang didahului dengan pembongkaran awal berpenampang oval kecil
yang kemudian dilakukan pembongkaran lanjutan Kearah sampingnya.
Metode penggalian Heading tergantung pada : Mesin bor yang tersedia, Rock
Behavior, dan Diameter penampang Tunnel.
Dalam proposal ini dilakukan beberapa kajian teknis Geometri Pengeboran dan
peledakan yang digunakan pada metode penggalian Heading guna mengoptimalkan
kinerja dan prokduktifitas yang sudah diterapkan oleh PT. Freeport Indonesia.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian secara
teknis terhadap rancangan geometri pemboran dan peledakan pada Metode Heading
agar hasil peledakan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.
Agar hasil peledakan pada dinding arah kemajuan terowongan dapat membentuk
terowongan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

D. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang ingin diteliti disini yakni sejauh mana keefektifan pola
tersebut terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada area kerja beserta koreksi
yang perlu dilakukan. Demikian juga dengan perubahan pemakaian tipe mesin bor
yang berbeda. Dari sini diharapkan dapat dihasilkan rancangan pola pemboran dan
peledakan yang paling ideal untuk meningkatkan kelancaran produksi. Sehingga
hasil dari Pemboran dan peledakan untuk kemajuan terowongan dapat digunakan
untuk kelancaran operasional penambangan bijih maupun alat angkut dan muat yang
digunakan.

BAB II
ANALISIS MASALAH

A. DASAR TEORI
Pada dasarnya pola pengeboran pada tambang bawah tanah ada beberapa macam
yang kesemuanya itu digunakan sesuai dengan karakteristik dari pada batuan dan
adanya joint dan bidang lemah, tetapi juga kemampuan pada operator, peralatan,
ukuran peralatan, dan panjang lubang bukaan yang kesemuanya itu dibagi menjadi 4
type utama yaitu :
1) Centre Cut, disebut juga PIRAMID atau DIAMOND CUT. Dimana semua
lubang bor ditemukan pada satu titik dengan kedalaman satu titik dari round
(permukaan kerja) .

Depan

Samping

2) Widge Cut, kadang disamakan dengan VEE CUT. Dimana semua lubang bor
dengan ujung -ujungnya bertemu, tetapi tidak pada titik.

Depan

Samping

3) Draw Cut, hampir sama dengan Wedge Cut. Dimana digunakan dalam batuan
berlapis. (dalam arti tidak digunakan pada batuan yang keras)

Depan

Samping

4) Burn Cut, pada tipe ini sesuai untuk batuan keras brittle seperti batu pasir atau
batu beku tetapi tidak efektif pada batuan yang bersifat pecah.

Depan

Samping

Metode Heading adalah penggalian Tunnel/ Adit yang selalu diawali atau
didahului dengan pembongkaran awal berpenampang oval kecil. Dimana pada
metode ini digunakan khusus untuk menggali Tunnel yang berdiameter besar. Pada
metode Heading dibagi dalam 4 (empat) macam metode yaitu :
1) Pilot Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang sudah
ada dengan cara membuat 2 (dua) buah lubang awal pada bagian atas
terowongan.

Depan

Samping

2) Top Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang sudah
ada dengan cara membuat lubang awal pada bagian atas terowongan.

Depan

Samping

3) Central Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang


sudah ada dengan cara membuat lubang awal pada bagian tengah terowongan.

Depan

Samping

4) Bottom Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang


sudah ada dengan cara membuat lubang awal pada bagian bawah terowongan.

Depan

Samping

Metode penggalian dan pengeboran pada metode Heading tergantung pada :


a. Mesin Bor yang tersedia yang digunakan sesuai dengan masa batuan pada daerah
yang akan dibuat terowongan tersebut.
b. Rock Behavior atau karakteristik batuan tersebut.
c. Diameter penampang terowongan, tergantung seberapa besar luas terowongan
yang akan dubuat.
Berdasarkan Teori Langefors yang diutarakan dalam The Modern Technique Of
Rock Blasting, perhitungan Geometri pemboran adalah sebagai berikut :
1. Konstanta Batuan (Rock Constant)

Adalah Jumlah bahan peledak yang dibutuhkan untuk membongkar 1 m3 batuan


yang dinyatakan dengan kg/m3. Nilainya diperoleh dari pengukuran empiris dari
peledakan jenjang. Menurut penelitian besarnya adalah 0,3 kg/m 3 untuk
Sandstone dan o,4 kg/m3 untuk batuan Granit.
2. Perhitungan Burden dan Jumlah muatan
Jumlah muatan dalam lubang ledak ditentukan oleh berbagai faktor seperti :
-

Volume batuan yang akan dibongkar

kedalaman lubang tembak

Kemiringan/arah lubang tembak

Diameter lubang tembak

Volume batuan yang terbongkar dapat dihitung dengan melihat bentuk geometris
keseluruhan dari Metode Cutyang digunakan, dimana :
Volume setara = Volume batuan / Total kedalaman Lubang bor , (m3/m)
Sedangkan parameter lainnya ditentukan oleh bentuk lubang bukaan dan jarak
antar drill drift yang ada pada saat ini.
Besarnya maksimum Burden 1 dapat dihitung dengan formula :
D
B1max

P .S

33

c. f. (S/B)

Dimana :
B1max

= Burden 1 maximum, m

= Diameter Lubang tembak, mm

= Weight strength ANFO terhadap LFB dynamite

= Konstanta Batuan

= Konstanta Batuan terkoreksi


Dimana , c = c + 0,05 ; Untuk batuan dengan Burden maximum 1,4 15 m
C = c + 0,07 untuk burden maximum <1,4

= Faktor Fiksasi (Degree of Fixation)

S/B

= Rasio Spasi Burden

= Kerapatan ANFO dalam lubang bor (Packing degree), gr/cm3

Adalah : Berat ANFO / Volume Lubang bor


Setelah nilai B1max diketahui, dihitung nilai Burden maximum terkoreksi
terhadap konstanta lubang tembak (BC1max) dengan memperhitungkan
kemiringan lubang tembak (R1) dan konsatanta koreksi batuan (R2)
Dimana,

BC1max = B1 max x R1 x R2

Kemudian setelah nilai ini diperoleh, maka dapat diketahui Nilai burden praktis
(B1)
B1 = BC1max E, (m)
Dimana E adalah kesalahan pemboran yang dapat dihitung dengan,
E

= d/1000 + (0,03 x H), m

0,03 x H adalah kesalahan pemboran (Allignment error) , dimana H adalah


kedalaman lubang bor.
D adalah kesalahan colarring (Colarring error)
3. Powder Factor
Powder Factor adalah perbandingan jumlah bahan peledak yang dipakai dengan
Jumlah batuan yang terbongkar. Biasanya dinyatakan dengan kg bahan peledak
per ton batuan.
PF

= WANFO / WBatuan ,kg/ton

Dimana :
WANFO

= Hb x Q

Hb

= H Ho

Atau :
WANFO

= (H Ho) x Q

WBATUAN

= Volume Batuan x bobot isi

= Kedalaman lubang tembak

= Kemampatan ANFO

Hb

= Panjang Kolom bermuatan

Ho

= Panjang Kolom tak bermuatan


Yang besarnya untuk lubang tembak I adalah = 0,3 B1 dan faktor fiksasi

untuk lubang berikutnya disesuaikan dengan arah kemiringan lubang bor.

4. Blasting Ratio
Blasting Ratio adalah perbandingan berat batuan yang terbongkar dengan berat
bahan peledak yang digunakan. Angka ini Bisa dipakai sebagai salah satu
parameter untuk menentukan tingkat keekonomisan pemakaian suatu bahan
peledak.
Blasting Ratio

= WBATUAN / WPELEDAK

Menurut GOUR S.SEN, 1995 dalam buku Blasting Technology For Civil and
mining perhitungan burden dan spasi peledakan Pada metode Cut Drilling dapat
dibuat dengan persamaan :
B=

( Lch / Hb) x (Qc / q ) / 1,3

Dimana :
B

= burden (m)

Lch

= panjang isian bahan peledak (m)

Hb

= panjang rata-rata lubang ledak (m)

= diameter isian (mm)

Qc

= densitas bahan peledak pada lubang ledak (kg/m)

= powder factor batuan (kg/m3)

= 1,1 untuk kuat tekan uniaksial >250 Mpa


= 0,6 untuk kuat tekan uniaksial 100 200 Mpa.

Nilai Lch dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


Lch

= Hb 0,02 D.

= diameter peledak atau diameter lubang ledak (m)

Sedangkan nilai Qc dihitung dengan menggunakan formula


Qc

= ( x D2) / 1273

= densitas bahan peledak (gr/cm3)

Jarak spasi (m) dihitung berdasarkan nisbah S/B yaitu :


SxB

= 1,3 B2

dimana S = 1,3 B.

2. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat
mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk
mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari
perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.
3. ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH
Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji
berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan
maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan
tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari kajian teknis terhadap metode Heading yang digunakan untuk
kemajuan arah terowongan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data geometri pengeboran dan
peledakan yang ada dan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis
penyusunan perancangan yang digunakan.
2. Tahap Penyelidikan pendahuluan
Pengumpulan data-data geologis area kerja yang mempengaruhi dalam
perancangan seperti struktur batuan, kekuatan batuan (rock strength), berat jenis
dan parameter lainnya.

3. Tahap Penyelidikan Terinci


Pengamatan dilapangan untuk mengetahui pelaksanaan pemboran dan peledakan,
data dan jumlah bahan peledak yang dipakai setiap peledakan serta masalahmasalah yang dihadapi.

Setelah melalui tahap ini maka dilanjutkan dengan :


a. Analisis terhadap rancangan pola pemboran yang ada saat ini
Disini dilakukan perhitungan teoritis

hasil yang akan dicapai serta

pemaparan masalah yang akan terjadi dengan pola yang digunakan.


b. Perencanaan perubahan terhadap pola pemboran yang perlu dilakukan
Penentuan rancangan yang paling sesuai serta perbandingannya terhadap
rancangan semula dikaitkan dengan keefektifan pemboran dan hasil
peledakan.
c. Perencanaan peledakan terhadap bentuk terowongan yang akan dibuat
serta panjang terowongan yang akan dibuat dengan metode Heading.
Membandingkan hasil peledakan terowongan dan panjang terowongan
dengan metode Heading dilapangan dengan rancangan terowongan yang telah
dibuat.

BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN

A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan,sehingga dari keduanya didapat
pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah
yang akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan

B. RENCANA JADWAL PENELITIAN

I
1. STUDI LITERATUR
2. PENGAMATAN
3. PENGAMBILAN DATA
4. PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA
5. PEMBUATAN
LAPORAN

II

III

IV

VI

VII

VIII

IX

XI

XII

C. RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Bab
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2. Keadaan Topografi dan Geologi
2.3. Peralatan yang digunakan
2.4. Sistem Penambangan
III. DASAR TEORI
3.1 Peledakan pada tambang bawah tanah
3.2 Rancangan Metode heading untuk kemajuan terowongan.
3.3 Sifat-sifat batuan yang mempengaruhi peledakan
3.3. 1 Kekuatan Batuan
3.3. 2 Densitas, Porositas dan derajat kejenuhan
3.3. 3 Struktur geologi
3.4 Sistem klasifikasi batuan
3.4. 1 RQD
3.4. 2 Klasifikasi Geomekanik
3.5 Karakteristik bahan peledak untuk rancangan peledakan
3.5. 1 Bobot isi
3.5. 2 Kecepatan detonasi
3.5. 3 Kepekaan

3.5. 4 Ketahanan terhadap air


3.5. 5 Sifat gas beracun
3.6 Mekanisme Pecahnya Batuan
3.7 Geometri pemboran dan peledakan
3.8 Perilaku Gelombang Ledakan
IV. KARAKTERISTIK MASSA BATUAN DAN PELEDAKAN
4.1

4.2

Karakteristik massa batuan


4.1.1

Komposisi Mineral

4.1.2

Struktur Batuan

4.1.3

Sifat Fisik Batuan

4.1.4

Sifat Mekanik

4.1.5

Klasifikasi massa batuan

Karakteristik peledakan
4.2.1

Geometri Peledakan

4.2.2

Pola dan Arah peledakan

4.2.3

Volume setara dan Powder factor

4.2.4

Tingkat fragmentasi

4.2.5

Produksi pemboran

V. PEMBAHASAN
5.1 Pemboran
5.2 Peledakan
5.3 Bentuk akhir terowongan hasil peledakan untuk metode Heading
5.4 Penilaian Terhadap Hasil Peledakan
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Hemphill b., Gary, Blasting Operation, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York
2. Langefors U., and Kihlstrom, B., The Modern Technique of Rock Blasting,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New York,1973
3.

Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., Teknik


Peledakan, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984

4. Made Astawa Rai, Terowongan, Laboratorium Geoteknik Pusat Antara


Universitas Ilmu Rekayasa, Institut Teknologi Bandung, 1987/1988.
5.

Koesnaryo, S., Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Jurusan Teknik


Pertambangan, UPN Veteran Yogyakarta, 1985

6.

Samhudi, Teknik Peledakan , Departemen Pertambangan dan Energi,


Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994.

7. Yanto Indonesianto, M.Sc, Persiapan Pembukaan Tambang Bawah Tanah,


Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran
Yogyakarta, 1999.

Anda mungkin juga menyukai